Chapter 19 Organisasi Misterius
Raka berada di kawasan Dunia Kartun yang ada di Dufan. Ia masih mengikuti seseorang yang ia lihat sebelumnya.
(Sumber google)
"Kemana dia pergi?" tanya Raka.
Ia menajamkan pandangan kedua mata. Ia melihat satu persatu sudut di area tersebut.
"Apa kau mencariku, Raka?" tanya seseorang di balik jubah hitam. Ia berdiri di belakang Raka.
"Kau! Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya Raka tajam. Ia tak memperdulikan pertanyaan pemuda itu.
Pemuda itu menyeringai kecil. "Hanya bersenang-senang dengan teman," jawabnya. Ia melipatkan kedua tangan di dada.
Raka semakin geram. Ia meciptakan kilatan-kilatan petir merah. Suasana di dunia kartun sepi. Para pengunjung sudah menyelamatkan diri, di bantu oleh pihak manajemen Dufan.
Ctarr!!
Ctarr!!
Kilatan petir merah menyambar sang pemuda itu. Raka terus menyerang walau beberapa serangan tidak mengenai lawan. Ia tetap berusaha.
"Jangan lupakan kekuatanku!" bisik Pemuda itu. Sebuah bayangan hitam berdiri di belakang Raka.
"Aku masih ingat dengan jelas, tenang saja," balas Raka. Ia mengubah serangan menjadi pukulan yang diselimuti petir merah.
Bayangan hitam menghilang. Ia muncul kembali di sebelah Raka, mencoba menyerang. Raka dengan siap mengambil langkah mundur. Ia takkan terkecoh lagi oleh serangan yang sama.
"Kemampuanmu semakin maju dan hebat," puji pemuda itu.
"Ya! Kali ini aku akan mengalahkanku, Daniel!" seru Raka menantang.
"Hahaha... Mari kita buktikan saja," balas Daniel, si penggunakan kekuatan bayangan hitam.
Pertarungan antara Raka dan Daniel versi kedua berlanjut. Di lain tempat, terjadi pertarungan juga. Di salah satu wahana permainan berhubungan dengan air.
*****
~Wahana Arung Jeram Dufan~
(Sumber Google)
Byurr!!!
Salah satu wahana yang memacu adrenalin. Beberapa orang saling mengelilingi menaiki sebuah kapal kecil berbentuk lingkaran, mirip sekoci kapal.
"Yuhuu... Menyenangkan sekali," ucap salah satu pengunjung.
"Hahaha... Basah semua bajuku," sahut pengunjung lainnya.
"Horee!!"
Byuurr!!!
Tiba-tiba sebuah keanehan terjadi. Arus wahana arung jeram semakin cepat dan kacau.
"Ehh! Apa yang terjadi?" tanya pengunjung bingung.
"Ada yang tidak ber,-"
Duar!!
Sebelum pengunjung itu menyelesaikan perkataannya, sekoci yang mereka tumpangi terbalik akibat ledakan. "Ahh!! To-long kami!"
"Aku tak bisa berenang!"
Sebelum kejadian berlangsung...
Yoona dan seorang pemuda berambut oren berjalan berduaan. Mereka saat ini berada di Dufan, tepatnya wahana Arung Jeram.
"Kau yakin ingin naik wahana ini?" tanya Kevin cemas.
Yoona mengerutkan kening. Ia melihat Kevin nampak cemas dan gelisah. Padahal naik wahana sebelum-sebelumnya ia terlihat ceria.
"Memang kenapa?" tanya Yoona bingung. Ia memiringkan kepala ke kanan.
Blush!
Wajah Kevin terlihat merah. Ia melihat Yoona dengan malu-malu. "Dia imut sekali," batin Kevin.
"Apa kau sakit?" tanya Yoona cemas. Ia ingin menempelkan telapak tangan kanan ke dahi Kevin. Kevin langsung mundur beberapa langkah. Ia menjadi salah tingkah sekarang.
"Tidak kok. Ayo kita segera ke sana!" seru Kevin. Ia menarik lengan Yoona lembut. Yoona sendiri memilih mengikutinya.
Mereka tak perlu mengantri. Tiket VIP dan cap berwarna emas membuktikan mereka untuk langsung masuk. Beberapa orang yang melihat keduanya menghela napas kesal. Begitulah perbedaan nasip si miskin dan si kaya di Jakarta.
Saat Yoona dan Kevin akan menaiki sekoci, keributan pun terjadi. Ledakan dan sebuah sekoci terbalik. Para pengunjung yang menaiki wahana itu panik, bahkan ada yang tak bisa berenang.
