Chapter 02 Raka van Holten

Seorang pemuda tampan berambut pirang seperti matahari lagi mengeliat pelan. Kedua matanya mulai terbuka perlahan.

"A-aku dimana?" tanya pemuda itu. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing.

Raka. Ia mulai bangkit berdiri. Ia melihat kondisi sekitar. Tempat yang tak asing baginya.

"Ternyata aku di kelas," ucapnya pelan. Lebih tepatnya Raka berada di tempat duduk dekat jendela. Ia baru saja tertidur di atas meja.

Pelajaran pertama masih berjalan. Pak Guru yang bernama Jonathan, mengajarkan murid-muridnya dengan pelan dan teliti. Ia adalah guru pelajaran Matematika kelas X SMA.

"Raka! Coba jelaskan tentang rumus phytagoras!" perintah Pak Jonathan tanpa melihat ke arah sang murid.

Raka terkejut. Ia menghela napas sejenak berusaha untuk tenang.

"Rumus Phytagoras adalah merupakan rumus yang ditemukan oleh ilmuwan Yunani yang bernama phytagoras.

*Ini rumus Phytagoras*

Catatan Penting : Rumus pythagoras, hanya berlaku pada segitiga siku – siku saja.

Raka menjelaskan secara detail. Ia pun tersenyum puas.

Pak Jonathan menatap Raka dengan seksama. Ia tersenyum kecil. Ia kembali melanjutkan pelajaran yang tertunda.

*****

Raka van Holten. Nama lengkap pemuda itu. Ia berasal dari negara Belanda. Kedua orang tuanya memiliki perusahaan keju yang sangat terkenal di Belanda.

Saat ini Raka berusia 15 tahun. Raka bersekolah di salah satu sekolah internasional yang terkenal di Indonesia. Letaknya berada di kota DKI Jakarta. Sekarang Raka duduk di bangku SMA kelas X.

"Hei Raka, kenapa kamu tadi tertidur di pelajaran kesukaanmu?" tanya teman bangku sebelah Raka. Dia seorang pemuda bermata sipit.

"Hmm... Entah. Aku seakan bermimpi bahwa sekolah ini dalam bahaya," jawab Raka sekenanya. Jika ia memikirkan mimpi buruk itu, kepalanya akan terasa pusing.

"Owh, untung saja kamu bisa menjawab pertanyaan Pak Jonathan. Aku sendiri saja dag dig dug tak karuan," balas pemuda sipit.

"Iya, aku kan memang murid pintar," ucap Raka percaya diri. Ia sampai membusungkan dada.

Pemuda bermata sipit berdecih kecil. Sifat Raka yang narsis dan percaya diri sungguh menyebalkan.

"Bro, ayo kita ke kantin," ajak pemuda itu.

"Oke Al. Ajak Nana juga," balas Raka.

Raka dan pemuda sipit bernama Alvin mendekati meja di bagian tengah kelas. Seorang gadis masih berkutit dengan sketchbook miliknya.

Gadis itu tengah membuat desain sebuah baju. Ia sangat fokus hingga tak menyadari kehadiran keduanya.

"Loli, Kawaii...," gumam Al. Ia menatap lurus wajah Nana yang terlihat imut. Ia pun sampai mimisan di buatnya.

Plak!!

"Oii bodoh! Jangan memasang ekspresi menyeramkan seperti itu!"

Raka memukul keras kepala Al. Ia Jijik melihat kelakuan Al sang maniak loli atau biasa disebut lolicon dalam bahasa Jepang.

"Sakit bodoh!" umpat Al tersadar. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Nana mulai terusik. Ia melirik tajam ke arah kedua pemuda tersebut.

"Kalian sangat menggangguku!" kesal Nana. Ia memasang wajah garang, namun malah terlihat lucu.

"Pfftt! Hahaha... Mukanya tidak ada seram-seramnya bocil," ejek Raka. Ia tertawa terbahak-bahak.

"Argghh! Kakiku!" seru Al kesakitan. Baru saja kepalanya di pukul, sekarang kakinya yang menjadi korban dari penyiksaan teman-teman.

Raka dan Nana menatap tajam Al. "Kau berisik bodoh!" Keduanya nampak kompak. Mereka pun berjalan menuju ke kantin setelah melakukan perdebatan yang tak berhenti.

