🔒Chapter 12🔒

Sebelum itu di chapter 11...

Furuya mencoba menahan amarahnya. Tanah disekitarnya berguncang lalu sedikit demi sedikit membeku membuat para penyihir disekitarnya panik bukan main.

"Si-sialan..."

Es semakin menyebar kali ini ditambah dengan hujan es tajam yang berjatuhan dari langit. Para penyihir berteriak kaget saat menyadari hujan es tajam itu turun dengan deras.

"Pelindung air"

Rea mengeluarkan kekuatannya untuk melindungi tubuh mereka dari es-es tajam itu. Sementara Furuya masih terduduk disana, diam sambil menahan amarahnya yang tersulut.

"SIALAN KALIAN PARA SINS!!!!"

💎The Elements For 5 Race💎
Warn: Shu,Reiji,Ruki punya Rejet, Furuya dan cerita punya Dilla, OC milik para Author.

Pemuda vampire itu turun dari kudanya. Dengan perlahan vampire yang memiliki rambut dengan potongan undercut itu berjalan dengan kuda yang dia tuntun memasuki kawasan Bloodarld. Iris biru mentah itu menyisir keadaan Bloodarld yang hancur, bisik-bisik serta ocehan terdengar dari mulut ke mulut tentang penyerangan seekor Hydra beberapa jam yang lalu.

"Nao" Anjing miliknya menoleh ke arahnya dan berjalan di sebelahnya. Pemuda itu terus berjalan sampai dirinya tak sadar sudah sampai di pasar kota yang sama hancurnya.

Bedanya dia melihat ceceran es beku di jalanan serta jejak-jejak es yang mengarah ke luar kawasan. Dia berdecih tak suka lalu segera berlari kearah segerombolan penyihir yang ada disana.

"Ano... "

Para penyihir itu menoleh ke arahnya dan dengan sekejap, masing-masing iris mereka melebar tak percaya.

"Apa kalian melihat dimana Putri tertua?" Tanya pemuda itu to the point.

"Ka-kau.. "

"Ja-Jaeger-san?!" Seruan terkejut itu berasal dari Rea. Dia memandang tak percaya sosok yang ada di hadapan mereka semua.

Yang disebut hanya tersenyum kecil, "Osashiburida ne"

****

BBRRAKK

"Kou-san! Kou-san!"

Teriakan panik itu memenuhi sebuah rumah sederhana di pinggiran Bloodarld. Sesaat setelah pintu di dobrak kasar dengan seruan memanggil nama, sang pemilik nama tersebut datang dengan tergesa.

"Ara? Luna-chan? Ada apa?" Pemuda dengan surai kuning itu mengajak tamunya masuk, Luna segera menempatkan dirinya di salah satu sofa yang ada sementara Kou mengambilkan dirinya segelas air.

Tak berselang lama Kou kembali dengan segelas air ditangannya, dia segera menyerahkan gelas itu pada Luna dan dengan segera di terima oleh gadis itu.

Luna meminum airnya sejenak lalu menaruhnya, setelah memastikan nafasnya teratur dia kembali berwajah panik.

"Furuya-san! Furuya-san!" Luna berseru panik seraya mengguncang bahu pemuda dengan surai kuning tersebut membuat Kou pusing karena ulahnya. Dia memegang tangan Luna sejenak sebelum melepaskannya dari bahunya, "Ada apa dengan Furuya-san?"

"Di-dia.. Dia.. Menghilang!" Seru Luna kembali panik dia bahkan hampir menggebrak meja karena sangking paniknya.

Kou terkejut, "Wow.. Wow.. Tenang Luna-chan kami pasti akan membantu kalian"

"Tapi-"

Baru saja Luna akan membantah namun jari Kou sudah terlebih dahulu berada di atas bibirnya, dia tersenyum manis.

"Tenang kami tahu dimana Furuya-chan saat ini" Ucapan Kou tadi membuat Luna terdiam, dia melihat tepat ke iris biru milik pemuda tersebut. Sejenak dia menghela nafas berat.

"Kuserahkan Furuya-san kepada Kou-san tapi aku mohon cepat lah" Mohon Luna dengan wajah memelas dan Kou hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Setelahnya Luna pamit karena dia juga harus menyiapkan perbekalan untuk menuju perjalanan selanjutnya. Kou mengangguk dan mengantar kepergian Luna sampai di depan pintu.

Kou mengigit bibir bawahnya sesaat setelah Luna pergi. Dia segera mengunci pintu rumahnya dan segera pergi ke hutan barat Bloodarld menggunakan sebuah kuda. Dalam hati dia terus berharap agar keduanya tetap selamat dan tak sampai mengamuk di sana.

