Chapter 6 : Sudut Pandang
Setelah jam makan siang selesai, EG Group kembali ke kantor dan berdiam di ruangan mereka. Lana juga kembali ke ruangannya sendiri, dan dia akan meneliti semua data yang sudah dia dapatkan. Mungkin besok, atau paling lama minggu depan, Lana akan menemui EG Group, untuk memberikan hasil atas apa saja yang bisa dia dapatkan dari semua data itu. Jadi, ini berarti EG Group harus bersabar sebelum analisis dari Lana selesai.
EG Group setidaknya kini sudah mengetahui secara langsung apa saja yang terjadi di Raven Protection. Mereka mulai bisa merasakan kalau ada sesuatu yang aneh di dalam kasus ini, walau keanehan yang mereka rasakan hanyalah terhadap Chloe. Karena memang kelakuan pegawai yang satu itu agak mencurigakan, terutama karena dia kelihatan sangat santai sekali dalam menghadapi masalah yang menimpanya.
Hanya saja, lima anggota EG Group yang lainnya tidak seperti Delia yang sempat mengenal Ramon. Walau Delia menyesali hubungannya dengan Ramon, tapi setidaknya hal ini menguntungkan karena Delia mengetahui beberapa karakter dari pria yang satu ini. Delia akui, Ramon memang cukup pintar, tapi rencana yang dia miliki kadang kelewatan sederhana atau memiliki kecacatan tertentu. Kalau memang apa yang terjadi ini adalah rencana milik Ramon, maka pria itu kini sudah cukup berkembang daripada saat masih SMA, meski Delia masih bisa menemukan kecacatan dalam rencana ini.
Kalau ini memang bukan ulah Ramon, maka Delia jadi sangat curiga terhadap siapapun yang ada di belakang rencana ini. Dari beberapa kecacatan yang sudah ditemukan, bisa jadi kalau semuanya dilakukan dengan sengaja. Tujuan yang paling mungkin diinginkan oleh si pelaku adalah untuk menjebak EG Group agar berpikir kalau misteri ini akan mudah untuk dipecahkan. Walau begitu, Delia tahu kalau EG Group tidak akan berpikir seperti itu, tapi tetap saja Delia tidak suka dengan apapun itu rencana yang sudah disiapkan oleh si pelaku ini.
Hanya saja, selama makan siang tadi Delia berpikir keras akan apa yang sudah dia lihat di Raven Protection, terutama beberapa pola yang bisa dia sadari. Dari map yang ditunjukkan oleh Ramon, di sana ada lima belas map, yang kalau Delia lihat, setiap mapnya berisikan berbagai macam informasi soal banyak orang - orang di Inkuria. Dari apa yang bisa Delia lihat, sepertinya setiap map itu digolongkan berdasarkan pekerjaan apa saja yang dimiliki oleh orang yang informasinya ada di dalam map itu. Selain itu, tidak ada identitas orang yang sama di map yang berbeda.
Kalau memang benar kalau informasi ini diperdagangkan, sepertinya pelanggan mereka ini hanyalah satu atau beberapa orang tertentu. Tapi, Delia bisa saja salah, karena dia tentunya tidak tahu informasi macam apa yang diinginkan oleh orang - orang yang mau membeli semua informasi itu. Bisa saja kebetulan di map - map itu permintaan pelanggannya tidaklah sama. Atau kali ini ada satu pelanggan besar yang menginginkan semua map itu.
Lalu, dari apa yang Delia perhatikan secara sekilas, informasi yang diberikan di dalam map - map itu cukup berbahaya. Mulai data seputar profil, pekerjaan, keluarga, aset berharga, saham, dan lain sebagainya. Kalau siapapun yang mendapatkan data itu adalah orang yang cerdas, mungkin dia bisa menghancurkan hidup banyak kaum konglomerat di Inkuria dalam waktu satu malam. Bahkan, meski yang menerimanya tidak begitu jenius, jika saja orang itu berniat jahat, maka dia bisa melukai sasarannya dengan cara yang cukup menyakitkan.
Pemikiran Delia ini terputus ketika salah satu rekannya memanggilnya. Delia memang tidak bisa berhenti untuk memikirkan soal kasus ini, karena ada banyak sekali hal yang menurut Delia tidak biasa. Selain itu, entah kenapa Delia merasa kalau Ramon sepertinya menginginkan sesuatu. Apalagi dari bagaimana cara Ramon memberikan semacam ancaman pada Delia tadi. Delia tahu betul, kalau Ramon sudah mengatakan sesuatu dengan nada percaya diri seperti itu, maka dia tengah mengincar sesuatu, dan dia percaya kalau dia akan mendapatkannya.
Masalahnya adalah, apa hubungannya antara Ramon, semua data yang katanya dibocorkan itu, skandal yang akan muncul di kemudian hari, dan Delia? Hal ini mau tidak mau membuat si perempuan jadi memikirkan banyak kemungkinan buruk akan apa saja yang Ramon incar. Apa yang Delia lihat ini mungkin belum seluruhnya. Bisa saja kalau masih ada kartu lainnya yang akan Ramon mainkan, dan Delia tidak tahu seberapa mematikan kartu yang satu ini.
"Del, saya tahu kalau ini mungkin pertanyaan yang aneh, tapi kok sepertinya kamu terlalu memikirkan kasus yang kita hadapi ini, ya? Ada apa, Del? Kamu menemukan sesuatu yang kami tidak ketahui?" tanya Bu Risa.
Delia menghela napasnya. Sepertinya memang kali ini Delia harus mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya. Semuanya memang mengganggu Delia, dan mungkin setelah kasus ini selesai, Delia akan merasa kalau energi psikis yang dia punya akan terkuras habis. Bukan hanya karena kasusnya yang tidak biasa, tapi juga karena keberadaan Ramon dan Steven di dalamnya.
"Kalau mau jujur, sepertinya kali ini aku tahu terlalu banyak hal, sampai - sampai aku pusing sendiri karenanya. Aku tahu banyak hal soal Ramon, Steven, dan dunia bisnis, jadi apa yang aku lihat ini tidaklah biasa," kata Delia, yang bersiap dengan pernyataannya.
