iii. palais de sydgar

Sejak kecil, Nev memiliki kondisi khusus.

Mungkin apa yang terjadi padanya sama sekali tak masuk akal, tapi ketika ia mencoba tak terlalu peduli, ingatan itu jadi senyata detak jantungnya.

Nev terlahir dengan mengingat kehidupan lampau ketika ia menjadi seorang manusia di belahan dunia bernama bumi. Itu adalah kehidupan modern abad 21 yang cemerlang. Sayangnya, Nev tak memiliki waktu yang cukup panjang untuk menikmati kehidupan di masa lalu sebab penyakit yang diderita. Itu membuat kilasan memori yang dimiliki seperti mimpi panjang di siang bolong.

Ia pernah sekali menyuarakan hal ini kepada ibunya, tapi sejak kecil ia telah dilabeli sebagai penipu cilik sehingga itu hanya dianggap igauan bayi yang mabuk air susu. Karena ia merasa begitu melelahkan untuk meyakinkan pihak lain, Nev memilih untuk menyerah sebelum nama belakangnya ditambahi kata pembohong.

Pernah hidup di masa teknologi dan pengetahuan yang begitu maju, Nev merasa agak sayang dengan era yang dijalaninya saat ini. Bisa dikatakan bahwa Nikan nyaris serupa dengan bumi—abaikan langitnya yang menjadi ungu gelap di kala senja— yang memiliki wilayah meliputi daratan, perairan dengan jutaan pulau, dan udara. Hanya saja, moderninasi di tempat ini benar-benar tertinggal. Jika dihitung mundur, ini sama dengan bumi pada abad ke-16 alias nyaris purba!

Meski begitu, isi negeri ini agak unik. Ketika mendengarnya pertama kali dari Mihr, Nev tak percaya. Bagaimana pun di kehidupan lampaunya, manusia dengan sihir adalah fiktif belaka. Adapun hal yang bersifat metafisika di dunianya dulu—seperti hantu, santet, dan pesugihan, tapi itu lain cerita. Di sini, seseorang yang memiliki inti elemen benar-benar dapat mengeluarkan api dari tangan kosong.

Ketika melihat Mihr menggunakan kekuatan untuk mengambil sesuatu dari ruang hampa, Nev sering kali mempertanyakan kewarasannya dan merasa bahwa sebentar lagi dia akan menjadi idiot.

Bahkan jika ia melihat sekawanan gajah terbang bebas di langit, ia terlalu lelah untuk bisa terkejut lagi.

"Ada apa?" tanya Mirita pada kusir saat dirasa kereta yang membawa mereka berhenti tiba-tiba.

"Ada sekawanan marbóth yang lewat, Nona." Kusir menjawab sopan. "Mohon anda bersabar sebentar."

Mengabaikan kata-kata penuh kesopanan itu, Nev mengerutkan dahi penasaran. "Apa itu margot?"

Mirita menatap Nev agak lelah. "Itu marbóth," katanya lalu menjelaskan, "kalau kau penasaran, lihatlah ke luar jendela."

Nev kemudian melongokkan kepala hanya untuk melihat hal tak jelas yang melintas di depan sana. Ketika salah satu dari mereka bertemu pandang dengannya, makhluk itu menyeringai jelek membuat Nev berkata histeris. "Itu monyet yang berjalan tegak!"

"Monyet?" Mirita melihat Nev dengan pandangan heran. "Kenapa kau memiliki banyak sekali kosakata aneh?"

Justru dunia inilah yang aneh!

Nev berusaha menenangkan dirinya sendiri. Kulit kepalanya terasa kebas memikirkan semua hal yang ada di negeri ini. Di pulau tempatnya berasal, semua masih tampak normal sama seperti di bumi—entah itu masih bisa dikatakan normal jika hewan yang menyerupai ubur-ubur bertubuh biru banyak berkeliaran di udara ketika malam hari, atau air terjun yang jatuh ke atas.

Baik, itu tidak normal sama sekali!

Nev menggelengkan kepalanya untuk kembali waras.

Mirita yang melihat pihak lain seperti sedang mengigau akhirnya berkata, "Aku mengerti. Kau bukan berasal dari daratan utama sehingga hal-hal seperti ini tak sering kau temui. Itu wajar jika kau terkejut. Yah, sebaiknya kau simpan energimu untuk nanti karena yang barusan itu belum seberapa."

"Bahkan jika manusia bisa berubah menjadi sapi, aku tak akan terkejut sama sekali."

"Itu memang ada." Mirita berkata sambil mengerjapkan mata polos.

" ... " Nev tak tahu bagaimana harus membalas.