Kudanya terus dia pacu menuju jantung hutan, dia tahu salah satu dari keduanya ada disana untuk berdiam diri untuk menenangkan diri.

Drap

Tali kekang itu ia tarik saat melihat siluet dua vampire yang berbaring lemah dengan wajah saling bertatapan. Kou mendekat dan saat itu juga dia akan menjerit jika saja tak lupa jika mereka adalah dua orang yang sedang di cari-cari Ras vampire yang lain.

"Kalian tak ingin kembali?" Tanya Kou setelah sesaat tadi memecah keheningan. Salah satu dari mereka bergerak dan menoleh ke arahnya.

Mukami tertua itu duduk di tempatnya dan menoleh ke arah Kou, "Aku memang ingin begitu tapi.. " Iris biru baja itu menatap tubuh di sebelahnya yang masih kelelahan. Kelopak mata yang menyembunyikan kedua netra biru cerah itu tampak berkedut sesaat sebelum akhirnya terbuka.

"Hn.."

"Mau kah kau pulang? Semuanya khawatir Kachiku" Tangannya terangkat guna mengelus sejenak helaian biru tersebut.

Furuya melirik arah lain tampak tak setuju dan masih ingin ada di hutan tersebut. Ruki kembali menoleh ke arah Kou seraya menggeleng pelan, "Kami di sini sebentar katakan pada yang lain untuk berjalan terlebih dahulu nanti kami akan menyusul jika sudah ada di perbatasan Aquarld" Perintah Ruki pada sang adik.

Kou mengangguk lalu segera menaiki kudanya untuk mengatakan hal tersebut pada yang lain mungkin keduanya memang masih butuh waktu sendiri di hutan.

***

D

i pekarangan  kastil Bloodarld tampak beberapa kudu sudah berdiri di depan sana. Beberapa ras juga ada yang sedang menyiapkan kuda mereka salah satunya adalah ras Witch dan ras Siluman.

"Kuurei kau taruh dimana Dart serta belatiku?" Seru Yoshino saat dirinya keluar dari gudang penyimpanan. Kuurei menoleh ke arah Yoshino dan menujukan dimana Dart serta belati milik Yoshino yang ada di sebelahnya.

"Di sini"

"Kenapa ada di sebelahmu?" Tanya Yoshino heran lalu mengambil beberapa belati disana. Kuurei mengernyit heran lalu menunjuk Yoshino sendiri, "Bukannya kau yang memberikan persediaan Dart serta belatimu padaku?"

Kali ini Yoshino yang terkejut dirinya merasa tak pernah memberikan persediaan barang miliknya pada siapa pun. Oh tunggu...

"Pasti ulah Reija" Gumam Yoshino dengan raut datarnya, dia segera berbalik setelah mengucapkan terimakasih pada Kuurei dan segera menuju tempat Reija.

"Oi Himeko!"

Merasa dirinya di panggil Reija menoleh dengan pandangan polos seolah tak melakukan apa pun tapi tatapan itu tak mempan untuk Yoshino. Tertua dari ras Witch itu hanya menunjukkan raut datarnya dan menarik telinga Reija sangking gemasnya dengan salah satu adiknya ini.

"Kamu ini ya!! Sukanya buat orang bingung saja! Hampir tadi aku bertengkar dengan Akiru karena aku melihatnya membawa Dart yang hampir sama dengan milikku" Oceh Yoshino masih dengan menarik telinga Reija.

Reija meringis seraya merengek kesakitan saat telinganya masih di tarik kakak tertuanya.

"Ittai! Ittai!! Ittai! Nii-sama lepas~~" Rengek Reija yang berusaha melepaskan jeweran Yoshino di telinganya.

"Hahh~ kalian ini selalu bertengkar apa kalian tidak bosan?" Cibir Adeline yang kebetulan melintas di sana seraya membawa keranjang buah miliknya.

Yoshino segera melepaskan tangannya dan kembali dengan dart miliknya sementara Reija masih setia mengelus telinganya yang memerah karena perbuatan Yoshino.

Ray menoleh ke arah gerbang masuk, disana dia melihat siluet seseorang yang menaiki kuda mendekat. Refleks Ray menarik pedangnya dari sarung siapa tahu itu adalah salah satu bawahan Deadly Sins.

Kagura ikutan menoleh ke sumber suara, dia kemudian menyipitkan matanya dan samar-samar dia melihat sosok Kou di atas kudanya.