Lima orang lainnya yang ada di dalam ruangan itu terdiam, menunggu sampai Delia mengatakan sesuatu. Tapi, baru saja Delia ingin membuka mulutnya, sebuah nada dering memutus niat itu. Delia merogoh ke arah sakunya, karena dia tahu kalau suara itu berasal dari ponselnya. Setelah mendapatkan ponselnya, Delia membaca pesan apa yang diterimanya, kemudian dia harus menahan dirinya agar tidak melemparkan ponselnya ke dinding terdekat.
"Sialan, rupanya dugaanku itu benar! Kasus ini semakin menyebalkan saja!" seru Delia.
Delia meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian dia mengacak rambutnya dengan frustasi. Pesan itu berasal dari Andi, yang tadi sudah memberikan nomor ponselnya ketika dia menemui Delia saat si perempuan "pergi ke toilet". Delia sudah meminta pada Andi untuk mencari tahu seputar Victor dan hubungannya dengan Chloe. Informasi yang diterima Delia dari agen SPE ini semakin membuatnya kesal dan merasa kalau kasus ini semakin berhubungan dengan Ramon.
Singkat kata, Andi melaporkan kalau Victor memang pacaran dengan Chloe. Kejutannya adalah, mereka berdua sudah saling kenal sejak masih SMA. Delia sendiri sudah tahu kalau Chloe adalah salah satu kakak kelasnya yang merupakan anggota gengnya Ramon, dan nama Victor tadi membuat Delia mengingat satu hal. Dugaan Delia benar, karena kalau mereka satu sekolah, berarti Victor yang satu ini adalah Victor yang sama dengan yang pernah mengantarkan surat cinta dari Ramon pada Delia.
Si perempuan terlihat semakin kesal, dan EG Group agak khawatir kalau - kalau Delia akan meninju seseorang. Yoshi sendiri bisa melihat kalau Delia sangat emosi, entah karena apapun yang dia baca dari ponselnya. Si tunangan jadi agak takut kalau - kalau Delia akan meledak pada akhirnya. Dengan perlahan, Yoshi mendekati Delia dan mengelus lengannya, dan bersiap - siap menarik si perempuan kalau sampai dia lepas kendali. Sementara itu, empat orang lainnya kini hanya bisa menatap satu sama lainnya, karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku mengerti kalau kalian pasti bingung akan apa yang sebenarnya terjadi padaku. Jujur, aku sendiri sebenarnya juga tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Emosiku campur aduk sekarang, dan aku tidak bisa menggambarkannya dengan kata yang lebih baik selain kata marah. Ketika aku melihat wajah Ramon dan Steven, aku sudah bisa merasakan kalau kasus ini tidak akan jadi kasus yang bagus. Semakin kuselidiki, semakin aku merasa kalau semuanya tidak benar. Aku punya banyak hal yang harus aku jelaskan, jadi kalian bersiaplah, karena aku akan ceritakan beberapa hal yang aku ketahui," kata Delia.
Kelima rekannya masih terlihat bingung, tapi mereka tetap mendekatkan diri ke meja kerja Delia. Apapun yang ada di dalam kepala Delia, mereka harus mendengarkannya dulu. Siapa tahu sudut pandang Delia yang berbeda daripada mereka bisa membantu memahami apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi, kelihatannya Delia tahu beberapa hal yang tidak mereka ketahui.
Delia sendiri kini menarik napas dan berusaha untuk menormalkan emosinya. Dia berharap kalau dirinya tidak akan terbawa emosi karena apa yang akan dia ceritakan pada rekan - rekannya. Delia berdoa semoga dirinya bisa menahan emosi yang dia miliki, setidaknya sampai kasus ini selesai. Semoga saja dengan menceritakan hal ini, Delia bisa mendapatkan sedikit pencerahan karena sudut pandang rekan - rekannya yang berbeda dari dia.
"Oke, sebagai pembukaan, aku ingin ceritakan sedikit tentang Ramon dan Steven. Keduanya adalah kakak kelasku saat masih bersekolah di San Rio. Usia mereka dua tahun lebih tua daripada aku. Saat masih SMP, mereka kelihatannya adalah remaja yang baik. Tapi saat masuk ke bangku SMA, mereka mulai berteman dengan banyak orang - orang yang menganggap diri mereka sendiri keren. Ketika masih zaman sekolah, aku sendiri adalah anak yang dianggap sangat culun, dan kelompok tempat keduanya berada ini berisi orang - orang yang kebanyakan tidak menyukaiku, karena mereka menganggap bahwa aku adalah anak sok rajin yang selalu dekat dengan guru," jelas Delia.
"Alasan yang konyol, tapi karena hal itulah mereka melakukan beberapa hal yang tidak menyenangkan padaku. Aku tidak akan jelaskan selengkapnya kenapa, karena kurasa ini tidak akan berhubungan dengan kasus ini. Tapi singkat kata, apa yang mereka lakukan ini menimbulkan perasaan sakit hati tersendiri untukku, yang membuatku menganggap bahwa mereka berdua adalah orang yang tidak baik, dan aku tidak pernah ingin untuk melihat tampang mereka lagi."
"Karena itulah semalam aku kesal berat. Aku tidak percaya kalau aku harus berhadapan dengan mereka berdua lagi, dan kali ini aku malah harus membantu mereka. Aku sebenarnya tidak terlalu masalah dengan kehadiran Steven, tapi aku secara spesifik tidak ingin melihat tampang Ramon karena dia adalah orang yang menimbulkan masalah di saat aku masih SMA. Makanya aku bilang aku tidak percaya pada Ramon, karena aku sudah terlanjur menganggapnya sebagai orang bangsat."
"Aku tahu kalau bisa saja kini dia telah berubah. Tapi dari apa yang sudah terjadi selama dua hari ini, aku tidak yakin kalau Ramon sudah menjadi orang yang lebih baik. Aku tidak menuduh dia sebagai pelaku, tapi aku tidak percaya kalau dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada kita, terutama dengan semua keganjilan yang berhasil ditemukan dalam kasus ini."
