Chapter 20

Ternyata memang sepanas itu di luar. Azure langsung merasa kelelahan, dan Fawn tidak berhenti untuk berkeringat. Rose memanfaatkan kesempatan itu untuk terus mengusiknya lalu melihat bagaimana lucunya jika remaja tersebut mulai berang. Ink terus-terusan meringis karena udara yang terasa menusuk-nusuk kulitnya.

Berkat kemampuan teleportasi yang dimiliki oleh Ink, mereka bisa sampai ke tempat di mana kedua agen khusus tersebut sebelumnya telah di serang. Ink maju ke tengah-tengah, dan kedua tangannya mengepal perlahan. Singkat rona hitam langsung melingkupi, tubuhnya bergetar dengan hebat—tidak seperti biasa. Itu pertama kalinya dia merasa kesakitan saat menggunakan kekuatannya, tetapi Ink terus memaksa.

Kedua matanya yang sudah menjadi hitam sepenuhnya terbuka, tetapi dalam beberapa detik dia terjatuh dan hampir tumbang. Rose buru-buru mendekat dan mengacungkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri.

"Apa kau baik-baik saja?" Bukannya menerima, Ink malah menepis dan akhirnya berdiri sendiri meski tertatih. Napasnya tersegal, dia hampir tidak bisa berbicara "Oi, Fawn. Kau membawa air minum di tasmu, kan? Bisa kau berbagi sedikit?"

"Tidak akan. Ini kontrakku dan aku membutuhkannya," sergah Fawn. Namun, sikap itu segera urung saat Azure menepuk pundaknya. Dengan menggerutu dia menyerahkan satu dari dua buah stok airnya yang tersisa. Botol itu sepenuhnya dihabiskan Ink.

"Hah ... terima kasih."

"Ya, ya. Apa kau yakin cincin itu memang ada di sini?"

"Aku bisa merasakannya."

Sebelah alis Fawn terangkat. "Aku tidak ingat ada dongeng yang menjelaskan kalau Chaos Control bisa merasakan segel mereka."

"Memang tidak ada." Fawn menjauh darinya dengan gusar. Dia pikir hanya Rose saja yang akan menganggunya setiap saat, tetapi semua anggota Knight Ops pada akhirnya sama saja.

"Jadi sudah tahu di mana segelmu?" tanya Azure. Ink mengangguk dan menunjuk ke arah Utara. Dia akan segera bergerak sebelum Rose menahannya lagi. Dia ingin mengangkat Ink, dan pria itu menolaknya sekali lagi. Namun, Rose memaksa dan akhirnya Ink hanya pasrah saat tubuhnya mulai dibopong lalu perlahan-lahan mulai melayang di udara.

Fawn sebagai White Knight lainnya melakukan hal yang sama untuk Azure. Dia belum tahu bagaimana musuhnya, tetapi jika Ink memang sampai dikalahkan semudah itu maka membiarkan sahabatnya menyimpan tenaga adalah keputusan terbaik saat ini. Azure juga tidak menolak untuk dibawa terbang.

Hingga mereka akhirnya mendarat. Ink langsung terduduk begitu dia bisa mendapatkan kesempatan. Itu pertama kalinya bagi Rose melihat pria tersebut benar-benar kewalahan.

Kepalanya celingukan, dan tidak lama memicing ke di ujung daratan. Rose menemukan cincinnya. Segera dia melesat ke sana dan mengambilnya. "Di sini!"

Azure dan Fawn tiba, mereka membantu Ink berdiri saat Rose kembali. Mereka terkejut, tak menyangka cincin itu benar-benar masih utuh. "Wow, kuharap suatu hari kontrakku juga bisa lepas."

"Jadi bagaimana sekarang? Kita akan melakukan apa?" tanya Azure menggaruk tengkuknya.

"Mungkin lepaskan antingmu." Mereka berdua mengambil segel dan menaruh di telapak tangan masing-masing. Tak terjadi apapun. Dalam diri mereka juga tidak merasakan sensasi yang berbeda. Lalu terbesit sesuatu di kepala Ink. "Chaos Control: Construct Time."

Masih belum terjadi apa-apa. Mereka lantas melirik ke Fawn sebagai orang yang menghapal baik isi dongeng, tetapi dia juga hanya mengangkat bahu.

"Bagaimana kalau kalian mengucapkannya bersamaan?" usul Rose. Keduanya sepakat, lalu saling mengangguk. Dalam hatinya mereka menghitung.

Satu.

Dua.

Tiga.

"Chaos Control: Construct—" dan seketika tanah bergetar. Keseimbangan Ink yang hilang pertama, dia terjatuh, dan cincinnya menggelinding jauh. Rose berusaha mengambilnya kembali, tetapi semuanya semakin berguncang.

