Chapter 14

Keesokan harinya, Neko dan Sachi tampak menjauhi kakaknya. Sementara Chisa, ia tampak tenang diantara dua Izumi.

Ya, meskipun pada akhirnya mereka memang berpisah lokasi. Chisa dibawa pada Trigger, Sachi pada Idolish7, dan Neko para Re:Vale.

Semalam, Chisa pun sempat memikirkan satu hal. Mengapa Neko yang ditarik untuk Re:Vale? Apa pihak iklan sengaja menyandingkan mereka yang punya nama dengan yang punya nama lebih besar?

"Kamera! Roll in ... Action!"

Chisa tampak lesu. Dibawah sinar mentari, ia mengeluh pada Ryu, "Panas sekali hari ini."

Ryu tersenyum, "Ya, memang panas. Tapi, tunggu disini."

Ryu berlari menuju tas pikniknya dan mengambil dua minuman kaleng. Ia menyerahkan pada Chisa, "Cobalah. Aku tahu kau akan menyukainya."

"Tidak, kebanyakan gula ini," ucap Chisa yang membuat Ryu menghentikan aktivitas minumnya, "Tenang, ini rendah gula. Sangat cocok untuk cuaca panas seperti ini."

Chisa pun mencobanya, "Segar! Kau benar, Ryu. Manisnya pas."

Iklan diakhiri dengan Chisa dan Ryu yang mengarahkan kalengnya ke kamera. Dan setelahnya, dilanjutkan dengan sesi pemotretan.

*****

Sachi dan Tamaki tengah bersepeda bersama. Mereka telah sepakat untuk mengambil jarak satu kilometer.

Ditengah-tengah perjalanan, Sachi kelelahan dan tanpa sengaja, dirinya menemukan kedai es krim.

Tanpa bilang apa-apa, Sachi mampir dan memesan es krim itu.

Disisi lain, Tamaki tampak kebingungan. Pasalnya, tidak ada suara Sachi sedikitpun. Dan mau tidak mau, Tamaki memutar arah hingga ia menemukan Sachi tengah menikmati es krim seorang diri.

"Kau ini. Aku kira kemana ternyata disini," protes Tamaki.

"Habis, aku lelah. Hehehehe," ucap Sachi tanpa rasa bersalah.

"Boleh minta es krim nya?" tanya Tamaki dan diberikan oleh Sachi.

Awalnya, Tamaki hanya meminta sedikit. Tapi, lama-lama, Tamaki mulai memakan semuanya tanpa mempedulikan rengekan dari Sachi.

"Cut!"

Iklan diakhiri dengan pemotretan antara Sachi dan Tamaki.

*****

Momo dengan baju pantai khas, lengkap dengan kacamata tengah menghampiri seorang gadis bule. Yang tidak lain tidak bukan adalah Neko yang benar-benar dirubah menjadi seratus persen bule sungguhan oleh penata rias.

Sesampainya dihadapan Neko, Momo memberikan sebotol momo ringgo sparkling. Tentunya, Neko menerimanya dengan penuh tanda tanya, "What it is?"

"Momo ringgo sparkling. The most refreshing drink of any time. Do you know? I even stock up at home," jawab Momo sembari membuka tutup botol minuman itu.

"Want a cheers?" tawar Momo.

"Sure," balas Neko.

Mereka mendekatkan botol, "Cheers!"

"Yeah, you're right. It's so refreshing," ucap Neko dengan manik berbinar-binar.

"Hehehehe, I'm always right," ucap Momo.

Sama seperti rekannya, iklan Neko dan Momo diakhiri dengan sesi pemotretan.

*****

Proses pembuatan iklan berakhir pada pukul tiga sore. Dan member diamond belum ingin pergi dari pantai yang mereka setujui sebagai tempat bertemu.

"Bagaimana iklannya, Chisa?" tanya Sachi.

"Sulit. Butuh tiga kali pengambilan video dan baru benar," jawab Chisa.

"Sama. Aku pun sulit. Ditambah lagi, lawan mainku Tamaki. Jadi makin sulit," ucap Sachi.

"Selain itu, saat pemotretan, aku selalu dikomentari oleh fotografer nya karena belum luwes," tambah Chisa.

"Sama juga. Bahkan, sepertinya lebih kaku aku dengan Tamaki. Bagaimana dengan Ryu-san?" ucap Sachi.

"Ryu-san biasa saja di pemotretan," ucap Chisa.

"He? Biasa saja? Tidak bisakah kau kagumi eksotisnya Ryu ...."

Bletak!

Sebuah jitakan mencium lembut kepala Sachi.

"Sakit, Chii-san!" gertak Sachi.

"Oh, Sakit. Aku tidak tahu kalau itu sakit," balas Chisa dengan wajah tanpa dosa.

"Omong-omong, tidak ada yang bertanya padaku?" tanya Neko.

"Tidak. Kau tidak usah ditanya. Pasti lebih cepat," ucap Chisa dan Sachi secara bersamaan.

Neko hanya tersenyum singkat. Manik merahnya lebih cenderung menatap lautan dibandingkan kedua member mudanya.

"Maaf soal semalam. Aku tidak bermaksud memecah belah kalian. Aku hanya belum siap untuk mengatakan kalau aku trauma di kolam berenang," jelas Chisa.

"Hah? Trauma?" ucap Sachi.

"Ya, aku pernah tenggelam di kolam berenang saat bermain bersama Iori dan Mitsuki," ucap Chisa.

"Tidak masalah. Setidaknya, ada yang berani menampar Ten!"

Suara itu sangat mereka kenal. Ketiga gadis itu menatap ke sumber suara dan lagi-lagi, kakak mereka kemari.

Masih setia dengan bungkam dan tatapan tajam, Neko justru terkesan lebih dingin dari awal mereka mengadakan pesta kedekatan.

"Untuk apa kalian kemari?" tanya Sachi dengan tatapan polos.

"Tentu saja untuk bermain bersama. Kau kira apa?" balas Ten.

"Ten-nii!" ucap Riku, "Kami kemari ingin meminta maaf karena sudah membuat suasana memburuk ...."

"Tidak masalah, Riku. Aku mengerti rasa panik itu," potong Neko.

"Kalau begitu, mari bermain bersama!" ucap Nagi dengan semangat.

"Kalian bermainlah tanpa aku," ucap Neko yang langsung berlalu dari kerumunan.

Lagi-lagi, manik Chisa tampak terfokus pada sesuatu.

"Apa kau tahu sesuatu, Chisa?" tanya Iori yang membuat Chisa sedikit terkejut.

"Tidak. Aku tidak tahu apapun," balas Chisa.

"Benarkah? Tapi, tatapanmu seperti kau ingin pergi ke suatu tempat," ucap Mitsuki.

"Tidak. Kata siapa aku mau pergi?" ucap Chisa, "Sudah, aku mau main sama Sachi saja."

"Tumben sekali bermain dengan Sachi," ucap Iori.

"Peduli apa kau?" balas Chisa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top