"Yang kau sebut itu adalah kaum halfièth. Ayahku bilang, mereka hidup di hutan liar yang ada di Kerajaan Ryfató. Mereka sebenarnya berwujud setengah manusia dan setengah binatang, hanya saja ketika itu memiliki kesadaran penuh dan mencapai inti energi tertinggi, mereka bisa mengubah wujud menjadi manusia atau hewan transfigurasi sesukanya."

Kenapa semakin Nev mendengar, itu membuat nalar kelogisannya ikut memudar?

"Lupakan itu semua! Kau akan terbiasa seiring berjalannya waktu." Melihat ekspresi rumit lawan bicaranya, Mirita segera mengidbaskan tangan. "Itu benar, karena kau sudah memutuskan untuk ikut ke Istana Sydgar, mungkin kau harus tahu beberapa hal."

"Ayahmu sudah memberitahuku banyak hal."

Itu adalah tentang apa yang terjadi di negeri ini.

Di pulau Apung, karena itu sangat jauh, informasi apapun tentang kekaisaran atau empat kerajaan tak akan sampai pada semua orang. Nev bahkan hanya mengetahui informasi dasar tentang kekaisaran ini dan tak pernah benar-benar tahu bagaimana itu sesungguhnya. Lagipula di sini tak ada ponsel atau internet yang bisa memberinya informasi dengan mudah dan cepat, untuk apa repot-repot mencari tahu hal di luar sana ketika ia sudah hidup kaya dan santai di usia muda di dalam pulau.

Mirita mangganggukkan kepala. "Tapi, yang ingin aku sampaikan ini terkait seleksi pemilik bakat istimewa."

"Apa itu?"

"Apa kau sudah mendengar bagaimana awal dunia ini terbentuk?"

Nev menatap Mirita skeptis. "Karena ada ledakan?"

"Apa yang kau katakan?" Mirita mendengus, tak terkejut lagi mendengar hal-hal tak nyambung dari pihak lain. "Kata ayahku, dulunya dunia ini hanyalah ruang kosong. Itu hanya memiliki endapan tanah, magma api, dan lautan menjadi satu. Dengan keadaan seperti itu, sangat tak mungkin ada kehidupan sebab suhu udara bisa berubah dengan sangat drastis. Hingga kemudian, salah dua dewa datang mengemban misi untuk menciptakan sebuah peradaban baru dari langit."

Entah kenapa, Nev merasa pengetahuan di dunianya dulu dan negeri ini kadang bisa sangat nyambung, tapi di sisi lain itu bertolak belakang.

"Mereka menanam sebuah benih yang kemudian dalam sedetik tumbuh menjadi pohon yang sangat menakjubkan. Itu adalah  pohon dengan batang cokelat keperakan yang menjulang sangat tinggi hingga menembus langit, tak ada yang tahu bagaimana dan di mana ujungnya. Memiliki ranting yang tak dapat dipatahkan bahkan oleh sihir, dengan daun menyirip hijau dan memiliki jalin keemasan. Akar pohon ini—di beberapa titik mencuat ke atas, menyerap beberapa elemen alam seperti tanah, api, air, dan udara lalu mengaturnya secara seimbang. Itu membuat daratan yang awalnya tandus menjadi subur, tak ada lagi pembekuan atau suhu panas ekstrim. Dalam beberapa waktu, tanah yang semula tandus menjadi sangat layak huni." Mirita bahkan begitu takjub hanya dengan menjelaskan saja. "Itu adalah Yggdrasél. Pohon kehidupan, inti dari negeri ini."

Mendengar ini semua, Nev jadi tak bisa untuk tak berpikir bahwa itu terdengar seperti mitos di kehidupannya dulu. Karena penyakit yang diderita di kehidupan lampau, hanya buku dan internet yang menemani keseharian Nev sebab ruang geraknya sudah terbatas sejak divonis oleh dokter—keluarganya terlalu takut ia akan kehilangan nyawa hanya karena berjalan di luar lingkungan rumah. Mengenai pohon ini, beberapa negara memiliki mitos tersendiri tentang pohon kehidupan. Nev cukup mengetahui sebab ia suka membaca mitologi dunia.

"Jadi, itu benar-benar ada." Nev kemudian menatap pihak lain dengan antusias. "Apa kau sudah pernah melihatnya?"

"Tidak." Mirita menggeleng. "Itu bukan seperti kau bisa melihat Yggdrasél sesuka hati. Apa kau tahu? Setiap daun Yggdrasél yang gugur, itu akan membawa sebuah ramalan. Setiap ranting yang jatuh, itu bisa mengabulkan apapun yang kau inginkan. Karena itu, Yggdrasél hanya bisa ditemukan jika pohon itu sendiri yang menginginkanmu untuk menemukannya, dan syarat untuk itu kau harus pemilik bakat istimewa."

Bakat istimewa ini lagi. Nev merasa akan segera geger otak karena terlalu sering mendengarnya. "Kenapa begitu?"

