BAB 17. Dānxīn

Jenderal Huang Fu menajamkan matanya saat melihat hutan lebat yang pasti sudah dilewati oleh Ratunya itu. Tangannya langsung bergerak menyuruh prajuritnya untuk berpencar dari sisi kiri dan kanan hutan sementara dirinya akan memasuki hutan tersebut.

Sedikit menegangkan namun tampaknya semakin ke dalam hutan ini justru terlihat begitu indah dengan bantuan obor yang dibawanya untuk menerangi jalannya. Dilihatnya dengan seksama jejak kuda yang masih basah dan Jenderal Huang Fu semakin mempercepat laju kudanya. Ia khawatir bahwa Ratunya itu tidak baik-baik saja.

Jenderal Huang Fu berhenti bergerak saat melihat jalan keluar hutan Huāngyě. Ia kembali melirik jejak kaki kuda dan menghela napas lega bahwasanya ratunya itu berhasil melewati hutan ini tanpa hambatan. Terus melajukan kudanya, Jenderal Huang Fu pada akhirnya memilih untuk beristirahat sejenak di sebuah pedesaan sebelum kembali mengikuti jejak Qian Yueyin sambil menunggu beberapa prajuritnya yang belum sampai.

♚♚♚

Qian Yueyin sampai sebelum fajar di sebuah tempat di dekat tebing jurang yang memperlihatkan keindahan alam yang luar biasa. Seketika wajahnya tersenyum penuh semangat karena pada akhirnya, ia bisa menghirup udara segar dan bebas dari segala hiruk pikuk istana.

"Yang Mulia," gumam salah seorang prajurit membuat Yueyin menoleh dan siap mendengarkan apapun yang hendak dikatakan oleh prajurit tersebut. "Kami akan kembali ke istana. Harap jaga diri Anda, Yang Mulia."

Ah, Yueyin hampir melupakan satu hal jika mulai hari ini ia akan hidup sendirian tanpa siapapun yang membantu. Diasingkan berarti ia benar-benar dibuang dan jauh dari keriuhan orang-orang. Seketika, angin pagi yang dingin menusuk kulitnya hingga ke tulang.

"Terima kasih," gumam Qian Yueyin yang membuat mata prajurit melebar seketika. Tidak menyangka bahwa sang ratu akan mengucapkan kata yang tidak seharusnya dia katakan. "Berhati-hatilah."

"Baik, Yang Mulia Ratu," jawab mereka dengan semangat lantas menunduk sigap memberi hormat.

"Ingat! Aku bukan ratu kalian lagi."

Salah seorang prajurit menegakkan kepalanya dan menjawab lantang, "Sampai kapanpun, bagi kami Ratu Dinasti Qing adalah Anda, Yang Mulia."

Seketika Qian Yueyin terdiam sejenak sebelum mengangguk dan tersenyum simpul. Ia tidak akan mengatakan apapun yang melarang mereka untuk menjadikannya tetap sebagai seorang ratu walau nyatanya ia telah dibuang dengan cara yang tidak hormat.

Melihat punggung prajuritnya yang menjauh, Qian Yueyin menarik napas dalam-dalam dan menengadah. Ia tidak akan membiarkan air matanya menetes hanya karena ia dibuang jauh ke pengasingan seperti ini. Seketika, mata Yueyi menatap satu rumah yang terletak di tengah ladang gandum. Kini, itulah tempat tinggalnya.

Rumah yang terbuat dari kayu itu terlihat begitu nyaman. Ia tahu itu adalah rumah yang disediakan oleh Sang Kaisar untuknya.  Rumah yang kecil dengan satu tempat tidur dan dapur sederhana tanpa sekat. Jemarinya seketika bergerak mengelus perut ratanya.

"Sayang, lihat... Itu rumah kita. Rumah yang diberikan ayahmu untuk ibumu. Maafkan Ibu, Sayang... Maafkan Ibu yang sudah membuatmu hidup susah bersama Ibu."

Lagi-lagi angin pagi menyapa dirinya, seakan itu adalah jawaban dari anaknya yang bersedia dan siap menanggung segala beban hidup bersama sang ibu.

♚♚♚

"Bagaimana keadaan Ratu? Apa dia sampai dengan selamat?" Qing Ghaozen melepas jubahnya yang dibantu oleh Dayang Lien. Seharian ini ia sibuk memeriksa daerah yang memiliki macam-macam masalah. Penyakit, makanan, bahkan politik yang membuat kepalanya nyaris saja pecah. Belum lagi memikirkan keadaan Qian Yueyin yang entah ada dimana sekarang. Matanya yang tajam seketika melirik Kasim Chen dan menuntut jawaban atas pertanyaannya.

