Chapter 18 Kekacauan di Dufan
Duar!!
Duar!!
Terjadi ledakan di beberapa pusat wahana. Para pengunjung berlarian ke sana kemari menyelamatkan diri. Kekacauan terjadi dimana-dimana.
Raka yang melihat kejadian itu merasa geram. Para pemilik kekuatan super menggunakan kekuatannya untuk menyakiti orang tak bersalah.
"Aku takkan memaafkan mereka!" serunya.
Kilatan-kilatan petir merah muncul di kedua tangan Raka. Ia mulai mencari sang pelaku.
*****
Di bagian Barat Dufan...
"Hore!!!" seru Nana riang.
"Mantap sekali wahana ini," ujar Rhea.
"I-iya...," sahut Edel malu-malu.
Kemana Haruka?
Ia berada di pojokan wahana. Ia terduduk lemas dan perut yang terasa mual.
"Kau tidak apa-apa Haruka?" tanya Rhea cemas. Ia mengurut leher Haruka pelan.
"Ti-tid... Huek!!"
Haruka mengeluarkan isi makan siang. Wajahnya pucat pasi.
"Bi-biar ak-aku sembuhkan," ucap Edel. Ia menempelkan kedua tangan di pundak Haruka. Cahaya kehijauan menyelimuti seluruh tubuh Haruka.
"Hangat," ungkap Haruka. Ia sudah berada lebih baik.
Haruka berdiri di bantu oleh Nana dan Rhea. Ia menatap Edel dengan mata berkaca-kaca.
"Terimakasih, Edel-chan!" Ia memeluk tubuh Edel erat. Terasa energi yang terisi kembali.
Edel tersenyum tipis. Ia membalas pelukan sahabat barunya. Nana dan Rhea ikut berpelukan. Kehangatan dan kebahagiaan terasa di antara mereka.
Duar!!!
Salah satu wahana di sebelah kiri Kora-Kora yaitu Bianglala mengalami ledakan. Bianglala berhenti berputar. Masih banyak pengunjung wahana yang berada di dalam.
Drtt!!
Bianglala mengalami beberapa kerusakan. Wahana itu mulai bergerak keluar dari lindtasan.
"Tolong!!!"
"Mama!!!"
"Ahhh!!!"
Berbagai teriak dan kepanikan pengunjung membuat suasana menjadi riuh. Keempat gadis itu menatap kekacauan dengan cemas.
"Oh tidak!"
"Kita harus menolong mereka!"
"Ta-tapi...,"
"Hubungi para pria!"
Nana dan Rhea sibuk menghubungi para pria. Haruka ingin membantu, tetapi ia hanya bisa menggunakan kekuatan super untuk 3 orang saja termasuk dirinya. Edel menahan tangis. Ia ingin bertindak, menyembuhkan mereka yang terluka.
"Tidak bisa! Al tidak mengangkat telepon!" seru Nana panik. Ia berusaha menghubungi sang Ketua klub beberapa kali, namun tak diangkat.
"Raka pun juga," sahut Rhea. Ia masih bersikap tenang dan elegan.
Duarr!!!
Kembali suara ledakan terjadi. Kali ini bagian bianglala hancur tak tersisa. Seorang anak perempuan dan ibu terjatuh, keduanya saling berpelukan.
Haruka berlari kencang. Ia tipe gadis yang memiliki sifat tangguh dan kuat. Ia terus berlari, hingga melompat ke atas menggunakan salah satu tumpuan besi.
"Mama...,"
Haruka melompat cukup tinggi. Ia merentangkan salah satu tangan untuk menyentuh tubuh sang Ibu. Jarak antara Haruka dan keduanya hampir dekat.
"Sedikit lagi," gumamnya.
Plop!
Sosok Haruka dan kedua korban menghilang dalam sekejap. Haruka berhasil memegang tangan sang Ibu sebelum terjatuh menghantam tanah yang keras.
"Hah! Syukurlah!" seru Rhea lega. Ia sampai terduduk lemas di buatnya. Nana masih tegang. Ia melihat tindakan Haruka seperti superhero di film.
Edel tak tinggal diam. Ia mulai menyembuhkan luka beberapa orang pengunjung. Luka-luka kecil bisa sembuh, namun luka yang cukup serius ia hanya menghentikan perdarahannya saja.
"Terimakasih," ucap seorang Bapak berkacamata. Sebelumnya, ia memiliki luka lebam di tangan kiri akibat tertimpa besi.
"Sama-sama," balas Edel lancar.
Di kejauhan dua sosok misterius menatap kejadian di wahana bianglala. Salah satunya menggunakan kamera.
"Mereka cukup hebat," ucap sosok misterius. Ia adalah seorang pemuda. Wajahnya tak terlihat akibat tertutup jubah hitam yang ia kenakan.
