CP 15 Keberuntungan Arka

Arka memakai topi hitam yang berhasil ia dapatkan dari mengalahkan salah satu master zombie. Ia merasakan keberuntungan miliknya meningkat drastis.

"Kau terlihat tambah tampan," puji XieXie malu di sela-sela perjalanan.

Saat ini kelima player menuju ke perbatasan kota Hantu dan Tulang. Di mana dua player lainnya berada.

Arka tersenyum canggung. Apalagi di tambah lengan tangan kanan di apit oleh XieXie. Mau tak mau ia harus menyenggol benda kenyal milik XieXie.

Knuppel menatap aksi sang ketua yang dibilang agresif hanya tepuk dahi. Baru pertama kali ia melihat sikap XieXie yang berbeda.

"Mereka seperti sepasang kekasih," ucap Levina pelan. Ia melihat pemandangan di depan mata merupakan hal tabu baginya. Levina jadi ingin merasakan, namun ia malu dan masih polos.

Skynet seperti tak berarti bila di sebelah Arka. Ia memilih untuk mengabaikan dan bersikap seperti biasa, walau bibir ingin berkata kasar.

"Huh! Menyebalkan!" umpat Skynet.

Dor!

Dor!

Arka dan keempat player lain mendengarkan suara tembakan beruntun dari arah utara. Mereka mengambil langkah seribu untuk melihat situasi. Kewaspadaan dan keselamatan lebih ditingkatkan.

Suara tembakan tiba-tiba menghilang. Knuppel berhenti berlari. Ia merasakan suara yang di kenal tak jauh darinya sekarang.

"Ketua! Aku tahu di mana Killa dan temannya berada!" seru Knuppel. Dengan kemampuan kelelawar, ia menjadi petunjuk jalan.

Arka menatap takjub kekuatan Knuppel, ditambah ia baru melihat seorang pengguna Beast Artifacts tipe Bat. XieXie merasa kesal, ia memukul keras perut Arka lalu pergi meninggalkan Arka yang mengaduh kesakitan.

"Aneh sekali dia," gumam Arka bingung. Ia melanjutkan perjalanan menyusul Skynet di depan.

"Hahaha... Rasakan itu!" ejek Skynet tertawa puas.

Beberapa menit, sampailah mereka di tempat batu-batu nisan berada. Kenangan buruk terulang bagai film di mana mereka pernah diserang oleh pasukan zombie yang menyusahkan.

"Ketua," panggil seorang wanita yang terdapat busur panah dan anak panah tergantung di punggungnya.

"Ah! Itulah Killa!" seru Levina senang.

Akhirnya mereka dapat bertemu dengan Killa dan Aizara. Levina melihat pundak Killa yang diperban dengan kain. Ia langsung menyembuhkan menggunakan kekuatan miliknya.

Heal!

Cahaya kehijauan menyelimuti kedua tangan Levina lalu menyalur di bahu Killa. Rasa hangat dan nyeri perlahan menghilang.

"Terimakasih," ucap Killa.

Aizara hanya diam memperhatikan. Ia merasakan sesuatu datang menyerang dari arah barat.

Arka menggunakan pedang Muramasa untuk menghalau serangan. Ternyata beberapa peluru timah meluncur cepat ke arah mereka. Peluru-peluru itu berhasil ditangkis pedang Muramasa.

"Akhirnya ketemu," ucap Remi menyeringai.

"Dan mereka sudah saling bertemu," sahut Rena.

*****

~Kota Icey, Benua Aurora~

Kota Icey, terkenal akan kota yang memiliki cuaca cukup ekstrim. Tumpukan balok es menjada bahan pembangunan kota. Boneka salju raksasa menjadi aset berharga di kota.

Alfonse dan gadis bertelinga serigala baru muncul setelah berteleportasi. Gadis bertelinga menabrak tubuh besar Alfonse.

"Hei, gadis kecil hati-hatilah," ujar Alfonse kesal. Ia hampir saja mencium dinding terbuat dari es.

Suasana dingin dan matahari yang tak tampak membuat udara semakin menggigil. Alfonse mengeratkan jaket tipis miliknya. Ia melangkah maju meninggalkan si gadis kecil.

"Aaa... Kakak tunggu aku!" seru si gadis kecil dengan nada suara menggemaskan.

Balok balok es batu ditumpuk rapi menjadi sebuah bangunan rumah. Alfonse masuk ke dalam. Warna biru dan putih menjadi satu paduan yang indah untuk dipandang.

"Selamat datang," sambut seorang NPC wanita memakai pakaian tebal terbuat dari kain wol. Selendang biru dan sarung tangan putih menjadi atribut tambahan pelindung dari hawa dingin.