Yoshi tersenyum kepada Delia, berusaha memberikan dukungan moral kepada tunangannya. Meski Yoshi masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Delia, dia bisa merasakan kalau semua hal yang terjadi pada kasus ini cukup mengganggu bagi Delia. Dengan sebuah genggaman lembut di tangan Delia, Yoshi berusaha menenangkannya, sebelum akhirnya Delia kembali bercerita.
"Nah, sekarang kalian sudah tahu latar belakang itu. Jadi, aku akan lanjutkan soal apa saja yang sudah terjadi. Kemarin, kalian tentunya bisa lihat bagaimana aku berusaha untuk membongkar hal apa saja yang aneh dari cerita Ramon. Itu bukan karena aku tidak menyukai dia. Tapi, aku tahu kalau jarang sekali ada seorang pebisnis yang mau terbuka soal kejadian apa saja yang ada di dalam perusahaan mereka, apalagi kalau masalahnya sensitif seperti kebocoran data. Kalau tidak hati - hati, maka akan pecah sebuah skandal yang menyusahkan," kata Delia.
"Dan saya bisa konfirmasi itu. Tidak banyak pebisnis yang mau melapor kalau sudah masalah internal. Jika ini berkaitan dengan lawan bisnis atau sesuatu yang berbau keluarga, mungkin mereka masih mau melaporkannya. Saya sudah sering menghadapi hal yang seperti ini," ujar Pak Indra.
Delia mengangguk, "Ayahku juga sering bilang begitu. Dari bagaimana Ramon melaporkannya dan kehadiran media massa saat kita berkunjung ke Raven Protection tadi, kurasa Ramon tidak mencoba sama sekali untuk menghindari skandal yang mungkin bisa terjadi. Dia sepertinya sudah menduga kalau memang ini akan terjadi."
"Tapi kan, bisa saja kalau memang Ramon tidak menduganya sejak awal?" tanya Arin.
"Ya, bisa saja. Tapi yang aku tahu adalah, walau dia kadang kurang teliti, tapi Ramon bukanlah orang goblok. Kalau memang dia tidak mau ada skandal sama sekali, buat apa coba Ramon mengkonfrontasi Chloe di hadapan rekan sekantornya? Itulah hal yang tadi dikatakan oleh Chloe. Kan bisa saja Ramon memanggil Chloe ke ruangannya dan menjelaskan masalah apa yang mereka miliki, bukannya malah menunggui Chloe datang ke meja kerjanya. Seharusnya Ramon tahu sendiri kalau dia akan menimbulkan skandal kalau sampai ada pegawai lain yang tahu, karena cepat atau lambat, beberapa dari pegawai yang tahu soal masalah ini akan kelepasan dan menceritakannya pada rekan mereka yang lainnya. Bahkan, Ramon juga sekalian membawa polisi ke dalam masalah ini. Kelihatan sekali kalau Ramon tidak berusaha untuk menghindari skandal."
"Hm, ada benarnya juga. Lagi, Ramon kelihatannya juga santai sekali. Pak Nadir tadi juga bilang kalau dia bisa melihat jika atasannya ini tidak terlalu panik saat mengetahui adanya kebocoran data, seolah bahwa dia sudah tahu kalau hal ini akan terjadi," kata Rendi.
"Hm, begitukah Ren? Saya jadi berpikir, bagaimana bisa ketika Ramon meminta diadakan pemeriksaan di servernya, kok kebetulan sekali divisi IT bisa menemukan ada kebocoran data? Apakah ini karena Ramon selalu mengadakan pemeriksaan rutin secara dadakan? Atau bisa saja ada sebuah kebetulan yang tidak kita ketahui?" tanya Pak Indra.
Dugaan Pak Indra membuat rekan - rekannya mengangguk. Orang lain mungkin akan menganggap kalau ada sebuah kebetulan dalam masalah ini, tapi bagi EG Group, akan selalu ada kemungkinan kalau banyak hal yang terjadi adalah sebuah kesengajaan. Rendi terkekeh, kemudian menatap Pak Indra.
"Ini dia lucunya, pak. Tadi saya sudah tanyakan soal ini sama Pak Nadir. Jadi, Lana tadi bertanya apakah memang sering dilakukan penyisiran terhadap server dan data yang terdapat di setiap perangkat yang ada di Raven Protection. Pak Nadir mengatakan, kalau setidaknya ada pemeriksaan rutin selama tiga bulan sekali, dan selalu diadakan pembersihan data dari komputer pegawai kalau ada pegawai baru yang akan menggunakan komputer yang sempat digunakan oleh orang lain. Pak Nadir akan selalu melaporkan hasil dari pemeriksaan rutin ini. Rasanya hal ini wajar saja. Jadi, saya tanyakan, apakah data ini ditemukan dalam salah satu pemeriksaan rutin itu. Rupanya, jawabannya adalah tidak."
"Jadi ... pemeriksaan yang diminta oleh Ramon ini ada di luar dari jadwal yang biasanya?" tanya Bu Risa.
"Tepatnya sih begitu. Jadi, entah kenapa si atasan ini meminta Pak Nadir untuk memeriksa server di seluruh bagian dari Raven Protection. Katanya, Ramon merasa kalau mungkin ada beberapa hal yang terlewat dari pemeriksaan sebelumnya. Itu terjadi bulan lalu, dan Pak Nadir bersama timnya melaksanakan pemeriksaan selama sekitar seminggu. Seminggu setelahnya, barulah ada kejadian di mana Ramon menemui Chloe dan memeriksa meja kerjanya. Mereka bisa melihat kalau ada banyak map di sana, dan Ramon membukanya sekilas, menemukan kalau ada banyak data yang sudah diambil, sesuai dengan hasil penelusuran yang berhasil dipulihkan oleh Pak Nadir dan timnya. Chloe dirumahkan selama dua minggu, dan di sinilah kasus itu, bersama kita."
"Kebetulan? Rasanya tidak, ya? Apa mungkin si Ramon sudah mengetahui kalau ada kebocoran data, dan dia memutuskan untuk meminta divisi IT untuk meneliti kecurigaannya ini? Kalau iya, seharusnya Ramon menceritakan lebih lanjut kalau dia memang sudah tahu sejak awal. Mungkin kita bisa menemukan orang yang menebarkan isu ini, dan mencari tahu apa yang mereka ketahui," kata Yoshi.
