2. jati diri yang terungkap
"Solar! selamat pagi!"
Sebuah sapa'an terdengar menyapa indra pendengaran Solar takkalah dirinya baru saja memasuki area kelas, membuat Solar mau tak mau menoleh keasal suara.
"Pagi." balas Solar begitu mendapati orang yang menyapanya barusan adalah keempat sepupunya.
"Hohoho, Bagaimana misimu semalam? ku dengar kau bertemu dengan youkai yang bisa berbicara, apa dia tingkat atas?" tanya Taufan dengan antusias pada Solar.
Taufan cyclone, Exorcist dengan kemampuan pengendali angin, di Akademi mereka tak ada yang tidak mengenalnya, selain ramah juga murah senyum, Taufan juga dikenal dengan maniak pertarungan, selalu saja jika ada kesempatan Taufan pasti akan pergi menantang kakak kakak kelasnya, walau aksinya selalu dihentikan guru mereka.
Solar menggeleng kan kepala nya sebagai jawaban dari pertanyaan Taufan yang tentu saja membuat Taufan seketika kecewa merasa kecewa.
"Itu bukan tingkat atas, hanya Youkai kelas C yang baru saja berkembang, dan lagi dia tidak bisa berbicara, siapa yang menyebarkan omong kosong itu?"
"Serius? Hanya youkai kelas C, Sayang sekali.. " kecewa Blaze padahal dirinya sudah sangat bersemangat seperti Taufan, apalagi setelah mendengar jika itu adalah youkai yang bisa bicara, biasanya yang bisa bicara adalah kelas A tapi bahkan tidak semua youkai yang kelas A dapat berbicara. Dan mengetahui jika Solar hanya melawan kelas C itu sungguh membuat Blaze kecewa.
Blaze Naseen, exorcist pengendali api, katakan saja jika blaze itu patner in crimenya Taufan, kalau Taufan membuat masalah maka dipastikan ada Blaze bersamanya, termasuk saat Taufan menantang kakak kakak kelas mereka.
Keduanya menghela nafas kecewa, padahal mereka berdua sudah sangat antusias untuk mendengar cerita Solar saat mengetahui kalau ternyata sepupu mereka itu melawan youkai yang bisa bicara.
Tapi sayang nya itu tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
"Haa... Kalian pikir aku tidak kecewa juga? Padahal aku sudah senang saat mendengar ada youkai yang bisa bicara muncul, eh.. Ternyata hanya youkai kelas C, tidak menarik sekali, padahal aku ingin memperlihatkan kemampuan terhebat yang kumiliki, dan akan kubuktikan pada orang itu kalau aku bukan hanya jenius dan tampan tapi juga hebat." ucap solar seraya membanggakan dirinya lagi, membuat sepupu sepupu nya yang lain menggelengkan kepalanya sudah terlanjur biasa dengan sifat narsi Solar yang berada ditahap akhir.
Solar Kenzie, exorcist pengendali cahaya, Tak seperti Taufan yang dikenal oleh seluruh penghuni Akademi Karna gila pertarungan dan suka berbuat onar, Solar dikenal Karna kejeniusan dan kehebatan kemampuan miliknya apalagi Exorcist cahaya termasuk yang terkuat diantara lainnya. Sayangnya tingkat kenarsisan Solar sudah terlalu akut.
"Huu.. Kalau aku jadi kau aku akan lebih memilih melawan yang kelas C saja, ah tidak mungkin yang kelas D lebih bagus, Hoam... Yang mana saja asal aku bisa pergi tidur dengan cepat aku tidak masalah," ucap Ice malas seraya menelungkupkan wajah nya diatas lipatan tangannya.
"Haa... Ice, kau harus sering sering bergerak!" keluh Blaze kesal melihat tingkat kemalasan sepupu nya yang berada diluar nalar, sungguh Blaze tak habis pikir dengan tingkat kemalasan kembaranya.
Ice Nessen, Exorcist pengendali air dan ice, juga kembaran Blaze, ice termasuk Exorcist terkuat diangkatnya, terlebih lagi dia memiliki dua kemapuan sekaligus, sayangnya Ice adalah orang yang sangat pemalas.
"Aku malas.."
"Solar, apa kau tidak melihat Thorn?" tanya Gempa saat tak melihat kehadiran sepupunya yang merupakan kembaran solar.
Gempa quake, Exorcist pengendali tanah, diantara mereka berenam gempa dikenal sebagai yang paling bijaksana diantara mereka, selain itu Gempa juga memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
"Aku juga tidak meli-
"Hei kalian!, aku punya berita baru!" Ucapan Solar terhenti takkalah sebuah seruan yang memotong ucapannya memanggil mereka berenam. Mereka secara serentak menolehkan pandangan mereka keasal suara dan menemukan keberadaan Thorn yang berlari kearah mereka.