Alfonse tersenyum kecil. Ia sangat tertarik dengan keramahan dan kecantikan dari NPC di depannya bernama Hime.

Pintu terbuat dari balok es dicampur dengan bahan kristal terbuka lebar. Nampaklah sosok si gadis kecil bertelinga serigala. Gadis itu menggembungkan kedua pipi mirip balon.

"Hiks... Kak Hime," adu si gadis kecil terisak.

"Ada apa, Luuna?" tanya Hime sang NPC. Ia mengelus rambut biru Luuna lembut. Ekor Luuna bergerak ke kanan dan kiri, lucu sekali. Belum lagi kedua buah dada yang membesar tidak pada usianya.

Hampir saja Alfonse mimisan melihat keimutan Luuna. Ia membalikkan badan menghilangkan hasrat untuk menculik seorang loli.

"Tahan... Tahan..," gumam Alfonse berperang dengan batin.

(Luuna
Sumber Gambar : Google)

[Luuna - Level 18
Ras : Beast Human tipe Wolfy
Class : Mage
Gluid : Frozen (Member)]

(Alfonse
Sumber Gambar : Pinterest)

[Alfonse - Level 21
Ras : Human
Class : Knight
Guild : Frozen (Vice Chairman)]

"Kakak," panggil Luuna lembut.

Alfonse merasa dirinya sudah tenang. Ia membalikkan badan dan alangkah terkejut sebuah tongkat mengacung di depan wajahnya.

Hawa dingin menyeruak masuk ke tubuh Alfonse. Perlahan kedua kaki sampai pinggang terlapisi es yang membeku.

"Aku tadi merasakan kak Alfo membayangkan sesuatu hal yang tidak-tidak denganku kan?" pernyataan ditunjukkan kepada sang wakil ketua Guild Frozen.

Alfonse menelan ludah paksa. Hawa dingin bercampur membunuh melekat erat di tubuh Luuna, si gadis manis. "Ti-tidak kok," jawab Alfonse terbata.

Freezing Magic!

Tongkat sihir Luuna mengeluarkan cahaya kebiruan. Sihir terlepas dari ujung tongkat mengenai diri Alfonse. Seluruh tubuh Alfonse sekarang membeku.

"Aaa... Kak Hime, aku mau minum cokelat hangat," ucap Luuna riang. Hime dan Luuna meninggalkan Alfonse sendiri yang tengah membeku.

*****

Arka menebas beberapa peluru yang mengarah padanya. Tarian pedang menjadi jurus andalannya. Arka bergerak lincah seperti cheetah ke atas, bawah sampai berguling.

Remi menikmati pemandangan di depan mata. Ia seperti melihat atraksi sirkus.

"Sial! Dia malah terhibur!" gerutu Arka.

Thunder Shoot!

Rena melepaskan peluru timah yang telah dialiri elemen listrik. XieXie mencoba membuat penghalang dengan kelopak bunga miliknya.

Wall of Petal!

Pelindung kelopak bunga XieXie tidak bisa menahan lebih lama. Peluru timah melesat tajam mengarah ke satu titik. Target ia pilih adalah Levina sang supporter dalam party.

Knuppel mencoba melindungi Levina. Kumpulan kelelawar berkumpul di depan membuat sebuah penghalang.

Bat Shield!

Di belakang Rena muncul sosok player yaitu Skynet. Dengan kemampuan Assassin, Skynet bisa menghilangkan hawa keberadaan selama 1 menit.

Trang!

Shotgun dan dagger saling berbenturan. Menciptakan kilatan api kecil akibat efek pertemuan besi dengan besi. Rena sudah memprediksi adanya serangan dari arah belakang.

"Aku tidak selemah yang kau kira!"

Rena mengeluarkan peluru yang memiliki pancaran energi listrik di dalam. Satu buah peluru timah terlapisi listrik meluncur cepat seperti jet.

Electric Bullet Flash!

Skynet mencoba menghindari peluru dengan menunduk. Peluru listrik sudah melewati dirinya, tetapi peluru itu berbelok menuju ke arahnya kembali.

"Wah... Dia balik lagi," kaget Skynet.

Skynet menggunakan gerakan tebasan kecil melintang. Sebuah tebasan tercipta dari dagger.

Fatal Strike!

Peluru listrik milik Rena berhasil dihentikan oleh serangan Skyner. Namun, dari efek serangan tubuh Skynet terpental ke belakang hingga menabrak deretan batu nisan.

"Ah! Lumayan sakit sekali," keluh Skynet.