"Benar juga ya, kan Ramon tidak menyebutkan apa - apa seputar bagaimana bisa ada kebocoran data ini bisa terjadi. Dia cuma bilang kalau divisi IT yang mendapatkan informasi seputar ini, tanpa keterangan apakah ini dari hasil pemeriksaan rutin atau pemeriksaan khusus yang diminta oleh Ramon. Bagaimana bisa dia tidak menceritakan semuanya dari awal?" tanya Bu Risa.
Delia yang terdiam dan menyimak apa saja yang sudah berhasil ditemukan oleh teman - temannya kini menggenggam kedua tangannya. Tentu saja, Ramon kelewatan satu hal penting dalam cerita yang disampaikannya, yaitu bagaimana bisa semua ini terjadi. Mungkin keterangan kalau ada pemeriksaan server itu bisa diterima, tapi EG Group harus tahu bagaimana cerita lengkap dari keterangan ini. Mereka bukanlah orang awam yang tidak peduli dengan detil seperti itu, karena hal sekecil ini bisa saja membantu.
Untuk menenangkan dirinya, Delia menarik napas panjang. Andai saja dia bisa melakukan sesuatu sesukanya, mungkin Delia sudah menonjok Ramon ketika berkunjung ke kantornya tadi. Semuanya kelihatan biasa saja dari luar, tapi ada sesuatu yang tidak beres dari masalah ini. Apalagi dengan begitu banyak "kebetulan" yang bisa Delia lihat, rasanya kasus ini bisa jadi ditujukan untuknya.
"Mungkin kita harus tanyai Ramon soal ini. Saya bisa coba kirimi pesan pada Ramon, dan kita lihat bagaimana responnya," kata Pak Indra, lalu mengambil ponselnya.
Beliau mengetikkan pesan, ketika anggota EG Group yang lainnya memikirkan lebih lanjut seputar apa yang terjadi. Yoshi masih berada di sisi Delia, sambil berusaha memberikannya beberapa sentuhan lembut untuk menenangkan si perempuan. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing - masing, hingga akhirnya Arin berseru.
"Ah! Aku belum ceritakan soal bagaimana Chloe di mata rekan - rekannya ya? Bagaimana kalau kita bahas itu sedikit?" tanya Arin.
"Boleh, Rin. Jadi, apa kata temanmu soal si Chloe?" tanya Delia.
"Jadi begini, di divisi IT, tidak banyak masalah atau permusuhan yang muncul. Tapi, banyak orang di sana yang tidak terlalu menyukai Chloe. Ada beberapa gosip yang tersebar soal dia, dan entah apakah Chloe tahu seputar ini. Katanya sih, si Chloe ini sibuk dengan pacarnya, jadi dia kurang bergaul dengan rekan - rekan di divisi IT. Tapi, bisa saja perempuan ini tahu seputar semua gosip itu."
"Gosip apa yang paling santer soal si Chloe ini? Kayaknya itu bisa jadi hal menarik untuk dibahas," kata Bu Risa.
"Ada banyak orang yang curiga soal bagaimana Chloe bisa ditempatkan di divisi IT. Chloe memang punya sertifikasi dalam menggunakan komputer, terutama soal mengetik cepat, tapi posisi awalnya bukan berada di IT. Dia adalah juru ketik dari departemen sumber daya manusia, atau HRD. Si Chloe baru bekerja selama sekitar dua tahun, dan dia masuk ke Raven setelah dia lulus kuliah jurusan komunikasi. Dia berada di HRD selama setengah tahun, sebelum akhirnya dipindahkan ke divisi IT."
"Huh? Kok rasanya cepat sekali dia pindah divisi? Ada apa? Apa ada masalah sehingga dia dipindahkan?" tanya Yoshi.
"Aneh kan? Aku juga bertanya soal itu tadi pada temanku. Dia juga penasaran sebenarnya akan kenapa hal itu bisa terjadi. Mereka memang kekurangan orang untuk mengurus soal input data saat itu, tapi mereka agak heran juga kenapa Chloe yang dipilih. Biasanya yang lebih senior yang akan merasakan perpindahan divisi seperti itu. Inilah yang menjadi isu yang sampai saat ini masih jadi misteri apakah benar atau tidak."
"Ah, apa jangan - jangan si Chloe memberikan gratifikasi pada atasannya?" tanya Rendi.
"Memang itu isu yang beredar. Lagi, katanya atasan yang didekati oleh Chloe ini bukan sekedar kepala divisi, melainkan langsung ke pimpinan teratas mereka, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ramon. Jadi yaaaa, rasanya tidak aneh kan kalau ada kemungkinan bahwa Ramon dan Chloe ini punya kedekatan tersendiri yang mencurigakan."
"Oke, jadi ada isu kalau Chloe dan Ramon ini melakukan sesuatu agar Chloe bisa segera dapat promosi atau semacamnya. Lalu, ada kabar soal pacarnya, Victor? Kami tadi dengar kalau Chloe pacaran dengan pegawai dari divisi keuangan, dan nama pria ini adalah Victor," kata Pak Indra.
"Nah, ini juga isu yang menarik. Ada isu kalau Chloe selingkuh dari Victor dengan Ramon. Lalu ada juga isu kalau Chloe dan Victor melakukan hal tidak terpuji di lingkungan kantor. Kesimpulannya sih, banyak yang menganggap kalau Chloe adalah perempuan murahan. Masih ada banyak isu lainnya seputar Chloe mendekati atasan - atasannya yang lainnya."
Ponsel Pak Indra berdering. Si pemilik langsung saja mengambil benda itu dari atas mejanya, dan membaca pesan apa yang datang padanya. Beliau memerhatikannya selama beberapa saat, sebelum akhirnya terkekeh dan meletakkan ponselnya kembali di atas mejanya.
"Dari Ramon. Jawaban yang dia miliki ini menarik. Katanya, dia membaca laporan pemeriksaan server dari pemeriksaan sebelumnya, kemudian dia merasa kalau mungkin saja bahwa dia harus mengecek sekali lagi, kalau - kalau ada kegiatan yang mencurigakan. Rasanya aneh, ya? Kalau memang sebelumnya Ramon tidak pernah melakukan pemeriksaan mendadak, kenapa ketika dia melakukannya malah bisa ditemukan adanya kebocoran informasi? Kebetulan macam apa ini?" kata Pak Indra.
