CP 08 Guild Green Hunter
Arka dan Pria itu saling bekerja sama untuk mengalahkan sulur-sulur tanaman. Keduanya seakan mengerti lirikan satu sama lain.
Arka sebagai penyerang pertama. Muramasa terselimuti elemen api. Api membara berkumpul membentuk pusaran kecil.
Burning Phoniex!
Pria itu menggunakan sebuah senjata yaitu dagger, berbentuk pisau kecil. Sosok Pria tersebut menghilang tiba-tiba bagai hantu. Arka tertegun dengan kejadian tadi.
Fatal Strike!
Sosok Pria itu muncul dibalik semak-semak. Dagger miliknya menyerang titik lemah lawan. Efek stun atau setrum membuat lawan menjadi kaku sementara.
Pusaran api kecil Arka membakar sulur-sulur tanaman hingga menjadi serpihan data. Arka tersenyum kecil. Ia mengacungkan jempol ke sang Pria.
"Maaf, lupa memperkenalkan diri. Namaku Skynet aku mengambil class Assassin." ucap Skynet tiba-tiba yang muncul di samping Arka. Arka terkejut, ia hampir saja terjatuh.
"Kau! Membuatku jantungan!" kesal Arka sambil menunjuk lurus Skynet. "Aku Arka!"
"Hehe... Maafkan saya," balas Skynet menyengir kecil. Beberapa notifikasi muncul di layar hologram mereka.
Level Up!
Level Up!
Tiga buah item terjatuh di tanah. Arka mengambil salah satu item. Ia memeriksa langsung item tersebut.
[Green Seed (Regular)
Sebuah benih hijau yang berasal dari monster Plant Tendrils. Jika benih hijau ditanam di Red Soil, maka akan mendapatkan sebuah tanaman kecil.]
"Hmm... Boleh aku mengambil ini?" tanya Raka kepada Skynet yang tengah mengambil satu item lainnya.
"Silahkan. Dan aku akan mengambil ini. Satu item lagi untukmu saja," balas Skynet. Ia melihat item berbentuk sulur macam monster yang tadi dilawan.
[Green Tendrils (Reguler)
Sulur tanaman yang merupakan bahan untuk membuat ramuan penawar racun. Sulur ini memiliki khasiat sekitar 10%.]
"Kenapa kau hanya mengambil itu saja?" tanya Arka bingung. Ia menyimpan sebuah item kristal berwarna hijau yang tersisa ke dalam inventory.
"Ini untuk menyembuhkan salah satu anggota guild yang terkena racun," jawab Skynet tenang. Ia sudah menyimpan item tersebut.
"Anggota? Apa kau salah satu anggota guild?" tanya Arka antusias.
Skynet tersenyum kecil. Ia menatap langit biru di siang hari yang cerah. "Aku tidak lama ini bergabung dengan sebuah guild bernama Green Hunter. Di sana para player berkumpul untuk melakukan perburuan monster ataupun item-item langka." Skynet melirik pedang yang dipegang Arka.
Arka langsung menyembunyikan pedang Muramasa miliknya. Ia menjadi waspada akan gerak gerik Skynet, Pria yang baru ditemui.
Skynet memaklumi kewaspadaan Arka. Ia pun tak memiliki niat buruk apapun untuk merebut pedang Muramasa milik Arka yang termasuk item langka.
"Hahaha... Kau orang yang unik. Mari kita saling berteman." ucap Skynet.
Skynet menekan tombol permintaan pertemanan di layar hologram. Pemberitahuan pun muncul di layar hologram Arka.
[Skynet meminta anda untuk berteman.
Terima atau Tidak?]
Arka berpikir sejenak. Ia melirik ke arah Skynet diam-diam. Arka tak merasakan apapun sifat buruk dari bola mata Skynet. Ia langsung menekan tombol Terima.
[Selamat Skynet telah menjadi teman anda.]
[Arka telah menerima pertemanan anda.]
