CP 14 Serangan Remi-Rena
[Sword Zombie - Level 30 (Master)
HP : 0]
Pertarungan telah berakhir. Arka dan keempat player lainnya menghela napas lega. Tubuh Sword Zombie tipe Master terurai menjadi data.
Knupple melihat keluar jendela. Ia tidak menemukan satupun pasukan zombie berkeliaran. Sepertinya mereka baru saja mengalahkan pemimpin zombie.
"Aku lelah," keluh Arka. Ia menyenderkan tubuh di dinding. Jurus barunya lumayan menghabiskan stamina dan sedikit HP miliknya.
XieXie mendekati Arka. Ia tersenyum manis menatap wajah tampan Arka kalau dilihat lebih dekat.
Cup!
Arka melebarkan kedua mata. Ia baru saja merasakan sensasi lembut di bibir. Kecupan manis dari XieXie datang tiba-tiba. Rona tipis muncul di kedua pipi XieXie.
"Ehh!"
Knuppel dan Skynet terkejut melihat pemandangan mesra kedua insan di depan. Levina sampai menutup kedua mata cepat.
"Terimakasih telah menyelamatkan kami," ucap XieXie malu.
Arka memalingkan wajah ke kiri. Ia menggaruk pipi yang tak terasa gatal. Keduanya menjadi salah tingkah.
Skynet berjalan menuju ke tempat musuh terakhir kali. Beberapa item terjatuh dan pemberitahuan kenaikan level muncul di layar hologram mereka.
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Level Up!
Sebelumnya Arka berada di level 10 kini menjadi level 15. Skynet terakhir berada di level 11 menjadi level 15. Level Knuppel menjadi 20 dan Levina kini level 18. XieXie hanya naik 3 level saja menjadi level 27.
Levina dan Knuppel saling berpelukan. Mereka tak menyangka akan terbebas dari pasukan zombie dan bertambah level.
Terdapat 6 item yang terjatuh di antaranya, Pedang Kutukan, gelang tengkorak, dua buah skills books, kristal hitam, topi hitam dan tulang zombie perak. Kelima player berkumpul membentuk lingkaran.
"Kita lihat apa saja keterangan dari masing-masing item," usul Arka. Pertama ia melihat item sebuah pedang kutukan.
[Curse Sword (Unique) :
Sebuah pedang yang memiliki kutukan yang di benci kaum Dewa. Pedang ini terbuat dari bagian-bagian tubuh makhluk kegelapan terkutuk. Jika terkena serangan sayatan, maka dia akan terkutuk menjadi monster zombie.
Note: Hanya bisa digunakan oleh class Swordsman dan Knight.]
"Pedang yang mengerikan," komentar Arka. Bulu kuduk sampai merinding. Berikutnya melihat item gelang tengkorak dan dua buah skills book.
[Skull Bracelet (Unique) :
Sebuah gelang yang terbuat dari tengkorak. Gelang ini memiliki kemampuan unik, bisa memanggil pasukan mayat hidup setiap satu jam.
Note : Hanya digunakan khusus ras Demon.]
[Skull Storm :
Sebuah jurus yang menciptakan badai dari tengkorak. Kemampuan ini mampu melumpuhkan lawan. Keuntungan Int +10 dan Str +10.]
[Dark Dream :
Sebuah jurus yang menciptakan mimpi buruk bagi yang ditargetkan. Mimpi buruk berupa ilusi yang ditakutkan oleh target. Kemampuan ini bertahan selama 2 jam.
Note : Hanya dapat digunakan 1x.]
"Hmm... Mengagumkan," gumam Arka. Masih tersisa tiga item lagi. Ia pun langsung mengecek.
[Topi Hitam (Reguler) :
Sebuah atribut yang membuat si pemakai menambah keberuntungan.]
[Tulang Zombie Perak (Unique) :
Sebuah tulang bagian iga milik zombie yang berwarna keperakan. Hanya terdapat pada zombie bergelar Master. Tulang ini memiliki khasiat untuk menghilangkan racun.]
