BAB 26. Shèqū Huìyì
Kembalinya Sang Ratu dengan membawa putera mahkota ke dalam istana menimbulkan pro-kontra antar bangsawan dan para pejabat kerajaan. Bahkan para rakyat pun turut menggosipkan hal yang sama. Mereka berpikir bahwa ratu si buruk rupa telah kembali dengan tidak tahu malu.
Pembunuhan yang terjadi di dua belas tahun silam ketika Yueyin benar-benar membunuh seorang selir kembali diungkit ke permukaan. Kini, para pejabat yang haus akan harta menghasut masyarakat dengan menanyakan kelayakan seorang raja sekaligus kaisar yang duduk di singgasananya dengan tenang. Mereka menganggap bahwa seorang Kaisar telah melanggar aturan kerajaan itu sendiri sehingga banyak masyarakat di depan istana meminta untuk diberikan keadilan.
Di lapangan istana yang begitu luas telah berbaris para pejabat sementara masyarakat diminta untuk tertib masuk ke halaman kerajaan. Diatur oleh pengawal mereka berbaris rapi untuk mendengarkan titah langsung dari kerajaan. Ada yang kagum, ada yang tidak sabar melihat sang raja, bahkan ada pula menganggap remeh kerajaan karena kasus tersebut.
Qian Yueyin membuka matanya menghadap cermin hias. Wajahnya telah dipoles begitu cantik sementara bajunya dipakaikan perlahan dan hati-hati mengingat ukiran naganya dari benang emas. Sementara warna dominan pakaian tersebut adalah merah. Yueyin tahu bahwa Sang Kaisar akan mengumumkan dirinya di depan khalayak umum hari ini maka dijahitkan khusus pakaian yang sama dengan milik Sang Kaisar.
“Anda selalu cantik, Yang Mulia Ratu.”
Qian Yueyin tersenyum simpul. Sudah dua belas tahun ia tidak melihat Shie dan gini gadis lugu itu telah berubah menjadi seorang wanita cantik. Ya, Kaisar kembali mempekerjakan Shie sebagai dayang utama Yueyin mengingat keduanya dulu begitu akrab. Semenjak Yueyin diasingkan, Shie langsung mengundurkan diri karena dia tidak akan melayani siapapun selain ratu. Namun, pihak kerajaan justru memberinya pekerjaan sebagai asisten Tabib muda bernama Ghao.
“Apakah kau sudah pintar meramu obat, Shie?” tanya sang ratu membuat wajah Shie seketika memerah.
Dia mundur perlahan membiarkan Yueyin bergerak leluasa untuk berdiri dan memastikan penampilannya. Shie menunduk lalu menjawab. “Saya sudah bisa hal-hal dasar, Yang Mulia. Tapi, saya masihlah tidak sehebat Anda.”
Qian Yueyin menaikkan sebelah alisnya. Kepalanya terasa berat karena sudah dua belas tahun lamanya dia tidak menggunakan aset kerajaan, kini justru terasa asing baginya. Rambutnya disanggup sedemikian rupa sehingga terlihat sangat cantik.
“Jangan merendah, Shie. Dua belas tahun belajar obat-obatan tentunya kau jauh lebih hebat dariku. Setidaknya jika aku sakit, aku mempercayakannya padamu,” balas Yueyin tenang seperti biasa.
Bawaan seorang ratu memang terlihat jauh berbeda. Qian Yueyin tidak pernah berubah. Dia masih sama hanya saja lebih dewasa dan sangat tenang tanpa mau menunjukkan emosinya. Mendengar jawaban tersebut Shie bersujud di depan sang ratu sambil berkata,
“Sebuah kehormatan terbesar bagi saya bisa melayani Anda, Yang Mulia.”
Sudah lama Qian Yueyin tidak mendengar kalimat itu. Ia tersenyum kecil dan kembali menilai penampilannya. Wajahnya sudah ditutupi oleh cadar merah dengan benang emas sesuai pakaiannya. Tak lama, terdengar suara dari luar kediamannya.
“Sang Jenderal datang menghadap.”
“Sudah waktunya,” gumam Qian Yueyin membuat Shie seketika kembali berdiri dan memilih untuk berdiri di belakang sang ratu beserta dua dayang lainnya yang membantu memakaikan baju serta make-up Yueyin.
