Chapter 01 Ikatan

Shinzuku, Jepang 10:00 Pagi

Butiran kristal jatuh satu persatu dari atas langit. Saat ini merupakan musim dingin di Jepang. Hawa dingin menyelimuti salju yang terus turun tanpa henti.

Salah satu gadis bersurai merah muda seperti bunga sakura tengah berjalan kaki. Ia mengenakan sebuah kemeja kotak-kotak dan jaket tipis. Rok cokelat dengan panjang hanya selutut, stocking transparan serta sepatu boots.

Kacamata tebal berbentuk bulat ia kenakan. Sebagian kabut putih menutupi lensanya.

Ia tak menghiraukan hawa dingin yang seakan menusuk kulit putihnya. Ia tetap berjalan entah kemana.

"Aku... sudah tak memiliki apapun lagi," ucapnya lirih.

Setetes air mata keluar dari bola mata indahnya. Ia sudah tak tahan dengan hidupnya lagi. Semua orang yang ia kenal ternyata hanya membuat ia semakin menderita saja.

Badannya mulai menggigil kedinginan, tapi ia masih terus berjalan hingga sampailah di sebuah taman yang sudah di selimuti salju tebal. Kolam ikan pun terlihat membeku.

Gadis itu memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya dengan menangis tanpa suara.

Sejam telah berlalu. Tetapi ia masih duduk terdiam di taman. Butiran salju juga telah berhenti jatuh.

"Lebih baik... aku mati," ucapnya penuh kesedihan.
.
.
.
.

Saat ia menatap lurus ke depan. Sebuah pusaran lubang hitam muncul di hadapannya.

"A--apa itu?" tanyanya takut dan bingung.

Lalu di dalam pusaran lubang hitam keluarlah sesosok makhluk lucu nan mengemaskan. Sepasang tanduk berada di atas kepalanya. Ia memiliki wujud seperti rusa.

"Akhirnya... aku sampai di dunia manusia," ucapnya tanpa menyadari sosok gadis tersebut.

"Aaahhh!!!"

Gadis itu berteriak histeris. Ia menutup wajahnya seakan takut melihat sosok di depannya yang bisa berbicara.

Otomatis rusa itu menoleh ke arahnya. Ia menyunging senyum tipis.

Secara perlahan, rusa tersebut mendekati sang gadis yang ketakutan. Badannya sudah gemetaran hebat.

"Aaa... ternyata ada seorang gadis manis di sini," ujarnya senang.

"Salam kenal... aku adalah Shika, sang Iblis Pelari," ucap Shika memperkenal diri.

Entah karena apa, sang gadis mulai memberanikan diri mengucapkan sesuatu. "A-aaku... Riana Crystal Zein," balasnya.

"Nama yang cantik seperti orangnya," puji Shika.

"Te-terima kasih...," kata Riana.

Wajahnya tersipu malu. Hal itu membuat Shika semakin penasaran akan Riana. Ia merasakan perasaan sedih di dalam diri Riana.

"Kenapa kau sendirian di taman yang dingin ini?" tanya Shika lembut.

Riana terdiam sejenak. Ia ingin mengutarakan seluruh perasaannya saat ini, tapi ia masih tak berani mengungkapkannya.

"Tak apa kalau kau enggan menjelaskannya," sahut Shika mengerti akan diamnya Riana.

Riana tersenyum tipis. Ia mulai berani mengelus bulu Shika yang halus itu.

"Tadi kau bilang... kau ini iblis. Kenapa iblis sepertimu memiliki wujud yang sangat lucu?" tanya Riana penasaran.

Shika tertawa kecil. Riana terlihat bingung. Selama ini yang ia tahu akan iblis adalah sosok yang menyeramkan dan jahat, tak seperti iblis yang ada di hadapannya ini.

"Aku ini berasal dari dimensi dimana para iblis tinggal. Kami memiliki wujud seperti hewan yang berada di Bumi ini untuk menyesuaikan saja." jelas Shika.

"Hmm... begitu. Lalu kenapa kau bisa berada di sini?" tanya Riana sekali lagi. Ia masih sangat penasaran dengan Shika, sang iblis.

"Kami merasa bosan berada di sana. Jadi kami memutuskan untuk datang ke dunia manusia ini untuk membuat suatu ikatan dengan para manusia." jawab Shika santai.

"Eeehh!! Membuat suatu ikatan dengan kami?" terkejutnya Riana.