*****
XieXie menatap item terakhir berbinar, bagai mendapat durian runtuh. "Bolehkah aku mengambil item itu?" mohon XieXie. Ia menyatukan kedua tangan di dada. Kedua mata XieXie mirip seekor anak kucing yang kelaparan.
Arka fokus memandangi kedua gunung yang menjulang ke depan. Pikiran mesum mengarungi lautan otak Arka. Arka menggelengkan kepala kuat.
"Aahh... Baiklah," balas Arka gugup. Ia menggaruk pipi yang tak gatal.
"Berarti tersisa 6 item yang tersisa. Bagaimana untuk pembagiannya?" tanya Skynet.
Levina mengacungkan tangan. "Aku kristal hitam saja,"
"Curse Sword menjadi milikku," sahut Arka cepat.
"Hmm... Bolehkah aku mengambil salah satu skills book?" tanya Knupple gengsi.
Suasana menjadi sepi. Suara jangkrik yang entah datang dari mana menambah kesan sunyi.
"Oke. Masih tersisa topi hitam, satu skills book dan gelang tengkorak." ucap Skynet.
Arka menjitak kepala Skynet pelan. "Kau sendiri belum memilih!" kesalnya.
Skynet awalnya ingin marah, berubah menjadi malu-malu kucing. Ia pun memasang senyum lebar. "Aku akan mengambil skills book Dark Dream saja," jawabnya.
Kini tersisa dua item yang belum dipilih. Kelima player pun berdiskusi dan berhasil mendapatkan pencerahan. Gelang tengkorak akan diberikan kepada XieXie dan topi hitam akan menjadi hak Arka.
XieXie menatap diam-diam wajah Arka. Semakin ditatap semakin muncul rona merah di kedua pipi. Ia teringat satu pertanyaan yang daritadi menyangkut di otak.
"Anoo... Bolekahkan aku bertanya kepada kalian?" tanya XieXie malu.
Arka dan Skynet saling pandang. "Boleh. Apa yang mau anda tanyakan?" tanya balik Skynet.
XieXie mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya untuk menambahkan keberanian. "Bagaimana kalian bisa sampai di Kota Hantu? Setahuku... Kami berusaha menghubungi pihak luar, namun tidak bisa karena ada suatu penghalang yang menyebabkan semua ini." jelas XieXie mengeluarkan curahan hati.
"Kami di bawa oleh seseorang di saat berada di Benua Green Forest menggunakan kristal teleportasi. Dan sampailah kami di sini. Pelakunya dua player, seorang pria yang memiliki Mjolnir dan seorang wanita bertelinga kelinci." jawab Arka mewakili.
Deg!
Ciri-ciri yang disebutkan oleh Arka tadi, menyangkut seseorang pemimpin Guild King Thunder. Dia juga merupakan player peringkat pertama level tertinggi saat ini. XieXie menceritakan semua kepada kedua pria didepan.
Arka dan Skynet terkejut. Pantas saja saat mereka melawan, keduanya mengalami kekalahan dan terkirim sampai di Benua Darkside.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk muncul di layar hologram XieXie. XieXie langsung membuka dan membaca.
'Ketua. Saya dan salah seorang anggota Guild Anima datang untuk menolongmu.
Akhirnya aku bisa menghubungi ketua. Semuanya sangat mengkhawatirkan anda.
Kami akan segera menuju ke Kota Hantu. Tunggu kami ketua!'
"Dari siapa Ketua?" tanya Levina penasaran.
XieXie selesai membaca pesan. Senyum kecil terukir di bibir yang terlapisi lipstik warna hitam. "Ternyata ini dari Killa. Dia bersama dengan salah satu anggota Guild Anima datang untuk menolong kita. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan kemari." jawab XieXie senang.