"Karena pemilik bakat ini adalah yang terpilih. Tidak hanya dari segi kekuatan, tapi juga ketulusan. Di dunia ini, semua orang bisa menjadi yang terkuat asal memiliki kemauan, tapi apakah semua orang mempunyai niat yang tulus? Tidak. Dengan semua yang bisa Yggdrasél berikan, manusia bisa menjadi begitu serakah. Orang seperti ini tidak akan bisa melihat apapun lagi selain tujuannya sendiri."

"Kau benar."

"Tentu saja. Karena itu, pemilik bakat istimewa biasanya tak hanya kuat, itu disertai dengan kecerdasan intelek dan mawas diri yang baik."

"Itu keren," sahut Nev jujur.

"Yang ingin aku katakan adalah, seleksi ini ada kaitannya dengan Yggdrasél." Mirita berkata. "Kau tahu, empat kerajaan di kekaisaran ini memiliki elemen yang berbeda. Itu karena leluhur mereka terlahir dari empat esensi alam yang diserap terlalu banyak oleh Yggdrasél—air elemen dari Ryfató, api milik Vøstres, tanah Sydgar, dan udara adalah Sëverios. Karena alam itu sendiri tak terbatas, Yggdrasél akan terus menyerap esensi keempat elemen tersebut untuk menjaga keseimbangan alam."

Nev masih tak paham ujungnya ke mana. "Jadi, apa hubungannya itu dengan seleksi?"

"Sama seperti balon, jika menampung terlalu banyak udara, itu akan meledak. Yggdrasél sendiri bisa menampung esensi alam sampai beratus-ratus tahun, hanya saja itu akan menjadi goyah ketika menyerap terlalu banyak energi. Karena itu, salah satu dewa melakukan penyegelan dengan para leluhur sebagai wadah dari masing-masing esensi yang diserap berlebih oleh Yggdrasél."

" ... "

"Oleh sebab itu, upacara penyegelan selalu dilakukan setiap generasi penerus baru hadir."

"Kenapa itu harus menunggu penerus baru?"

Ekspresi Mirita tampak rumit sedikit. "Itu ... ayahku belum memberitahumu?"

Nev menggeleng pelan.

"Upacara penyegelan melibatkan lima pihak. Empat pemilik bakat istimewa dan satu penyegel. Ini hanya bisa dilakukan sekali oleh mereka yang terpilih, jika itu dipaksakan dalam satu generasi melakukan dua kali penyegelan, itu sama saja dengan bunuh diri."

"Kenapa begitu?"

"Dengan begitu banyak energi yang dihasilkan Yggdrasél, itu mustahil seseorang dapat menahannya dua kali. Itu seperti kau mengisi aliran air laut ke dalam sumur kecil. Itu tak hanya akan menghancurkan wadah, tapi juga merugikan sekitarnya."

Nev menggaruk pipinya yang gatal. Kenapa semua ini terdengar sangat rumit?

"Aku punya satu pertanyaan." Nev mengacungkan tangan setelah terpikir hal ini.

"Silakan."

"Kenapa yang melakukan penyegelan adalah keluarga kekaisaran?"

Mirita menatap Nev gamang. "Jadi selama aku menjelaskan, kemana pikiranmu pergi?" Ia menggelengkan kepala prihatin menatap gadis yang sepertinya memiliki mental seperti baru keluar dari dalam gua. "Empat leluhur setiap kerajaan dan salah satu dewa melakukan penyegelan. Sampai di sini, apa sudah paham?"

"Apa? Kau sudah mengatakan itu barusan." Nev menjawab dengan tampang orang paling bersih sedunia.

Mirita menghembuskan napas lelah. "Empat bakat istimewa, itu adalah seorang yang dipercaya sebagai pemilik esensi paling alami seperti yang dimiliki para leluhur. Sementara sang pewaris kekaisaran, itu karena mereka adalah turunan langsung dari dewa itu sendiri."

Nev tampak tak bisa berkata-kata.

***

Ketika Nev memutuskan untuk mengikuti seleksi seperti saran Holand, itu sudah melalui banyak pertimbangan.

Bagaimana pun, ia harus segera sampai di Sitriné Rod. Melihat bagaimana situasi kekaisaran, itu hanya akan mempersulit diri sendiri jika memaksa pergi dengan hanya membawa diri ke utara. Empat kerajaan tak lagi menutup-nutupi keadaan yang ada kepada rakyat setelah pengumuman resmi dikeluarkan. Itu membuat sebagian lapisan penduduk bergejolak. Apalagi dengan diadakannya seleksi pencarian bakat istimewa pemilik elemen udara.

Formasi penyegelan masih belum lengkap dan karena Kerajaan Sëverios hanya memiliki satu keturunan sementara itu bukanlah pemilik bakat istimewa, hal ini hanya berarti satu hal.

