CP 07 Alfonse
~Pedang Kematian~
Arka telah sampai di tempat ia mendapatkan pelatihan ilmu berpedang. Arka menatap papan nama di depan. Ia tersenyum singkat mengingat kenangan kemarin saat berlatih ilmu pedang.
"Permisi, Guru Genai," ujar Arka sopan.
Guru Genai sedang menghisap teh hijau di pinggir lapangan. Arka memperhatikan ada dua orang pemain saling bertarung menggunakan pedang kayu. Tertera id nama kedua pemain di atas kepala berbentuk hologram.
"Kidz level 2 dan Jemmy level 3," gumam Arka. Kaki jenjang Arka perlahan berjalan mendekati sang guru.
"Guru," hormat Arka.
Guru Genai yang tengah fokus mengalihkan pandangan ke depan, di mana sosok Arka berdiri. Genai tersenyum tipis. Ia mempersilahkan Arka untuk duduk.
"Silahkan teh hijaunya," tawar Genai menyeduhkan teh hijau ke dalam gelas bambu. Ia menggunakan teko yang terbuat dari tanah liat. Benar-benar masih melestarikan budaya zaman dulu.
"Terimakasih guru," Arka langsung meraih gelas bambu itu. Ia menyeruput teh hijau yang masih mengepul sampai tersisa setengah. Kebetulan sekali Arka sedang haus dan minum teh hijau dapat merileksasikan otot serta sendi yang kaku.
Arka menatap wajah guru Genai sejenak. Ia pun mengambil secarik kertas warna cokelat dari dalam inventory. Ia memberikan langsung kepada orang yang dituju.
"Inikan," gumam Genai. Dengan kecepatan seperkian detik, Genai membaca isi yang tertera di kertas.
"Selamat atas keberhasilan dirimu mendapatkan penerus selanjutnya. Aku sudah bertemu dengannya dan memang pilihanmu sangat cocok dengan kepribadian Pemuda itu.
Aku ingin kau memberikan baju zirah yang tersimpan di dalam ruangan khusus milikku sebelumnya. Ah... Aku telah memberikan dia hadiah kecil yaitu Ring of Fire.
Catatan: Jika kau sudah membaca suratku ini, berarti aku sudah tidak ada di dunia ini untuk selamanya."
Tetesan air pun jatuh membasahi kertas itu. Genai menangis meratapi kepergian Ayah kandungnya. Ia akan menjalankan perintah terakhir dari mendiang.
"Arka, terimakasih kau telah membawakan surat ini. Surat ini sangat berharga sekali untukku." ucap Genai tersenyum tulus. Ia menghapus sisa-sisa butiran airmata yang masih tertinggal di kelopak mata. Sebuah notifikasi muncul di layar.
[Mendapatkan kepercayaan Genai +50 point.]
Genai melirik kecil ke arah jari telunjuk kanan Arka. Cincin dengan kristal merah di tengah begitu pas di jari Arka.
"Ada yang ingin kutunjukkan untukmu. Mari ikuti aku,"
*****
Genai dan Arka yang masih bingung mengikuti kemana sang Guru melangkah. Ia merasa seperti deja vu dengan kejadian ini.
Beberapa menit kemudian, Arka dan Genai telah sampai di suatu ruang. Genai membuka pintu perlahan. Bau dupa sudah tercium di hidung Arka.
Genai terus berjalan hingga terhenti langkahnya di sebuah penghormatan terakhir ala Jepang. Di sana terdapat dupa dan sebuah foto bergambar lelaki tua.
"Eh! Itukan Kakek yang tadi pagi memberikanku sebuah misi!" seru Arka terkejut. Ia langsung menutup mulut rapat-rapat. Arka telah menyadari kenapa guru Genai sampai menitihkan airmata kesedihan setelah membaca isi surat tersebut.
"Itu adalah Ayah kandungku yang kau temui di kota," Genai menjelaskan.
Arka menunduk hormat. Ia telah melakukan kesalahan dengan menyinggung sisi sensitif sang guru.
Genai menyuruh Arka untuk kembali berdiri. Ia membuka sebuah lemari kayu yang sudah berumur. Di sana terdapat satu set jirah yang digunakan untuk pendekar pedang.
Warna merah dan hitam saling mendominasi satu sama lain. Arka terperangah melihat satu set jirah pendekar pedang. Arka buru-buru melihat informasi tersebut, namun ada sebuah peringatan bahwa hanya bisa dilihat jika level sudah mencapai 20.
Rasanya seperti tertohok. Beberapa tombak seakan menusuk dirinya. Sungguh pemikiran yang berlebihan sekali.
"Ini adalah milik mendiang Ayahku. Set jirah ini bernama Bloody Cursed." Genai menjelaskan. Ia mengambil satu set jirah itu, lalu tanpa berpikir panjang ia serahkan kepada Arka. "Mulai saat ini, Bloody Cursed menjadi milikmu."
