Chapter 18
Kakinya terasa lemas, hingga tanpa disadari jatuh terduduk sendirinya, dengan tangan yang masih menempel dan menggesek kaca hingga meninggalkan bekas. Dia berharap matanya sedang menipu, tetapi mengetahui pria di sampingnya tertawa dengan puas sudah cukup menjadi penyadar. Hanya dalam beberapa detik dua remaja yang coba menyelamatkannya menghilang entah ke mana. Mati? Apa mereka tewas? Apa yang sebenarnya terjadi?
Seakan bisa melihat isi kepalanya, Dr. Blood berbicara setelah berhenti tertawa. "Mereka tidak mati," ujarnya. "Setidaknya belum."
Terasa getaran yang kuat dalam diri Chiffon. Kedua tangannya langsung mengepal erat karena tahu apa yang akan terjadi. Tidak boleh. Gadis itu kukuh menggigit lidahnya, hanya agar dia bisa menahan diri untuk tidak menangis. Chiffon bisa merasakannya, tetapi janji pada ayahnya lebih kuat.
Usaha sekuat tenaganya berhasil. Dia bangkit seakan tak terjadi apa-apa, seolah Azure dan Fawn akan baik-baik saja meski belum mengetahui bagaimana nasib keduanya. Dia menoleh dan menatap Dr. Blood tajam.
Tanpa harus menunggunya berbicara, Knight itu tahu kalau Chiffon menunggu sebuah jawaban. "Mereka dipindahkan ke waktu yang berbeda. Entah ke masa lalu, atau bahkan masa depan. Dia mungkin akan berakhir di hutan sebelum barak ini dibuat, atau bersama para penghuni tentara di masa perang. Bisa juga ke masa depan di mana aku sudah menyelesaikan proyek besarku. Entahlah."
"Kau menggertak!" sanggah Chiffon tegas. "Perjalanan waktu itu tidak mungkin, hanya khayalan semata."
"Begitu juga dengan dongeng tentang manusia yang memiliki kekuatan sihir bernama Knight. Kau sendiri sudah bertemu dengan tiga Knight kurang dari tiga hari. Bahkan ayahmu adalah seorang Knight."
Kalimat tersebut sontak membuatnya terdiam. Walau tidak menyukainya, tetapi dia harus membenarkan ucapan Dr. Blood. Namun, tetap saja dia masih ragu dan belum mengerti. Bagaimana mungkin ilmuan kepala gila tersebut bisa mengirim seseorang ke waktu yang berbeda.
Segera dia melenggang kepala dengan kuat, dan kembali pada sikap dingin sebelumnya. "Kau sudah memiliki segel ayahku. Untuk apa kau masih menahanku?"
Dr. Blood berbalik menatapnya, dan memberinya ekspresi tanpa keraguan. "Apa seorang Putri kerajaan juga dibacakan dongeng tentang Knight sebelum tidur? Jika iya, maka kau pasti tahu kenapa aku membutuhkanmu."
Kembali perasaan tidak suka Chiffon muncul, tetapi pada nyatanya mencoba untuk berpikir. Dr. Blood menyebutkan dongeng, gadis itu tentu saja mendapatkan cerita lama tersebut saat masih kecil. Namun, tak ada yang terlintas di benaknya untuk menanggapi pertanyaan tadi.
"Tidak ingat? Apa kau bahkan bisa mengingat masa kecilmu? Kau ingat masa-masa bersama ayahmu? Apa kau bahkan bisa mengingatku?"
Awalnya Chiffon berpikir kalau dia sedang bercanda, tetapi ketika tak ada yang terdengar selain hening, mulutnya segera terbuka. "K--Kita baru bertemu saat kau menyerang Aparath."
"Atau begini saja. Kau tahu ayahmu adalah manusia yang paling ... luar biasa di seluruh kepulauan. Dia adalah raja, lalu seorang Knight—Chaos Control bahkan, dia Knight yang telah melepaskan kontraknya. Ayahmu juga pria dengan pengetahuan sains yang hebat. Kerajaan Aparath yang pertama kali memperkenalkan era mekanik. Sebelum jadi Knight aku adalah ilmuan, sama seperti ayahmu."
"Jadi kau dulu bekerja untuk ayahku?" simpul Chiffon tidak percaya.
Terdengar Dr. Blood berdecak agak kesal. "Ck. Kau memang tidak mengingatnya. Kau tidak mengingat apapun. Kau pasti juga lupa kekuatan ayahmu adalah telepati. Dia berkomunikasi dengan orang-orang dari jarak yang jauh hanya dengan pikirannya. Dia bahkan suka berbicara denganmu saat bekerja di laboratoriumnya."
Chiffon tersentak lagi. Dia kehabisan kata-kata untuk membalas, tetapi kali ini entah mengapa dia merasa kalau yang Dr. Blood ucapkan adalah kebenaran mutlak.
