Chapter 2:The Red Boy
(Apapun yang ada fanart itu bukan punya saya, melainkan punya orang yang buat dan saya hanya menemukan di pin)
(Y/n) tidak percaya bahwa dia sekarang sudah berada di kerajaan yang sangat besar dan megah, serta pangeran tampan yang saat ini tepat didepannya. Sementara Hokuto yang kaget dengan teriakan gadis itu langsung memanggil tiga temannya untuk memastikan keadaan (y/n).
"Hei, ada keributan apa ini?!" tanya Subaru khawatir kemudian disusul dengan seruan pertanyaan yang sama oleh Mao dan Makoto.
"Gadis ini sepertinya sedang sakit jiwa," jawab Hokuto datar, sehingga (y/n) kaget dan ingin mengamuk kesal karena dibilang gila oleh pemuda bersurai hitam tersebut. "Enak aja kamu panggil aku gila, aku masih waras woi!" batin (y/n) kesal sembari menggembungkan pipinya.
"Perlukah kita memanggil tabib agar warasnya kembali?" usul Mao dengan wajah tanpa dosa lalu diangguk setuju oleh ketiga temannya hingga gadis itu menjadi kesal. Tetapi ia harus berusaha menenangkan emosinya agar tidak dianggap bar-bar oleh keempat pangeran itu. Dengan perlahan gadis itu menghirup nafas lalu mengeluarkannya dengan pelan kemudian ia tersenyum sambil mengatakan, "Aku masih waras kok, kalian gak perlu khawatir denganku, terima kasih~" ucapnya sehingga keempat pemuda itu langsung ber-oh ria saja.
"Ah, maafkan kelancangan sikap kami, sebagai permintaan maaf, mau kah kamu berkeliling istana?" tawar Hokuto dengan menundukkan kepalanya di hadapan gadis tersebut. Lalu Subaru dan lainnya lupa mengenalkan diri mereka, "Oh ya, aku lupa mengenalkan diri, namaku Subaru Akehoshi! Kalau mereka berdua yang disana itu namanya Ukki dan Sally!" ujar Subaru sembari menunjuk Mao dan Makoto.
"Aku Mao Isara! Salam kenal ya!"
"M-Makoto Yuuki. S-Salam kenal."
Setelah Mao dan Makoto memperkenalkan diri mereka, tiba-tiba saja Subaru langsung menarik tangan (y/n) sambil mengatakan "Ayo kita berteman!" hingga membuat gadis itu menjadi kaget lalu ia hanya menganggukkan kepalanya saja sedangkan Hokuto yang sedari tadi diam hanya bisa menatap heran melihat kelakuan temannya.
"Kalau kamu siapa?" tanya Subaru dengan nada riangnya kemudian gadis itu menjawab, "Namaku (y/n)."
Lalu, Hokuto langsung menarik Subaru agar tidak terlalu mendekati gadis tersebut.
"Maaf atas kelancangan temanku, dia ini memang ada maunya kalau ingin berteman denganmu," ujar Hokuto dengan menundukkan kepalanya sembari menahan bahu pemuda berambut oranye itu.
"Mouuu, padahal aku cuman minta koin doang kok," ucap Subaru cemberut sedangkan (y/n) hanya terkekeh pelan. Kemudian Mao mengajak (y/n) untuk berkeliling istana beserta ketiga temannya.
~💕~💕~💕~
Setelah berkeliling istana, Mao, Subaru, Makoto dan Hokuto memutuskan untuk beristirahat sekaligus mengajak (y/n) ke taman kerajaan.
"Apakah menyenangkan setelah berkeliling istana?" tanya Hokuto sembari menyerahkan nampan berisi teh hangat dan biskuit kepada (y/n). "Menyenangkan, kok, tapi...aku heran kenapa aku bisa ada di dunia ini," ujar (y/n) sambil mengusap dagunya untuk berpikir.
"Ah iya, aku juga heran kenapa seorang gadis sepertimu bisa tersesat di daerah kerajaan kami," sahut Hokuto yang ikut setuju dengan perkataan gadis itu.
"Aku juga tidak tahu Hokuto-san" ujar (y/n) dengan gelisah sehingga Hokuto hanya mengangguk mengerti dengan keadaan gadis tersebut.
"Bagaimana jika kau menjadi bagian di kerajaan kami?" usul Hokuto disertai senyumannya hingga (y/n) terkejut dengan usulan pemuda itu.
"M-maksudmu menjadi bagian keluarga kalian?" ucap (y/n) dengan gelagapan sekaligus merasa tidak percaya akan perkataan Hokuto.
"Apakah kau mau?" tawarnya. (Y/n) berpikir sejenak kemudian ia hanya mengangguk sebagai jawaban "iya" terhadap pemuda tersebut.
"Baguslah kalau kau mau menjadi bagian keluarga kerajaan kami, selamat datang (y/n)," ujar Hokuto dengan tersenyum tulus lalu gadis itu hanya ikut tersenyum dan mengatakan "Arigatou, Hokuto-san."
Disaat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba saja Subaru langsung memeluk (y/n) karena ia merasa terlupakan oleh mereka berdua. "(y/n) kok kamu melupakan kami sih, " ucap Subaru cemberut sambil memeluk erat gadis itu.
"Hei, Subaru, kau tidak boleh memeluk gadis itu sembarangan," tegur Mao sembari menarik kerah pakaian Subaru sedangkan Makoto hanya terkekeh pelan melihat kelakuan kedua temannya.
"Daritadi kami hanya memperhatikan kalian berdua lho," ucap Makoto hingga Hokuto langsung berwajah merah kemudian ia menutup mulut pemuda berkacamata tersebut. "B-bukan berarti aku menyatakan cintaku ke (y/n), tapi aku hanya mengajaknya untuk menjadi bagian keluarga kalian," ujar Hokuto disertai wajahnya yang semerah seperti tomat.
