🔒Chapter 05🔒
Hari menjelang malam para ras lain memutuskan untuk menginap di kerajaan Sakamaki untuk beberapa hari ke depan guna menyiapkan rencana mereka
Kerajaan tampak begitu ramai oleh aktivitas para ras lain yang sedang berbincang atau pun bergurau, mereka memutuskan melupakan sejenak tentang kelima Element tersebut hanya agar mereka tidak terlalu bersitegang
Sementara yang lain sedang bercanda beda lagi dengan Rei. Dia tampak termenung di teras depan kerajaan beberapa makanan ringan disampingnya tak ia sentuh sama sekali. Pandangannya kosong menatap lurus ke depan entah apa yang membuatnya seperti itu yang pasti itu bukan petanda baik
"Hahaha Rei! Berhenti! Air itu dingin tau!!"
"Aku tak akan berhenti sebelum (ppiipp)-san mengajariku jurus baru!"
"Hahaha oke oke kuajarkan"
Waktu itu entah kapan dia mengingat sesuatu, dia bersama salah satu putri mahkota sedang belajar bersama. Rei tak mampu mengingat namanya yang dia lihat hanya rambut biru yang tertiup angin dengan senyum cerah di bibirnya
Rei mengambil nafas lalu membuangnya dia kembali mengusap wajahnya lalu termenung kembali
"Siapa gadis dengan rambut biru itu? Rasanya familiar tapi anehnya aku tak bisa mengingat siapa itu" gadis itu bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam
"Atau itu hanya halusinasiku? Rasanya aneh"
Rei tak memperhatikan jalan sampai dia bertabrakan dengan seseorang, seseorang itu meringis kecil lalu memandang Rei tajam. Dia Furuya
"Ma-maaf Furuya-san aku tak sengaja" Rei meminta maaf sambil menundukkan kepalanya
"Hn"
Hanya itu jawaban dari putri sulung tersebut setelah berucap dia meninggalkan Rei disana sendiri seolah tak terjadi apa pun
Rei menyandarkan tubuhnya di dinding lalu menutup mukanya dengan lengan tangannya lalu menghela nafas "Sebenarnya ada hubungan apa tentang hal itu?"
💎The Elements For 5 Race💎
Warn: Shu,Reiji,Ruki punya Rejet, Furuya dan cerita punya Dilla, OC milik para Author.
Furuya berdehem sejenak lalu menarik rambut panjangnya ke belakang telinganya seraya menatap sebuah peta lama di hadapannya. Diperhatikannya terus peta tersebut lalu mengangguk singkat dia menperhatikan Ruki yang ada di hadapannya
"Bagaimana?"
"Temuan yang langka tapi Furuya tak mau terburu-buru tentang hal ini sebaiknya kita harus cepat berjalan" Furuya memejamkan matanya dan senderan pada kursi yang dia tempati dan tertidur
Ruki terkekeh kecil lalu mengacak lembut surai biru itu gemas "Kawaii desu"
"Ck, mendokusai Ruki-kun"
"Hahaha ha'i ha'i Kachiku"
Kkkrriiettt
"Sumimasen, E-etto..Furuya-san, Ruki-san Rea-san meminta kalian untuk berkumpul di bawah" kepala Sky menyembul dari balik pintu. Dengan pandangan memohon dia menatap pasangan tersebut takut-takut
"Ha'i arigatou Sky-san kami akan turun segera" jawab Ruki ramah dan setelah itu Sky pergi meninggalkan mereka
Ruki merangkul bahu Furuya "Ayo semua menunggu kita dibawah" ujarnya dengan senyum tipis, Furuya mendengus lalu ikut berdiri
"Perkataanmu seperti meminta restu ke Kaa-san dan Shuna saja agar segera menikahiku" dia mencibir seraya memalingkan wajahnya. Lagi Ruki terkekeh mendengar hal itu keluar dari mulut kekasihnya tersebut
"Hee~ jadi setelah kita mendapatkan element-element itu dan membuat seperti sedia kala kau ingin cepat-cepat menikah denganku hm~" mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang berkumpul. Furuya terdiam dengan wajah memerah
"Ti-tidak juga"
"Tsundere nih?"
"Furuya nggak tsundere!"
"Iya tuh~"
"Serah"
Ruki tertawa pelan setelah menggoda habis-habisan kekasih kesayangannya, menurutnya Furuya bisa saja menjadi hangat dan ramah tidak dingin dan kaku. Ruki bisa menjamin kalau Furuya menjadi keterbalikan sifatnya dia akan jauh lebih imut dari yang sekarang.