Negeri ini benar-benar dalam bahaya jika sampai seleksi ini pun tak berhasil.

Karenanya, tanpa memandang lapisan atau dari kalangan mana, kekaisaran menerima semua anak muda yang terdeteksi memiliki inti elemen. Itu harus melalui penyaringan tahap awal sebelum dikirim ke ibukota kekaisaran untuk tahap selanjutnya. Dan di sinilah Nev berada.

Sesaat memasuki Kota Riv lebih jauh, ibukota Kerajaan Sydgar, pemandangan yang Nev lihat adalah gambaran masyarakat dengan kehidupan glamour versi kolosal. Di pulau tempatnya lahir, orang-orang jelas lebih bebas dalam hal berpakaian, tak ada larangan berarti asal itubersih dan sopan. Sementara di sini, semua wanita nyaris memakai gaun mewah yang mengembang dan berat bahkan hanya untuk berjalan di halaman rumah!

Seseorang menyambut di depan pintu dan menuntun mereka untuk masuk ke dalam. Ketika itu memasuki kawasan istana, Nev tak bisa lebih tercengang lagi. Dengan penjagaan berlapis yang super ketat, butuh setidaknya tiga puluh menit untuk kereta yang mereka tumpangi dapat masuk ke dalam istana. Dari jarak yang cukup jauh, Nev bahkan tak bisa melihat ukuran gedung secara keseluruhan. Itu benar-benar luas dan megah. Otaknya sampai tak mampu mendeskripsikan semua ini.

"Kau sudah tiba."

"Pangeran." Mirita segera menekuk lutut dan mengangkat sedikit gaunnya saat seseorang mendekat. Ia menyikut Nev yang masih tercengang untuk melakukan hal yang sama.

"Tak perlu menjadi begitu formal." Kavion melirik Nev dan tampak termenung sebentar. Ia sudah mendengar bahwa gadis ini akan mengikuti seleksi bersama sepupunya alih-alih dipulangkan karena kejadian penculikan beberapa waktu lalu. "Bagaimana kondisimu?"

"Aku baik. Hanya saja, gaun kesayanganku menjadi jelek dan lusuh."

"Aku yakin paman sudah membelikanmu gaun yang baru."

"Kau benar." Mirita kemudian menarik Nev yang dari tadi seperti orang linglung. "Ini Nev. Dia akan ikut bersamaku melakukan seleksi."

Kavion hanya mengangguk lalu beranjak memimpin jalan. "Ayah memintaku untuk mengantar kalian ke ruang khusus."

"Bagaimana penyaringan ini dilakukan?" Nev bertanya setelah lelah merasa takjub.

"Kau harus melakukan semedi," jawab Kavion.

Apa? Sekarang ia harus menjadi petapa? Alis Nev mengernyit sangat dalam.

"Maksudnya, untuk mendeteksi inti elemenmu kau harus berada dalam keadaan sadar, tapi tidak sadar." Mirita menjelaskan.

Mendengar ucapan Mirita, rasa ingin tahu Nev hilang entah ke mana. Baik, ikuti dan jalani saja. Banyak bertanya hanya akan membuat otaknya menjadi keriting!

Mirita menoleh. "Kau tak mau bertanya lagi?"

"Tidak. Terima kasih." Otakku sedang malas berpikir, sambung Nev dalam hati.

Mirita tertawa melihat tampang gadis di sampingnya yang penuh keluhan. Ia kemudian menatap pemuda bersurai cokelat yang melangkah di depannya. "Karena diculik, aku melewatkan banyak informasi. Aku tak sempat bertanya pada ayah atau ibu soal ini. Sydgar memilikimu sebagai pemilik bakat istimewa, bagaimana dengan yang lain?"

"Putri Dharia dari Kerajaan Vøstres dan Pangeran Zharien dari Kerajaan Ryfató."

"Itu seperti yang sudah diprediksi." Mirita kemudian menghela napas. "Entah seleksi ini akan berhasil atau tidak. Mengingat bagaimana insiden yang terjadi di Kerajaan Sëverios dulu, aku tak yakin ada keturunan yang tersisa selain Pangeran Leopold."

"Apa maksudnya itu?"

"Itu masalah yang rumit, nanti akan kujelaskan padamu."

Ketika mereka tiba di sebuah pintu yang penuh ukiran rumit, Nev merasa detak jantungnya berdebar lebih cepat. Namun, itu terdistraksi saat ia mendengar beberapa derap langkah mendekat dari arah belakang, itu semakin lama semakin jelas. Nev terlambat menghindar saat dirasa sesuatu menabrak dirinya kelewat keras hingga ia tersungkur jatuh.

to be continued.

151124

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top