CP 13 Bala Bantuan
~Hutan Tulang, Benua Darkside~
Dua player tiba-tiba muncul di pinggiran hutan. Aizara dan Killa melihat situasi di sekitar. Berbagai tumpukan tulang dari yang kecil hingga besar menjadi pemandangan tak sedap di mata.
"Ini di mana?" tanya Aizara. Bulu kuduknya berdiri melihat tumpukan tulang-tulang.
"Kita sekarang berada di Hutan Tulang. Hutan ini paling dekat dengan Kota Hantu. Diakibatkan akses komunikasi yang tidak terganggu membuat kita hanya bisa sampai di sini. Tapi, kamu tenang saja. Aku tahu jalan tercepat untuk mencapai Kota Hantu." jawab Killa menjelaskan.
[Aizara - Level 18
Ras : Elf
Class : Swordsman]
[Killa - Level 19
Ras : Human
Class : Archer]
Aizara hanya menganggukan kepala kecil seperti boneka yang bergerak sendiri di dalam mobil. Ia mempertajam indra penglihatan. Sebagai pendekar pedang, ia memiliki insting dan kewaspadaan tingkat tinggi.
"Di sini ada monster apa saja?" tanya Aizara tanpa mengalihkan pandangan.
Killa mencoba mengingat kembali. "Hmm... Pasukan tengkorak dan-,"
"Kuda tulang," potong Aizara.
Killa terkejut. "Bagaimana kau tahu?" tanyanya.
Aizara menatap Killa, lalu beralih menatap ke depan. Di sana sudah berdiri kuda yang kerangkanya terdiri dari tulang.
"Oh tidak!" Killa terkejut.
[Skull Horse - Level 23 (Adult)
HP : 28.000]
Killa menyiapkan anak panah. Ia membidik sasaran dengan fokus. Anak panah perlahan dilepaskan, lalu melesat dengan terselimuti angin.
Wind Arrow!
Anak panah angin milik Killa bertabrakan dengan tulang Skull Horse. Tidak terjadi kerusakan berarti, anak panah itu terjatuh di tanah.
"Tulangnya keras sekali," gerutu Killa.
"Giliranku!" seru Aizara. Ia berlari secepatnya. Gagang pedang yang terletak di pinggang ia angkat hingga terlepas dari sarungnya. Pedang berwarna dominan ungu terlihat begitu menawan.
Scent of Butterflies!
Tebasan pedang Aizara mengeluarkan aroma berbentuk kupu-kupu. Skull Horse menjerit setelah terkena tebasan pedang seakan mengikis tulangnya. HP Skull Horse berkurang -300.
Skull Horse menatap tajam Aizara. Ia mengangkat kedua kaki depan yang semuanya adalah tulang.
Aizara menahan serangan itu dengan pedang miliknya. Skull Horse terus menyerang Aizara hingga kondisinya menjadi terdesak.
Killa tak tinggal diam. Dengan kemampuan bertarung jarak jauh, ia membidik anak panah ke lawan, melepaskan ke langit.
Syutt?
Rain of Arrows!
Rentetan hujan anak panah jatuh dari langit mengenai Skull Horse. Skull Horse tak bisa mengelak, hingga setiap anak panah menembus tulang-tulangnya. Dalam durasi lima detik, Skull Horse telah kehilangan banyak HP.
-500
-500
-500
-500
-500
-500
-500
-500
-500
-500
[Skull Horse
HP : 22.700]
Killa sudah memperhitungkan serangan miliknya agar Aizara bisa menyelamatkan diri tepat waktu. Aizara menggunakan kesempatan itu untuk menyerang dengan serangan terkuat miliknya.
Butterfly Blade Dance!
Aizara melakukan tarian pedang bagai kupu-kupu yang terbang bebas. Terlihat cantik dan anggun namun menusuk.
-500
-500
-500
-500
-500
-600
-600
-600
-600
-800
*****
HP Skull Horse tersisa 17.000. Skull Horse terlihat marah besar. Ia menyerang dengan tendangan, pukulan dan serangan fatal. Aizara dan Killa bekerja sama dalam menahan, menghalau maupun menyerang balik.