Levina dan Knuppel saling berpelukan. Artinya mereka berhasil untuk keluar dari tempat terkutuk ini.
Duar?!!
*****
~Perbatasan Kota Hantu dan Kota Tulang~
Duar!!
Dorr!
Dorr!!
Terjadi insiden ledakan dari area perbatasan kota. Seorang wanita tengah menembak beruntun di sekitar kawasan hutan mati.
Banyak pohon-pohon roboh. Burung-burung gagak terjatuh dengan lubang di badan. Bebatuan pun turut menjadi korban.
"Hahaha... Kalian tidak akan bersembunyi dariku," ucap seorang wanita sang pelaku penyerangan. Ia membawa sebuah shotgun bernama Saiga-12.
(Shotgun : Saiga-12
Sumber gambar : Google)
[Shotgun Saiga-12 (Unique) :
Sebuah senjata tergolong senapan api. Senjata ini mampu menembak sebanyak 12 amunisi dalam satu kali tembakan. Sangat akurat dan memiliki beban sekitar 10 kg.
Note : Mengambil produksi senjata dari negara Rusia ke dalam game TFG.]
Player itu terus menembaki ke berbagai arah, di mana targetnya bersembunyi. Ia masih ingin bermain-main hingga salah satu player lainnya menghentikan aksinya.
"Kita harus menyelesaikan ini secepatnya!" tegur wanita memakai pakaian super ketat. Ia juga membawa shotgun jenis M-4 Super 90.
(Shotgun : M-4 Super 90
Sumber gambar : Google)
[Shotgun M-4 Super 90 (Unique) :
Sebuah senjata tergolong senapan api. Senjata ini mampu menembak sebanyak 7 kali tembakan. Memiliki kecepatan tembak tinggi dan termasuk semi-auto. Shotgun ini sangat elegan dan enak dipandang.
Note : Mengambil produksi senjata dari negara Italia ke dalam game TFG.]
"Kau mengganggu saja!" kesal player pembawa shotgun Saiga-12. Ia memiliki nama ID Remi.
"Aku tidak dengar," sahut player wanita bernama ID Rena.
[Rima - Level 21
Ras : Human
Class : Gunner
Guild : King Thunder (Member)]
[Rena - Level 21
Ras : Beast Human tipe Neko.
Class : Gunner
Guild : King Thunder (Member)]
"Remi! Fokus dan selesaikan!" perintah Rena tegas. Ia menatap tajam sosok Remi yang berdiri tak jauh darinya.
"Ish! Bilang saja kau ingin bermesraan dengan Pororo!" sindir Remi. Ia masih sibuk menembak, hingga amunisinya habis.
Di balik bebatuan...
Aizara dan Killa terus bersembunyi menghindari tembakan beruntun lawan. Mereka tidak bisa berbuat terlalu jauh.
"Kau sudah baikan?" tanya Aizara.
Killa memegang sebelah tangan kiri yang terkena tembakan. Aizara langsung memberikan pengobatan cepat dengan membalut luka dengan seutas kain. Ia juga memberikan satu botol potion untuk menghilangkan rasa nyeri.
"Aku sudah lebih baik. Terimakasih, Aizara," jawab Killa tersenyum kecil.
Aizara menghela napas lega. Ia kembali memfokuskan diri di mana lawan masih berada di depan. Serangan jarak jauh sangat dibutuhkan, tetapi Killa sang Archer tengah terluka.
"Rena dan Rima. Keduanya berasal dari Guild King Thunder," ucap Aizara mengenali dua sosok musuh.
Killa juga mengenali mereka. Namun, ia masih bingung kenapa mereka bisa berada di sini dan menyerang tanpa alasan yang jelas.
"Ketemu,"
Tiba-tiba Rima sudah berada di depan mereka. Aizara dan Killa terkejut. Moncong shotgun sudah di depan mata. Pelatuk dilepaskan dan sebuah peluru meluncur cepat.
Butterfly Blade Dance!