"Kita harus menolong mereka!" seru Yoona cemas. Tetapi ia bingung harus berbuat apa. Arus sungai terlihat cepat dan menakutkan.
Kevin terdiam. Ia sepertinya tengah memikirkan sesuatu. Ia mengepalkan kedua tangan erat, lalu menghela napas kasar.
"Kau tetap di sini, biar aku saja yang akan menolong mereka," ucap Kevin. Ia menatap mata Yoona lembut.
"Ta-tapi... Kau kan tidak bisa berenang," sahut Yoona khawatir.
Kevin memegang kedua pundak Yoona. "Percayalah padaku," ucapnya lembut, seakan menghipnotisnya.
Byuurr!!
Kevin melompat masuk ke dalam sungai buatan. Ia tak menampakan diri. Yoona di buat cemas.
Di dalam air, Kevin memejamkan mata lalu membukanya perlahan. Sebuah simbol pentagram di dada kiri Kevin bersinar. Ia telah mengaktifkan kekuatan super miliknya. Selama ini ia telah menyembunyikan dari semua orang termasuk Yoona.
Tubuh Kevin berubah perlahan. Timbul sisik di kedua tangan serta kaki. Ada semacam lendir di tubuhnya. Sebuah insang muncul di kanan kiri leher Kevin. Ia kini berubah menjadi seperti manusia ikan.
"Ke-Kevin... Dia juga...," ucap Yoona terkejut melihat perubahan drastis Kevin. Simbol pentagram di mata kanan Yoona ikut bersinar. Fakta terbaru telah diketahui olehnya tentang sisi lain Kevin.
*****
Di sebuah tempat Dufan...
"Bagaimana keadaan di luar sana?" tanya seseorang yang seluruh tubuhnya tertutup jubah hitam. Ia juga mengenakan sebuah topeng bergambar badut, hanya kedua mata saja yang terlihat.
"Lapor Ketua, Shadow tengah berhadapan dengan kode kekuatan Red Thunder di Dunia Kartun. Baby Doll juga berhadapan dengan kode kekuatan Black Wings di area Istana Boneka," jawab suara gadis di balik jubah hitam. Ia menunduk hormat kepada sosok di depannya.
"Hmm...," gumam sang Ketua.
"Izin Ketua, saat ini Wave membuat kekacauan untuk memancing keributan di beberapa titik dan sekelompok anak terpilih mulai turut adil. Love tengah menjemput terget sasaran kita," jelas pemuda di balik jubah hitam.
"Bagus. Aku tidak sabar ingin bertemu dengan target kita. Saat ini dia mungkin lemah, tetapi kekuatannya begitu unik dan hebat," balas sang Ketua menyeringai di balik topeng.
Sang Ketua berdiri, ia berjalan mendekati kedua anak buahnya. Ia menyentuh masing-masing pundak mereka.
"Mari kita bersorak untuk kejayaan Party Game!" serunya.
Kedua anak buahnya juga ikut berseru. Mereka terus berteriak menyebutkan nama organisasi.
"Huda, tunggu saja pembalasan dariku, Hahahaha...," kata sang Ketua tertawa kencang. Aura terang dan sejuk memenuhi tempat tersebut.
*****
Drtt!!
"Bagaimana keadaan di sana?" tanya Haruka berteriak.
"Di sini para pengunjung sudah berhasil di evakuasi," jawab Rhea. Ia baru saja membantu beberapa pengunjung yang tertinggal.
"Oke! Tim penyembuh bagaimana?" Haruka melirik ke arah kanan.
"Emm... Aku hanya bisa menyembuhkan luka ringan saja," jawab Edel malu-malu.
"Tidak apa-apa, kau sudah berusaha dengan baik," balas Haruka tersenyum.
Edel mengangukan kepala. Ia sungguh bersyukur mendapatkan teman bahkan sahabat baru dan menjadi berguna bagi orang banyak.
Rhea ikut tersenyum. Sosok Rhea peduli telah keluar. Kini wujud Rhea menjadi dua. "Dimana Nana ya?" tanyanya. Ia sejak tadi belum melihat gadis itu.
"Mungkin dia sedang membantu yang lain," jawab Rhea si peduli.
"Iya," Ada perasaan tak enak di hari, tetapi Rhea tepis. Ia harus berpikir positif. Keduanya pun melangkah ke tempat Edel untuk membantu.
"Sesuai rencana," ucap sosok misterius berjubah hitam.
**********
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top