Dua puluh menit berlalu, HP Skull Horse kini hanya tersisa 5.000. Aizara dan Killa masing-masing kehilangan -5000 HP.
"Mari kita selesaikan," ajak Killa.
"Oke. Aku serang dari depan dan kau dari belakang," balas Aizara.
Killa mengambil posisi jarak jauh kira-kira sekitar 5 meter dari belakang Aizara. Sedangkan Aizara mengambil posisi depan untuk menyerang secara langsung. Koordinasi mereka cukup sempurna untuk mengalahkan Skull Horse.
Skull Horse mengeluarkan serangan dalam mode Beserk. Ketahanan dan kelincahan semakin kuat.
Bone Crusher!
Aizara mengambil tindakan cepat dengan mundur beberapa langkah ke belakang. Pedang miliknya bersinar keunguan. Killa membidik titik lemah lawan yaitu retakan tulang yang sebelumnya mereka serang. Namun, Killa agak kesulitan di saat gerakan Skull Horse bertambah cepat.
"Terimalah ini!" seru Killa. Ia melepaskan anak panah lurus ke depan. Anak panah melesat seperkian detik. Tiba-tiba bentuk anak panah Killa berubah berukuran semakin besar.
Giant Arrow!
Aizara melihat lintasan anak panah Killa sekilas. Ia menebas secara melintang. Gelombang kupu-kupu ungu bertabrakan dengan lintasan anak panah Killa menambah kecepatan serangan kombo.
Butterfly Wave Slash!
Kedua serangan yang menyatu melesat cepat melawan serangan tulang penghancuran lawan. Terdengar suara retakan tulang hingga terkikis dan hancur berkeping-keping.
Perlahan tubuh Skull Horse berubah menjadi data meninggalkan tiga buah item terjatuh di tanah. Aizara dan Killa telah memenangkan pertarungan.
"Akhirnya," ucap Aizara lega.
"Selesai," sahut Killa menghapus keringat di dahi.
Level Up!
Level Up!
Pemberitahuan bahwa keduanya telah naik level di layar hologram. Killa berada di level 20, setengah lagi menuju ke level selanjutnya. Aizara kini level 19, selangkah lagi menuju berikutnya.
*****
(Kastil Frankline
Sumber gambar : Google)
Arka dan Skynet berhasil menyelamatkan diri dari para zombie. Kini mereka berada di dalam sebuah kastil tua tak berpenghuni.
Skynet memisahkan diri. Ia tengah mencari informasi dan keberadaan seseorang di dalam kastil. Arka sendiri memilih untuk melihat keseluruhan lantai 1.
"Kastil Frankline," ucap Arka. Ia menemukan sebuah lukisan yang sudah di makan usia. Di sana tertera lukisan luar pemandangan kastil.
Arka tetap mempertahankan kewaspadaan. Di dalam virtual game TFG banyak sekali rahasia yang belum terpecahkan oleh para player. Padahal TFG sudah berjalan sekitar 3 bulan lamanya. Banyak player yang bermain virtual game ini dari seluruh pelosok belahan dunia.
Sebuah kelelawar kecil terbang melintasi Arka. Kelelawar itu masuk ke dalam salah satu ruang di dalam kastil.
Di salah satu kamar...
"Apa kau menemukan sesuatu?" tanya seorang wanita kepada kelelawar kecil.
"Hmm... Begitu," ucap wanita itu.
Di belakangnya terdapat dua wanita lainnya memperhatikan interaksi dirinya dan kelelawar. Salah satu wanita yang memiliki tanduk berjalan mendekati.
"Apa yang dikatakannya?" tanya wanita bertanduk.
"Dia mengatakan bahwa ada seorang pemuda di lantai 1 dekat sini. Dia membawa sebuah pedang." jawabnya.
Wanita bertanduk berpikir. Ia memiliki firasat bahwa pria itu tak asing baginya.
"Jadi, bagaimana Ketua?" tanya wanita memakai pakaian biarawati.
"Kita akan menghampiri pria itu." jawab wanita yang dipanggil Ketua lantang. Mereka pun berjalan mendekati lokasi Arka berada.
*****
Skynet berada di lantai 2 kastil. Ia tidak menemukan apapun. Ia mempertajam indera penglihatan di lorong gelap.