Skynet bangkit berdiri. Ia menghilangkan hawa keberadaan dan muncul di belakang Rena yang terkena dampak dari serangan Skynet tadi. Satu buah serangan mendarat di tubuh Rena.

Dark Dream!

Jurus mimpi buruk menjadi pilihan Skynet. Ia mencoba keperuntungan dengan menggunakan jurus baru.

Sebuah bayangan ilusi menutupi pandangan Rena. Kini Rena berada di sebuah tempat yang tak asing baginya. Satu persatu hewan laba-laba berukuran kecil hingga besar muncul dari atas langit menggantung dan bawah tanah.

"Aaahh!! Aku takut sekali!" jerit Rena histeris. "Tidak! Tolong musnahkan semua laba-laba itu!"

Salah satu laba-laba berjalan melalui kaki dan dan tangan Rena. Rena berusaha membebaskan diri. Ia menembaki laba-laba itu brutal. Kini Rena akan terjebak dalam ilusi mimpi buruk selama 2 jam. HP Rena perlahan-lahan turun sebanyak -500.

Skynet memandangi ilusi yang ia ciptakan dengan tenang. Ia seakan menikmati setiap detik momentum ketakutan si Rena alami. Gangguan psikis Rena tengah di uji.

*****

Peluru berlapisi listrik masih meluncur bebas mengarah ke Levina. Tameng kelelawar milik Knuppel mulai runtuh.

"Sial!" umpat Knuppel.

Rena masih melawan Arka dan Aizara. Dua kolaborasi ahli pedang terlihat bagai tarian indah. Pedang Muramasa dan Butterfly menyatu menjadi pemandangan yang sedap dipandang.

Burning Phoenix!

Butterfly Heaven's Slash!

Pusaran api dan tebasan surga kupu-kupu saling berebut urutan pertama untuk membelah peluru-peluru timah yang meluncur bebas di depan mata. Remi mulai tak menikmati permainan ini.

"Aku takkan mengampuni perbuatan kalian kepada Rena!" seru Remi penuh amarah.

Shotgun Saiga-12 memancarkan api berwarna orange. Moncongnya shotgun seakan memuntahkan api. Dua belas amunisi ia lepaskan ke arah dua player ahli pedang.

Rage Fire 12 Shots!

Dua belas peluru berpencar mencari target. Dua buah peluru berusaha menghancurkan serangan gabungan Arka dan Aizara.

Pusaran api dan tebasan surga kupu-kupu berhasil menghancurkan dua peluru menjadi serpihan data. Remi tetap tenang, walau hatinya mencemaskan keadaan saudari kembarnya.

Masih tersisa sepuluh peluru, tiga peluru mengincar tameng kelelawar Knuppel. Serangan peluru listrik juga masih menyerang.

Crack!

Tameng kelelawar Knuppel berhasil dihancurkan. Dua kombinasi peluru semakin meluncur setelah tertahan beberapa menit.

"Sial!" umpat Knuppel. Ia tidak bisa berbuat apa-apa dengan pemikiran yang tak tenang. Knuppel juga baru menguasai beberapa serangan setelah memakai kekuatan Animalia Artifacts tipe Bat. Ia harus segera menemukan jalan untuk melindungi Levina bagaimanapun caranya.

Levina terus memberikan dukungan melalui cahaya hijau kepada para player yang tengah berjuang. Ia tidak ingin duduk manis, walau sebuah peluru sedang mengincar dirinya.

Slash?!

Slash!

Sebuah tebasan membelah serangan dua peluru yang mengincar Levina. Levina terkejut atas kejadian itu.

"Syukurlah, aku tidak terlambat," ucap Arka santai. Keberuntungan yang didapat oleh Arka begitu hebat.

"Te-terimakasih," ucap Levina tersipu malu. Ia memandangi Arka seperti sosok pahlawan yang sering dilihat di televisi.

"Kau bantu yang lain dan tetap jaga diri," pesan Arka tersenyum tipis. Sosok Arka menghilang dari penglihatan Levina. Levina menutupi muka dengan kedua tangan. Hatinya terasa bahagia dan detak jantung berdebar tak karuan.

Skynet yang masih memantau Rena melihat interaksi Arka dan Levina sedikit kesal. Ia kalah selangkah mendapati hati Levina.

"Aku takkan kalah darimu kawan!" seru Skynet semangat membara. Kilatan mata seperti adanya kobaran api.

*****

Arka saat ini berhadapan dengan Remi. Remi memandang tajam bagai elang yang akan memangsa.

"Mari... Kita selesaikan," ucap Arka santai. Ia menaruh pedang Muramasa di atas pundak kanan. Salah satu alis terangkat ke atas seperti menantang.