♚♚♚
“Yang Mulia Kaisar memasuki halaman!”
Kompak ratusan manusia yang hadir langsung bersujud untuk penghormatannya. Pria itu berjalan angkuh lalu menatap ratusan manusia hadir dengan pakaian yang menurut masing-masing dari mereka adalah pakaian terbaik.
Halaman kerajaan telah dipenuhi oleh masyarakat dan para bangsawan yang hadir untuk mendengarkan petuah dari seorang raja dan kaisar. Ya, Qing Ghaozen akan memberikan pengumuman sebagai seorang raja sekaligus kaisar karena yang hadir bukan dari dinasti Qing saja melainkan ada dua dinasti yang mewakili untuk hadir hari ini.
Qing Ghaozen duduk di tempat yang telah dibuat seindah dan senyaman mungkin selama pertemuan. Semua orang masih bersujud sampai ia duduk di tempatnya. Sebelah kanan pria itu melihat orang berpakaian wibawa, elegan, dan rapi yang dipastikan bawa bangsawan sementara sebelah kiri ia melihat orang dengan pakaian lusuh yang dipastikan para masyarakat.
Seketika ia melihat seorang laki-laki tua dengan wajah pucat dan pakaian robek sana-sini. Qing Ghaozen menyipitkan mata tidak suka lalu menggerakkan tangannya bermaksud agar sang jenderal mendekat.
“Siapa lelaki tua itu?” bisiknya pada sang jenderal.
Jenderal Huang Fu langsung menyipitkan mata melihat seorang laki-laki yang ditunjuk oleh Sang Kaisar. “Beliau seorang pengemis. Apakah Anda ingin mengusirnya, Yang Mulia?”
“Pengemis? Di bagian mana?” Sang Kaisar mengabaikan pertanyaan sang jenderal.
“Bagian Selatan, Yang Mulia.”
Mata Qing Ghaozen seketika melirik tajam pada sang jenderal. “Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memeriksa bagian selatan untuk tidak ada lagi pengemis?”
Seketika ia langsung terduduk hormat dan membungkuk. “Maafkan saya, Yang Mulia. Bagian selatan sudah dikerahkan pada Bangsawan Cun. Mereka yang mengatur daerah sana.”
Qing Ghaozen seketika menggertakkan giginya. “Mereka selalu tamak!” desisnya pelan dengan aura gelap yang menguar dari tubuhnya membuat insan yang melihat Kaisar kini tampak ketakutan. “Setelah ini, bagian emas kepada penduduk selatan dan aku tidak ingin melihat mereka menjadi pengemis! Aku adalah Kaisar yang terpilih dari 3 negeri yang ada. Jangan membuatku malu!”
Jenderal Huang Fu mengangguk patuh. “Baik, Yang Mulia.”
“Kau periksakan juga daerah lain yang masih kekurangan! Penduduk Dinasti Qing tidak ada yang boleh menjadi pengemis!” kecamnya membuat sang jenderal seketika mengangguk mengerti.
“Yang Mulia Ratu memasuki halaman.”
Berbeda dengan Sang Kaisar, ketika mendengar pengumuman tersebut, semua orang berbisik-bisik tentang dirinya. Pengumuman tersebut membuat sang kaisar mengibaskan tangannya pada Jenderal Huang Fu untuk kembali ke tempatnya.
Qian Yueyin tahu bahwa penampilannya hari ini mengundang banyak kontroversi kerajaan. Namun, dia harus yakin bahwa dia bisa bertahan demi puteranya, Xiao. Seketika ia melihat Sang Kaisar yang sudah sampai terlebih dahulu. Qian Yueyin memberikan penghormatan pada suaminya lantas sang kaisar hanya memegang pelan kepala istrinya menandakan bahwa ia menerima penghormatan tersebut. Lalu, Qian Yueyin dituntun untuk duduk di sebelah kaisar.
“Sialan!” maki selir Jing Mi yang menatap iri pada Qian Yueyin. Terutama pada pakaian sang ratu yang begitu persis dengan milik sang kaisar.
“Tidak bisa kubiarkan!”