Skynet tidak sengaja menginjak sesuatu hingga dari kanan kirinya muncul beberapa anak panah yang menerjang dirinya. Skynet menggunakan dagger untuk menangkis serangan, ia juga berguling dan melompat menghindari serangan.
Tiba-tiba muncul pasukan zombie dari ujung lorong. Skynet memberikan pesan singkat kepada Arka yang berada di lantai 1 untuk datang membantu. Ia tidak bisa mengalahkan pasukan zombie seorang diri.
Double Shadow!
Setelah mengirimkan pesan, Skynet membelah diri menjadi dua. Masing-masing mulai menyerang pasukan zombie secara bergiliran.
Salah satu zombie hendak menggigit Skynet, namun ia berhasil menebas kepala zombie hingga terpisah dari tubuh. Zombie itu berubah menjadi partikel data.
Salah satu item berbentuk cincin terjatuh dan Skynet tertarik dengan item tersebut. Ia mengambil cepat lalu menyimpannya di inventory.
Kedua sosok Skynet menatap lurus zombie yang membawa pedang. Ia langsung memeriksa data lawan.
[Sword Zombie - Level 30 (Master)]
Skynet menelan ludah paksa. Ia terkejut dengan jumlah level zombie itu. Perbedaan level yang jauh membuat Skynet tak percaya diri untuk mengalahkannya sendiri. Ia membutuhkan bantuan dari Arka.
"Sepertinya aku... melarikan diri saja," kata Skynet. Ia dan sosok Skynet lainnta memutuskan untuk pergi dari hadapan sang lawan yang tangguh.
Tanpa di duga, Sword Zombie mengejar Skynet. Sword Zombie memiliki lari yang sangat cepat. Skynet melirik ke belakang, jarak antara dirinya dan musuh hanya berbeda tujuh meter saja.
"Sial!" gerutu Skynet.
*****
Arka masih sibuk menelusuri setiap lantai 1. Langkah ia harus terhenti di saat indera pendengarannya mendengar suara langkah kaki. Dan jumlahnya lebih dari satu orang.
Arka memegang gagang Pedang Muramasa untuk bersiap menyerang. Langkah kaki itu semakin cepat dan pedang Muramasa tercabut dari sarung.
Trang!
Pedang Muramasa tertahan oleh pelindung kelopak bunga. Arka cukup terkejut. Ia mengenal jurus yang muncul di depannya.
"Mungkinkah," gumam Arka.
Sekumpulan kelelawar menyerang Arka. Arka menebas semua kelelawar hingga tak tersisa. "Siapa kau?"
"Hentikan!" seru suara wanita tegas.
Langkah kaki semakin terdengar jelas hingga menggema di lorong. Tiga sosok wanita tiba di balik kegelapan. Hanya ada cahaya lilin kecil yang menerangi.
"Hai Arka," sapa XieXie lembut.
"XieXie," heran Arka. Ia sudah lama tak bertemu dengan wanita itu. Arka memandangi lekuk tubuh XieXie yang bertambah seksi di matanya.
"Perhatikan tatapanmu itu, pria mesum!" seru Knuppel. Ia hendak menyerang kembali, namun di tahan oleh XieXie.
XieXie berjalan semakin mendekati Arka. Tanpa alasan yang jelas, tubuh XieXie menabrak tubuh tegap Arka. Arka hampir kehilangan keseimbangan.
Kini tubuh Arka terperangkap di antara dinding dan kedua dada yang menampak keluar. Arka merasakan sensasi lembut dan dingin.
"Akhirnya... Kau datang," ucap XieXie menangis dalam pelukan. Knuppel dan Levina melihat adegan di depan bingung.
"Ketua," panggil Levina. XieXie melepaskan pelukan. Ia menatap kedua anggotanya seakan menuntut jawaban.
XieXie pun menceritakan di saat pertama kali ia bertemu dengan Arka di hutan. Levina dan Knuppel mendengarkan dengan seksama.
Knuppel maju selangkah. Ia menundukkan diri di depan Arka. "Maaf, aku sempat menyerang anda duluan," ucapnya menyesal.
Levina juga menundukkan kepala. "Terimakasih telah menyelamatkan ketua kami."