Aizara melakukan perlawanan. Ia menebas pedang miliknya menciptakan tarian pedang kupu-kupu.
Trang!
Trang!
Beberapa peluru berhasil dihindari, tetapi dua buah peluru melesat ke arah Killa. Killa hanya diam pasrah, ia tidak bisa menggunakan busur panah untuk melawan.
Tubuh Killa terdorong ke samping sebelum kedua peluru itu berhasil melubangi tubuhnya. Aizara dan Killa berguling-guling hingga terbentur batu.
"Hmm... Kalian masih mau mengajakku bermain-main rupanya," ucap Remi. Ia menarik pelatuk kembali, deretan peluru timah meluncur deras seperti air terjun.
Dor!
Dor!
*****
~Kota Mesin, Benua Tekno~
Pertemuan antara 8 Guild tertinggi telah selesai. Satu persatu perwakilan guild meninggalkan ruangan. Kini masih tersisa empat guild yang belum beranjak pergi.
Alfonse menatap ketiga guild lainnya waspada, terutama kepada Guild King Thunder. Salah satu guild terkenal akan berbahaya dan memiliki sifat semena-mena kepada guild lain maupun player solo.
"Lama tidak berjumpa, Alfonse," sapa GodKirin, sang pemimpin Guild King Thunder.
Alfonse menatap tajam GodKirin. Ia tahu ada maksud tersembunyi di balik keramahannya.
"Hahaha... Kau seperti melihat monster saja," ucap GodKirin tertawa.
"Memang! Monster yang sangat berbahaya!" seru Alfonse mengolok. Ia tidak takut dengan kekuatan dari sang player peringkat pertama level tertinggi di TFG.
Ichigo yang berdiri di sebelah kiri GodKirin merasa kesal atas ucapan Alfonse. Ia sudah siap untuk menghabisinya, bila GodKirin tak menghalangi aksinya.
"Hahaha... Kau memang pemain yang berani kepadaku," puji GodKirin. Ia juga bertepuk tangan kecil selama tiga kali.
Atmosfer di ruangan semakin mencekam. Kedua guild yang menonton drama di depan memasang sikap kewaspadaan tingkat tinggi.
Key dan BlackMarket perwakilan dari Guild Anima serta Perona dan Yon dari perwakilan Guild Ghost saling berpandangan. Sepertinya ketiga guild memiliki dendam pribadi kepada sang Ketua Guild King Thunder.
"Jika ingin membuat masalah, sebaiknya di arena pertarungan saja. Kalian mengganggu para pemain di Benua Tekno ini." ucap salah satu perwakilan Guild Adroid, bernama ID Andre331.
GodKirin dan Ichigo meninggalkan ruang pertemuan tanpa sepatah katapun. Aura mencekam perlahan berkurang drastis.
"Terimakasih," ucap Key menunduk hormat kepada Andre331.
Andre331 menganggukkan kecil. Ia pun pergi meninggalkan ruangan di balik pintu besi.
"Kau berani juga, Tuan Alfonse," ujar Perona tersenyum tipis.
Alfonse menatap sejenak wajah Perona. "Keadilan harus ditegakkan." balasnya.
BlackMarket bertepuk tangan pelan. Ia baru saja dengan sosok pahlawan kesiangan. Key langsung menjitak virtual kepala BlackMarket yang tentunya rasa sakit begitu nyata.
"Aww,"
"Saya permisi," pamit Alfonse dan seorang gadis imut bertelinga serigala mengekori dari belakang mirip anak ayam.
Kini hanya tersisa dua perwakilan guild saja. Perona berjalan mendekati sosok Key. Ia membisikan sesuatu.
Kedua mata Key melebar. Ia menatap layang Perona mencari kebohongan di sana dan tidak ada. "Kita harus segera ke sana!" seru Key lantang.
Yon dan BlackMarket yang tidak tahu apa-apa hanya diam berdiri. Menunggu perintah langsung dari atasan mereka.