Remi terhasut emosi. Ia menondong Saiga-12 langsung di wajah Arka. Ia melesatkan peluru timah beruntun. Elemen angin yang membentuk badai menambahkan kesempurnaan serangannya.

Storm Wind Shot!

Arka tersenyum kecil. Ia tebaskan pedang Muramasa yang terselimuti api membara. Pusaran api dan badai peluru angin saling bertubrukan.

Jika dua elemen api dan angin digabungkan, akan menyebabkan situasi yang gawat darurat. Arka terus mendorong serangan miliknya. Topi hitam Arka bersinar kecil menandakan menambah keberuntungan.

Arka sudah mempelajari item itu dalam waktu singkat. Jiwa membara kembali datang dikala virtual game beberapa tahun lalu ia mainkan.

Remi tak mau kalah. Ia terus menembaki peluru-peluru secara beruntut tanpa ada celah bagi lawan untuk mengelak. "Matilah kau!" seru Remi.

"Kita lihat saja nanti," sahut Arka.

Darkness of Ring milik Arka berkilau. Skill khusus dari cincin itu akan digunakan sebagai bagian pertunjukan serangan Arka.

Hydra Poison!

Serangan racun Hydra berhasil menembus serangan badai peluru angin milik Remi. Kedua mata Remi melebar. Ia tak pernah mengira serangan terbaik miliknya dapat dikalahkan dengan mudah.

Remi mencoba mengelak serangan itu dengan menembaki hingga peluru timah miliknya tersisa 2. Tiba-tiba di belakang Remi muncul satu sosok monters Blue Wolfy Beast. Kuku-kuku tajam serigala biru liar mengayun dengan cepat hingga menciptakan luka robek di tubuh Remi.

"Arghh!!"

Tidak hanya sampai disitu. Remi juga menerima serangan dari depan berupa racun Hydra yang sangat melumpuhkan lawan hingga terbunuh secara perlahan.

"Kerja bagus Wofy," puji Arka tersenyum lebar.

Wolfy melolong keras. Ia berpindah tempat di sebelah Arka berdiri. Kepalanya mengelus-elus kaki Arka. Arka membelai bulu biru Wolfy lembut.

Perlahan HP milik Remi berkurang sampai menyisahkan 5%. Remi merubah tatapan tajam menjadi kesedihan. Remi baru sekali merasakan arti kekalahan dan ia harus mengulang dari awal permainan.

"Kau... hebat," ucap Remi terakhir kalinya. Tubuhnya berubah menjdi partikel-partikel data. Beberapa item terjatuh ditempat Remi menghilang.

Kelima wanita ber-ras berbeda menatap takjub sosok Arka bagaikan pemain profesional. Mereka tidak begitu mengerti taktik yang digunakan oleh Arka untuk mengalahkan Remi, sang penembak kuat dari anggota Guild King Thunder.

"Itukan... Monster yang berada di hutan hijau," ucap XieXie mengenali sosok Wolfy. Itulah awal pertemuan mereka di sana.

Keberuntungan Arka memang tak ada yang bisa mengalahkannya untuk saat ini. Sosok Wolfy menghilang perlahan kembali ke dalam kartu monster. Arka berjalan ke tempat item-item mantan pemilik Remi berada. Ia akan memasuki ke dalam inventory, lalu mengeceknya setelah pertarungan dinyatakan selesai.

*****

Pertatungan Skynet melawan Rena juga terlihat tak seimbang. Skynet bersantai di atas pohon mati.

Rena masih terjebak dalam jurus ilusi milik Skynet. Rena berhadapan dengan ketakutan terbesarnya. Ia terus menjerit histeris. Jurus ini bertahan sampai dua jam lamanya.

"Hmm... Bosan juga," gumam Skynet.

Skynet membuka inventory miliknya. Ia mengambil sebuah roti kering dan satu kaleng susu putih. Ia langsung makan dan minum dalam satu gerakan saja.

Tuk!

Tuk?!

Beberapa batu kerikil mendarat mulus di kepala Skynet. "Aduh! Siapa yang lempar?!" kesalnya. Saat ia menolehkan kepala, ada Levina yang berdiri di bawah pohon.

Skynet malu. Ia langsung melompat turun ke bawah. "Ano... Ada apa Levina?"

Levina memainkan kedua jari telunjuk. Ia juga menundukan kepala. Tak berani menatap wajah Skynet.

"Hmm... Apa aku boleh bertanya seuatu hal kepadamu?" tanya Levina malu. Ia menutupi seluruh wajah dengan tangan.