Arka semakin bingung. Tiga player dengan ras berbeda bersatu. Ada Demon, Dark Elf dan Demi-God, sesuatu hal yang langka dalam lingkup pertemanan. Arka ingin bertanya, namun sebuah pesan muncul di layar. Pesan itu dari Skynet.
'Ke lantai 2 sekarang. Aku butuh pertolongan!'
Arka langsung lari menuju ke lantai 2 mencari anak tangga. Ia memiliki firasat buruk. Ia pun melewati ketiga wanita itu tanpa pamit.
XieXie mengerti arti raut wajah Arka yang tegang. Ia mengikuti Arka dari belakang, disusul oleh Knuppel dan Levina yang tidak tahu apa-apa.
*****
Duar?!
Bugh!
Keributan terjadi di lantai 2 kastil Frankline. Di sepanjang lorong terlihat sudah tak berbentuk. Banyak lubang dan bekas sayatan benda tajam di mana-mana.
Skynet berhasil menghindari serangan terakhir Sword Zombie. Kini ia mengumpat di salah satu bilik kamar. Ia mengambil napas sebanyak-banyaknya. Satu buah potion ia teguk hingga tak tersisa. HP-nya naik sekitar 78%.
Sosok wujud Skynet telah dikalahkan. Tersisa Skynet asli sendiri. Ia mengintip dibalik lubang. Sword Zombie masih mencari keberadaan dirinya.
Seperti tikus yang terperangkap. Itulah yang dirasakan Skynet saat ini. Skynet berhasil mengulur waktu sampai Arka datang.
"Lama sekali dia," gerutu Skynet. Baru kali ini ia merasa kesal bermain virtual game.
Slash?!
Pintu bilik kamar terbelah menjadi dua bagian. Skynet berhasil melompat mundur. Sosok Sword Zombie berdiri tegak dihadapannya.
"Sial!"
Skynet mengeluarkan serangan. Dagger miliknya berusaha menebas lawan.
Fatal Strike!
Pedang milik lawan berhasil menangkis serangan Skynet. Dengan sekali dorongan tubuh Skynet terpental hingga menubruk dinding kamar. Suara retakan tulang belakang begitu terdengar jelas.
Sword Zombie menyeringai. Ia mengayunkan pedang ke atas. Skynet tidak bisa menghindar. Punggungnya masih terasa sakit.
Deathly Slash!
"Argh,"
Dua inchi lagi serangan Sword Zombie mengenai Skynet. Tiba-tiba sebuah pelindung kelopak bunga menahan serangan itu. Sekumpulan kelelewar datang membawa tubuh Skynet pergi.
Skynet hanya diam. Ia masih memproses kejadian beberapa detik yang lalu. Intinya ia masih selamat.
"Kau tidak apa-apa kawan," ucap Arka bertanya. Skynet menatap tajam Arka, ia ingin meninju wajahnya tetapi sakit di punggung masih terasa nyeri.
Levina menghampiri Skynet. Kedua tangan ia rentangkan di punggung pria tersebut. Cahaya hijau keluar dari kedua tangan Levina menyalurkan ke punggung Skynet.
Heal!
"Hangat," gumam Skynet.
Rasa sakit di punggung mulai berkurang. Penyembuhan Levina tidak sepenuhnya total. Levina mengeluarkan skill penyembuhan dasar.
"Terimakasih emm...,"
"Namaku Levina," ucap Levina tersenyum.
Skynet tersipu melihat senyuman manis wanita cantik di depannya. "Aku Skynet,"
"Hentikan dulu drama percintaanmu kawan. Musuh bisa setiap saat membunuh dirimu!" sindir Arka. Ia menggenggam erat pedang Muramasa.
*****
Black Roses!
Blade Dance!
Fatal Strike!
Ultrasonic Echo!
Empat serangan dari berbagai arah menyerang Sword Zombie. Tarian pedang menebas pundak. Pergerakan Sword Zombie terhenti akibat serangan bunga mawar dan gema ultrasonik. Serangan Skynet membuat damagenya menurun.
-800
-800
-800
-500
-500
-500
-1000
-1000
-1000
-700
-700
-700
Sword Zombie mengamuk. HP-nya menurun hingga mencapai setengah. Tebasan pedang penghancur mengenai keempat player.
