Chapter 1

Seluruh penjuru negeri sakura tengah dikejutkan dengan kabar audisi serentak yang dilakukan oleh tiga agensi musik ternama. Mulai dari Takanashi production yang menciptakan Idolish7, Yaotome production dengan Trigger, hingga Okazaki agency dengan Re:Vale pun membuka audisi.

Tentunya, desas-desus mulai menyebar dengan cepat. Ada yang mengatakan jika audisi ini hanya sebagai taruhan, ada juga yang mengatakan jika ini suatu kebetulan.

Tentunya, semua desas-desus itu belum tentu benar. Hanya agensi mereka yang tahu jawabannya.

Akan tetapi, rumor itu tidak menurunkan daya pikat masyarakat negeri sakura untuk mendaftarkan diri mereka. Pada hari pertama ini contohnya, sudah ada ribuan gadis yang mendapatkan nomor antrian untuk mengikuti seleksi bakat.

Tidak kalah dari calon pendaftar, beberapa idol dari tiga agensi itupun tak kalah terkejut. Salah satunya adalah seorang center kedua dari Idolish7, Izumi Iori.

Ya, pria bersurai hitam itu selalu mengamati kondisi sekitar. Hingga manik hitamnya melakukan kontak dengan seorang yang seharusnya ia temui sejak awal.

Takanashi Tsumugi, manajer sekaligus tangan kanan dari sang presiden. Itulah orang yang Iori cari.

"Manajer-san, ada waktu sebentar?" ucap Iori dengan tampang serius.

*****

"Um, memang benar. Ketiga agensi saat ini memang sedang membuat audisi secara serempak," jelas Tsumugi dengan wajah santai.

"Tapi, untuk apa mereka melakukan itu? Bukankah itu membuat mereka tampak seperti saingan nyata."

Tsumugi tersenyum, "Nanti akan ada kejutan untuk kalian. Tidak hanya Idolish7, tapi Tigger dan Re:Vale juga akan mendapatkan kejutan."

"Kejutan? Apa akan ada idol grup yang baru?"

"Maaf, Iori-san. Aku sedang buru-buru," ucap Tsumugi dan langsung meninggalkan ruangan yang biasa mereka gunakan untuk diskusi.

Setelah sang manajer benar-benar pergi, Iori mencoba menebak apa maksud ketiga agensi itu. Ia pun menanyakan pada dirinya sendiri, jika apa untungnya kalau membuka audisi secara bersamaan.

Atau mungkin ....

Iori mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang. Sesekali, mereka berdebat dan berujung dengan penolakan dari sang penerima telepon.

'Tidak ada cara lain,' batin Iori. Ia pun meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamarnya.

Disana, ia membuka situs dan mulai mengisi formulir online untuk pendaftaran audisi. Namun, disaat bagian identitas, Iori tidak kehabisan akal. Ia langsung bertukar informasi dengan ibu dari temannya yang sempat menolak tawaran untuk ikut audisi.

Disisi lain, seorang gadis bersurai hitam sebahu tengah melanjutkan aktivitasnya setelah sempat terganggu oleh telepon dari temannya. Dengan menghembuskan nafas perlahan, ia pun mulai membuka suaranya dan bernyanyi.

Ya, gadis itu memang suka bernyanyi. Apalagi jika sudah berkaitan dengan lagu temannya, Izumi Iori.

Akan tetapi, saat ditengah-tengah nyanyiannya, ponselnya kembali berdering. Saat dilihat, hanya sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

Gadis itu mengira jika hal itu adalah tipuan belaka. Namun, ia salah mengira.

Tidak lama setelah pesan itu ia terima, sebuah pesan dari Iori muncul di layar ponselnya dan menanyakan apa pesan untuk persyaratan audisinya sudah sampai pada dirinya.

'Iori ...,' batinnya, 'Pantas saja Mama mondar-mandir ke kamarku. Ternyata Iori mendaftarkan aku audisi. Dasar menyebalkan.'

Gadis itu kesal bukan main. Ia membanting tubuhnya ke kasur.

Gadis itu sudah mengatakan berulang kali jika ia tidak mau mengikuti audisi itu, tapi justru ia didaftarkan tanpa persetujuannya. Dan pada akhirnya, mau tidak mau ia harus mau.

*****

Lain tempat, lain pula situasinya. Di teater, seorang gadis bersurai soft pink tengah memperhatikan situs audisi.

Ya, saat ini ia memikirkan untuk ikut audisi itu. Ditambah dengan kontraknya pada teater sudah akan selesai, bukankah itu hal yang sempurna untuk mencari suasana baru?

'Mungkin besok saja,' batin sang gadis. Akan tetapi, saat ia akan menutup situsnya, tangan dari rekannya menghalangi.

"Jangan besok. Siapa tahu besok ditutup secara dadakan karena pendaftarnya penuh. Dan aku dengar, tiga agensi buka pendaftaran sekaligus," ucap rekannya.

"Iya, memang tiga agensi sekaligus," jawab sang gadis dengan pikiran yang masih pada audisi online itu.

"Sudah memutuskan untuk masuk agensi mana?"

"Entahlah, mungkin akan aku sesuaikan."

"Kau pasti bisa. Aku yakin itu. Dan ya, mari latihan."

Ucapan itu mengakhiri percakapan mereka. Sang gadis menuruti ucapan rekannya untuk latihan bersama.

Hingga pada akhirnya, saat latihan selesai, gadis itu memutuskan untuk mendaftar audisi. Ia sempat bingung memilih. Akan tetapi, entah mengapa hatinya mengarahkan dirinya kepada Yaotome production.

Seluruh persyaratan telah ia lakukan dan ia juga sudah mendapatkan nomor audisi. Sisanya hanya menunggu informasi lebih lanjut mengenai tanggal audisi.


Gadis itupun menatap luar jendela dengan tatapan lelah. 'Hah ... good luck for my self,' batinnya.

*****

Disisi lain, seorang gadis bersurai dark choco tengah menuruni anak tangga dengan terburu-buru.

"Kaa-san!" teriaknya yang membuat wanita paruh baya mengalihkan pandangannya dari majalah fashion.

"Ada apa, Nak?" ucap wanita paruh baya itu setelah putri semata wayangnya duduk disebelahnya.

"Kaa-san, lihat. Audisi ketiga agensi terbesar di Jepang sudah dibuka."

"Jadi?"

"Aku ingin daftar. Hanya saja, aku masih bingung agensi mana yang akan aku ikuti."

Wanita itu tersenyum lalu mengelus surai putrinya, "Agensi manapun boleh kau pilih. Selama kau bahagia, kaa-san akan selalu mendukungmu."

"Kaa-san, aku bingung. Ketiganya ada idolaku. Aku harus masuk yang mana," eluh sang gadis.

"Siapa yang paling kamu idolakan, hm?"

"Momo Re:Vale?" jawabnya dan tidak lama kemudian, "Um! Aku akan masuk Okazaki agency. Terimakasih, Kaa-san!"

Gadis itu memeluk ibunya dengan riang. Setelahnya, ia mulai melakukan pendaftaran dengan dibantu ibunya juga. Tentunya untuk memastikan agar tidak ada hal yang tertinggal ataupun salah mengisi formulir.

"Semoga berhasil, Nak," ucap wanita paruh baya itu dan dibalas dengan senyuman riang dari putrinya, "Terimakasih, Kaa-san."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top