Skynet canggung. Ia seperti mengingat adegan di salah satu anime yang persis ia lihat saat ini. Karakter Wanita ingin menanyakan sesuatu kepada MC Pria.

Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Lima menit. Hening melanda di sekeliling keduanya, hingga Skynet pun menjawab dengan perasaan gugup.

"Apa?" tanya balik Skynet. Ia menggaruk tekuk yang tak merasa gatal.

Levina menarik tangan Skynet. Ia membawa Skynet ke tempat yang agak jauh dari lokasi teman-temannya berada. Skynet gugup dan detak jantung berdebar kencang. Ia melupakan bagaimana nasip Rena yang berada dalam ambang kematian.

Tidak jauh dari lokasi, Arka melihat kepergian dua player itu. Ia tersenyum penuh arti. Arka berjalan ke arah Rena berada.

Terlihat HP Rena turun drastis hingga tersisa 10% saja. Arka takkan membiarkan kemenangan Skynet sia-sia. Ia menebas cepat tubuh Rena dalam sekali serangan. HP Rena menjadi 0%.

Tubuh Rena berubah menjadi partikel data. Empat item terjatuh dari tempat Rena menghilang.

Gatcha!

Arka tertarik dengan salah satu item milik Rena. Sebuah cincin dengan kristal warna kuning di tengahnya. Arka langsung menyimpan keempat item itu ke dalam inventory miliknya. Ia akan memberikan kepada Skynet setelah urusan keduanya selesai.

Beberapa notifikasi pemberitahuan tertera di layar hologram. Skynet dan Arka berhasil menaikan satu level setelah mengalahkan kedua sniper itu.

*****

~Menara Kilat, Benua Green Forest~

Sebuah menara menjulang tinggi atau bisa disebut dungeon berdiri di antara pepohon raksasa. Beberapa orang terlihat keluar masuk Menara Kilat.

Brak!!

Blzzttt?!

Satu player baru saja terlempar dari balik pintu bercat kuning. Kilatan petir masih menyelimuti tubuh player itu.

"Tu-tuan... Maafkan aku," ucap player itu. HP miliknya tinggal 8%. Kematian sudah menunggu dirinya.

GodKirin berjalan dengan gaya angkuh menuju ke arah player itu. Senyum lebar menghiasi wajah garangnya. Itu terlihat sangat mengerikan bagai dewa kematian yang akan mencabut nyawanya.

"Ada pesan terakhir?" tanya GodKirin. Ia telah memegang Mjolnir miliknya. Kilatan petir dan listrik menyelimuti senjata legendaris itu.

"Tu-tuan... Ampuni Sa-,"

Blasts!!

Satu kilatan petir besar menyambar sang player. Bau gosong tercium jelas. Perlahan tubuhnya berubah menjadi patikel cahaya. Dua buah item terjatuh.

"Ini adalah hukuman bagi siapapun yang melanggar peraturanku!" seru GodKirin.

Suara beratnya mengelegar bagai gemuruh di tengah badai. Ia pun berjalan kembali menuju kesinggahsana miliknya. Sebelum pergi, GodKirin mendapatkan dua buah notifikasi. Ia tersenyum tipis, lalu melanjutkan perjalanan.

Remi Dead...

Rena Dead...

GodKirin tidak terlalu peduli akan kematian dua buah anggota guildnya. Ia menganggap semua itu hanyalah pion-pion saja.

| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |

~~^~~
Name : Aizara
Ras : Elf
Class : Swordsman
Special Job-tier : Butterfly Swordsman
Tittle : Pro Hunter
Level : 19 (500/5.200- 10%)
Guild : Anima (Member)

Str : 100
Agi : 55
Vit : 60
Int : 62
Dex : 85
Luc : 63
Total : 425

Point : +20

Job :
- Hunter lv3
- Chef lv2

Weapon : Butterfly Sword (Unique)

Atribute :
- Purple Armor (Regular)

Skills :
- Scent of Butterflies
- Butterfly Blade Dance
- Butterfly Wave Slash
- Butterfly Heaven's Slash

Artifacts : -

Money: 6.700
~~^~~

~~^~~
Name : Killa
Ras : Human
Class : Archer
Special Job-tier : Hawk Eyes
Tittle : Pro Hunter
Level : 20 (400/5.600 (11%)
Guild : Ghost (Member)

Str : 60
Agi : 58
Vit : 70
Int : 60
Dex : 130
Luc : 55
Total : 433

Point : +17

Job :
- Hunter lv2

Weapon : Bow (Regular)

Skills :
- Rain of Arrows
- Giant Arrow
- Winds Arrow

Money: 7.000
~~^~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top