Chapter 03 Pria Albino & Wanita Aneh

Riana berjalan menuju ke sekolah dengan semangat yang baru. Selama bertemu dengan Shika, hidupnya mulai berubah.

Walau ia tak mempunyai teman, tetapi selalu ada Shika yang berada di sisinya. Riana suka berbagi cerita dan bercanda bersama.

"Tetap semangat dan abaikan orang yang jahat kepadaku," gumam Riana menyemangi dirinya sendiri.

"Kau telah banyak berubah Riana," sahut suara Shika yang kini berada di dalam dirinya.

"Hehehe... itu semua berkat dirimu, Shika...," balas Riana.

Mereka saling berhubungan menggunakan telepati. Semenjak telag membuat ikatan, Riana seakan mempunyai kemampuan yang unik dan hebat yang berada di dalam dirinya.

Riana mulai melangkahkan kembali berjalan di lorong sekolah. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu hal yang aneh. Tubuhnya seakan menengang.

Seorang pria berkulit albino berjalan melewati dirinya. Keduanya saling melirik sejenak, lalu pria itu mendahului dirinya.

"Aku merasakan perasaan yang aneh. Sebenarnya apa yang terjadi, Shika?" tanya Riana serius.

"Entahlah, aku hanya merasa bahwa iblis sebangsa dengan diriku berada di dekat sini," jawab Shika.

"Hmm... Tapi di sini banyak sekali ora-"

Ucapan Riana terpotong. Suara bel telah berbunyi. Saatnya jam pelajaran pertama akan di mulai.

Riana memutuskan telepati sepihak. Ia bergegas menuju ke kelasnya.
.
.
.
.

Bel istirahat berbunyi nyaring. Semua murid termasuk guru pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong.

Namun, berbeda dengan seorang wanita bersurai violet panjang. Ia memiliki wajah yang manis.

Di dalam kelas, ia terlihat menyediri. Tak ada satupun teman sekelasnya yang mengajak ataupun menyapa dirinya. Seakan gadis itu adalah makhluk asing dari planet entah berada.

"Lagi-lagi seperti ini," ungkapnya menghela napas pelan.

Ia mulai membuka kotak bekalnya bergambar seekor rubah yang imut nan lucu. Hari ini daftarnya ialah nasi omlet dan sosis gulung.

"Ittadakimasu!" serunya.

Gadis itu mulai memakan bekalnya penuh lahap. Sesekali ia terlihat berbicara dengan seseorang, namun tak nampak lawan bicaranya.

"Lihat dia, lagi-lagi berbicara sendiri seperti orang gila saja," bisik salah satu siswi yang tak sengaja ingin masuk ke kelas.

"Ihh! Kenapa orang seperti itu bisa berada di sekolah populer kita?! Seharusnya ia berada di rumah sakit jiwa yang cocok dengan dirinya," balas siswi lain merendahkan.

Kedua siswi itu secepat kilat masuk ke kelas, lalu keluar kelas tanpa melirik ke arahnya.

"Apakah aku boleh memberi mereka pelajaran?" tanya sebuah suara yang terdengar samar-samar.

"Tak perlu! Biarkan mereka berbicara sesuka hatinya," jawab sang gadis menolak keras.

Secara perlahan muncul sosok makhluk berbentuk rubah berwarna cokelat keorenan. Ia memiliki ukuran tubuh yang kecil. Terlihat sangat menggemaskan.

"Tapi aku tak suka melihat dirimu selalu dihina seperti itu," ungkap sang rubah geram.

"Kau jangan menampakkan diri! Nanti orang-orang bisa melihat wujud dan keberadaanmu!" teriak gadis itu agak keras.

Sesekali ia menyuapi sosis gulung kepada si rubah. Rubah itu menguyah makanan dengan lembut.

"Tak masalah! Aku bosan harus menghilang keberadaan diri terus," ucap sang rubah terlihat sangat bosan.

"Huh!"

Sang gadis mengembungkan kedua pipinya bulat. Kalau sedang kesal, pasti ia seperti ini.

"Foxy minta maaf. Baiklah, Foxy akan menghilang lagi agar Hana-chan tak marah lagi kepadaku," ujar Foxy. Nama sosok rubah kecil tersebut.

Foxy, Sang Iblis Menghilang. Ia pun benar-benar hilang transparan.

"Nah begitu! Aku jadi tak kesal lagi, hehehe...," sahut Hana kembali ceria. Ia menjulurkan lidahnya meledek.

Hana Griyu, merupakan gadis tinggi yang selalu menggunakan sweater cokelat tipis miliknya. Ia saat ini beranjak di kelas 3 SMA semester akhir.

Hana sejak kelas 1 SMA sudah dijauhi oleh teman-temannya. Mereka menganggap dirinya itu orang aneh, karena selalu berbicara sendiri.