"Kenapa kau tersenyun-senyun gaje seperti itu?!" seru Furuya saat melihat Ruki yang terus tersenyum-senyum, dia merasa sebagian bulu kuduknya berdiri karena Ruki. Entah apa yang dipikirkan Ruki sampai bisa segitunya
"Oh tidak" terjawab dengan singkat. Furuya mengendikan bahunya tak peduli dan kembali menatap ke depan dengan pandangan datar. Semua ras telah berkumpul dan sepertinya mereka yang terakhir
"Maaf membuat menunggu" Furuya duduk di sofa panjang bersama Fie, Luna, Rei dan Rayven
Rea mengangguk lalu memulai pembicaraan "Baiklah seperti yang sudah kita semua tahu bahwa ke empat Element telah kita dapatkan informasinya dan seperti yang dikatakan Ruki-san kemarin sebagian dari kita akan tetap berada disini sementara yang lain akan ikut mencari Element-element tersebut"
Rea memberi jeda pada kalimatnya lalu kembali menatap yang lain
"Perjalan pertama kita adalah ke Bloodarld untuk mencari Element Moon Je Equs semua paham?"
Mereka semua mengangguk paham, Rea kemudian mengakhiri perkataannya dan duduk disebelah Ify dan kembali membaca tentang Element pertama tersebut
"Oh ya! Kingdom of System dan Zarkand Island belum kita beritahu! Mereka berhalangan ke sini karena portal sedang di tutup saat itu karena para iblis yang menyerang dua kerajaan tersebut" seru Jun menarik perhatian semua ras
"Iya pantas saja aku tak melihat Akiru dan Yoshino dari kemarin" sahut Adeline membenarkan ucapan Jun
"Ah tak apa aku yakin mereka akan bersekolah hari ini" ucap Rei seraya tersenyum lembut
Semua mengangguk lalu mulai berdiri dan mengambil tas sekolah mereka dan berjalan keluar dimana limosin mereka menunggu
"Hahhh~ entah kenapa rasanya hawa disekitar sini agak menyeramkan dari biasanya" celetuk Thunder dengan tampang datar seraya menatap was-was sekitar
Puk
"Itu wajar karena kita ada di daerah vampire bukan daerah kita sendiri" ujar Scout menepuk pelan bahu Thunder dan berjalan disebelah Thunder
Thunder memutar matanya "Bukan itu baka! Kita sudah dua hari disini dan hawa sekitar sini awalnya normal tapi sekarang berbeda drastis"
"Sstt..kalian berdua jangan banyak bicara" Zyla menyikut keduanya agar keduanya diam dan tak membuat para ras vampire tersinggung. Walau pun percuma karena ras vampire itu tak mudah tersinggung
Mereka tetap memasuki limusin mereka dan tak mendengarkan ucapan ras penyihir atau pun mereka mendengarkan tapi hanya mengacuhkan ras tersebut
🍁🍁🍁
Semua putri dan putra mahkota setiap ras telah sampai di sekolah, mereka segera turun dan pergi ke kelas masing-masing
Riana duduk dibangkunya lalu menghela nafas sejenak, dia menatap seluruh penjuru kelasnya yang tampak ramai tentang penyerangan ras iblis beberapa hari yang lalu. Dia kemudian melihat Furuya namun tak seperti biasanya kakaknya itu mau bangun dan nampak serius memperhatikan ucapan Mizuki dan Kagu.
Dapat dia lihat beberapa kali Furuya mengangguk lalu mencoret sesuatu dikertas lalu menunjukkan ke Mizuki dan Kagu. Keduanya kemudian mengangguk dan kembali berbicara
Pandangannya berputar ke arah Ruki, pemuda itu sibuk membaca buku yang dia temukan kemarin dengan serius sesekali dia juga mengamati peta kuno disampingnya dan membuat garis diatasnya. Lebih mirip membuat petunjuk seperti di peta
Kali ini pandangannya jatuh ke Fie, gadis cuek itu terlelap dibangkunya tanpa memperdulikan sekitarnya tak lama setelah itu Luna datang ke tempatnya seraya membawa sebuah buku
"Riana-nee aku baru mendapatkan buku ini dari perpustakaan coba Riana-nee baca" Luna menyodorkan buku tersebut dan segera diterima oleh Riana
Di buku itu dijelaskan beberapa penjaga di setiap Element dan juga cara mengatasinua
"Serigala awan putih akan patuh saat dia merasa-"
"Kertasnya robek" Riana menatap nanar kertas yang terobek dibagian tengah sampai ke bawah seperdelapan halaman itu robek dan hanya menyisakan secuil kalimat serta sketsa serigala awan putih tersebut
Riana menghela nafas, mungkin dia harus menanyakan ini ke Zero atau Ruki mengingat keduanya itu telah mengetahui hampir keseluruhan tentang Element tersebut
"Luna bisakah kau menanyakan pada Rea-san apa dia mempunyai ramuan mengembali bentuk? Mungkin aku sekarang membutuhkannya" ujarnya lembut pada Luna. Luna mengangguk antusias lalu pergi mencari Rea
Riana tetap menatap robekan kertas tersebut lalu tersenyum tipis
"Setidaknya ini sudah cukup membantu"
🍁🍁🍁
Zero melayang tergesa di koridor sesekali dia menoleh ke belakang yang hanya kegelapan disana
"Akhh"
Tanpa sadar seekor serigala menerjangnya dan mengigit tubuhnya seraya menyeringai senang. Serigala itu melepaskannya dan duduk tegap lalu tertawa
"Hihihihi lihat ekspresimu Zero-chan! Itu lucu! Hihihi" Serigala itu berubah menjadi sosok gadis yang cantik ya dia adalah Ina yang tadi berubah menjadi serigala untuk menakut-nakuti Zero
Zero memasang wajah kesal lalu kembali melayang "Seharusnya aku sudah tahu tapi kau terlalu menakutkan"
Ina terkekeh kecil lalu berjalan beriringan dengan Zero yang melayang disebelahnya
"Oh ya Zero-chan kau sebelum ini tinggal dimana?" tanya Ina menatap Zero disebelahnya
Zero menoleh "Aku tinggal di...dimana ya?"