"Thorn, kau dari mana saja?" tanya Solar takkalah Thorn telah tiba didekat mereka. Bukanya menjawab pertanyaan Solar, Thorn justru tertawa kecil seraya berseru dengan semangat.
"Hehehe...Thorn punya berita untuk kalian!"
Thorn Kenzie pemuda paling manis dan imut diantara mereka, seorang exorcist pengendali tanaman, memiliki sifat yang kekanak-kanakan, terkadang juga dia akan ikut dengan Taufan dan Blaze untuk membuat kekacauan, tapi jangan salah sangkah walau thorn terlihat kekanak-kanakan Thorn termasuk exorcist yang disengani diangkatanya. Dan dia juga adalah kembaran Solar.
"Berita? Berita apa?"
"Hehehe... Kalian tahu? Dia sudah ditemukan!"
"Jadi...Aku adalah keponakan kalian yang telah menghilang?" tanya Halilintar ragu pada laki laki dan perempuan dihadapannya yang beberapa saat yang lalu mengaku sebagai paman dan bibinya.
"Seperti itulah."
"Dan kedua orangtua ku telah meninggal?"
"Yah..."
Halilintar menghela nafasnya frustasi bagaimanapun berita ini terlalu mendadak baginya. Terutama kenyataannya jika kedua orang tuanya telah meninggal, sejujurnya sejak Halilintar masih kecil, dirinya selalu berharap agar dapat bertemu dengan kedua orang tuanya, bahkan jika dia besar dipanti asuhan harapan itu tetap ada di dalam hatinya. Dan kenyataan yang baru saja dia dengar benar benar membuat nya kecewa.
"Kami sudah mencari mu kemana mana Halilintar, bahkan beberapa keluarga yang lain sudah sangat yakin jika kau telah tiada dan ternyata mereka salah, untung saja kami tetap kekeh mencarimu." ucap orang yang mengaku sebagai paman Halilintar seraya tersenyum lega pada Halilintar.
"Apa kalian yakin?"
Keduanya mengerutkan alisnya merasa kebingungan takkalah pertanyaan itu keluar dari mulut Halilintar.
"Apa kalian yakin aku adalah anak yang kalian cari? bagaimana kalau ternyata kalian salah? bagaimana kalau aku bukanlah anak yang kalian cari?"
Halilintar itu bukan orang yang mudah percaya dengan orang lain, malah sebaliknya dia orang yang akan selalu mewaspadai orang orang yang baru dikenalnya. Terutama orang yang tiba tiba mengaku sebagai keluarganya.
"Kami yakin kaulah anak yang kami cari selama ini Halilintar!"
'Waahhh... Keyakinan macam apa itu' batin Halilintar takjub melihat betapa yakin nya kedua orang dihadapannya. Tapi Halilintar tak akan percaya semuda itu tentunya.
"Kalau begitu beri aku bukti, jika tidak ada silahkan pergi dari sini!" memang ucapan nya kurang ajar tapi ini Halilintar, dia tak akan bermurah hati pada semua orang terlebih pada orang orang mencurigakan seperti mereka.
Dan lagi Halilintar takut jika yang sebenarnya mereka inginkan adalah kekuatan miliknya, walau tak perna memberitahukan pada siapapun perihal kekuatan miliknya, tidak ada jaminan orang lain tidak mengetahuinya, apalagi dulu Halilintar tak mampu mengendalikan kekuatan nya menyebabkan dirinya sering kelepasan.
"Bagaimana jika kami memiliki buktinya, apa kau mau ikut dengan kami Halilintar?"
Halilintar mengerutkan keningnya takkalah mendengar jawaban kedua orang dihadapannya ini.
'Kenapa mereka sangat yakin'
"Uhm... Baiklah."
Mendengar ucapan pesertujuan Halilintar barusan sukses membuat keduanya tersenyum. Sementara itu Halilintar sedang menimang nimang bukti seperti apa yang akan mereka tunjukkan untuk meyakinkannya.
"Mata mu Halilintar... Mata berwarna merah ruby yang kau miliki." Halilintar mengerutkan keningnya mendengar penunturan mereka barusan, dirinya merasa kebingungan dengan maksud mereka bahwa warna mata nya adalah bukti yang mereka miliki.
Atau mungkinkah?
"Pemilik warna mata merah itu langkah Halilintar, bahkan mungkin keponakan yang kami cari cari selama ini adalah satu satunya pemilik mata bewarna merah, dan karnanya kami yakin kau adalah orang yang kami cari. "
Halilintar menggertakkan kedua giginya, dia tak dapat menyangkal ucapan keduanya, mata nya memang langkah, dan justru Karna matanya langkah orang orang akan mudah untuk mengenalinya.
"Ayah mu juga memilikinya, dia memiliki warna mata yang sama dengan mu Halilintar!"
Tbc
***************************
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top