"Kou-san!" Seruan Kagura membuat Ray yang disebelahnya menoleh seraya menatapnya heran, "Kau mengenalnya?"

"Tentu! Dia salah satu saudara Ruki-san" Jawab Kagura senang.

Ray ber'oh' ria lalu menyimpan kembali pedangnya lalu kembali memeriksa kudanya. Sementara Kagura serta ras vampire lainnya menyambut Kou.

"Kou-san! Bagaimana? Apakah Furuya-san sudah ketemu?" Tanya Luna penasaran.

Kou segera turun dari kudanya lalu mengangguk ke arah Luna sontak membuat semua vampire itu berseru senang.

"Yokatta! Furuya-nee sudah ketemu" Lirih Riana senang.

"Tapi.. "

Semuanya kembali menolehkan wajahnya ke Kou yang tampak ragu mengucapkan isi hatinya. Dia menundukkan kepalanya sebelum menarik nafas panjang.

"Furuya masih berusaha menenangkan dirinya kata Ruki-kun sendiri mereka akan menyusul jika kalian sudah sampai di perbatasan Aquarld." Jelas Kou pada akhirnya dia melihat ekspresi setiap putri yang ada disana yang terlihat tak percaya dengan keputusan tersebut.

"Ta-Tapi-"

Baru saja Luna ingin berbicara Mizuki sudah lebih dahulu menepuk bahunya mengisyaratkan untuk membiarkan tertua mereka untuk menenangkan diri. Luna akhirnya hanya diam dan mencoba menerima keadaan dia mengangguk paham dan tenang.

"Kalau begitu itu berarti kita akan di pimpin Mako-san? Huh aku tidak terkejut sama sekali" Sinis Fie seraya menyilangkan kedua tangannya dan memasang wajah angkuh.

Mako yang kebetulan lewat disana menoleh, "Apa?"

Fie memutar bola matanya bosan, "Sungguh kejutan yang menarik" Ucapnya dengan nada bosan.

"Mako-san begini bisa kah kau mengarahkan kami menuju Aquarld? Hanya untuk perjalanan ini kami mohon karena kau lah yang tertua disini" Mohon Riana, dia benar-benar bingung karena tertua mereka yang menghilang dan lebih parahnya lagi dia memohon pada ras lain!

Argh! Ke samping kan dulu harga diri itu! Dia rela memohon pada ras lain asalkan mereka tidak terpecah lagi karena tak ada sosok tertua di antara mereka.

Mako menghela nafas kasar sejenak dia menutup matanya dan berpikir. Tak lama kelopaknya terbuka dan kembali menatap ke semua ras vampire itu, "Baik tapi hanya samapai perbatasan Aquarld" Dia menjauh untuk ke kuda miliknya dan segera menunggangi kuda coklatnya.

"Dengar semua! Putri tertua telah menunggu kita di perbatasan Aquarld dan aku lah yang akan memimpin kalian sampai ke Aquarld. Aku tak menerima penolakan atau kritikan jika kalian tak suka silakan pergi sendiri dan jangan berharap kalian selamat" Ucapan Mako membuat sebagian ras terkejut namun mereka juga tak bisa menolak Mako karena mereka juga tak mau mengambil resiko pergi sendiri. Semua ras yang telah ada di atas kuda mereka akhirnya hanya diam dan saling melirik satu sama lain.

Merasa tak ada penolakan Mako segera menarik tali kekang kudanya untuk berjalan, "Kita berangkat sekarang" Lalu setelah itu dua segera memacu kudanya menuju arah barat tempat di mana Aquarld berada.

"Minna! Ikezou!!!" Seru Junki mengikuti Mako lalu semuanya turut ikut mengikuti langkah keduanya yang sudah berpacu duluan.

"Kami berangkat" Pamit Riana pada Yumi serta Kou yang masih ada disana. Yumi mengangguk anggun dengan senyum miliknya, "Hati-hati dan sampaikan salam Obaa-san pada Furuya-chan dan Ruki-kun"

"Tentu saja" Ucap Mizuki lalu meninggalkan pekarangan kastil mengikuti yang lain.

Mungkin dalam perjalanan kali ini akan sedikit lebih canggung dan tak enak karena Mako yang memimpin tapi mereka harus menahannya karena mereka tahu kalau Mako adalah tertua setelah Furuya.

"Hanya satu perjalanan"

Ya, hanya satu perjalanan yang akan mereka tempuh untuk ke Aquarld dan semoga tak ada halangan yang menghentikan mereka.



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top