"MANA KUTAHU OY!"
Zero tertawa hambar sambil menggaruk pipinya sebenarnya dia juga tak ingat dimana dia sebelumnya tinggal yang dia ingat hanya sebuah tabung hijau seukuran badannya yang akan terbuka saat waktunya makan dan terus tertutup.
Zero menggelengkan kepalanya pelan "Entah lah aku tak ingat ah ya Ina-san kau seharusnya menghadiri kelas kan?"
"Aku sedang malas mengikuti pelajaran"
"Kalau begitu temani aku berjalan-jalan boleh?"
Ina mengangguk antusias "Tentu ayo"
🍁🍁🍁
"Persiapannya sudah selesai kau mau langsung?" tanya Envy seraya memperhatikan layar monitor didepannya. Itu menunjukkan Race School
Wrath mengangguk "Lakukan"
Envy menekan sebuah tombol lalu diikuti Lust yang ada disebelahnya. Ketiganya menyeringai kejam saat timer mulai bergerak
"3...2...1"
.
.
.
.
BBBAAAMMMMM
BBBBAAAMMMMM
Tepat ketika Wrath selesai menghitung bagian kanan sekolah hancur dikarenakan ledakan
Kelas XIII-3 yang ditempati Aly,Aina, Adeline,Rei dan Jun juga terkena ledakan tersebut. Semua siswa segera berbondong menyelamatkan diri mereka
"Aly-san!!! Gunakan kekuatan waktumu untuk menyelamatkan kita" seru Adeline berusaha keluar dari reruntuhan bangunan sekolahnya
KKRRAKK
KKRRAKK
KKRRAKK
Retakan di dinding membuatnya semua membeku di tempat. Pandangan sekarang tertuju pada dinding kelas mereka
BBBRRUUKKK
Seketika ruangan longsor Aly yang tak sempat menggunakan kekuatannya terjatuh dari lantai 5 sekolahnya begitu juga yang lain
"Akhhh" Jun meringis saat kepalanya terbentur bangunan yang lain menyebabkan darah mengucur dari kepalanya
"Jun-san!!"
"Ukhh"
Adeline mengalihkan pandangannya ke Rei yang tertusuk besi berkarat di bagian perutnya. Celaka! Jika terus begini semuanya akan terluka
ZAPP
CCCRRIINGGG
Sebuah panah menancap di dinding bangunan yang masih kuat, itu milik Ruki dia menggunakan panahnya untuk menyelamatkan mereka lalu dibantu oleh jaring musik Furuya yang hanya akan menangkap tubuh mereka
"Nice shoot!" Ruki mengacak rambut Furuya sebentar sebelum akhirnya membantu yang lain
"Flora-san, Angel-san, Ify-san, Yuko-san cepat"
Keempat pemilik kekuatan Healing itu mendekat dan cepat-cepat menyembuhkan luka mereka semua. Furuya menatap sekitar dengan datar lalu menggesekkan biolanya dengan tenang
Hushh...Hushh...Hushh...
"Musik merupakan element terkuat walaupun dia hanya sebuah irama tapi dia sangat kuat"
Perkataan Shu tergiang dikepala Furuya, dia ingat saat itu saat dia sedang berusaha bermain biola dan Shu memberitahunya hal yang lain
"Musik itu tak bisa disentuh tapi bisa dirasakan"
Gesekan bow pada biolanya sangat tenang membuat siapa pun pasti terdiam dan akan terus memperhatikan sulung ras itu memainkan biolanya. Perlahan-lahan material-material bangunan sekolah kembali menyatu seperti semula
Furuya membuka matanya sedikit lalu tersenyum tipis dan kembali melanjutkan permainannya. Tak lama kemudian bangunan sekolah sudah seperti sedia kala seolah tak terjadi apa pun, Furuya menghentikan permainannya dan tersenyum tipis
"Perfect"
Dirinya berbalik dan langsung beradu pandang dengan iris lain yang menatapnya tajam
"Kau berhutang penjelasan padaku Tuan Puteri Furuya"
"Kenapa kau kesini lagi huh? Pangeran Mako?"
TBC
(Hasil Revisi)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top