Cahaya hijau menyinari keempat tubuh mereka. Levina bertugas sebagai supporter di party yang baru dibentuk untuk melawan Sword Zombie tipe Master. HP mereka kembali bertahan.
"Terimakasih, Levina," ucap Skynet.
Levina menganggukkan kepala kecil. Ia kembali fokus untuk menyembuhkan mereka.
Arka menggunakan kekuatan dari Fire of Ring. Kristal merah berkilau menyalur ke pedang Muramasa. Kini Muramasa terselimuti api merah.
Burning Phoniex!
Arka mengayunkan pedang secara diagonal. Pusaran api kecil menerjang di mana Sword Zombie tipe Master berada. Lawan sempat menangkis, tetapi kobaran api telah berhasil membakar dirinya.
Raungan kesakitan Sword Zombie menjerit keras. XieXie menciptakan kurungan dari kelopak bunga teratai yang menjalar dari bawah.
Confinement of Flowers!
Tubuh Sword Zombie perlahan terkurung. Ia mencoba meronta-ronta terlepas dari kurungan bunga.
Skynet teringat akan satu item yang baru saja ia dapatkan. Ia pun mengeluarkan dari inventory miliknya. Sebuah cincin dengan kristal hitam di tengah begitu berkilau. Dan ia pernah melihat cincin yang sama seperti milik Arka. Skynet mencoba mengecek informasi dari cincin tersebut.
[Darkness of Ring (Unique) :
Sebuah cincin terbuat dari sisik Hydra dan batu Titanium. Memiliki elemen kegelapan yang tersimpan di dalam batu.
Note: Cincin ini memiliki 8 jenis berbeda di seluruh Benua Fantasi.]
"Arka!" panggil Skynet.
Arka langsung menolehkan kepala. Tiba-tiba Skynet melemparkan suatu benda tepat ke arahnya. Arka menangkap benda itu. Ia melihat dan ternyata sebuah cincin dengan kristal hitam di tengahnya.
"Ini...,"
"Darkness of Ring. Seperti cincin yang kau gunakan saat ini." jelas Skynet.
Arka memandang takjub cincin di tangannya. Ia menatap sejenak Skynet yang menganggukkan kepala kecil. Arka tanpa berpikir panjang langsung memakai cincin itu di jari manis tangan kiri. Sebuah notifikasi muncul di layar hologram.
[Skills Hydra Poison didapatkan!]
[Hydra Poison:
Salah satu jurus yang menguasai elemen kegelapan. Jurus ini dapat meracuni musuh hingga di ambang kematian.
Note: Dapat digunakan sebanyak 2 kali.]
Arka semakin bersemangat. Ia langsung mencoba skills baru yang didapatkan. Ia ingin tahu cara kerja serangannya.
HP Sword Zombie tipe Master tinggal tersisa -7000 saja. Saat ini tubuh lawan tengah terkurung sekaligus terbakar api.
Arka lantas berlari sekuat tenaga. Ia mengayunkan pedang Muramasa secara horizontal. Kristal hitam di cincin milik Arka bersinar gelap. Pedang Muramasa terselimuti aura kegelapan.
"Rasakan ini!" seru Arka bersemangat.
Hydra Poison!
Tebasan pedang Murasama mengenai perut lawan. Perlahan kegelapan yang terselimuti di Muramasa berpindah tempat, lalu berubah menjadi cairan racun Hydra.
-1000
-1000
-1000
-1000
-1000
Tersisa 1000 HP Sword Zombie tipe Master. Tongkat Poluo milik XieXie bersinar terang di ujung tongkat. Dagger Shamshir-e Zomorrodnegar milik Skynet terselimuti aura kuat. Kedua pemilik senjata legendaris akan mengakhiri pertarungan.
The Crushing Moon Orchid!
Sultan of Shadow Tempest!
Kedua serangan hebat melejit cepat ke arah Sword Zombie tipe Monster. Sang lawan sudah tak bisa menghindar ataupun menyerang balik. Racun Hydra begitu melumpuhkan semua saraf di tubuh sampai di ambang kematian.
[Sword Zombie - Level 30 (Master)
HP : 0]
| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top