Arka baru menghetahui bahwa Skynet mengambil class Assassin. Arka dan Skynet memutuskan untuk menuju ke tempat Guild Green Hunter berada. Arka pun setuju karena ia memiliki suatu alasan yang kuat di sana.
*****
~Kota Long Grass, Benua Green Forest~
Hamparan padang rumput yang luas dapat memanjakan mata. Beberapa hewan seperti kelinci tanah, kancil dan ular menjadi suatu ekosistem.
Rumput-rumput panjang sedikit menghalau pandangan pemain bila menelusuri lebih dalam. Markas Guild Green Hunter berada di tengah-tengah hamparan rumput panjang.
Kini Arka sudah mengenakan satu set armor perunggu terdiri dari sepasang sepatu, sarung tangan, baju pelindung, celana kulit dan pelindung di lutut. Arka memperoleh semua ini dengan menjual daging-daging yang ia dapatkan selama pertarungan di Hutan Hijau. Pendapatan yang lumayan Arka gunakan untuk membeli semua yang ia kenakan sekarang, walau ia hanya sanggup membeli set perunggu.
Skynet memiliki penampilan yang di bilang paling keren selama Arka bertemu dengan player lain. Berbagai macam warna maupun aksesoris terpasang indah disetiap tempat.
"Hei Skynet," panggil Arka.
Skynet yang tengah fokus di depan, menolehkan kepala. "Ada apa, Arsta?" tanyanya. Skynet kembali melihat ke depan. Ia sedang mengingat jejak-jejak terdekat untuk mencapai guild.
"Saat ini kau berada di level berapa?" tanya Arka. Ia sedang menyingkirkan rumput-rumput mengenakan tangan kosong. Pedang Muramasa masih tergantung diam di pinggang.
"Hmm... Level 9 kira-kira. Aku juga tak terlalu ingat. Aku sendiri tidak terlalu memikirkan peringkat. Aku bermain virtual game TFG ini hanya untuk mencari teman dan kesenangan saja." jawab Skynet. Arka menangkap ada nada kesedihan di sana, namun ia tak memiliki hak untuk bertanya lebih lanjut.
Skynet semakin cepat melangkah. Arka mengikuti jejak Skynet, ia tidak ingin sampai tertinggal sedikitpun.
*****
(Guild Green Hunter
Sumber gambar : Google)
Skynet telah berhenti. Arka menatap takjub bangunan di depannya. Ia tak menyangka akan berdiri sebuah bangunan di tengah-tengah hamparan rumput panjang.
Di satu pohon terdapat rumah yang terbuat dari kayu. Itulah markas Guild Green Hunter.
"Selamat datang di Guild Green Hunter!"
Skynet tersenyum dibalik masker hitamnya. Syal merah di lehernya melayang kecil terkena hembusan angin sepoi.
Beberapa player keluar dari balik pintu berbentuk oval. Kira-kira berjumlah sekitar 3 player, yaitu dua wanita dan satu pria.
[Kresna - Level 20]
[WihtyGirls - Level 21]
[Sugar - Level 9]
Arka membaca satu-persatu nama ID ketiga player tersebut. Di antara salah satunya Arka seperti mengenali, terlihat dari wajah yang tak asing.
"Selena," gumam Arka.
WithyGirls terdiam. Ia menatap Arka penuh keterkejutan. Apalagi di saat Arka menyebutkan satu nama, walau terdengar sangat pelan.
Sugar dan Kresna mendekati Skynet untuk menyambut kedatangannya. Kresna melihat penuh tanda tanya pada satu player asing di sebelah Skynet.
"Siapa dia, Skynet?" tanya Kresna. Ia memiliki penampilan layaknya manusia seperti dirinya.
"Perkenalkan dia adalah temanku, Arsta," jawab Skynet. Arka maju selangkah. Ia mengulurkan tangan kanan ke depan.
Arka sedikit tak suka dengan wajah Kresna bertipe ikemen (Pria tampan) dalam bahasa Jepang. Arka memiliki masa lalu kelam dengan pria berwajah seperti itu karena pacarnya telah direbut.
