Chapter 4
Satu tahun setelah trainee, tepatnya di musim semi, ketiga agensi mengeluarkan musik video dari girl idol group baru, Diamond.
Dalam musik video itu, Diamond membawakan lagu Adamas. Ya, Adamas adalah bahasa Yunani dari diamond yang berarti tak terkalahkan.
Lirik-lirik yang mereka bawakan pun memberikan kesan jika sinar mereka tidak akan redup. Dan mereka tidak mudah dipisahkan, meskipun banyak hantaman yang mereka terima.
Ini adalah pertama kalinya bagi ketiga agensi mengusung tema Yunani. Ketiga anggota itu memakai seragam layaknya siswa kerajaan dengan corak warna berbeda.
Chisa digambarkan sebagai dewi Athena. Seorang dewi yang terkenal akan kecerdasan, kebijaksanaan, dan penalaran. Selain itu, dewi Athena juga dikenal sebagai dewi yang tidak pernah ragu dalam perang untuk melindungi manusia di bumi. Dewi Athena juga kerap disandingkan dengan rekannya, Dewi Artemis.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa adegan Chisa dengan buku ditangannya. Serta pembukaan musik video, dimana dia dan Neko yang sedang memegang busur serta anak panah tengah memperhatikan sebuah peta kuno.
Seperti merencanakan perang, bukan?
Neko sendiri digambarkan sebagai dewi Artemis. Ia adalah dewi yang memiliki julukan sebagai dewi perburuan, alam liar, bulan, dan kesucian. Dewi Artemis juga dilambangkan sebagai dewi pelindung wanita. Selain itu, dewi Artemis juga memiliki sifat yang rendah hati dan bijaksana.
Dan yang terakhir adalah Megumi Sachi. Ia digambarkan sebagai dewi Aphrodite. Seorang dewi yang melambangkan cinta, kecantikan, dan kesenangan. Selain itu, dewi Aphrodite juga digambarkan sebagai sosok yang percaya diri, tidak takut pada siapapun, dan tidak pernah bergantung pada orang lain.
Teori yang ada dalam musik video itupun cukup menarik. Mereka mengangkat mitos perang Troya yang terjadi antara Athena, Aphrodite, Hera, Eris, dan Zeus.
Teori tersebut terlihat pada bagian dimana Chisa yang notabenenya seorang Athena tengah terlibat perkelahian dengan Sachi yang notabenenya adalah seorang Aphrodite. Mereka tampak tidak ingin mengalah hingga akhirnya Sachi memutuskan untuk pergi dari sekolah itu.
Musik video itu ditutup dengan nama unit mereka.
Selain itu, berkat semua teori dan misteri yang diangkat oleh ketiga agensi. Dalam waktu sehari, musik video itu sudah mencapai tiga belas ribu penonton dengan tujuh ribu penyuka dan seratus kurang suka.
Sangat fantastis, bukan?
Ya, sebagian besar dari para penonton menyukai mereka. Selain karena teori dan konsep yang dipakai, visual dan suara mereka juga sangat mendukung serta sangat cocok untuk mewakili ketiga agensi raksasa itu.
*****
"Selamat datang, Diamond!"
Tsumugi dan Banri menyambut mereka dengan semangat.
"Terimakasih," ucap mereka secara serempak.
"Mulai sekarang, tempat ini akan menjadi rumah untuk kalian. Dan mulai sekarang juga, aku akan menjadi manajer untuk kalian," jelas Banri.
"Wah, Banri-san jadi manajer kita," ucap Sachi dengan riang.
"Mohon bantuannya," ucap Chisa dan Neko secara bersamaan.
Setelahnya, Banri dan Tsumugi izin pamit karena ada panggilan dadakan dari sang presiden. Baik Neko, Chisa, dan Sachi langsung memasuki ruangan yang bisa dibilang cukup luas untuk dihuni mereka.
Kamar mereka berada di lantai dua. Di hari pertama ini, mereka memutuskan untuk sibuk dengan diri mereka terlebih dahulu.
Bukan karena mereka egois, tapi karena mereka harus membereskan semua barang yang mereka bawa dari rumah.
Dan saat malamnya, tidak ada satupun dari Chisa ataupun Sachi yang keluar dari kamar. Hanya Neko sendiri yang tengah asik dengan alat-alat memasak.
Tentunya memasak makan malam. Jika harus pesan, tentunya mereka belum bisa.
Mengapa? Apalagi jika bukan, mereka belum mulai gajian.
Dan saat makan malam sudah siap, Neko mengetuk satu-persatu kamar rekannya sembari mengatakan jika mereka harus makan malam.
Chisa yang sedang lelah pun mau tak mau harus makan. Selain dirinya juga sudah lapar, ia juga menghargai karena ada yang mau repot-repot memasak setelah lelah seharian.
Berbeda dengan Chisa, Sachi justru sudah pergi ke alam mimpi. Aktivitas menata kamar itu sangat menguras waktu dan tenaganya yang membuat dirinya tidak bisa beristirahat semenjak selesai membuat musik video itu.
"Biar aku tebak, Sachi tidak akan makan malam?" ucap Chisa setelah duduk di kursi yang telah disediakan.
"Begitulah. Kalau dia lapar juga akan kesini dengan sendirinya," jawab Neko seadanya.
Makan malam kali ini hanya dilakukan oleh Neko dan Sachi saja. Hanya dentingan garpu dan sendok yang mereka dengar.
Dan setelah makan malam selesai, Chisa membantu Neko membereskan sisanya. Lalu, mereka menghabiskan waktu bersama untuk menonton film sebelum tidur.
*****
Tepat pukul satu malam, Sachi terbangun dari tidurnya karena haus. Ia berjalan perlahan ke dapur dan mendapati kedua rekannya ketiduran saat nonton film.
Karena penasaran, Sachi mengambil air putih terlebih dahulu dan mulai menonton film yang ditinggalkan oleh rekannya. Sayangnya, disaat Sachi tengah minum, tiba-tiba saja zombie membuatnya terkejut hingga terbatuk-batuk dan membuat bangun Chisa dan Neko.
"Aku kira siapa," gumam Chisa yang langsung membantu Neko menepuk-nepuk punggung Sachi.
"Tadi ... uhuk ... aku minum lalu kena jumpscare," adu Sachi.
"Makanya, jangan lewatin jam makan malam," ucap Neko dan Chisa.
"Kalian tidak membangunkan aku," ucap Sachi lalu ia menghabiskan sisa air putih yang ada di gelasnya.
"Aku sudah membangunkanmu berulang kali. Tapi kau tetap tidak mau bangun," balas Neko.
Sachi menggembungkan pipinya. Ia kesal karena tidak bisa membalas perkataan ketuanya.
"Tuh, kalau mau makan. Masih ada nasi goreng," ucap Chisa.
"Kok tahu!?"
"Sudah terlihat dari gerak-gerik mu," jawab Chisa singkat yang kemudian pergi ke kamarnya untuk melanjutkan tidur.
Sachi mengambil sepiring nasi goreng dan akan membawanya ke kamar. Sayang, aksinya dicegah oleh Neko.
"Aku tidak mau makan sendirian," ucap Sachi.
Akhirnya, Neko mengalah. Mengorbankan waktu tidurnya untuk menemani Sachi makan hingga selesai. Dan setelahnya, baru Neko bisa melanjutkan tidur.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top