"Hm, aneh memang. Pak Nadir juga mengatakan kalau memang sebelumnya Ramon tidak pernah meminta untuk diadakan pemeriksaan mendadak. Dan sepertinya para pekerja di Raven sudah tahu kapan saja pemeriksaan rutin ini akan dilaksanakan, karena ada beberapa pegawai yang cukup cermat dalam menutupi jejak mereka terhadap pencarian atau hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Tadi aku juga menanyai pendapat Lana akan bagaimana informasi yang bisa dia dapatkan. Dia bisa melihat kalau ada beberapa orang yang menutupi jejaknya dengan baik dan rutin, dan ada juga yang mungkin menutupi jejaknya kalau sudah dekat dengan waktu pengecekan berkala. Walau begitu ... ada beberapa hal aneh yang aku temukan dari komputer kerja milik Chloe," kata Rendi.
"Hal aneh macam apa, Ren?" tanya Delia.
"Begini, di permukaan, tidak terlihat kalau ada hal yang mencurigakan dari komputer kerja milik Chloe. Tapi, seperti yang mungkin bisa diduga, Chloe banyak menggunakan jaringan Wi - Fi milik kantornya melalui ponsel. Apa yang dia akses normal saja, karena Lana bisa melihat kalau hanya ada kegiatan dari sosial media dan beberapa aplikasi lainnya. Lalu, kita menuju ke saat di mana Chloe mengakses data yang menjadi permasalahan kita ini."
Delia tersenyum. Semua keterangan yang diberikan oleh rekan - rekannya membuat Delia bisa melihat kalau permainan ini telah diatur dengan sedemikian rupa. Semuanya telah dengan sengaja diatur, dan mungkin Ramon berpikir kalau hal ini akan memusingkan kepolisian karena tidak ada keterangan yang jelas seputar apa sebenarnya tujuan Chloe. Walau begitu, Delia kini mulai memahami tujuan sebenarnya dari kasus ini.
Kekacauan. Delia kembali teringat kalau Ramon mengatakan soal skandal padanya tadi. Seperti yang bisa dilihat, Ramon bahkan tidak berusaha sama sekali untuk mencegah datangnya para reporter. Dari apa yang Delia pahami dari cara berbicara Ramon, mungkin inilah yang dia inginkan. Meski Delia masih tidak yakin akan siapa sasaran utama Ramon, Delia kini yakin kalau Ramon ingin untuk menjatuhkan seseorang.
"Biar aku tebak. Chloe cuma sekali mengakses data - data yang dia kopi itu?"
"Mudahnya sih begitu. Jadi, Lana mengamati data dan hasil pencarian yang dipulihkan oleh Pak Nadir, lalu membandingkannya dengan pemerisaan terhadap komputer kerja Chloe selama enam bulan terakhir. Lana tidak bisa menemukan akses lainnya terhadap data itu, baik melalui komputer atau perangkat pribadi milik Chloe. Jadi, Lana mengatakan kalau selain membandingkan antara data yang diakses oleh Chloe dan data dalam bentuk cetak yang kita dapatkan, dia juga akan mencoba untuk memulihkan semua data seputar rekam jejak Chloe selama berada di Raven. Dia masih curiga akan hal ini, kalau - kalau masih ada data yang tersembunyi. Tapi untuk sejauh ini, Chloe hanya mengakses data - data rahasia itu sekali, dan semuanya ada di dalam bentuk cetak itu."
EG Group kini mengerutkan alis mereka. Tentu saja mereka kini heran, karena aneh kalau Chloe hanya mengakses data - data itu sekali. Apakah memang benar kalau semua itu hanya sebuah pencarian seputar pekerjaan? Apakah Chloe langsung tertangkap saat baru memulai untuk mengambil data itu? Atau ada sesuatu yang mereka tidak pahami?
"Eh! Tapi ini cocok dengan apa yang aku dapatkan dari temanku! Chloe itu adalah pekerja yang tidak pernah mendapatkan jatah lembur. Tapi, pernah sekali hal ini terjadi. Salah satu rekan kerja temanku yang mendengar percakapan kami tadi sempat nyelonong dan ikut ngobrol dengan kami. Jadi, dia meja kerjanya tepat ada di sebelah Chloe. Selama bekerja, katanya Chloe kelihatannya biasa saja. Sekitar sebulan lalu, Chloe mendapatkan sebuah telepon dari telepon yang ada di atas meja kerjanya. Dari apa yang tetangga kubikelnya ini bisa dengar, sepertinya Ramon sendiri yang menelepon Chloe, mengatakan apakah bisa kalau Chloe tinggal setelah jam kerjanya selesai dan membantu dalam beberapa hal. Chloe mengiyakannya, dan perempuan ini masih ada di kantor mereka sampai semua orang pergi. Tidak ada hal mencurigakan yang pernah Chloe perlihatkan, kecuali pada saat itu," kata Arin.
"Wah, makin aneh saja. Kok aku jadi semakin curiga pada Ramon dan Chloe ya? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?" tanya Yoshi.
"Aneh sih memang, Yo. Tapi, kita harus tunggu hasil pencariannya Lana dan timnya. Kalau memang hanya sekali mereka mengakses data itu, dan dari apa yang berhasil kita dapatkan seputar kasus ini, maka Ramon selama ini mencoba untuk memengaruhi kita agar bisa percaya padanya, entah untuk alasan apa. Alibi, mungkin?" tanya Bu Risa.
"Mungkin saja ... keterangannya kemarin seolah dia berusaha untuk meyakinkan kita bahwa semua itu benar - benar terjadi. Tapi seperti apa yang kita lihat, Delia bisa membongkar sebagian besar kejanggalan yang ada di ceritanya Ramon hanya berbekal dengan kemampuan berpikir dan pengetahuan seputar dunia bisnis. Memang ada banyak hal yang aneh seputar kasus ini," ujar Pak Indra.