"BlackMarket, tolong kau pergi ke perbatasan kota Tulang dan Hantu di Benua Darkside." perintah Key tegas. BlackMarket menyalakan rokok, ia berjalan santai meninggalkan ruangan.
Perona melirik kecil ke arah Yon. Yon mengerti arti tatapan itu, bergegas mengejar sosok BlackMarket yang sudah hilang bagai ditelan bumi.
"Aku curiga, ini ada sangkut pautnya dengan Guild King Thunder," ucap Perona pelan. Key menganggukkan kepala tanda setuju. Cuma ada satu pihak yang akan membuat keonaran dengan player lain maupun anggota guild sekalipun.
*****
"Sial!" umpat Remi.
"Itulah akibat kau bermain-main dengan mereka!" ejek Rena.
Target mereka telah menghilang. Killa di detik-detik terakhir mengeluarkan sebuah kristal, lalu menjatuhkan ke tanah dengan cepat. Sosok mereka pun menghilang masuk ke dalam pusaran dimensi.
"Mereka tidak akan pergi tertalu jauh. Ayo kita cari mereka!" perintah Rena. Remi mengekor kemana Rena pergi. Ia masih kesal telah kehilangan target.
Dugh?!
Killa terjatuh pertama kali, disusul oleh Aizara. Mereka berhasil melarikan diri dengan berteleportasi. Killa menghela napas lega, walau ia harus merelakan kristal teleportasi terakhir miliknya.
"Kita berada di mana sekarang?" tanya Aizara. Ia melihat di sekitar lingkungan. Awal mereka jumpa berupa pemandangan pohon-pohon mati dan tumpukan tulang berserakan. Kini hanya ada batu-batu nisan tertancap di tanah.
"Hmm... Kota Hantu, di mana Ketua XieXie dan lainnya berada," jawab Killa. Ia berusaha bangkit berdiri dengan menggunakan satu tangan sebagai tumpuan. Killa akan terjatuh jika satu tangan tidak menahannya.
Killa mengucapkan terimakasih. Keduanya pun memutuskan untuk menjelajahi kota Hantu mencari keberadaan lainnya. Hidup dan mati mereka kini berada di ambang kematian. Dua sosok player itu pasti mengejar mereka sampai di sini.
Selama perjalanan, mereka menemukan beberapa item berserakan di tanah. Seperti habis tempat pertarungan berlangsung. Tak sengaja Aizara menemukan sebuah item yang menarik perhatian. Ia melangkah cepat menuju tempat item itu berada.
"Ini cantik sekali," ucap Aizara. Ia mengambil sebuah item jenis liontin dengan kristal merah delima berbentuk hati sebagai pusat daya tarik. Aizara mengecek informasi item tersebut.
[Heart Pendant (Unique) :
Sebuah perhiasan berupa liontin. Batu delima merah berbentuk hati menyimpan sebuah keajaiban di dalamnya. Liontin ini terbuat dari jantung naga api dan sisik ular beracun. Jika, seseorang menggunakan ini ia akan mendapatkan satu permintaan khusus. Menambahkan Str +10 dan Luc +15.
Note : Hanya dapat digunakan satu kali 24 jam.]
Aizara langsung memakai liontin hati di leher. Ia merasakan energi besar mengalir deras di seluruh tubuh. Keberuntungan dan ketangkasan Aizara bertambah sesuai dengan informasi yang diberikan.
"Liontin yang indah," ucap Killa memuji liontin milik sah Aizara sekarang.
"Terimakasih," balas Aizara.
Tiba-tiba Aizara merasakan cakupan energi begitu kuat datang menghampiri mereka. Semakin dekat jarak mereka, semakin kuat energi yang dipancarkan.
Killa menatap dari kejauhan sosok tak asing baginya. Senyum lebar terukir indah di bibir merah.
"Ketua," ucapnya.
| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top