"Aku tidak bekerja untuk ayahmu. Aku bekerja bersama ayahmu, tetapi putraku lah yang bekerja untuknya." Dr. Blood melanjutkan. "Dahulu kami melakukan sebuah penggalian bawah tanah dan menemukan bongkahan meteorid berumur ratusan tahun. Hingga dilakukan ekstraksi, kami menemukan dua unsur yang unik. Pertama adalah sesuatu yang padat tetapi dalam wujud gas, dan kedua adalah api yang tidak pernah padam. Dua energi luar biasa. Aku meneliti gas itu, dan ayahmu mengambil alih yang satunya. Kau ada di sana hari itu, ayahmu membawamu ke laboratorium untuk memperlihatkan keduanya."
"Dewa Aparath," ucap Chiffon langsung.
Dr. Blood sontak menyerigai. "Jadi akhirnya kau bisa mengingat sesuatu. Benar. Itu adalah Api Harapan Kerajaan, Dewa Aparath. Knight adalah dongeng yang nyata, jadi kenapa tidak mewujudkan cerita lama kerajaan yang benar-benar dapat melindungi seperti dalam cerita? Ayahmu ingin membuat sebuah prototipe untuk mewujudkan itu, dia berusaha keras menciptakan sesuatu yang lebih gila daripada Knight. Dia ingin menciptakan sosok pelindung. Tapi ...."
Chiffon melihat ada perubahan suasana yang terjadi. Merasakan adanya ketegangan, dan memang itu yang terjadi. Rahang Dr. Blood seketika menegang. "Dia salah memperhitungkan. Ledakan terjadi, menewaskan orang-orang. Menewaskan putraku. Tapi aku tidak, masih hidup, dan malah menjadi seorang Knight." Tatapannya berubah semakin tajam begitu kembali menatap Chiffon. "Begitu juga dengan kau. Dia membuatmu hidup."
"Jadi kau dendam pada ayahku? Putramu tewas jadi kau akan melampiaskannya padaku?"
Tidak lama tatapan tajam itu berubah menjadi senyuman yang kecil, meski begitu Chiffon tidak mendapatkan sedikitpun penurunan suasana. "Kau tahu kenapa kami disebut Chaos Control? Kami memiliki kekuatan besar, tidak dimiliki oleh Knight lain, dan setiap 24 jam sekali kekuatan itu bisa digunakan untuk menimbulkan kekacauan hebat." Dr. Blood mengangkat tangannya, dan memperlihatkan sebuah cincin dengan berlian merah menyala. Chiffon langsung tahu kalau itu adalah Chaos Mark, segel miliknya.
Kemudian di tangan yang satunya dia menarik lagi senjatanya, dengan moncong langsung menghadap ke kepala Chiffon. Gadis itu langsung was-was. "Chaos Control: Shattered String." Lalu yang terjadi diluar dugaannya. Senjata itu tidak mengeluarkan peluru apapun. Dr. Blood hanya berbisik kecil, dan nampak perlahan-lahan senjatanya malah mengerut, jadi sangat kecil hingga seluruhnya masuk ke dalam genggamannya. Dalam beberapa detik dia membuka kepalan, dan yang jatuh adalah butiran-butiran kecil seperti pasir.
Chiffon belum sempat menyimpulkan apapun sebelum Dr. Blood berbicara lagi. "Aku yakin kau masih belum mengetahui kekuatan ayahmu yang lain? Kemampuannya sebagai Chaos Control."
Hanya diam, dan bagi Dr. Blood itu sudah cukup. "Menurutmu apa yang terjadi setelah penelitian itu? Hasil ekstraksi yang gagal? Ke mana? Hancur? Tentu saja tidak. Ayahmu berhasil menyelamatkan keduanya. Ayahmu memiliki kemampuan untuk memindahkan inti dari sesuatu ke media lain. Gas itu misalnya, dia berhasil memasukkannya dalam sebuah wadah kaca yang tidak akan hancur. Sementara yang kedua ...."
Dr. Blood terdiam, dan kali ini cukup lama. Membiarkan Chiffon untuk mencari tahu sendiri bagaimana kelanjutannya. Gadis itu—dengan kasar—sempat menanyakan apa yang terjadi, tetapi Dr. Blood masih menutup mulut. Sebaliknya, dia mengangkat kalung yang sudah berhasil didapatkannya dari Azure, membuatnya bergelantungan di telapak tangannya.
Saat itulah Chiffon sadar. Dia terkesiap sejadinya. "Tidak! Benda itu tidak ada dalam tubuhku!"
"Tentu saja ada. Menurutmu mengapa ayahmu memberikanmu segelnya? Kenang-kenangan?"