"Kalau memang benar begitu, maka Ramon benar - benar berusaha keras agar kita bisa percaya padanya. Kalian ingat pernyataan Ramon seputar keterlibatan SPE? Aku juga menanyakan hal ini pada Pak Nadir. Kalian tahu apa jawabannya? Pak Nadir bilang, kalau beliau tidak pernah tahu apa itu SPE. Ramon tidak pernah mengatakan kalau mereka bekerja sama dengan pihak ini dalam pencarian seputar kebocoran data ini. Kalau memang ada pihak lain yang dimintai keterangan seputar kebocoran data ini, maka Pak Nadir tidak tahu, dan mereka melakukannya dengan baik karena tidak adanya tanda - tanda peretasan terhadap sistem keamanan di Raven," kata Rendi.
Delia tertawa. Yah, itu kedengarannya masuk akal. Tapi, akhirnya kini mereka sampai ke satu titik yang sudah Delia selidiki. Kini, saatnya rekan - rekannya bisa melihat sudut pandang lain yang sudah Delia telusuri dan ketahui, yaitu soal apa saja yang sudah didapatkan oleh SPE, dan apa saja hubungan para saksi dan orang - orang yang terlibat dalam kasus ini.
Tawa Delia tadi mengundang perhatian kawan - kawannya. Mereka bisa mendengar kalau itu bukanlah tawa yang tulus, melainkan sebuah tawa yang sarkastik. Dari apa yang mereka dengar, bisa jadi Delia ingin mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang dia ketahui dan rekan - rekannya masih belum mengetahuinya.
"Tentu saja Pak Nadir tidak tahu apa - apa seputar SPE. Karena Ramon atau siapapun dari Raven tidak pernah berhubungan atau terlibat dengan SPE. Apa yang Ramon katakan pada kita seputar keterlibatan SPE hanyalah sebuah kebohongan untuk meyakinkan kita semua di tengah kepanikannya karena serangan pertanyaanku yang tidak ada ampunnya," kata Delia.
"Tunggu dulu, bagaimana bisa kamu tahu kalau SPE tidak terlibat?" tanya Arin.
"Karena semalam aku sudah menanyakannya pada Rila. Dia memberi tahu aku apa saja yang dia dan SPE ketahui seputar Raven Protection, dan apa yang Rila sampaikan padaku itu menarik."
Pak Indra menepuk jidatnya, "Kenapa saya lupa ya? Seharusnya saya memikirkannya! Kita memang bisa bertanya pada Pak Jameson akan apa saja yang mereka ketahui seputar Raven! Jadi, apa yang kamu dapatkan, Delia?" tanya Pak Indra.
Delia tidak menjawabnya, melainkan dia mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Setelah menunjukkan soal pembicaraan Rila dan Andi, Delia mengatakan apa saja yang dia dapatkan. Mulai dari bagaimana SPE sama sekali tidak terlibat dalam penyelidikan di Raven Protection seputar kebocoran data mereka, bagaimana Hendra sudah secara khusus meminta SPE untuk mengamati Raven, dan apa saja yang sudah Andi dapatkan seputar Chloe dan pekerjaannya.
Fakta ini membuka sudut pandang lain bagi kelima anggota EG Group yang lainnya. Dari sudut pandang SPE, mereka mengetahui kalau ada beberapa keanehan dari beberapa atasan yang ada di Raven. Mereka melaksanakan perintah Hendra untuk mengamati Raven, dan menemukan kalau memang ada beberapa kecurigaan soal skandal korupsi. Di sisi lain, Andi juga menyelidiki sepuar skandal yang melibatkan Chloe, dan menemukan beberapa percakapan yang agak mencurigakan di antara Chloe dan beberapa atasannya. Belum lagi dengan fakta bahwa Chloe memiliki nominal tabungan yang agak tidak biasa untuk pegawai sepertinya. Ada beberapa nama palsu yang mengucurkan dana ini, yang mana SPE masih menyelidiki dari mana asalnya.
"Oke, kasus ini jadi semakin membuat pusing saja. Setelah kita mendapatkan kecurigaan bahwa Chloe hanya mengakses semua data itu sekali, kini kita bisa mendapatkan data lainnya yang membawa sebuah kemungkinan bahwa Chloe memang dibayar untuk melakukannya? Tapi siapa orang di balik tiga rekening yang mengirimi Chloe uang dalam jumlah besar ini?" tanya Rendi.
"Itu yang masih kita harus cari tahu. Rila bilang kalau dia akan meminta tim yang bekerja seputar masalah ini untuk menelusuri lebih jauh lagi seputar apa saja yang bisa mereka ketahui soal Chloe. Terutama soal rekening itu, karena tentunya itu bisa jadi satu hal yang sangat membantu," kata Delia.
"Oke, jadi memang ada sesuatu yang tidak biasa dengan si Chloe ini. Nah masalahnya, kenapa si Hendra sampai mencurigai Raven? Apa ada kasus besar di Raven, yang selama ini tidak diketahui oleh orang lain? Seberapa bahaya masalah ini, sampai - sampai Hendra turun tangan dan meminta agen rahasia untuk mengamati apa yang terjadi di sana?" tanya Pak Indra.
"Pastinya cukup serius, karena Hendra sampai turun tangan. Mungkin ada beberapa hal yang kita tidak ketahui soal perusahaan asuransi yang satu ini. Kita tidak tahu kalau - kalau ada beberapa orang berbahaya dari Underground yang mungkin berada di dalam Raven Protection," kata Yoshi.
"Pastinya ini serius, karena Pak Hein tidak akan melakukan sesuatu yang menurutnya tidak akan membawanya ke satu titik yang dia inginkan. Setelah melihat apa yang Ramon dan gengnya lakukan padaku saat aku masih SMA, Pak Hein sendiri bilang kalau beliau tidak akan kaget kalau sampai Ramon atau teman - temannya sampai jadi penjahat dan beliau harus menghadapinya," ujar Delia.
"Yah pokoknya, Hendra ada di latar belakang dan berusaha mencari tahu soal Raven. Fakta itu saja rasanya sudah cukup untuk mengatakan kalau ada sesuatu yang serius dalam masalah ini. Aku sih tidak kaget kalau sampai si Hendra sudah tahu kalau kita mendapatkan kasus ini," tambah Bu Risa.
