Chapter 07 Bayangan Misterius

Rhea baru saja keluar dari ruang Dekan. Ia menghela napas lega, setidaknya ia sudah melaporkan kelakuan seniornya tadi pagi.

"Semoga mereka men-,"

"Hai Rhea!" sapa seorang gadis dengan angkuh.

Rhea melihat gadis di depannya terkejut. Ia hampir saja menjatuhkan buku yang di pegang.

"Si-siapa kau?" tanya Rhea kaget.

"Aku adalah Rhea, dirimu sendiri," jawab sosok gadis yang mirip dengan Rhea.

"Tak mungkin! Siapa kamu?" tanya Rhea membantah.

"Aku wujud lain dari kepribadianmu. Dan sekarang tugasku sudah selesai. Jika kau butuh bantuan, silahkan panggil aku," jawab Rhea tersenyum.

Sosok Rhea yang lain mulai menghilang, masuk ke dalam tubuh asli Rhea. Rhea asli diam tak berkutik. Simbol pentagram di paha kanan bersinar, lalu meredup.

Rhea menyembunyikan kejadian tadi. Ia pun menghela napas pelan. Setelah merasa tenang, ia pergi menuju ke taman sekolah mencari keberadaan Haruka.

*****

Al yang sedang dalam bahaya dikejutkan kedatangan dua orang yang muncul secara tiba-tiba. Salah satu dari orang tersebut ia mengenalnya.

"Aduh sakit sekali punggungku," Haruka meringis sakit.

"Kenapa kita bisa ada di sini?" tanya Raka bingung.

Beberapa bayangan hitam memasang mode bertahan. Mereka terkejut dengan kedatangan tamu yang tak diundang. Salah satu bayangan menyeringai kecil.

"Raka!" seru Al kaget.

Raka menolehkan kepala. Ia menatap Al bingung. "Apa?"

Al mendengus kesal. Ia berjalan mendekati Raka dan satu sosok gadis yang asing.

"Siapa mereka?" tanya Raka. Ia menyadari tidak hanya mereka bertiga di sini.

"Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja mereka muncul dan ingin membawa diriku," jawab Al.

"Hei... Di sini masih ada aku loh," sahut Haruka merasa dilupakan kehadirannya.

Bayangan hitam masih setia mengelilingi mereka. Salah satu dari mereka tahu menyerang Haruka dari belakang.

Raka yang melihat pergerakan lawan, menarik tangan Haruka. "Hei!"

Blztt!!

Telapak tangan Raka mengeluarkan kilatan petir merah. Ia mencoba untuk mengontrol kekuatan super miliknya. "Aku membutuhkanmu!" batinnya.

Ctarr!!

Kilatan petir merah menyerang bayangan hitam itu. Bayangan hitam terkena serangan telak, lalu menghilang.

"Berhasil!" seru Raka.

Al dan Haruka yang melihat itu tercegang. "Hei Raka...,"

"Nanti akan kujelaskan. Kita harus menyelamatkan diri terlebih dahulu," potong Raka.

Bayangan hitam yang lebih pekat maju selangkah. Ia menatap sisa kilatan petir merah Raka.

"Menarik. Kalian bertiga harus ikut denganku!" perintahnya.

"Tidak akan!" tolak Haruka. Ia sudah bersiap memasang kuda-kuda ilmu beladiri karate.

"Hei, Jangan bertindak ceroboh!" seru Raka. Ia ingin menghentikan, namun ia terlambat.

Haruka sudah melesatkan pukulan. Satu bayangan hitam hanya diam tak menghindari. Pukulan Haruka di tangkap langsung.

"E-eh!" Haruka terkejut.

"Kenapa kau tak menggunakan kekuatan supermu?" bisik bayangan hitam.

"Hei, lepaskan dia!" seru Raka. Ia menyerang kembali. Kilatan petir merah menyebar.

Blzzt!!

Bayangan hitam terkena serangan. Tetapi sesuatu terjadi, bayangan yang terurai bersatu kembali.

"Ti-tidak mungkin," ungkap Raka.

"Hahaha... Kau masih belum bisa menguasai kekuatan supermu," sahut sosok bayangan hitam.

"Arghh! Lepaskan!" Haruka terjerat oleh bayangan hitam. Ia berusaha melepaskan diri, tetapi tak berhasil.

"Sial!" umpat Raka mulai frustasi.

Al melihat keduanya saling menyerang dan dirinya hanya diam memperhatikan. Ada rasa takut dan peduli. Ia mengepalkan kedua tangan kesal.

"Aku... Harus menolong mereka," gumam Al.

Al memejamkan kedua mata. Ia memerlukan kekuatannya untuk menolong teman.

Whuzz!!

Sepasang sayap hitam Al muncul di punggung. Al tersenyum kecil. Rasa keberanian telah hadir.

"Akhirnya kau bergabung juga," ucap sosok bayangan hitam antusias.

