Chapter 10

Hari terus berlalu. Kini, tiba saatnya untuk pembuatan video musik dari lagu yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Dalam musik video kali ini, para staf mengambil dan mengamati beberapa tempat yang kemungkinan besar sesuai dengan visual para membernya.

Tentunya, mereka melakukan perekaman di sekolah Yaotome-san dulu. Tidak lupa, kehadiran para member diamond pun menjadi kejutan tersendiri bagi siswa kelas tiga yang hendak melaksanakan upacara kelulusan.

"Hei, apakah itu Chisa?"

"Kereeeen!"

"Chisa lebih manis disini dibandingkan di televisi."

"Wah, ternyata visual mereka tidak ada bedanya antara di televisi dengan kenyataan."

"Sachi juga lebih imut disini."

"Ah, aku ingin Sachi menjadi adikku."

"Ternyata, Neko lebih kalem di dunia nyata dibandingkan di televisi."

"Tapi, aku lihat semua musical dan stage yang pernah dia perankan, dia seperti bukan dia."

"Ah, iya. Aku masih ingat saat mereka muncul di hadapan Re:Vale. Chisa dan Sachi seperti berdebat. Tapi, Momo justru tertawa, Neko dan Yuki hanya tersenyum melihatnya."

"Benar! Chisa dan Sachi seperti kakak beradik sungguhan."

"Waktu mereka menampilkan lagu debut mereka pun, rasanya seperti ada bidadari disana."

"Mereka memang berbakat, kau tahu?"

Ujaran kekaguman terus mengalir selama proses pembuatan video. Bahkan, para siswa pun tidak segan-segan mengelilingi idol grup yang hanya terdiri dari tiga orang tersebut.

Karena padatnya penonton, Banri meminta pengawalan lebih untuk Diamond. Ya, meskipun mereka anak sekolah biasa, bisa saja mereka melakukan hal-hal yang dapat melukai bintang dari ketiga agensi itu.

"Hai!" Sachi melambai ke kamera dengan riang, "Saat ini, kami sedang melakukan proses perekaman musik video baru. Yeay!"

"Um, jangan lupa saksikan terus ya," sahut Chisa.

"Omong-omong, apa ini sedang bagian Neko?"

"Ya, Neko sedang dalam proses pengambilan video."

Dengan secarik kertas, staf bertanya bagaimana perasaan mereka saat ini.

"Sangat senang," jawab Sachi dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan.

"Aku merasa lebih senang. Karena, ini pengalaman pertama aku dan Sachi terjun di lapangan seperti ini," timpal Chisa.

"Um! Ini adalah pertama kali kami terjun di lapangan."

Dari jauh, Banri hanya bisa sedikit tertawa. Ia baru menyadari jika semakin kesini, unit yang ia tangani semakin menarik.

Gabungan dari tiga agensi membuat vibe yang berbeda bagi unit ini. Mungkin, disitulah letak istimewanya mereka.

*****

"Akhirnya kami selesai membuat videonya. Dan sekarang, kami persiapan untuk pulang," ucap Chisa pada kameramen.

"Ah, aku berharap besar pada video ini," ucap Sachi dengan tangan yang melingkar di pinggang Chisa.

Mereka cukup akrab bukan?

Di lokasi yang tidak jauh dari posisi Chisa dan Sachi, Neko masih berdiri diantara gerombolan siswa yang baru saja lulus.

Meskipun sebelumnya mereka sudah mengucapkan selamat untuk kelulusan siswa disini, tapi Neko masih melakukannya sekali lagi dan barulah ia kembali ke rekannya berada.

"Halo, Neko!" sapa Sachi yang masih berdiri dihadapan kamera.

Neko hanya melihat ke kamera lalu menyapa sebentar.

Tidak lama kemudian, mereka dikumpulkan di suatu ruangan.

"Hikari no kiseki, Diamond desu!"

"Yeay! Hari ini kita sudah menyelesaikan pembuatan videonya," ucap Chisa.

"Dan kami harap, kalian menyukainya. Karena ... kami tidak akan spoiler, hahaha. Tapi yang pasti, karena kami sudah bekerja keras untuk pembuatan video ini," ucap Sachi.

"Kami rasa, hanya sedikit yang dapat kami sampaikan. Selebihnya mohon dukungannya," ucap Neko yang menjadi penutup bagi kegiatan mereka hari ini.

"Mohon dukungannya!" sambung Chisa dan Sachi.

*****

Waktu telah menunjukkan pukul empat sore. Namun, Banri tampak tidak membawa mereka ke dorm. Dan justru, ia tampak seperti membawa ketiga anak asuhnya jalan-jalan sebentar.

"Banri-san, apa kali ini aku boleh dapat es krim?" ucap Sachi yang duduk disebelah Banri.

Banri tersenyum, "Es krim? Baiklah, akan aku traktir es krim."

"Banri-san, jangan segan-segan menolak keinginan Sachi. Soalnya, nanti takutnya malah menjadi berlebihan," sela Chisa yang duduk dibelakang Sachi bersama Neko.

"Apa sih, Chisa," ucap Sachi dengan nada manja.

Chisa hanya menghela nafas. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas untuk hari ini.

"Neko," panggil Chisa.

"Hm?" ucap Neko tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tidak jadi. Hanya manggil saja," balas Chisa.

"Bilang saja. Tidak mungkin kalau baik-baik saja tapi menghela nafas sebanyak itu," ucap Neko sembari melirik Chisa.

"Hanya, aku merasa kalau saat tampil bersama Re:Vale waktu itu ... rasanya aku masih kurang bagus. Banyak hal yang aku rasa seperti mengacaukan suasana," jelas Chisa.

"Tidak masalah. Itu baru pengalaman pertama. Re:Vale pasti mengerti. Yang penting, kalian sudah mengerti rasanya berbicara didepan kamera," ucap Neko.

"Tapi Neko ...."

"Apa? Mau bilang soal Momo-san lagi?" potong Chisa.

Sachi hanya bisa tertawa mendengar Chisa yang sudah tahu maksud dan tujuannya.

"Terlalu mudah dihapal," gumam Neko dan Chisa.

"Baik, kita sudah sampai di kedai es krim. Biar aku saja yang memesannya agar kalian tidak kenapa-napa," ucap Banri sembari melepas sabuk pengamannya.

"Aku rasa coklat ya, Banri-san," ucap Sachi dengan semangat.

"Aku vanilla dan Neko strawberry," ucap Chisa.

"Baik, pesanan akan segera datang." Banri langsung keluar dari mobil dan membelikan pesanan anak asuhnya.

"Chisa, bagaimana kau tahu kesukaan Neko?" tanya Sachi.

"Ingat saat kau tidur setelah berkemas di dorm?"

"Iya?"

"Aku dan Neko memesan es krim."

"Heee!?" Sachi membelalakkan matanya, "Memesan es krim tapi tidak mengajakku?"

"Salah siapa tidur," balas Chisa.

"Kejamnya ...."

"Tidak kejam. Hanya saja, malas memberikanmu es krim."

"Sama saja maknanya, Chii-san," ucap Sachi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top