"Aku tahu kok, Selamat datang di kerajaan kami, (y/n)," ucap Makoto dengan tersenyum,
"Kalau kau butuh bantuan, panggil saja aku, tapi ada imbalannya ya, hehe!" kekeh Subaru lalu ia disikut oleh Hokuto sembari mengatakan, "Jangan mengharapkan imbalan!" sehingga (y/n) hanya tertawa pelan kemudian kepalanya diusap pelan oleh Mao disertai senyuman miliknya.
"Semoga kamu suka, ya, menjadi bagian di keluarga kami," ujar Mao lalu diangguk oleh gadis itu.
Kemudian Hokuto memerintahkan pelayannya untuk menunjukkan kamar baru (y/n) lalu mereka melanjutkan keliling istana sembari mengobrol dan bercanda hingga tak terasa hari sudah menjadi gelap.
Di kamar barunya (y/n), gadis itu langsung terpukau akan luas dan megahnya kamar tersebut kemudian tanpa aba-aba lagi ia langsung loncat ke kasurnya dengan perasaan bahagia, "Kyaaa, akhirnya aku bisa mempunyai kamar pribadi yang mewah!" serunya sambil berguling-guling di atas kasur tetapi ia tidak sadar dari kejauhan ada empat orang pemuda yang mengawasinya dengan tatapan membunuh.
"Bagaimana menurutmu, apakah gadis itu cocok untuk dijadikan sebagai alat penghancur kerajaan?"
"Aku tidak tahu tapi berdasarkan ramalannya sudah pasti dialah yang akan kita jadikan senjatanya."
"Sangat menarik! besok malam kita akan menculik gadis itu" ucap pemuda berambut merah disertai tatapan tajamnya itu. Karena ia sedang berbicara dengan dua rekannya tentang (y/n) yang tersesat di dunia kerajaan.
Sementara itu...
"Apakah kalian tahu kerajaan Spadelovya?" tanya Hokuto dengan nada serius.
"Yang aku tahu itu kerajaan yang paling terkejam di dunia dengan pemimpinnya yang bengis, yakni seorang pemuda bernama Hiiro Amagi," jawab Mao.
Subaru langsung merasa kaget karena perasaannya menjadi tidak enak akan keadaan (y/n).
"Aku merasa keadaan (y/n) sedang dalam bahaya" ujar Subaru lalu diangguk oleh Makoto, "Aku juga merasakan hal yang sama denganmu, Akehoshi-kun, didalam buku yang kubaca ini mengatakan jika ada seorang gadis yang terjebak didalam dunia kerajaan akan dianggap malapetaka atau senjata penghancur dunia kerajaan dikarenakan gadis itu merupakan keturunan dewi penghancur atau dewi bencana," ucap Makoto. Ketiga pemuda itu mengangguk mengerti.
"Sepertinya kita harus menjaga (y/n) agar ia tidak diculik oleh Amagi-san," ujar Hokuto disertai ekspresi seriusnya kemudian Mao langsung tidak terima akan perkataan pemuda itu, "T-Tapi dia gadis yang berbahaya karena dia akan menghancurkan dunia kerajaan!" serunya.
"(Y/N) ITU TEMAN KITA! LAGIPULA ITU HANYA RUMOR MENGAPA KAU HARUS PERCAYA ISARA!" Tukas Hokuto dengan berteriak lantang karena tidak terima akan perkataan Mao.
"Isara-kun, kau harus mempercayai perkataan Hidaka-kun. Ada benarnya jika (y/n)-chan itu teman kita, tetapi kita hanya perlu waspada apakah benar dia keturunan dewi bencana," ucap Makoto lalu pemuda berambut merah keunguan itu hanya menghela nafas dan mengatakan "Maaf," sedangkan Subaru hanya sedang berpikir tentang cara melindungi (y/n) sekaligus masalah kerajaan Spadelovya.
"Ne...apakah benar Hiiro mempunyai julukan lelaki merah? soalnya aku mendengar rumor para warga katanya dia itu pemuda yang kejam dan sadis karena ingin balas dendam terhadap kerajaan lain?" tanya Subaru lalu diangguk oleh Makoto.
"Un! dia itu pemuda yang paling berbahaya menurutku, makanya kita harus menjaga (y/n) agar tidak diculik olehnya!" ujar Makoto hingga Subaru hanya ber-oh panjang sekaligus setuju akan usulan temannya.
"Hokuto bagaimana kau bisa tahu kalau Hiiro akan menculik (y/n)?" tanya Mao dengan penasaran.
"Karena dia berniat untuk balas dendam terhadap kerajaan, sudah dipastikan dengan ramalan tentang (y/n), aku yakin dia pasti akan menculik gadis itu," jawab Hokuto sehingga Mao langsung mengerti akan jawaban pemuda tersebut.
"Perlukah kita memanggil bantuan untuk memperketat keamanan kerajaan?" usul Subaru lalu Hokuto mengangguk setuju, "Tentu saja kita akan memanggil bantuan ke kerajaan yang sudah menjadi teman bagi kita," ucap Hokuto kemudian ketiga pemuda itu mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan temannya.
"Ahaha...aku berharap rencana ini akan berhasil! Ya, kan, Ukki!" ujar Subaru sembari merangkul temannya yang berkacamata. "Ya aku juga mengerti maksudmu Hokuto semoga rencana ini berjalan lancar" ucap Mao dengan mengangguk setuju. Setelah membahas rencana, kemudian mereka berempat memutuskan untuk tidur karena malam sudah larut.
To be continued....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top