CP 03 Ahli Pedang
Di sebuah lapangan yang tak begitu luas. Arka memegang sebuah pedang kayu. Ia menatap lurus ke arah seseorang yang sekarang telah resmi menjadi guru.
Genai berwajah datar. Ia juga memegang sebuah pedang kayu terbuat dari rotan. Hembusan angin sepoi membawa daun-daun berterbangan ke tengah lapangan.
"Kau siap?" tanya Genai.
"Siap!" jawab Arka lantang. Ia semakin memegang erat pedang kayu. Ia merasa adrenalinnya sedang di uji saat ini.
Arka menyerang terlebih dahulu. Ia mengayunkan pedang secara melintang. Namun, serangan tersebut berhasil ditahan oleh Genai yang melakukan sedikit pergerakan.
Beberapa detik kemudian, Genai melakukan tebasan ke bawah mengenai pundak Arka. Arka lantas bergerak mundur ke belakang.
Arka menatap takjub Genai. Serangan Genai begitu cepat dan akurat. Arka sampai tak bisa menghindari serangan tadi.
"Kau menyerah?" Genai bertanya.
"Tidak akan!" jawab Arka. Ia kembali menyerang. Kali ini Arka arahkan pedang lurus ke depan.
Tebasan lurus Arka hampir mencapai Genai. Genai masih terlihat tenang. Ia mengangkat pedang kayu pelan.
Tang!
Kedua pedang kayu saling bertubrukan. Arka memutarkan badan 180 derajat, seketika mencoba mengibaskan pedang ke arah perut musuhnya yang ada di depan.
Tang!
Kembali, pedang milik Genai berhasil menangkis serangan Arka. Arka merasa dirinya dalam bahaya, ia mengambil langkah mundur. Tiba-tiba Arka dikejutkan dengan tebasan pedang Genai yang ada tepat di depan dadanya.
Arka mencoba menangkis serangan tersebut, tetapi perbedaan kekuatan Arka dan Genai terlampau cukup jauh. Tebasan pedang Genai berhasil mengenai dada kanan Arka.
Sesak. Itulah yang di rasakan Arka. Ia mengambil jarak sejauh mungkin. Arka mengatur napas perlahan.
"Akan kuberikan kau kesempatan terakhir. Jika, kau bisa mengenai satu tebasan kepadaku. Aku akan mengaku kalah," tantang Genai. Ia mengayunkan pedang ke bawah. Hembusan angin kuat terasa mengenai tubuh Arka.
Arka terdiam. Ia hanya memiliki satu kesempatan terakhir. Ia hanya harus mengenai tubuh Genai. Arka memutar otak cepat mencari sebuah rencana yang matang dan akurat.
*****
Kali ini Genai mengawali serangan. Ia melakukan tebasan melintang, mengarah ke bagian perut. Arka berhasil menghindar. Genai melirik kecil ke arah Arka. Ia kembali menyerang dengan bertubi-tubi.
Kecepatan serangan Genai semakin cepat dan kuat. Arka menangkis atau menghalau setiap serangan dengan cara melompat, menunduk ataupun memutar tubuh menghidari tebasan pedang.
Dada Arka naik turun. Ia cukup letih melakukan pertahanan ekstra serangan milik Genai. Peluh keringat sudah membasahi wajah dan sebagian pakaian.
Genai berkata, "Sudah menyerah?" Genai sedikit takjub dengan pertahanan Arka dalam menghadapi serangan demi serangan. Genai melihat sebuah potensi besar dalam tubuh Arka.
"Tidak!" seru Arka. Ia bangkit berdiri dengan pedang kayu sebagai tumpuan. Ia kembali berdiri tegak.
Genai tersenyum tipis. Arka mengingatkan dirinya akan masa lalunya. Tiba-tiba Genai menutup mata rapat.
"Apa yang dia akan lakukan?" tanya Arka. Ia memiliki firasat buruk. Arka mengenggam erat pedang miliknya. Sebuah rencana yang matang telah disiapkan.