Sebenarnya Hana itu memiliki sebuah kemampuan yaitu dapat melihat makhluk-makhluk astral dan berkomunikasi dengan mereka. Makanya ia dibilang gadis aneh atau sejenisnya.

"Selesai..., saatnya membaca novel," ucap Hana.

Foxy yang tak terlihat, ia tersenyum melihat tingkah laku Hana.

"Tenang saja, aku pasti dapat membuat impianmu terwujud," gumam Foxy.
.
.
.
.

Di atap sekolah...

Seorang pria tengah duduk di sana. Rambutnya yang putih seperti uban tertiup angin membuatnya tambah berantakan.

Pria itu menatap sekelilingnya agar tak ada yang mengintip. Ia buka balutan perban di telapak tangannya.

Terdapat lambang bintang segienam atau biasanya di sebut hexagram. Simbol itu mengeluarkan cahaya lalu muncul sesosok makhluk berbentuk harimau.

Harimau itu memiliki warna seperti rambut pria tersebut. Biasanya orang di luar negeri menyebutnya albino.

"Hoamm... ada apa kau memanggilku, Ao?" tanya sang harimau albino parau, seperti orang yang tengah bangun tidur.

Pria yang disebut Ao menatap tajam dirinya. "Apa tadi kau merasakan sesuatu yang aneh?" tanyanya balik.

"Hmm... aku merasakannya sekilas saja," jawab harimau albino.

"Kalau tak ada yang ingin kau tanyakan lagi, aku mau kembali tidur," ucapnya.

"Huh! Dasar iblis pemalas!" sindir Ao. Ia memiliki nama lengkap Kanazuki Ao.

"Aku ini adalah Byakko, Sang Iblis Pemalas," terang harimau putih atau Byakko.

"Hahaha... sebagai iblis pemalas saja bangga," tawa ejek Ao.

Byakko menatap garang Ao, seakan ingin melahapnya hidup-hidup. Ia pun pergi meninggalkan Ao sendiri dan melanjutkan tidurnya yang terganggu.

"Tch!" decak Ao kesal.

Kemudian ia menatap langit yang cerah. Angin berhembus pelan membelai wajahnya yang tiba-tiba murung.

Ao teringat akan pertama kalinya bertemu dengan Byakko. Waktu itu ia menyendiri di atap sekolah seperti sekarang ini. Ia tak ingin bertemu apalagi melihat teman-temannya yang memuakkan.

Setiap kali Ao melangkah ataupun berjalan. Banyak sekali murid-muridnya yang memandang dirinya sebelah mata bahkan tak dianggap sama sekali.

Pertama-tama Ao mendiamkan saja, lalu lama-lama ia tak tahan seperti ini terus. Ao memukul wajah salah satu murid hingga masuk rumah sakit.

Karena perbuatannya itu, ia mendapatkan hukuman skorsing selama 3 hari. Ao tambah dibenci oleh temannya.

Padahal hanya satu saja masalah yang tak sangat penting bagi dirinya. Ia berbeda dari yang lain. Ao memiliki rambut serta kulit berwarna putih pucat seperti orang albino.

Setelah itu, Ao bertemu dengan Byakko dan membuat sebuah ikatan dengannya. Ia tinggal menunggu saja permainan antar pemilik ikatan di mulai.

"Hah!"

Ao menghela napas berat. Ia beranjak berdiri, lalu membersihkan debu-debu yang menempel di celananya.

"Aku hanya ingin permainan itu segera di mulai," gumamnya menatap lurus ke depan.
.
.
.
.

Pelajaran berikutnya telah di mulai. Para murid memasuki kelas untuk melanjutkan pelajaran yang akan di berikan oleh sang guru.

Riana terlihat serius menatap layar proyektor yang menampilkan sejarah tentang Perang Dunia Kedua. Ia antusias akan pelajaran sejarah yang menurutnya sangat penting serta berharga.

Tiba-tiba simbol hexagram miliknya mengeluarkan cahaya. Untuknya hanya ia yang bisa melihatnya, termasuk para pemilik ikatan sepertinya.

"Ada apa Shika?" tanya Riana melalui telepati.

"Aku merasakan sesuatu kekuatan yang kuat datang kemari," jawab Shika.

"Apakah itu?" tanya Riana sekali lagi.

"Entahlah, aku masih belum terlalu mengetahuinya," jawab Shika kembali.

"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan sekolah ini," doa Riana.

Shika tak membalas. Sepertinya keadaan yang gawat akan menimpa sekolah Riana terutama para pemilik ikatan dengan iblis.
.
.
.
.
.

Yozzhh!!

Chapter 03 selesai...

Tanpa berlama-lama, silahkan membaca!

Saya menginginkan pendapat dari para pembaca sekalian. Baik itu kritikan, saran maupun vote tentunya hehehe....

Thanks to AoiNisaa & Hanabi-chan3

(02/03/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top