Bagai tersambar petir, terhempas pusaran angin dan tenggelam di lautan merah. Arka tak bisa berkata apapun. Ia mengambil Bloody Cursed dengar tangan gemetar, peluh butir-butir keringat bermunculan di wajah.
"Te-terimakasih ba-banyak. Aku pa-pasti akan menjaga pemberian i-ini dengan sebaik-baiknya," ucap Arka gugup bercampur penuh kegembiraan. Arka seperti anak kecil yang dibelikan mainan kesukaan oleh orang tuanya.
Arka langsung menyimpan Bloody Cursed di inventory miliknya. Arka bersujud syukur di kaki guru Genai sambil menangis kencang. Guru Genai tersenyum canggung melihat kelakuan bayi besar di hadapannya. Mungkin setelah ini Genai akan berobat ke seorang tabib.
[Selamat anda telah menyelesaikan misi pertama. Anda mendapatkan sebuah set jirah lengkap bernama Bloody Cursed!]
*****
~Kota Es Biru, Benua Aurora~
Sebuah kota yang memiliki penginapan di tengah tumpukan salju. Langit aurora menjadi pemandangan indah di sana.
Terlihat seorang pemain ber-akun id Alfonse tengah bertarung dengan monster. Alfonse mengenakan set zirah merah dengan sapu tangan berwarna hitam. Pakaian itu tidak terlalu berat, sehingga dia mampu bergerak secara leluasa.
Alfonse mengayunkan pedang miliknya melintang ke atas. Satu tebasan berhasil mengenai pundak monster, namun tidak meninggalkan luka sedikitpun.
"Grooaart!"
"Sial! Tubuhnya keras seperti batu!" geram Alfonse.
Saat ini Alfonse berada di level 13. Ia memiliki special job-tier bernama Knight of Crystal. Pedang yang ia gunakan termasuk salah satu dari pedang legendaris bernama Heavenly Crystal Sword. Alfonse menemukan pedang ini saat menjalankan misi untuk menghancurkan naga kristal.
(Heavenly Crystal Sword
Sumber gambar - Google)
[Special job-tier : Knight of Crystal
Spesial job langka yang merupakan keturunan dari Naga Kristal. Pemain dapat mengendalikan unsur elemen kristal ke dalam pedang. Job ini hanya ada satu di Dunia Fantasi. Keuntungan dapat menaikkan Str +6 dalam setiap naik level. Dan Luc +8 setiap mengalahkan lawan berelemen kristal.]
[Heavenly Crystal Sword (Legendary) :
Sebuah pedang yang ditempa langsung oleh Dewi Nu Wa menggunakan Kristal Pancawarna. Merupakan salah satu pedang legendaris. Pedang ini pernah mengalahkan Naga Python Gaib.]
Alfonse masih bergelut dengan monster bernama Ice Bear. Ice Bear memiliki kulit setebal baja walau tertutupi bulu-bulu putih. Kedua tangannya mengenakan sapu tangan berbahan es beku.
"Goarttt!"
[Ice Bear - Level 16 (Adult)]
Ice Bear melayangkan tinju es miliknya. Alfonse menghindar dengan melakukan gerakan lompatan ke belakang. Pijakan tempat Alfonse sebelumnya berubah menjadi es beku.
"Selamat-selamat," ucap Alfonse mengelus dada berturut-turut. Alfonse mengeratkan pegangan pada pedang miliknya. Aliran aura berwarna biru menyelimuti pedang.
Blue Crystal!
Tebasan sabit beraura biru yang diselimuti kristal menghantam Ice Bear. Awalnya Ice Bear menahan serangan itu menggunakan satu tangan, lama-lama kedua tangannya saling menahan.
Bugh!
Alfonse menendang kaki kiri lawan yang terselimuti kristal biru. Tendangan Alfonse berhasil membuat keseimbangan Ice Bear goyah hingga terjatuh. Alfonse melompat mundur. Ia kembali menyerang dengan melakukan tebasan huruf X besar.
Sky Slash X!
Ice Bear tengah mencoba berdiri, namun berat tubuhnya membuat ia sedikit kesusahan. Alfonse terus maju dan menyerang musuhnya. Tebasan huruf X menembus tubuh sekuat besi Ice Bear.
Slash!
Bumz!
Tubuh Ice Bear perlahan berubah menjadi partikel data. Alfonse langsung duduk di atas permukaan es. HP miliknya tersisa 20%. Seluruh tubuh Alfonse bercahaya putih yang menandakan ia telah naik level dan otomatis sesuai program yang di rancang, HP Alfonse kembali 100%. Beberapa pemberitahuan notifikasi langsung menyerbu layar Alfonse.
Level Up!
[Selamat anda mendapatkan item Ice Gloves!]
[Selamat anda mendapatkan item kulit Ice Bear!]