"Hahaha... Kau ini terlihat manis saat terkejut," ucap Shika memuji.

Sekali lagi wajah Riana memerah padam menahan malu. Baru kali ini ada yang memuji dirinya manis.

Setetes air mata kembali terjatuh. Ia merasa sangat senang sekali.

"Kenapa kau malah menangis? Daripada kau bersedih terus, bagaimana kalau aku dan kamu membuat suatu ikatan?" tanya Shika sekaligus menawarkan secara cuma-cuma.

"A--aku... memang aku pantas membuat ikatan dengan dirimu. Aku ini hanyalah gadis yang lemah dan cengeng," jawab Riana merendahkan dirinya.

"Kau sangat pantas. Karena bila kau membuat ikatan denganku. Aku akan mewujudkan satu harapan maupun impian terdalam dirimu," balas Shika tersenyum.

"Su-sungguh? Kau dapat mengabulkan satu harapanku?" tanya Riana tak percaya.

Shika hanya tersenyum dan mengangguk kecil. "Baiklah, aku mau membuat ikatan denganmu!" seru Riana tegas.

Tiba-tiba wajah Shika berubah serius. Ia menatap tajam Riana. Riana yang ditatap seperti itu merasa ketakutan.

"Saat kau sudah terikat denganku. Kau dan aku akan menjadi satu," jeda Shika. "Dan... kita akan mengikuti sebuah permainan dimana para iblis dan manusia yang memiliki ikatan, akan saling bertarung untuk memperebutkan satu kemenangan serta harapan kalian akan terwujud." lanjutnya.

Badan Riana menegang mendengar penjelasan dari Shika. Tetapi ia takkan mundur. Ia akan terus maju ke depan demi harapan miliknya.

"Jadi... apa kau akan tetap melanjutkan ini?" tanya Shika.

"Iya! Aku takkan mundur dan berusaha sebaik mungkin untuk memenangkan permainan ini!" jawab Riana penuh tekad dan ketegasan.

Shika tersenyum puas. Lalu ia memberikan sebuah instruksi agar ikatan antara dirinya dengan Riana berhasil.

"Aku sudah siap!" seru Riana.

"Baiklah, kita akan melakukan sebuah ritual. Aku akan membuat sebuah simbol sihir dan kita akan mengucapkan sebuah mantera secara bersama-sama," ujar Shika.

Dengan wujud rusa, ia dapat membuat sebuah simbol sihir berbentuk segienam dan beberapa tulisan yang tak dimengerti oleh Riana.

"Mari kita ucapkan manteranya bersama," ajak Shika. Riana mengangguk tanda ia telah siap.

"Demi nama Iblis yang berkuasa. Kami akan memberikan setetes darah sebagai tanda bahwa ikatan antara iblis dan manusia saling tersambung. Salam Iblis Pelari dan Riana Crystal Zein!" seru keduanya membaca mantera. Setetes darah dari jari tangan Riana terjatuh ke dalam lingkaran sihir.

Cahaya menyilaukan pun menyelimuti sebagian taman yang bersalju. Cahaya itu mulai meredup dan ritual ikatan telah selesai dengan sempurna.

Sebuah simbol berbentuk segienam muncul di tangan Riana. "Ini...,"

"Itu adalah sebuah tanda, bahwa kau dan aku telah berkaitan satu sama lainnya," ucap Shika.

"Hmm..., mulai saat ini kau menjadi teman pertamaku yang sangatlah berharga," ujar Riana senang sekaligus terharu.

Akhirnya sekian lama ia mempunyai seorang teman yang saling berkaitan dengannya walau harus dengan sesosok iblis yang lucu.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin!" batin Riana berjanji.

"Riana... aku akan selalu menghibur dan melindungimu dari orang-orang yang telah menyakitmu," batin Shika menatap Riana lembut.

Tubuh Shika bercahaya terang. Ia pun masuk ke dalam tubuh Riana.

"Aku sekarang menyatu dengan dirimu. Tapi tenang saja, aku akan muncul dalam wujud iblis rusa," jelas Shika.

"Baiklah! Perjuangan kita baru saja di mulai!" seru Riana semangat.
.
.
.
.
.

Hore!!!!

Chapter perdana selesai...

Aku sebagai author amatir memerlukan saran, komentar dan dukungan kalian. Semua itu akan membuatku semangat dalam berkarya.

Terima kasih...

And

Selamat membaca!

(28/02/2018)

Cover by AhmadRizani 😎

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top