"Tapi semuanya cocok dengan beberapa isu yang diberikan oleh temanku. Chloe memang sering terlihat dekat dengan beberapa atasannya. Tidak heran kalau Chloe dicap sebagai perempuan murahan oleh teman - temannya. Dengan adanya data soal rekening bank itu, tidak mengejutkan kalau perempuan itu melakukan sesuatu di belakang semua rekan kerjanya," kata Arin.
"Aku tidak kaget kalau Chloe sampai menjual dirinya sendiri. Tapi, aku punya satu teori dari apa saja yang aku ketahui soal orang - orang yang terlibat dalam kasus ini," ujar Delia.
Delia memulai sebuah kisah lainnya. Beberapa bulan lalu, San Rio mengadakan sebuah reuni akbar yang acaranya dihadiri oleh banyak alumni San Rio. Delia memang merasa kesal karena dia harus melihat tampang Ramon sekali lagi, tapi dia tidak melewatkan sesi menggosip yang dilakukan oleh teman - teman dekatnya seusai reuni itu melalui aplikasi obrolan.
Ada banyak sekali informasi yang Delia terima saat itu. Tapi saat makan siang tadi, Delia bisa mengingat beberapa informasi penting yang dia dapatkan dari teman - temannya. Ada banyak temannya yang membicarakan bahwa kakak - kakak kelas mereka yang dulunya adalah anak beken kini mendapatkan karir sebagai orang sukses. Tapi yang utama adalah, bagaimana Ramon dan Steven bisa mendirikan usaha mereka sendiri, setelah mengambil alih sebuah perusahaan asuransi yang bangkrut.
Di sisi lain, Delia mendengar kalau beberapa teman Ramon yang tergabung dalam gengnya semasa SMA kini ada yang bekerja di Raven, tempat Ramon dan Steven memimpin. Delia juga tidak melupakan bagaimana dia melihat gaun mewah yang digunakan oleh Chloe yang menggandeng Victor sambil menyombongkan kepada teman - temannya bagaimana suksesnya dia dengan bekerja bersama Ramon.
Ramon, Steven, Chloe dan Victor adalah empat orang yang sejak dulu sudah dekat. Dari bagaimana mereka bersikap, Delia tidak kaget ketika mendengar mereka bekerja di kantor yang sama. Tapi, ini membuat Delia mempunyai teori kalau mungkin saja mereka semua bersekongkol. Rasanya tidak aneh kalau sampai mereka melakukan sesuatu yang tidak baik dalam skandal ini agar mendapatkan keuntungan untuk diri mereka sendiri.
"Hm, jadi mereka sebenarnya terhubung satu sama lainnya dengan cara seperti itu? Pantas saja wajahmu jadi aneh saat mendengar soal mereka. Kalau aku jadi kamu, aku juga akan merasa curiga kalau ada beberapa orang yang kenal satu sama lain dengan baik yang terlibat dalam satu masalah yang sama," kata Yoshi.
"Kita bisa masukkan itu ke dalam kemungkinan kita. Untuk saat ini, peran Victor masih tidak diketahui, tapi sepertinya tidak ada salahnya kalau kita memasang mata terhadapnya," ujar Pak Indra.
"Huh, Delia sepertinya tahu banyak sekali hal penting soal kasus ini. Aku tidak tahu apakah Ramon sengaja atau tidak melaporkan kasusnya kepada polisi, tapi apa yang dia lakukan ini kemungkinan besar bisa membahayakan rencana yang dia miliki," sahut Rendi.
"Bisa saja. Tapi aku tidak kaget kalau Ramon sengaja melakukannya. Dia bisa saja sudah tahu kalau aku ada di sini. Apapun yang Ramon incar, dia sepertinya ingin membuatku menderita, entah dengan cara bagaimana," kata Delia.
"Kenapa kamu bisa sangat yakin seperti itu?" tanya Arin.
"Karena Ramon sudah menyampaikan ultimatum padaku. Aku tidak menyukai apa yang dia katakan, dan rasanya kita harus segera menyelesaikan masalah ini sebelum semuanya jadi lebih kacau lagi."
Satu hal terakhir yang harus Delia sampaikan kini terucap, yaitu soal apa yang sudah dikatakan oleh Ramon ketika EG Group teralihkan perhatiannya oleh sekumpulan reporter. Apa yang dikatakan oleh Ramon itu adalah sebuah ancaman, yang sepertinya memperjelas bahwa kasus ini sepertinya sudah dirancang agar bisa membawa Delia dan EG Group ke dalam masalah ini. Walau rencana Ramon ini masih memiliki banyak celah, orang awam tidak akan berpikir banyak soal hal itu ketika mereka melihat kabar utama seputar skandal yang bisa saja muncul dari bocornya data - data itu.
"Del, tidak heran kalau sampai Hendra diam - diam menyelidiki seputar Raven. Kalau permasalahannya bahaya begini, sepertinya kita memang harus hati - hati," kata Bu Risa.
"Karena itulah. Kalau sampai masyarakat umum tahu seputar kebocoran data ini, dan siapa yang ditargetkan sebagai penerima data - data itu, maka akan ada kehebohan. Belum lagi kita yang akan kesusahan dalam mengatasi masalah ini karena kita akan mendapatkan banyak sekali informasi yang kita tidak tahu apakah benar atau tidak. Semuanya akan kacau dalam waktu singkat," sahut Delia.
"Aku masih tidak tahu kemana kasus ini akan mengarah, tapi sepertinya Delia akan dapat banyak masalah karena dia tahu banyak hal seputar Ramon dan karakternya," ujar Arin.
"Aku tidak kaget kalau semua ini akhirnya ditujukan untuk membahayakanku. Kalian tahu tidak, apa satu hal paling aneh yang aku temukan dari kumpulan data di map itu?"
"Huh? Memangnya ada hal aneh apa di sana?" tanya Rendi.
Delia terkekeh, "Aku tidak bisa menemukan sedikitpun data seputar keluargaku. Aku tidak menemukan infomasi soal ayahku, atau anggota keluarga Sinaga yang lainnya. Bukannya sombong, tapi banyak anggota keluargaku yang jadi orang penting di Inkuria, kalau saja kalian rajin mencarinya. Ketiadaan informasi soal ayahku membuatku berpikir ... kalau Ramon mungkin ingin melakukan sesuatu terhadap kami. Apapun itu, aku tidak tahu. Tapi, aku jadi agak khawatir karenanya."
