Chapter 3

Butuh waktu satu bulan lamanya untuk ketiga agensi dalam menyaring calon trainee nya. Ditambah dengan banyaknya peserta, mereka meminta waktu tambahan lagi untuk mengirim semua undangan ke tahap berikutnya pada para peserta.

Memang cukup melelahkan. Tapi untuk para staf, itu adalah hal yang menantang. Karena sebentar lagi, mereka akan bertemu dengan tantangan yang besar.

Banyak gadis terpilih telah berkumpul di ruang latihan yang cukup besar. Para staf pun langsung mengisi barisan mereka dan membiarkan seorang pria bersurai biru muncul dihadapan mereka.

"Selamat pagi. Perkenalkan, namaku adalah Banri. Tentunya kalian sudah tahu mengenai ku, bukan?

Baik. Aku disini sebagai perwakilan dari ketiga agensi untuk memberikan sambutan kepada kalian. Dan selama kalian disini, kalian akan dilatih banyak hal tentang idola.

Tidak perlu menunggu lama, kalian boleh mulai sekarang. Semoga berhasil."

Sambutan itu langsung ditutup dengan pembagian kelompok trainee. Beberapa staf membantu para trainee untuk menemukan kelompok mereka dan setelahnya, mereka mulai dilatih.

Kelompok satu adalah kelompok yang mendaftar di Takanashi production, kelompok dua adalah yang mendaftar di Yaotome production, dan kelompok tiga adalah yang mendaftar di Okazaki agency.

Menurut jadwal, kelompok satu mendapatkan pelatihan dance. Kelompok dua mendapatkan pelatihan vokal. Dan kelompok tiga mendapatkan pelatihan tata krama.

Ya, selama menjadi trainee, mereka akan dilatih seperti itu secara bergiliran. Tentunya hal ini diharapkan bisa menjadi hal yang baru bagi industri musik.

*****

Hari menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan. Dan kini, sudah satu bulan lamanya mereka menjadi trainee.

Satu-persatu anggota dari kelompok mereka mulai mengundurkan diri dengan beralasan jika mereka memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan, sakit, dan lain sebagainya.

Chisa hanya bisa diam pada nasibnya yang entah kemana selama menjadi trainee. Ia memang sudah mengerti jika akan seperti ini. Tetapi, Chisa tidak menyangka bisa digantungkan seperti ini.

Ya, meskipun ia sedikit bersyukur jika nasibnya tidak separah Iori dulu.

Selain itu, ia juga mendengarkan desas-desus jika ada seorang aktris yang juga menjadi trainee di kelompok dua. Kabarnya, aktris itu mendapatkan perlakuan khusus dari para staf.

perihal benar atau tidaknya, hanya staf yang tahu. Tapi, untuk apa ia disini? Menyamar menjadi juri?

'Kurang kerjaan sekali,' pikir Chisa.

Tidak lama kemudian, ia mendengar sebuah rumor dari kelompoknya jika ada salah satu trainee dari kelompok tiga yang pingsan saat latihan dance hari ini.

Memang, Chisa tidak menyangkal jika latihan dance akan separah itu. Tapi, bagaimana bisa ada yang pingsan?

"Huh, orang seperti dia kenapa bisa lolos, sih?"

"Aneh. Jangan-jangan, pakai orang dalam lagi."

"Bisa jadi. Tapi, bisa juga tidak."

Ucapan-ucapan kecurigaan terus-menerus membanjiri telinga dan membuat Chisa sedikit merasa penasaran pada anak dari kelompok tiga itu.

Disisi lain, gadis yang pingsan itu mulai siuman. Wajahnya tampak sangat pucat, bahkan bibirnya nyaris membiru.

"Ugh," eluh sang gadis sembari memegangi kepalanya.

"Jangan banyak bergerak dulu," cegah Tsumugi yang kebetulan sedang mendapatkan tugas untuk bergantian tugas dengan Banri.

"Ini, minumlah," ucap Tsumugi sembari memberikan segelas susu hangat. Gadis itu menerima dan meminumnya secara perlahan.

"Terimakasih."

"Siapa namamu?"

"Megumi Sachi," balasnya ragu.

"Megumi ... Sachi .... Ah, penggemar Momo-san!?"

Sachi hanya mengangguk sebagai jawaban, "Maaf aku sudah membuat repot."

"Tidak, itu bukan masalah. Lagipula, mengapa Megumi-san bisa sampai seperti itu?" balas Tsumugi dengan nada penuh perhatian.

"Tadi, aku bangun kesiangan dan tidak sempat sarapan," jawab Sachi dengan nada polos.

Tsumugi tersenyum lembut, "Lain kali sarapan terlebih dulu, ya. Seorang idola juga harus kuat untuk menghadapi jadwal padat."

Sachi kembali mengangguk.

"Selain itu, Momo-san menitipkan salam padamu, Megumi-san."

"Ekh!? Benarkah!?"

Tsumugi mengangguk, "Iya, benar."

Entah mengapa, Sachi yang semula lesu menjadi semangat kembali. Kobaran api mulai membakar semangatnya dan tekat kembali muncul padanya.

"Kalau aku mampu bertahan, aku ingin bisa satu panggung dengan Momo-san."

Tsumugi tertawa ramah, "Akan aku sampaikan."


*****

Bulan terus berlalu. Dan pelatihan pun semakin diperketat.

Beberapa anggota trainee yang datang terlambat langsung dikeluarkan dari daftar trainee. Begitu juga dengan trainee yang mencoba membuat onar dengan melanggar golden rules yang telah diciptakan oleh ketiga agensi.

Ya, golden rules. Aturan-aturan yang tidak bisa mereka langgar seenaknya. Jika mereka melanggar, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang berat.

Teguran demi teguran pun sudah staf keluarkan. Dan hari demi hari, kelompok yang terbentuk semakin sedikit.

Pada hari ini, kelompok yang tersisa akan mengalami evaluasi untuk mengecilkan kelompok. Akan tetapi, evaluasi kali ini lebih berfokus pada dance.

Mengerikan, dance selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi para trainee. Tetapi, menurut Chisa, staf memang memberikan pilihan yang tepat.

Kini, kelompok satu hingga tiga telah berkumpul di satu ruangan yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka bilang jika tempat ini biasa digunakan oleh Idolish7 untuk menghabiskan waktu bersama.

Sebuah kesempatan emas, bukan?

"Baik, mari kita mulai."

Satu-persatu kelompok mulai menampilkan dance mereka. Dihadapan Chisa, dance mereka tampak kompak. Akan tetapi, raut juri mengatakan hal lain.

Selang waktu tiga jam, para staf baru bisa membubarkan kelompok. Selain itu, mereka juga berkata jikalau hasil dari trainee itu akan dipilih tiga orang untuk debut. Tentunya, hanya satu orang dari pendaftar di Takanashi production, Yaotome production, dan Okazaki agency yang bisa debut.

Mendengar hal itu, Chisa kembali memunculkan sikap ketidakpeduliannya. Mau lolos ataupun tidak, ia kembali tidak peduli. Karena yang terpenting, setidaknya ia punya pengalaman yang bisa diceritakan pada teman-temannya di rumah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top