*****

Waktu telah menunjukkan malam hari. Raka baru saja menyelesaikan pekerjaannya rumah. Saat ini menatap pemandangan langit yang berwarna gelap.

"Mimpi itu seperti kenyataan," gumam Raka. Ia masih memikirkan tentang mimpi buruk di sekolah. Seakan fenomena aneh itu menjadi nyata bukan hanya sekedar ilusi semata.

Semakin memikirkannya membuat Raka mengantuk. Ia memutuskan untuk tidur. Suara kasur sudah memanggilnya daritadi.

Saat Raka akan merebahkan diri, ia tak sengaja melihat sebuah tanda aneh di telapak kanan. Tanda itu berbentuk lingkaran dengan bintang di dalamnya, serta berwarna hitam.

"Tanda apa ini? Sejak kapan aku memiliki tanda ini?" tanya Raka. Ia mencoba menghapusnya tetapi tak hilang. Ia melangkah ke kamar mandi. Ia cuci telapak tangan menggunakan sabun, hasilnya tetap sama tak menghilang.

"Aku seperti melihat tanda ini, tetapi dimananya," gumam Raka bertanya-tanya.

Raka menghela napas kasar. Besok ia akan ke perpustakaan untuk mencari nama dan arti tanda aneh tersebut.

Drtt!!

Raka merasakan sensasi seperti tersetrum saat telapak tangan menyentuh smartphone. Ia coba sekali lagi dan muncul sebuah kilatan petir. Berulang kali hingga merasa bosan.

"Wow!" seru Raka terkejut dan kagum.

Ia seperti memiliki kekuatan super yang dapat mengeluarkan listrik. Tetapi warna listrik itu berbeda, berwarna merah pekat.

"Aku harus cepat tidur dan mencari kebenaran ini semua," ucap Raka. Ia mulai menguap lebar. Kedua mata Raka terpejam perlahan hingga gelap.

*****

Hari telah berganti, bulan menghilang bergantian dengan matahari. Burung berkicau merdu di atas pohon. Angin berhembus lembut dan sejuk.

Raka tengah mengoes sepedanya. Pagi ini ia terlihat sangat bersemangat. Teka-teki semalam masih belum terpecahkan. Ia menyembunyikan tanda aneh itu dengan menggunakan sarung tangan berwarna hitam.

Sampailah Raka di area parkiran sepeda sekolah. Pelajaran pertama masih lama mulai. Ia menggunakan kesempatan ini untuk mencari sebuah buku di perpustakaan.

"Selamat pagi Bu Intan," sapa Raka sopan.  Bu Intan adalah petugas yang menjaga perpustakaan. Bu Intan membalas dengan senyum tipis.

Raka langsung menuju ke rak-rak buku. Ia mencoba mengingat kembali tentang tanda aneh yang muncul di telapak tangan.

Beberapa menit berlalu, Raka akhirnya menemukan buku yang di cari. Buku itu berada di rak pelajaran sejarah.

"Ahh, ketemu," sorak Raka senang. Ia sudah dalam posisi duduk di salah satu bangku yang disediakan.

"Tanda aneh itu merupakan simbol yang bernama 'Pentagram'. Pentagram umumnya dikaitkan dengan kekuatan sihir atau magis,"

Hanya sedikit penjelasan tentang Pentagram. Raka merasa tak puas.

"Berarti Pentagram berhubungan dengan kekuatan magis. Lalu hubungan antara mimpi tentang fenomena, munculnya tanda aneh serta kekuatan super," Raka menyimpulkan sendiri. Ia termasuk salah satu murid pintar di sekolah.

Raka akan kembali mencari, namun bel masuk telah berbunyi. Mau tak mau, suka tidak suka, ia harus melaksanakan tugas belajar.

Drtt!!!

Percikan listrik berwarna merah muncul dari telapak tangan tanpa Raka mau. Padahal ia hanya memikirkannya sejenak. Ia merasa kilatan listrik merah semakin membesar dan...

Duar!!!

**********

Satu persatu teka teki mulai bermuncullan. Raka mendapatkan kekuatan super. Fenomena aneh dalam mimpi Raka masih menjadi sebuah misteri.

Apakah yang akan terjadi??

Bagaimanakah nasip Raka dalam menghadap kekuatan supernya??

{20/05/2020}

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top