[Selamat anda mendapatkan item kristal biru!]
Alfonse menghirup udara dingin. Saat ini suhu kota Es Biru -10• Celcius. Alfonse beruntung mendapatkan item kulit Ice Bear untuk dibawa ke tukang jahit menjadikannya jaket. Ia memeriksa item Ice Gloves dan kristal biru.
[Ice Gloves (Unique)
Sebuah sarung tangan berasal dari Ice Bear. Memiliki kekuatan unsur elemen es. Keuntungan setiap berhasil membekukan lawan, mendapatkan Dex +5.
Catatan: Jika mengumpulkan 5 bagian Ice Armor Set, akan mendapatkan hadiah menarik. (1/5)]
[Kristal Biru (Regular) :
Sebuah kristal biru yang mengandung elemen es.
Note: Jika digabungkan dengan lima kristal warna lainnya. Akan mendapatkan sebuah sebuah keajaiban.]
Alfonse melompat indah. Ia harus mendapatkan sisa bagian Ice Armor Set. Alfonse pun mencari keberadaan Ice Bear lainnya. Ia melihat banyak pemain lain juga melakukan hal yang sama.
*****
Arka berada di pinggir Hutan Hijau. Ia mencari monster-monster tipe tumbuhan. Ia akan mencoba untuk menaklukan monster kembali.
Di tengah perjalanan, Arka melihat seekor babi rusa. Ia langsung mengeluarkan Muramasa, lalu berlari menerjang.
[Piggy - Level 6]
Slash!
Arka berhasil menebas bagian tengah tubuh Piggy. Percikan darah menempel di Muramasa, tetapi tiba-tiba darah terserap oleh pedang.
"Hmm... Pedang ini mulai menyerap darah korban," ucap Arka cukup terkejut melihat peristiwa itu. Baru kali ini pedang Muramasa menunjukkan sisi jiwa yang terkerung di dalamnya.
Deg!
Arka merasakan sensasi aneh di tubuhnya. Arka menatap lekat-lekat pedang Muramasa yang berkedip persekian detik seakan menuntut makanan lagi.
Piggy masih memiliki HP setengah. Piggy menatap layang Arka, ia pun menerjang tubuh Arka membalaskan perbuatannya.
Arka sudah siap untuk menyerang kembali, namun sebuah sulur tanaman melilit tubuh Piggy cepat. Piggy meronta-ronta. Lilitan di tubuh Piggy malah semakin erat hingga menyebabkan Piggy kehabisan HP.
"Ehh? Mangsaku?!" seru Arka kesal.
Arka menatap sulur tanaman yang kini mengarah padanya. Kristal merah di cincin yang dikenakan oleh Arka bersinar. Pedang Muramasa perlahan terselimuti api merah.
Burning Phoniex!
Tebasan pedang Arka berubah menjadi pusaran api berukuran kecil. Sulur tanaman seakan mengerti datangnya bahaya, sulur tanaman itu perlahan menghindari pusaran api tersebut.
"Jangan coba kau bisa melarikan diri!"
Pusaran api masih berputar mengejar sulur tanaman. Sulur tanaman tiba-tiba masuk ke dalam tanah.
Sebelum sulur tanaman masuk ke dalam tanah sepenuhnya. Sebuah benda tajam menghentikan aksinya. Sulur tanaman itu berhenti karena ditahan oleh benda tajam. Pusaran api berhasil membakar sulur tanaman hingga berubah menjadi partikel data.
"Kau butuh bantuanku?" tanya seorang Pria yang berada di atas pohon. Pria itu tersenyum kecil.
"Siapa kau?" tanya Arka bingung.
Pria itu melompat kecil sampai tiba di bawah dengan pendaratan mulus. Arka bertepuk tangan riang sambil berlompat-lompat kecil.
Pria tersebut hampir saja terjatuh dari posisi berdirinya. Ia terkejut melihat sikap abnormal Arka.
Tiba-tiba dari arah kanan mereka, sulur tanaman berjumlah besar menyerang. Arka mengeluarkan tebasan pusaran api kembali, sedangkan Pria itu mengambil benda tajam yang sebelumnya mengagalkan aksi musuh.
Bagaimana Arka dan Pria yang datang tak diundang akan berkolaborasi melawan sulur-sulur tanaman?
| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |
~~^~~
Name : Alfonse
Ras : Human
Class : Knight
Special Job-tier : Knight of Crystal
Tittle : Snow Hunter
Level : 14 (15%)
Str : 79
Agi : 60
Vit : 50
Int : 47
Dex : 52
Luc : 50
Point : +40
Job :
- Hunter lv 3
- Chef lv 1
Weapon : Heavenly Crystal Sword (Legendary)
Atribute :
- Ice Gloves (Unique)
Skills :
- Blue Crystal
- Sky Slash X
Money : 10.000€
~~^~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top