Tak ada yang bisa menyembunyikan kengerian, mereka semua menoleh dengan teror ke samping. Ink dan Rose sudah melihatnya, tetapi masih sama takutnya dengan kedua remaja itu.

"Itu monsternya ...?" Tidak ada yang menjawab Fawn, karena dia sendiri juga bisa melihatnya. Sosok yang benar-benar berbeda dari dalam bayangannya.

Retakan mulai muncul, membuat mereka semua bergidik. Rose langsung teringat lagi dengan cincin itu. Tanah mulai saling terbelah, membuatnya harus melepaskan Ink dan mengejar segelnya. Monster itu lalu meraung, panas yang kuat bisa membakar kulit mereka. Ink lagi-lagi berteriak.

Fawn menarik senjatanya, tangannya bergetar hebat saat menarik pelatuk, semua pelurunya memang tidak satu target, tetapi semuanya masih mengenai monster tersebut. Namun, begitu bahkan tidak memberikan dampak apapun. Makhluk itu mulai memberikan serangannya, menaikkan tangan berukuran raksasa yang mengarah langsung ke arah mereka.

"Awas!" Azure yang pertama melompat, Fawn tertahan untuk membantu Ink, dan mereka semua gagal menghindar. Pukulan yang mampu menghancurkan daratan itu, sekaligus menghempaskan ketiganya ke tanah dari pecahan sebelumnya.

Tanah di bawah Rose akhirnya terbelah. Dia langsung mengambil ronanya untuk terbang, tetapi cincin itu yang terjatuh ke bawah. "Oh, tidak!" Segera wanita itu melesat turun, benar saja panas langsung menggerogoti lapisan kulitnya, tetapi dia memaksakan diri. Hanya sedikit lagi, tangannya sudah menjulur ke depan, cincin itu sudah bisa disentuhnya.

"Dapat!" dan berhasil, Rose tak memelan sedikitpun, tetapi mendorong angin untuk mengubah arah terbangnya. Dari turun ke bawah menjadir lurus ke depan untuk beberapa detik, dan naik kembali ke atas untuk menemuinya. Namun, kekuatannya benar-benar terkuras habis. Dia terjatuh ke tanah sebelum bisa mendarat.

Azure bangkit dengan mengernyit. Satu tangan mengelus lengan yang lain untuk meredam sakit, matanya menoleh dengan bergetar. Fawn menatap botolnya yang pecah, sementara kedua agen tersebut hampir tak sadarkan diri.

Napasnya megap-megap, Azure mulai mengigit lidahnya sendiri. "Fawn, bawa mereka dan menjauh dari sini."

Dia mengucapkannya dengan tegas. Saatnya melakukan rencana itu. Fawn segera menuruti perintah, meski agak kewalahan karena berat tubuh yang berbeda, tetapi dia berhasil membawa Rose dan Ink sejauh mungkin. Lalu Azure sendirian.

Antingnya kembali di kenakan. Darahnya berdesir dengan kuat. Tatapan yang sebelumnya penuh ketidakpercayaan berubah menjadi ujung pedang. Rona birunya menyala dengan terang hingga mampu mengalahkan terangnya api di sekitar.

Lalu dia akhirnya meneriakkan kalimat itu, kalimat yang baru sekali dia teriakkan karena sekedar penasaran dan segera menyesali perbuatannya untuk itu karena melihat hampir semua yang ada di sekitarnya hancur begitu saja. Namun, kali ini dia akan menggunakannya dengan bangga.

"Chaos Control: Soul Blossom!"

Cahaya biru itu jadi semakin terang, dan kini dari dalam tubuhnya mulai mengeluarkan sinar yang sama. Matanya, dan saat mulutnya terbuka memancarkan cahaya.

Dari jauh Fawn hanya bisa meneguk ludah. Entah monster itu atau sahabatnya sendiri yang mulai membuatnya khawatir. Dilihatnya Azure menaikkan kepala, dan seketika sesuatu keluar dari tubuhnya. Seperti mahkluk tembus pandang, tetapi bisa dilihat dengan jelas bentuknya. Hanya kecil di awal, tetapi dalam beberapa detik benar-benar jadi besar hingga bisa seukuran monster itu.

Sosok yang tidak memiliki wajah, tetapi kepalanya bisa dibedakan. Tubuh yang besar dan otot tangan kekar, lalu semakin ke bawah ukurannya menyusut di punggung Azure. Fawn tidak menyangka bisa melihat kekuatan yang selama ini hanya berupa cerita dari sahabatnya. Dia bisa melihat monster buatan Azure.

"Semoga berhasil."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top