Genai membuka kedua mata lebar. Aura kuat keluar dari tubuhnya. Sensasi mematikan dirasakan oleh Arka. Tiba-tiba pedang kayu Genai diselimuti aura berwarna hitam. Genai maju menyerang dengan kecepatan kilat.
Devil's Slash
Arka mematung. Ia tidak bisa membaca pergerakan Genai sedikitpun. Rencana yang ia siapkan matang-matang sepertinya tak berarti lagi.
"Aku takkan menyerah!" seru Arka semangat membara.
Arka melakukan serangan. Tebasan melintang udara ia kerahkan seluruhnya. Ia tidak berharap banyak pada hasil akhirnya. Ia berlari ke arah lawan.
Tang!
Kedua pedang saling bertabrakan. Arka dapat melihat tatapan Genai seperti Iblis dengan jelas. Arka terpana.
Retakan kecil mulai terlihat dari pedang kayu milik Arka. Arka terus berjuang. Pedang hitam Genai semakin menambah retakan di pedang kayu Arka.
Crash!
Pedang kayu milik Arka akhirnya terbelah menjadi dua bagian. Serangan tebasan Genai masih belum selesai, kali ini mengarah ke tubuh Arka yang terbuka.
Arka tak tinggal diam. Ini mungkin menjadi serangan terakhir miliknya, walau tanpa menggunakan pedang. Arka memutar badan bersama dengan kaki kanan yang melayang.
Ilmu beladiri Arka di kerahkan. Kaki kanan Arka berbenturan dengan pedang hitam Genai. Tubuh Arka terpental cukup jauh menabrak pohon besar. Retakan di tulang punggung begitu ia rasakan, hingga ia tak sadarkan diri.
Pertarungan pun berakhir. Kepulan debu berhamburan menutupi tubuh Genai. Sosok Genai mulai terlihat masih berdiri tegak.
*****
Siang telah berganti sore. Burung-burung berkicauan di sepanjang jalan dan pohon. Para pemain masih berkeliaran di Kota Asta, salah satunya Arka tengah tertidur lelap di tempat pelatihan 'Pedang Kematian'.
Kelopak mata Arka terbuka perlahan. Bias cahaya lampu minim mengeksekusi retina. Arka memilih posisi setengah duduk.
"Ini di mana?" tanya Arka. Hal terakhir yang ia ingat adalah pertarungan pedang dengan guru, Genai. "Ah! Duelnya!" serunya.
Srek!
Pintu terbuat dari kayu terbuka. Sosok Pria berusia 40an berdiri di depan pintu. Ia membawa sebuah nampan kecil berisikan dua gelas bambu.
"Kau sudah bangun rupanya," ucap Genai. Ia melangkahkan kaki jenjang ke tempat Arka tertidur. Ia menaruh nampan di atas meja nakas berbentuk lingkaran.
"Gu-guru," gumam Arka. Ia masih bingung dengan situasi sekarang. Namun, perlahan tentang ingatan tubuhnya terpental jauh ke pohon mulai bangkit.
"Minumlah selagi masih hangat," Genai mengambil salah satu gelas bambu. Ia menyeruput teh hijau yang masih mengeluarkan asap.
Arka termenung. Ia telah kalah melawan Genai. Ia tidak akan mendapatkan job Swordsman. Arka geram, ia terlalu lemah untuk dapat menaklukan TFG.
Genai masih setia melakukan kegiatan minum teh. Ia melirik sekilas ke arah Arka. Ia menaruh kembali gelas bambu di atas meja.
"Kau memang kalah," ucap Genai telak. "Pendekar pedang tidak akan menundukkan kepala, walau ia kalah sekalipun. Ia akan terus berjuang hingga mencapai puncak kejayaan," lanjutnya.
Arka mengangkat kepala tegak. Benar, apa yang dikatakan Genai semuanya benar. Arka bangkit berdiri. Ia menatap lurus ke arah Genai.
"Guru! Izinkan aku untuk bertarung kembali denganmu, aku mohon!" seru Arka lantang.