Yoshi menghela napasnya, kemudian merangkul Delia. Sang tunangan berusaha untuk menenangkan si perempuan. Delia hanya pasrah, dan membiarkan dirinya merasakan emosi yang bercampur aduk dalam sebuah perpaduan yang aneh di dalam dirinya. Semuanya terasa tidak benar, dan Delia sendiri tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk menyelesaikan masalah ini.
"Hei Delia. Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkan semuanya sendirian. Kami ada di sini untukmu, dan kami akan membantu untuk menyelesaikan masalah ini. Kami tidak akan membiarkan Ramon atau siapapun menang dalam usaha jahatnya ini," kata Yoshi.
"Yoshi benar, Del. Di EG Group, generasi pertama kami menghadapi berbagai macam masalah, bahkan masalah - masalah yang bersinggungan dengan kehidupan pribadi salah satu anggota kami. Di saat itulah kekuatan kelompok menjadi penting. Kami akan selesaikan semuanya bersama dan membantu satu sama lainnya. Jadi, dengan kalian, generasi baru EG Group, kita akan tetap melakukannya. Arin sudah membuktikannya dalam kasus terdahulu, kan?" ujar Pak Indra.
Arin mengangguk, "Aku tahu kalau masalah ini akan membuatmu tidak bisa berpikir dengan jernih. Tapi kamu tidak sendirian. Semuanya akan bisa berakhir dengan baik, selama kamu mau berusaha untuk menyelesaikannya. Aku yakin kalau kamu akan bisa untuk menyelesaikannya," kata Arin.
Delia kini memandang semua rekan - rekannya. Mereka benar. Ini bukan hanya kasusnya sendiri. Ini adalah kasus yang ditujukan untuk EG Group. Tentunya mereka akan menyelesaikan semuanya bersama. Dia tidak akan menjadi seperti pak gurunya yang menyelesaikan semuanya sendirian. Delia akan menyelesaikannya dengan cara yang benar.
Sebuah senyum terlihat di wajah Delia. Ini bukan sebuah seringaian jahat yang biasanya muncul di wajah Delia. Ini adalah sebuah senyum yang tulus, dipenuhi dengan harapan dan kekuatan. Senyuman yang meyakini kalau mereka akan bisa melalui semuanya. Senyuman tulus pertama yang Delia perlihatkan sejak dua hari terakhir.
"Kalian benar. Tentu saja kita akan menyelesaikan semuanya bersama. Ini kan kasusnya EG Group," kata Delia, lalu terkekeh.
Pak Indra tertawa, "Yah, tentu saja! Mari kita berharap kalau akan ada sedikit keajaiban dan Hendra akan turun gunung kalau - kalau masalah kita ini jadi semakin bahaya," ujar Pak Indra.
"Oh, itu akan sangat membantu sekali! Tapi untuk saat ini, sepertinya kita harus menenangkan diri dulu, sementara menunggu informasi tambahan dari Lana dan juga SPE, kalau - kalau ada sesuatu yang menarik," sahut Rendi.
"Kedengarannya simpel. Tapi tetap saja aku tidak akan bisa berhenti memikirkannya. Yang aku hadapi ini adalah Ramon dan Steven, sudah lama aku dan mereka punya masalah yang ... tidak biasa. Aku tidak yakin apakah aku siap secara emosional untuk menghadapi mereka, terutama karena apa yang mereka dan teman - temannya sudah lakukan padaku dulu," kata Delia.
"Memangnya mereka ngapain?" tanya Arin.
Delia terkekeh, "Nanti deh, kalau kasus ini sudah selesai, atau kalau aku sudah siap, aku akan ceritakan semuanya pada kalian. Tapi, aku yakin kalau kamu tahu soal apa yang sudah terjadi, kamu akan menganggap kalau mereka adalah pria yang bangsat."
"Oke, sepertinya ada beberapa dugaan yang menurutku bisa masuk ke dalam kategori itu. Baiklah, kita bisa bahas itu nanti."
"Kau tidak perlu menyiksa dirimu dengan terlalu banyak memikirkan seputar masa lalumu. Kami ada di sini untukmu. Aku ada di sini untuk melindungimu kalau diperlukan," kata Yoshi.
"Aku tahu, Yo. Tapi aku takut kalau keselamatan keluargaku akan jadi taruhannya. Bukan sekali keluargaku pernah menghadapi bahaya karena permasalahan bisnis atau politik yang remeh. Ketika aku dan kakakku masih kecil, kami sudah sering mengalami kekacauan semacam ini. Aku tidak ingin kalau keadaan keluarga kami yang sudah sangat tenang akhir - akhir ini malah harus diganggu lagi."
EG Group terdiam. Delia benar, bahaya bisa terjadi kapan saja, dan mereka tidak akan tahu kalau memang hal itu akan terjadi. Tidak hanya mereka, orang terdekat bisa saja berada dalam bahaya. Tapi, inilah resiko pekerjaan mereka. Mereka tahu kalau hal ini bisa saja terjadi, dan mereka akan berusaha untuk mencegah semua hal berbahaya yang bisa terjadi di masa depan sebisa mereka.
"Tunggu dulu, tadi kamu bilang kakak, Del? Aku tidak tahu kalau kamu punya kakak," kata Rendi.
Delia terkekeh, "Aku pernah punya kakak. Tapi, aku akan ceritakan itu nanti saja, ya? Setelah semuanya selesai, kalian bisa dengar semuanya," sahut Delia.
Rendi mengangguk. Meski masih tersisa beberapa pertanyaan seputar apa yang terjadi pada Delia di masa lalu, mereka bisa memikirkannya nanti. Saat ini, mereka harus fokus pada masa depan, di mana mereka harus mengatasi masalah yang bisa saja muncul karena kasus mereka ini. Karena mereka tidak akan tahu kalau tiba - tiba saja masalah yang mereka hadapi akan jadi lebih besar daripada apa yang mereka kira.
~~~~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top