“Tenanglah. Kita belum melihat wajahnya bukan? Masyarakat tidak akan menerima ratu yang buruk rupa sebagai pasangan sang Kaisar. Saat itu, kau akan langsung dipilih untuk menjadi pendampingnya.”
Seketika senyuman keji muncul di sudut bibirnya. Ayahnya benar, lihat dan tunggu saja maka usahanya selama ini tak akan sia-sia.
♚♚♚
“Dulu, saat ayahandaku masih menjabat sebagai raja dan aku putra mahkota kalian sama sekali tidak berani membicarakan perihal kerajaan. Kenapa?” Qing Ghaozen berjalan sambil menatap ratusan rakyatnya sedang serius menyimaknya karena keheningan seakan membuat pria itu leluasa untuk berbicara. “Itu karena ayahku tanpa segan membunuh di tempat siapa pun yang membicarakan perihal kerajaan di kalangan masyarakat.”
Semuanya benar-benar menyimak tanpa berani ada yang membantah. “Lalu ketika aku diangkat menjadi seorang raja dan ayahku meninggal, kalian justru seakan merasa bebas dan mulai kembali membicarakan tentang kerajaan yang kupimpin, dan pembahasan kalian tak lain adalah mengenai ratuku, istriku.” Qing Ghaozen memperlihatkan ratunya yang masih diam di tempat tanpa berkata apapun. “Kalian membicarakan bahwa selama ini aku tidak ingin tidur dengannya karena wajahnya yang jelek? Karena dia cacat?” Pria itu menggeleng pelan. “Kalian salah besar.”
Mulai wajah dari para rakyat, pejabat, bahkan selir pun saling berbisik-bisik. Kenapa? Lalu kenapa raja tidak pernah menyentuhnya? Itulah hal yang sedang para rakyat tanyakan.
“Aku tidak menidurinya selama 3 tahun pertama pernikahan kami karena dia berkata belum siap.”
Kembali desas-desus rakyat mulai terdengar.
“Aku menerima alasan tersebut karena mungkin saat itu sang ratu masih sangat muda. Kedua, hari ini aku ingin membuktikan bahwa semua isu buruk yang beredar diantara kalian adalah salah.” Qing Ghaozen melirik Qian Yueyin. Wanita itu mengangguk lantas berdiri di sebelah suaminya. “Hari ini aku akan membuka cadar ini di depan kalian, lalu jangan harap kalian hidup setelah melihatnya!”
Pria itu melangkah ke belakang istrinya. “Apa kau siap?” bisiknya pelan.
Qian Yueyin mengangguk lalu balik bertanya. “Apa Anda yakin, Yang Mulia?”
Qing Ghaozen tersenyum miring. “Aku hanya tinggal melenyapkan mereka semua setelah melihat keindahanmu yang seharusnya dijadikan milikku seorang saja.”
Yueyin tahu bahwa suaminya sedang menggodanya sehingga ia tidak ambil pusing dan membiarkan Qing Ghaozen melepas cadarnya. Sesaat cadar nyaris terlepas dari wajahnya, semua yang hadir langsung bersujud memohon ampun tanpa ingin melihat dibalik wajah sang ratu karena ancaman sang raja sebelumnya.
“Kenapa kalian semua bersujud?” tanya Qing Ghaozen setelah melepas cadar istrinya yang memperlihatkan wajah cantik dan yang paling cantik di seluruh kerajaan. “Bukankah kalian ingin melihat wajah jelek istriku?”
“Kalian semua bangunlah, kecuali anggota kerajaan.” Suara lembut itu menyapa. Qian Yueyin tersenyum simpul ketika masyarakat satu persatu mulai bangkit dari sujudnya dan menatapnya dengan terpana seakan dewi dari langit telah turun ke dunia.
Mata Qing Ghaozen seketika menyipit melihat reaksi masyarakat yang sama sekali tidak disukainya dan juga matanya terus menatap awas pada setiap anggota kerajaan yang berani mengintip, namun dia sudah menyiapkan setiap pengawal di barisan pejabat dan anggota kerajaan, mengintip sedikit saja, kepala mereka akan langsung putus sehingga tidak ada yang berani melakukannya. “Sudah puas?” tanyanya sarkas sebelum kembali memakaikan cadar sang istri.