Kresna menyambut uluran tangan Arka. Kresna merasa aura kebencian dari orang di depannya.
"Arsta,"
"Kresna,"
Seorang Gadis kecil memberanikan diri mendekati Arka. "Halo Kak, nama saya Sugar hehe," ucap Sugar tersenyum manis.
Arka menatap Sugar dengan penuh ketelitian. Arka menutup hidungnya agar cairan merah tidak keluar. "Aku harus menahan diri," gumamnya.
"Halo Sugar," balas Arka mengelus lembut rambut hijau Sugar.
WithyGirls menatap Arka penuh kewaspadaan. Ia mendeteksi adanya lolicon berbahaya di depannya. WithyGirls langsung menarik tubuh kecil Sugar.
Arka dan WithyGirls saling bertatapan. Ada kilatan listrik keluar dari pancaran mata mereka. Arka tak sengaja tersandung kakinya sendiri hingga menabrak tubuh WithyGirls.
Kenyal dan empuk. Itu yang dirasakan pertama kali saat Arka terjatuh di depan tubuh WithyGirls. Ada sensasi menyenangkan saat wajahnya bertemu benda seperti bantal.
"Kyaahh!!" jerit WithyGirls.
Plak!
Bugh!
WithyGirls menampar pipi dan menendang perut Arka bergantian. Tubuh Arka terseret ke belakang hingga menembus rumput-rumput panjang.
WithyGirls menutup kedua dadanya rapat. Ia menatap Arka penuh amarah yang bergejolak.
"Dasar mesum!" seru WithyGirls marah.
Sosok WithyGirls pergi meninggalkan tempat menuju ke dalam markas. Sugar langsung mengikutinya dari belakang sambil berlari kecil.
Keheningan melanda. Kedua orang yang tersisa hanya saling bertatapan. Suara tertawa pecah menggema di depan guild.
"Hahahaha,"
Arka pun tak sadarkan diri setelah menerima serangan dari wanita dalam mode marah. Poor Arka.
*****
Siang telah berganti hari menjadi sore. Warna langit oren bercampur jingga belum nampak terlihat. Di sebuah tempat bernama Guild Green Hunter, seorang pemuda berambut merah akhirnya terbangun dari mimpi indahnya.
Kelopak mata Arka perlahan terbuka menyesuaikan diri. Ia menatap langit yang berwarna cokelat. Dinding-dinding rumah yang terbuat dari kayu. Peralatan di dalam kamar begitu sederhana, mirip seperti penginapan.
"Kau sudah bangun? Silahkan di minum dulu air putihnya," suara seorang wanita yang begitu lembut terdengar jelas di telinga Arka. Sebuah tangan menjulur ke depan memberikan segelas air putih.
Tenggorokan Arka memang terasa kering. Ia pun menerima dengan ucapan terimakasih. Segelas air ludes disapu bersih oleh Arka.
"Segarnya," Arka merasa lega.
Arka menatap keluar jendela. Hanya ada rumput-rumput panjang saja. Angin dari luar menerpa wajah pucatnya.
"Arsta," panggil suara lembut.
Arsta lupa kalau dia tidak sendirian di dalam kamar ini. Ia membalikan pandangan hingga berhenti di satu titik fokus. Memori siang tadi berputar cepat di otaknya.
"Kenyal dan lembut," ucap Arka tanpa sadar.
Plak!
"Dasar mesum!"
Wanita itu menampar pipi kiri Arka. Arka meringis kesakitan. Bekas tangan berwarna merah tertera jelas di pipinya.
"Aah... Maaf, aku refleks," ucap Wanita itu meminta maaf cepat.
Arka tersenyum canggung. "Kau WithyGirls kan," ujarnya memastikan.
WithyGirls menganggukan kepala kecil. Kedua mata saling bertatapan intens, seakan kenangan masa lalu berputar di otak.
"Hmm... Boleh aku bertanya satu hal padamu?" tanya WithyGirls malu.
