#3 (B)

Beberapa jam kemudian, alarm masuk ponsel Cheryl berbunyi nyaring. Meski belum empat jam terlelap, dengan sigap tangan kanannya meraih dan mendekatkan ke hadapan kedua matanya. Sebuah nomor yang sama sekali asing. Dia segera menegakkan badan dengan sikap waspada - duduk di atas ranjang.

"Halo, ini Nona Cheryl Craft?" tanya suara di ujung sana setelah Cheryl menyapa halo.

"Iya, ini siapa ya? Ada kepentingan apa menelepon sepagi ini?" Cheryl memasang nada tidak senang.

"Jangan judes begitu, nona Craft yang cantik. Atau pada kenyataannya, kau lebih pantas menyandang nama lain..."

"Jangan macam-macam!" potong Cheryl ketus, "Aku bukan perempuan murahan jika Anda hanya..."

Merasa tak senang diperlakukan seperti itu, si penelpon cepat-cepat memotong dengan kasar, "Aku bukan laki-laki mata keranjang kurang kerjaan yang mengisengi perempuan muda sepertimu pada pagi-pagi buta begini!"

"Pertanyaanku sekarang," lanjutnya, mengabaikan desah kaget Cheryl, "Apakah kau sudah membaca e-mail dariku semalam?"

Cheryl makin merasa galau. Bingung, takut, cemas, ngeri bercampur menjadi satu menemani kekagetan berturut-turut yang dialaminya.

Ada apa yang sebenarnya terjadi dan sedang menimpanya kini?

Cheryl bingung memilih kata. Dia diam saja.

Sebagai ganti kata, bibir mungil tipis itu menghembuskan desahan nafas pelan. Seakan berujar "Kau lanjutkan saja, tolonglah..."

Laki-laki itu tertawa pelan, sebelum menyambung, "Berarti iya...., hahahahahaha... ceritakan bagaimana perasaanmu sekarang!"

"Apa yang Anda inginkan? Jika sejuta rem, aku belum punya sekarang, tapi aku bisa janji..."

"Aku tidak mau uangmu, nona manis," nada suara itu membuat Cheryl merinding,

"Aku hanya ingin melengkapi isi e-mail beberapa jam yang lalu itu. Bisa saja kau tidak mematuhi perintah yang kutulis di situ."

"Pokoknya begini," sambungnya sesudah berdehem sebentar,

"Lihat informasi pagi hari ini. Bakalan ada berita kematian Brandon Cherlone. Kalau dikaitkan dengan e-mail itu, maka seharusnya kau bernama Cheryl Cherlone."

"Jangan bercanda," Cheryl menutupi semua kegalauannya dengan sedikit keberanian.

"Mungkin kau anggap semua ini main-main. Tapi cobalah berpikir, untuk apa kau kutelepon jika e-mail itu cuma iseng belaka.

"Dan berita kematian ayahmu itu bakalan disiarkan di seluruh dunia. Kau tau sendiri alasannya.

"Sampai jumpa, dan selamat berkumpul kembali dengan keluarga asalmu."

Usai penjelasan panjang lebar itu, hubungan diputuskan.

Cheryl terpaku menghadapi ponselnya. Dia masih ingin mendengar informasi yang lebih lengkap lagi. Dan baru menyadari entah kenapa dirinya jadi tertarik dengan urusan yang satu ini.

Terlebih lagi, berita pertama yang Cheryl saksikan hari ini membuktikan semua yang diterimanya itu terjadi dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam sebelumnya.

Pada layar komunikasi kamarnya, Cheryl jelas mendengar kalimat dari mulut si pembawa berita;

"Pebisnis ternama saat ini, Brandon Cherlone ditemukan meninggal di salah satu kediamannya..."

******

Gimana menurut kalian kelanjutan cerita Cheryl ini?
Makin menarik aja ya keliatannya?
Siapa kira-kira si laki-laki misterius itu?
Ayo kita lanjut ke chapter 4...
kira2 siapa aja tokoh2nya kali ini?
(Astardi)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top