"Ini belum seberapa. Masih ada kejutan lainnya untuk mereka," sahut gadis bertubuh kecil, sekitar 155cm. Ia menyeringai kecil.
*****
~Istana Boneka~
Sebuah perahu berjalan mengikuti arus sungai buatan. Beberapa pengunjung sudah siap untuk memasuki salah satu wahana di Dufan. Wahana ini terkenal akan berbagai macam jenis boneka yang menyebalkan provinsi di seluruh Indonesia dan Luar Negeri.
Salah satu dari sekian pengunjung yang menaiki perahu. Seorang pemuda bermata sipit sangat antusias dan semangat. Hingga beberapa kali menyenangkan perahu menjadi oleng.
"Aku sudah tak sabar. Siapkan kamera dan ambil semua foto loli eh maksudku boneka," gumam pemuda itu.
Seorang anak kecil berusia kira-kira 7 tahun melihat pemuda itu dengan rasa penasaran. "Mama, apa yang dilakukan Kakak itu?" tanyanya.
Mama Dari anak kecil itu melihat ke arah sang Pemuda. Ia melihat sebuah cairan merah dari lubang hidung.
"Kamu jangan lihat-lihat Kakak itu! Kakak itu sangat berbahaya!" jawab sang Mama. Terlihat dari raut ekspresi jijik dari Mama itu setelah melihat pemuda bermata sipit. Ia sampai harus menutup kedua mata anaknya.
"Mama, Kenapa tutup mataku? Aku jadi tak bisa melihat,"
"Selamat datang di Istana Boneka Dufan,"
Beberapa menit kemudian, perahu yang mereka tumpangi telah masuk ke dalam gua. Suasana di dalam cukup menyeramkan dan lembab. Para boneka yang berada di kanan dan kiri mereka menari dan berbicara.
Jepret!!
Jepret!!
Al, sang Pemuda bermata sipit mengambil semua gambar boneka yang ada di dalam. Cairan merah di hidung semakin mengalir deras.
"Ahh... Dia imut sekali,"
"Yang itu lucu dan mengemaskan,"
Para pengunjung yang berada satu perahu dengan Al merasa ternganggu. Mereka mengambil beberapa jarak, agar anak-anak mereka tidak melihat kelakuan menjijikan dari Al.
"Hahaha... Aku seperti berada di dalam istana boneka," ucap Al cukup keras. Ia seakan tak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
Smartphone hitam milik Al terus bergetar di dalam saku jaket. Namun, Al tak menghiraukannya. Ia terlalu larut dalam dunia fantasinya.
Saat perahu memasuki kawasan provinsi Sumatera Selatan, terdengar suara yang sangat imut. Al yang ikut mendengar semakin menyukainya.
"Imut sekali suara itu," puji Al. Ia mencari sumber suara tersebut.
"Apa kau mencari diriku?" tanya suara itu riang.
"Iya! Dimana kau?" sahut Al antusias.
"Hahaha... Kamu lucu sekali sih. Bagaimana kalau aku jadikan dirimu sebagai salah satu koleksi mainanku?"
Sebelum Al menjawab, tanda pentagram yang berada di punggung bersinar. Hangat, itulah yang Al rasakan.
"Kenapa tanda pentagram ku bersinar?" gumam Al bingung.
Brukk!
Kapal yang Al tumpangi bergerak tak beraturan. Ternyata mereka baru saja mendapatkan seorang penumpang. Orang itu menggunakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali kedua tangan. Salah satu tangannya memegang boneka tangan mirip kelinci.
"Mari kita bersenang-senang," ucapnya dengan nada imut.
Orang misterius yang berada di balik jubah sepertinya seorang gadis muda. Gadis itu melangkah pelan, lalu memegang tangan salah satu pengunjung.
Blush!!
Seorang pria dewasa yang di pegang oleh gadis itu berubah menjadi sebuah boneka prajurit. Kejadian itu berlangsung dalam sekejap mata.
"Ahh... Tio! Apa yang kau lakukan padanya?" tanya wanita itu yang ber-status kekasih.
"Aku merubahnya menjadi boneka. Kakak pun juga akan segera menyusul," jawab gadis misterius itu semangat. Dan saat ia menyentuh tangan wanita itu, ia berubah menjadi boneka kucing.
"Ahhh!!!"
Seluruh pengunjung yang berada di atas perahu mulai panik. Al menatap gadis tersebut penuh selidik. Ia merasa bahwa gadis misterius itu salah satu dari pengguna kekuatan super.
"Sial! Aku harus menghentikannya!" seru Al. Sepasang sayap hitam di punggung Al muncul melebar.
"Kyaahh!!!"
Gadis misterius itu tersenyum kecil. Ia bersemangat untuk mendapatkan salah satu koleksi baru yang menurutnya unik.
**********
Selamat malam dan selamat membaca
[08/06/2020]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top