"Silahkan," jawab Arka menunggu.
WithyGirls nampak menghela napas pelan. Ia memandang wajah Arka penuh kenangan.
"Apa... kau... Arka Bramasta?" tanya WithyGirls bernada serius.
Deg!
Arka tersenyum tipis. Arka melangkah mendekati WithyGirls berdiri. WithyGirls merasa keadaan tidak aman untuknya. Ia perlahan mundur menghindari Arka.
Sedikit demi sedikit Arka sudah berada di depan WithyGirls yang terpojok. Kedua tangan Arka telah menghimpit tubuhnya, membuat WithyGirls tidak bisa pergi kemanapun.
Hembusan napas Arka menerpa wajah cantik WithyGirls. Rona tipis merah muncul di kedua pipinya.
"Benar sekali. Aku adalah Arka Bramasta dan pasti kamu... Selena," bisik di telinga WithyGirls. Terdengar begitu seksi dan menggoda keluar dari mulut Arka.
WithyGirls menatap Arka sendu. Pelukan hangat diterima oleh Arka mendadak. Kedua dada besar WithyGirls menempel di tubuh tegap Arka.
Suasana menjadi hening dan agak panas. Jendela kamar masih terbuka lebar membentang pemandangan di luar.
Arka dan WithyGirls melepaskan pelukan. Airmata kebahagian terpancar jelas di wajah WithyGirls. Setelah sekian lama, WithyGirls bertemu dengan sahabat lama yang membantunya selama bermain virtual game, hingga namanya dikenal banyak orang sebagai salah satu The Twelve Heroes.
"Selamat datang kembali di dunia virtual game, Arsta." ucap WithyGirls tersenyum bahagia. Ia menghapus jejak airmata miliknya.
"Terimakasih WithyGirls. Kalau boleh tahu kau mengambil class apa?" tanya Arka antusias.
"Aku mengambil class Tanker," jawab WithyGirls. Tiba-tiba Arka mendapatkan notifikasi permintaan teman.
[WithyGirls meminta anda untuk berteman.
Terima atau Tidak?]
[Terima]
Arka dan WithyGirls berpelukan kembali. Arka senang dapat merasakan kelembutan dua gunung indah milik WithyGirls seperti dulu. Keduanya lalu membahas tentang kenangan dulu bermain virtual game di masa kejayaan.
Ternyata ada tiga orang mengintip dari balik pintu yang tak tertutup sepenuhnya. Salah satunya menutup kedua mata, ada yang terlihat kesal dan tertawa kecil.
"Jadi, Arsta dan Ketua WithyGirls salah satu anggota The Twelve Heroes. Aku tak menyangka dapat bertemu mereka di sini." kagum Skynet.
"Apa sudah selesai?" tanya Sugar polos. Ia masih menutup kedua mata rapat.
"Huh! Aku tidak suka Ketua dekat dengannya!" geram Kresna.
Langit telah berubah jingga. Matahari mulai mengumpat kembali. Anggota Guild Green Hunter telah berkumpul di meja makan. Terdapat enam orang termasuk Arka yang ikut bergabung.
"Arka... Aku sebagai Ketua Guild Green Hunter mengundangmu untuk bergabung. Apakah kau bersedia?" tanya WithyGirls menatap lembut wajah Arka.
Arka terdiam. "Maaf, aku masih ingin menjadi pemain solo untuk sekarang ini," tolak Arka halus.
WithyGirls tersenyum kecil. Ia sudah tahu jawaban yang keluar dari Arka dan tidak pernah berubah seperti dulu. "Tidak apa-apa. Kami Guild Green Hunter akan selalu menunggu kedatanganmu di sini," ucapnya.
Acara makan malam pun di mulai. Sugar makan dengan ceria. WithyGirls, Skynet dan satu pemain wanita makan dengan tenang. Sedangkan Arka sudah menghabiskan makan dengan cepat sekali. Kresna masih menatap tajam Arka sampai sekarang.
| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top