"Al...," Raka syok melihat temannya memiliki sepasang sayap. Itu artinya Al sama seperti dirinya. Ia sangat butuh penjelasan dengan Al dan gadis itu.

Al terbang tinggi. Ia melesat cepat ke arah Haruka di tahan. Hup! Ia pun berhasil membebaskannya.

Raka tersenyum kecil. Ia tak boleh kalah dengan si maniak anime itu. Ia mengeluarkan kilatan petir merah menjadi dua.

"Terimalah ini!" seru Raka menyerang.

Blztt!!

Serangan Raka kali ini mengenai bayangan misterius yang asli. Selama ini hanyalah duplikatnya saja yang menyerang.

"Raka, tangkap tangan gadis ini!" seru Al di atas.

Haruka sudah merentangkan sebelah tangan. Raka dengan sigap menangkap tangan tersebut.

Ketiganya sekarang berada di atas langit. Bayangan misterius tak menyerang lagi, entah apa yang terjadi.

"Keluarkan kekuatanmu!" pinta Raka.

"Baik!" jawab Haruka.

Al sedang menahan beban yang sangat berat. Ia sudah tak kuat lagi untuk terbang. Haruka memfokuskan diri. Ia memikirkan tempat yang aman untuk saat ini.

Plop!!

Mereka telah menghilang dari pandangan sosok itu. Beberapa bayangan hitam mulai menyatu, menunjukkan sosok asli yaitu seorang pemuda.

"Kita akan berjumpa lagi," ucapnya menyeringai. Ia pun juga menghilang.

*****

Nana tengah fokus dengan desainnya. Ia terus berkreasi sampai melewatkan jam makan siang. Ia bersyukur pelajaran berikutnya kosong, dikarenakan guru yang mengajarkan berhalangan hadir.

"Huahh... Selesai juga," ungkap Nana lega. Ia sampai merentangkan kedua tangan lebar.

Saat ini Nana masih dalam mode gadis remaja berpostur proposional. Entah sampai kapan efek dari kekuatan supernya.

"Hmm... Raka dan Al kemana ya? Dari awal pelajaran aku tak melihat Raka, lalu Al yang menghilang saat jam istirahat," Nana bertanya-tanya. Ia mencari keberadaan para sahabatnya.

Nana memutuskan untuk keluar kelas. Ia butuh udara segar dan mencari keberadaan mereka.

"Lalalala... Aku senang sekali,"

Brukk!!

Nana tak sengaja menabrak seseorang. Ia langsung membungkukan kepala setengah.

"Nana minta maaf," ucapnya.

Seorang gadis yang tadi di tabrak Nana tertawa kecil dengan elegan. Ia pun memegang kedua bahu Nana merubah Posisi tegak.

"Tenang saja. Rhea tidak apa-apa kok," ujar Rhea sang model terkenal.

"Eunm," balas Nana.

"Ada apa?" tanya Rhea memiringkan kepala ke kanan.

Nana mengerjap mata berulang kali. Dan sedetik kemudian...

"Huahh! Kau beneran Rhea. Aku sangat menyukai pada saat catwalk!" seru Nana heboh. Ia sampai memeluk tubuh Rhea, sehingga membuat dada mereka bertubrukan.

"Kau lucu sekali... Nana," ungkap Rhea tersenyum tipis. Nana melepas pelukan. Ia menatap sosok Rhea dengan mata berbinar-binar.

Keduanya pun menjadi sangat akrab dalam hitungan beberapa menit saja. Membahas tentang pekerjaan Rhea sebagai model dan hobi Nana membuat desain pakaian. Nana melupakan tujuan awalnya.

*****

Satu jam telah berlalu. Raka, Al, serta Haruka selamat dari serangan musuh. Saat ini mereka berada di atap sekolah.

Al terduduk lemas. Tenaganya sudah habis terkuras. Peluh keringat membasahi pakaian.

"Terima kasih kawan," ucap Raka tulus.

"Yo, sama-sama bro," balas Al tersenyum kecil.

Haruka masih diam. Ia memikirkan kejadian aneh yang terus datang silih berganti. Di saat ia bermimpi buruk, memiliki simbol pentagram di leher kanannya, bisa berpindah tempat sesuai yang ia pikirkan, bertemu dengan pemuda yang dapat mengeluarkan listrik merah di tangan, bertarung melawan sosok bayangan misterius, hingga seorang pemuda lainnya yang memiliki sepasang sayap.

Haruka menghela napas lelah. Seseorang menepuk pelan pundaknya.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Raka khawatir.

"Aku hanya pusing dengan kejadian ini semua," jawab Haruka jujur.

"Begitu pula dengan diriku dan dia," sahut Al.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kaki menggema. Pintu atap terbuka lebar. Sosok lelaki bertubuh tinggi berdiri di sana.

"Akhirnya ku menemukan kalian, para anak terpilih," ucap lelaki tersebut tersenyum kecil.

**********

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H

Mohon maaf lahir dan batin semuanya...

{24/05/2020}

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top