Kasim Chen menunduk takut dan bergumam pelan, "Maaf, Yang Mulia, Jenderal Huang Fu masih belum kembali. Jadi, belum ada berita apapun mengenai Yang Mulia Ratu."

Setelah Dayang Lien siap melepaskan jubah kebesaran milik Sang Kaisar. Ia mohon pamit undur diri. Kini, Qing Ghaozen hanya memakai jubah hanfu putih yang biasa dikenakan saat ia hendak beristirahat.

"Kenapa bisa lama sekali?" tanyanya sedikit menggeram dengan tangan mengepal. Karena jauh di dalam hatinya, ia begitu khawatir dengan keadaan Qian Yueyin. Wanita itu benar-benar sudah mencuri semua hatinya yang kosong, tak menyisakan apapun selain rasa sakit karena dengan terpaksa ia harus membiarkan wanita itu pergi karena pengkhianatan yang dilakukan di depan semua para pejabat yang ada.

Kasim Chen kembali menunduk, "Saya yakin bahwa Yang Mulia Ratu sampai dengan selamat mengingat betapa kuatnya beliau. Bahkan, selama ini beliau mampu hidup dengan bisikan-bisikan rakyat yang mengatakan bahwa beliau memiliki wajah yang buruk rupa dan juga beliau mendapatkan penghinaan bahwa Anda tidak pernah menyentuhnya." Kasim Chen menatap wajah Sang Kaisar sejenak, sebelum kembali bergumam. "Dan beliau bertahan dengan semua itu karena beliau adalah wanita hebat yang tidak bisa disandingkan dengan wanita manapun, Yang Mulia."

Qing Ghaozen mencerna dengan baik apa yang dikatakan oleh Kasim Chen. Lelaki tua itu benar adanya. Wanitanya adalah sosok kuat walau selalu menerima penghinaan dari rakyatnya sendiri. Padahal nyatanya, ia-lah yang ditolak oleh Qian Yueyin selama tiga tahun belakangan.

"Kirimkan pesan untuk Jenderal Huang Fu segera. Beri kabar baik untukku karena aku tidak ingin ratuku lecet walau hanya secuil."

Dengan sedikit bergetar, Kasim Chen mengangguk mengerti walau ia tidak tahu apa-apa mengenai ratunya karena yang dirinya lakukan saat ini adalah menyelamatkan diri dari Sang Kaisar yang tak kenal belas kasih selain kepada orang-orang yang dipilihnya. Namun, selama ini belum ada satu orang pun yang dipilih oleh Sang Kaisar untuk diberi belas kasih. Bahkan ratu mereka sendiri saja dihukum dengan kejam ke pengasingan.

"Kalau begitu, saya undur diri, Yang Mulia," gumam Sang Kasim lalu mundur beberapa langkah sebelum membalikkan badannya dan keluar dari kediaman pribadi Sang Kaisar.

rang diri, Qing Ghaozen seketika termenung. Memikirkan semua masa lalunya bersama sang ratu.

Apakah selama ini ia telah bersikap kejam? Apakah ia melupakan saja dendamnya dan hidup berdua bersama Qian Yueyin selamanya? Lalu, jika ia memilih itu, bagaimana dengan tahta ini? Ia tidak ingin kerajaan ini jatuh pada orang yang salah.

Lagipula, semua tahta dan harta kerajaan ini adalah sah miliknya. Dan sedikit saja ia bergerak melenceng, maka akan ada banyak orang yang merebutnya dan juga menjadikan negara ini negara yang serakah, karena Qing Ghaozen tahu bahwa tidak ada orang yang tidak serakah jika sudah memiliki harta dan tahta.

Lalu, apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan istrinya kembali?

Malam ini, ia tidak akan tidur sebelum bisa mendapatkan rencana untuk mengembalikan Qian Yueyin disisinya tanpa menimbulkan banyak masalah yang akan menjadi pro-kontra para pejabat yang ada.

Ya, Qing Ghaozen akan melakukan apapun untuk mendapatkan Qian Yueyin, meski itu butuh waktu bertahun-tahun. Seketika ia berdiri dan menatap bulan yang berpendar terang lalu bergumam dalam hati,

Tunggu aku, Yue...

**

Jgn lupa comment guyss...

Btw, di Karya Karsa sudah tamat yaa :*

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top