Senyum tipis terukir di bibir pucat Genai. Ia sepertinya telah menemukan penerus yang tepat.
"Haha...," tawa Genai pelan. Ia membenarkan posisi berdiri. Ia menyentuh pundak Arka. "Kau tidak sepenuhnya kalah,"
Perkataan Genai membuat Arka bingung. Ia sudah kalah telak, pedang kayu miliknya telah patah.
"Pedang rotan yang saya gunakan telah patah oleh tendangan hebat... milikmu." Genai kembali berucap. Ia menunjuk ke arah luar jendela, tepatnya lapangan tempat mereka berduel. Di sana terlihat jelas terdapat empat potongan pedang kayu di tanah.
Kedua mata Arka melebar. Ia tidak benar-benar percaya. Ia langsung berlari menuju ke arah lapangan. Genai mengikuti setiap langkah dengan tenang.
*****
Apa yang dikatakan Genai sepenuhnya benar. Arka terdiam kaku di tengah lapangan. Genai muncul dari belakang.
"Arsta! Mulai saat ini kau adalah penerusku. Terimalah hadiah dariku," ucap Genai lembut. Eskpresi datar Genai sedikit mulai berubah setelah bertemu dan bertarung dengan Arka.
Arka mendapat beberapa notifikasi. Arka langsung membuka semuanya.
[Selamat anda mendapatkan Special Job-tier : Tamers Swordsman]
[Selamat anda mendapatkan sebuah skills : Devil's Slash]
[Selamat anda mendapatkan kepercayaan sebagai : Penerus Genai]
Arka tak tahu harus bersikap bagaimana. Ia merasa bahagia mendapatkan sebuah special job-tier : Tamers Swordsman, skills : Devil's Slash milik Genai, dan penerus Gennai. Arka mengecek satu persatu informasi dimulai dari job barunya.
[Special Job-tier : Tamers Swordsman
Sebuah job langka yang merupakan keturunan langsung dari Dewa Heroes. Pemilik job ini dapat mendapatkan tamers sebanyak-banyaknya. Job ini juga hanya ada satu di Benua Fantasi. Keuntungan dapat menaikkan Agi sebanyak +5 dalam setiap pertarungan solo. Str + 8 setiap kenaikan level. Luc sebanyak +10 setelah menaklukan setiap monters.]
[Devil's Slash:
Sebuah skill tebasan yang menggunakan persyaratan yaitu pedang. Tebasan yang memiliki aura kegelapan layaknya Iblis. Serangan ini dapat mengalahkan musuh dalam satu serangan.]
[Penerus Genai:
Seorang pendekar pedang keturunan langsung dari Dewa Heroes. Genai adalah keturunan terakhir dari sang Dewa. Genai memiliki skill berpedang yang luar biasa. Ia pernah membunuh Iblis Lucifer.]
Arka menarik napas panjang. Semua hadiah yang diberikan oleh Genai sangat luar biasa. Dengan ini semua Arka sudah satu langkah di depan, mungkin akan setara dengan pemain berlevel 30.
"Terimakasih Guru!" Arka menunduk memberi penghormatan.
*****
Genai lega. Ia telah menyelesaikan sedikit urusan di Dunia Fantasy. Genai mengajak Arka ke halaman belakang. Di sana terdapat sebuah gudang yang tak layak.
"Kenapa Guru membawa saya kemari?" tanya Arka penasaran.
Genai membuka pintu gudang. Berbagai macam barang lama maupun tak terpakai ada di dalam. Debu berhamburan keluar.
"Hatchu!" Arka bersin.
Genai masuk ke bagian dalam gudang, diikuti Arka di belakang. Genai berhenti di depan kotak kayu berukuran panjang. Tumpukan debu menghinggapi kotak kayu tersebut.
Genai meraih kotak kayu itu. Ia membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Dibuka kotak kayu perlahan, nampak sebuah benda tajam.
"I-itukan pedang!" ucap Arka terkejut.
| | * * * * * * | | | * | | | * * * * * * | |
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top