The Day Come Itself

Chapter 1 

Ada pria yang selalu membuat Alexa resah setiap saatnya. Pria yang tidak bisa membuat Alexa tenang jika datang begitu saja. Pria itu membuat hidup Alexa dalam ketakutan terus menerus setiap saatnya. Dia mendapatkan banyak masalah dari pria itu dan obsesinya. Namun, saat itu juga Alexa tahu bahwa hidup si pria tidaklah lebih bahagia dari Alexa sendiri. 

"Menikahi pria yang sudah memperkosanya adalah hal yang tolol untuk dilakukan! Kenapa Alexa harus melakukannya? Dia anak perempuanku, aku yang akan menanggung seluruh biaya hidupnya. Dia nggak perlu menikah dengan pria yang sudah menodainya!" 

"Pa—"

"Kamu diam, Ma! Kamu selama ini menganggap bahwa anak itu adalah anak yang baik. Dia juga masuk ke perusahaan keluarga kita dengan cepat. Aku terlena dengan apa yang terjadi, aku membiayai hidup seorang anak yang hanya bisa menorehkan luka bagi anakku!" 

Keributan terjadi di luar, dan Alexa masih bisa mendengarnya. Dia adalah tokoh utama yang dibicarakan. Dia yang menjalani hidup, tapi dia juga yang tidak bisa menentukan pilihan sendiri. Alexa dibicarakan dan tidak bisa melakukan apa pun. 

Sekarang, jika pertanyaannya dilayangkan pada Alexa, apakah benar dia diperkosa? Ya, memang benar. Dia diperkosa karena pria itu mabuk, tapi meskipun mabuk, Alexa tahu bahwa pria itu masih cukup sadar untuk mengetahui bahwa perempuan yang dipaksa untuk berada di bawah kendalinya adalah Alexa. Anak perempuan yang selama ini selalu mengikutinya dan bermimpi untuk menikah dengan pria itu. 

Iya, salah Alexa juga yang membuat pria itu kesal dengan segala keinginannya yang seolah harus dituruti sepenuhnya oleh siapa pun. Alexa sudah terbiasa hidup layaknya seorang putri. Apa pun yang dirinya inginkan selalu dituruti. Dan salah satu yang Alexa inginkan sejak kecil melihat pria itu adalah menjadi pasangannya. Namun, bukan dengan cara seperti ini. 

Alexa masih begitu ingat bagaimana kalimat demi kalimat keluar dari bibir sang pria. Kalimat yang membuatnya sakit hati saat mendengarnya. 

"Saya tahu kamu selalu tergila-gila dengan saya, Alexa. Kamu menginginkan saya menjadi pasanganmu, kan? Saya akan kabulkan. Karena apa pun yang kamu inginkan pasti harus selalu dituruti."

Pipi Alexa dielus oleh sang pria, tapi Alexa tidak merasa senang dengan sentuhan itu. Ini pertama kalinya Alexa berduaan dengan pria. Terlebih lagi Berduaan dengan pria yang sedang dalam pengaruh alkohol. 

"Mas Kalias, aku mohon. Jangan begini." 

Tangan pria itu yang semula mengelus pipi Alexa kini menjadi menekan rahang perempuan itu. Alexa semakin takut dengan apa yang dilakukan Kalias. 

"Kamu memohon apa? Jangan? Tapi saya sudah memikirkan ini dengan matang. Kalau saya menyetubuhi kamu sekarang, kemungkinan besar kamu akan hamil. Kalau kamu hamil, kita akan dinikahkan." Seringai muncul dari bibir Kalias sebelum melanjutkan kalimatnya. "Kalau kita menikah, saya bisa sepenuhnya menjadi bagian keluargamu. Saya bisa mengambil alih perusahaan papa kamu. Itu adalah hal yang sangat bagus. Saya nggak akan menyia-nyiakan kesempatan yang bisa saya dapatkan dengan mudah ini." 

Alexa hanya digunakan untuk mencapai obsesi Kalias sebagai orang penting di perusahaan. Pria itu terobsesi dengan menjadi kaya, dan Alexa terobsesi dengan Kalias—setidaknya sampai malam itu.

Setiap kali Alexa memejamkan mata, dia tidak bisa merasakan ketenangan. Dia bisa mengingat bagaimana ekspresi Kalias yang keras, antara nurani dan rasa marahnya ... Alexa bisa merasakan itu. Kalias yang dikenal Alexa sebelumnya bukan pria yang suka mempermainkan wanita. Dia adalah pria paling serius setelah papa Alexa sendiri. Hidupnya diisi dengan bekerja, memikirkan ini dan itu, dan seringnya mengabaikan keberadaan Alexa. Dan Alexa akan menjadi satu-satunya pengganggu yang tidak bisa Kalias usir karena Alexa adalah putri kesayangan di keluarganya. 

"Katakan ke papamu, bahwa ini sepenuhnya salah saya. Saya ingin menikah dengan kamu dan bertanggung jawab. Kalau kamu mengatakan sebaliknya, saya akan terus menghantui kamu seperti kamu yang selalu mengikuti saya kemana pun saya pergi sejak dulu." 

Alexa tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan. Sungguh, dia bingung. Dia tahu rasa takut yang tidak biasa sudah menaungi dirinya. Ketakutan itu membuatnya tidak bisa menatap Kalias dengan sama lagi. 

*** 

"Kenapa nggak mau makan?" 

Alexa melihat papanya yang memberikan pertanyaan itu. Pintu kamarnya sudah terbuka padahal tadi sudah dikunci. Bisa ditebak bahwa itu adalah ulah papanya yang selalu ingin tahu apa yang dilakukan Alexa meski putrinya sudah sedewasa ini. Dengan adanya kejadian kemarin, maka sudah pasti papanya semakin ketat ingin mengetahui ini dan itu yang dilakukan Alexa. 

"Belum laper." 

"Makan. Papa nggak mau kamu malah sakit dengan nungguin laper. Orang yang lagi sedih memang nggak akan merasakan laper." 

"Papa, aku nggak sedih."

"Cuma kecewa dan menyesali apa yang sudah menimpa kamu. Begitu, kan?" 

Alexa hanya menghela napasnya panjang. 

"Cepat makan. Nggak perlu ada yang kamu sesali. Papa sudah memastikan bahwa hidup kamu akan berjalan seperti biasa kembali. Jangan pikirkan ini dan itu. Nggak akan ada yang ganggu kamu lagi."

Alexa tidak tahu apa yang dilakukan papanya pada Kalias. Dia benar-benar tidak tahu apa yang sudah dilakukan papanya dan tidak tahu kabar Kalias. Alexa bisa katakan bahwa dirinya sudah takut dengan Kalias. Meski ada sedikit keinginan untuk mengetahui kabar pria itu, Alexa tidak ingin menambah kegilaan dalam hidupnya lagi. 

"Ayo, makan! Papa ingin melihat kamu sehat dan semangat lagi." 

[Baca selengkapnya hanya di Karyakarsa kataromchick. Ada kode voucher potongan harga juga untuk 20 orang tercepat, ya. Liat kodenya di gambar bawah. Happy reading!]


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top