"Kau bohong!" tukas Chiffon dengan amarah. "Tidak ada dari ceritamu yang benar. Aku mungkin sudah lupa, tapi aku tahu ayahku tewas dalam perjalanannya menggunakan kapal. Dia adalah raja dan ilmuan yang sempurna, dan dia tidak pernah memasukkan apapun dalam tubuhku."
"Tewas dalam perjalanan kapal? Siapa yang mengatakan itu? Dewas Fern? Penjagamu? Pengawalmu? Apa kau bahkan tidak penasaran kenapa kau bisa melupakan semua itu? Karena saat ini ingatanmu tersimpan dalam jiwa Dewa Aparath. Kau sudah tidak punya jiwa apapun. Kau sudah tewas di ledakan itu, kau hanyalah wadah untuk ciptaan ayahmu."
Pria itu kembali tergelak saat melihat tatapan Chiffon berubah kosong. Suaranya semakin nyaring dengan perasaan puas bisa memberikan gadis tersebut kenyataan paling menyakitkan yang bisa didapatkannya. Dr. Blood sudah memprediksinya sejak awal, dan dia bangga dengan perbuatannya.
"Benar aku akan membalaskan dendam putraku. Aku ingin membalaskan dendam semua orang yang tewas di penelitian itu. Namun, membunuhmu bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan semuanya. Kenyataannya aku tidak bisa selesai, aku harus melanjutkan. Ayahmu meninggalkan gas itu dalam sebuah tabung kaca, dan bertahun-tahun penelitian membawaku pada hasil sempurna, tidak seperti ayahmu. Energi yang sangat besar, hingga mampu mengkonstruksi waktu. Yah ... sayangnya benda itu sudah dicuri oleh dua Knight lainnya, tetapi tidak masalah. Mesin ku sudah sempurna."
Perlahan-lahan dia melangkah maju, dan Chiffon merasa sesuatu yang salah akan segera terjadi. Mencoba untuk mundur ataupun menghindar, tetapi dia kalah cepat dengan Dr. Blood sudah menekan kedua pundaknya. "Sekarang tersisa satu. Api Harapan. Dewa Aparath. Bayangkan apa yang akan kudapatkan dengan menguasai kedua energi ini? Semuanya akan jadi milikku."
"Kau benar-benar tidak waras!" Chiffon tanpa takut membalas. "Jika memang kekuatan ayahku yang memindahkan Api Harapan ke dalam tubuhku, maka itu berarti hanya dia juga yang bisa mengeluarkannya."
"Kau benar." Pria itu tersenyum lagi, tetapi bukannya takut, Chiffon lebih merasa jijik. Terlebih saat tangan yang benar-benar terasa kasar mulai mengelus pelan pipinya. "Mungkin kau sudah tahu soal ini, ada banyak dongeng soal Knight. Crimson Knight, Dark Knight, White Knight, dan bahkan Chaos Control punya ceritanya masing-masing. Termasuk Chaos Mark."
Sementara satu tangannya mulai mengambil kembali kalung tersebut. Chiffon sama sekali tidak tahu apa yang akan dilakukannya sekarang, tetapi dia terkejut ketika Dr. Blood malah memasangkan kembali segel tersebut. "Apa yang sebenarnya kau lakukan?"
"Chaos Mark dapat diwariskan hanya pada keturunannya. Itulah alasan utama kenapa ayahmu memberikanmu kalung ini. Kau memiliki kekuatannya sekarang. Maka dari itu aku membutuhkanmu. Aku ingin kau mengeluarkan api tersebut dari dalam tubuhmu."
Sekali lagi, yang bisa dilakukannya hanya terkejut bukan main. Chiffon tidak pernah membaca dongeng soal Chaos Mark, tetapi Dr. Blood adalah Knight yang nyata di sini. Dia dengan ludah yang pahit harus menerima ucapannya.
Setidaknya, masih ada satu hal yang bisa dia perbuat, yaitu menolak permintaannya. "Tapi aku tidak mau!"
Hingga tanpa dia duga tangan Dr. Blood masih dengan aneh terus mengusap wajah Chiffon langsung berpindah, mencengkram kuat rahang gadis itu. "Kau harus. Karena dengan sangat bersemangat aku sudah menjadikan Aparath dalam keadaan yang paling tidak menyenangkan dengan Putri raja berdiri sebagai tawanan di hadapanku. Bayangkan apa yang terjadi kalau satu per satu penduduk kota kupindahkan ke berbagai zona waktu. Azure dan Fawn mungkin bisa bertahan, tetapi tidak ada satupun Knight yang hidup di Aparath saat ini."
Chiffon benar-benar dibuat tak berkutik. Mata coklatnya bergetar dengan gelisah. Dr. Blood benar-benar dibuat puas hanya dengan menatap bagaimana perempuan lemah tersebut mencoba menjadi sosok tangguh, tetapi sesungguhnya kengerian memancar di seluruh tubuhnya. "Benar ... wajah itu. Itu sudah cukup."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top