“Anda benar-benar sang dewi!” seru salah seorang pejabat membuat Sang Kaisar langsung meliriknya tajam. “Maafkan hamba, Yang Mulia.”
“Anda seorang dewi!” teriak salah satu masyarakat sambil mengangkat tangannya ke atas lalu tak lama diikuti oleh yang lainnya, membuat halaman kerajaan itu menjadi riuh gembira seketika.
Para anggota kerajaan langsung bangkit dari posisi bersujudnya ketika cadar telah kembali dipakaikan. Qing Ghaozen melarang karena ditakutkan ada yang iri lantas meracuninya. Hal semacam itu dikerajaan sangatlah sering terjadi terutama pada posisi tertinggi seperti selir. Qing Ghaozen telah belajar dari pengalamannya dua belas tahun silam.
“Tetap saja dia seorang pengkhianat!” teriak salah seorang anggota kerajaan yang kesal karena tidak bisa melihat wajah sang ratu mengingat ada penjaga dimana-mana. Jika sedikit saja mereka melirik maka leher taruhannya.
Qian Yueyin menarik napas panjang sementara Qing Ghaozen memilih duduk untuk memperhatikan istrinya. “Dua belas tahun silam, aku memang membunuh seorang selir,” gumamnya membuat kerajaan yang tadinya bersorak gembira menjadi hening seketika. “Pembunuhan yang kulakukan karena dia telah memfitnahku meracuninya, sehingga aku memilih untuk tenggelam sekalian bersama fitnahnya.” Yueyin memperhatikan para rakyatnya yang masih diam mendengarkan penjelasannya.
“Kau berbohong!” seru sang ayahanda selir Jing Mi membuat Kaisar langsung meliriknya tajam. Pria tua itu langsung menunduk takut.
“Aku berbohong?” tanya Yueyin pada dirinya sendiri. “Aku akan membawa saksi jika kalian tidak mempercayaiku.”
Tak lama, seorang dayang yang sudah tua yang pernah melayani selir Xin dua belas tahun silam sebelum kejadian pembunuhan tersebut. Qian Yueyin membiarkan wanita itu maju untuk mengatakan kebenaran dari kejadian dua belas tahun silam.
“Saya adalah Nie yang merupakan dayang senior dari Yang Mulia Selir Xin yang meninggal 12 tahun lalu,” gumam Dayang Nie membuat semua orang berbisik-bisik. “Kala itu, Yang Mulia Ratu memang mengundang Selir Xin untuk berjamu. Namun, Selir Xin ternyata memiliki niat buruk pada sang ratu untuk mencelakakan ratu dan beliau menyuruh saya untuk meracuni kue bulan buatan ratu.” Dayang Nie menunduk penuh rasa bersalah. “Agar ratu diusir atau dibunuh di istana.”
Perempuan paruh baya itu menunduk dalam. “Tapi, saya tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah lebih dulu niat buruk Selir Xin yang ingin mencelakakan dirinya sendiri melalui Sang Ratu. Saya benar-benar minta maaf.” Kemudian ia bersujud di depan Sang Kaisar untuk meminta maaf atas perlakuannya. “Saya siap dihukum mati, Yang Mulia Kaisar.”
Para masyarakat lantas berbisik-bisik, apakah mereka akan menyaksikan kematian hari ini? Sial sekali jika begitu!
Qian Yueyin menahan Kaisar yang hendak bangkit dari kursi kebesarannya. Wanita itu maju lalu membungkuk dan membantu wanita paruh baya tersebut untuk bangun. “Kau sudah kumaafkan, Dayang Nie. Sekarang kembalilah ke kampung halamanmu, nikmatilah masa tua bersama suami dan anak-anakmu karena kau sudah kubebaskan dari kerajaan ini.”
Dayang Nie melebarkan matanya tidak percaya. Ia menangis haru lantas kembali bersujud kepada ratu. “Maafkan saya, Yang Mulia Ratu dan terima kasih atas segala kebaikan Anda. Semoga Anda selalu panjang umur.”
**
TBC
Komennya ya cinta ❤😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top