enampuluh dua
Kiev otomatis menaikkan alis sejenak. "Dulu aku sempat ngerasa risi sih menghadapi banyaknya orang di sekitarku. Lambat laun aku bisa di tahap mensyukuri semua yang aku punya. Mereka juga pengertian kok kalau aku bilang baik-baik, lagi nggak bisa atau capek banget buat foto bareng atau istilahnya ... melayani permintaan lain-lainnya. Ya kita juga nggak bisa menyenangkan semua orang, kan? Tetap aja ada yang bilang sombong lah apa lah. Tapi selama kita nggak kasar dan komunikasiin dengan baik, ya gimana ya. Namanya juga manusia bukan robot."
Kivia mengusap rahang Kiev. "Tapi kamu secapek apa pun tetap berusaha senyum ke penggemar kamu tuh. Aku nggak pernah liat kamu nunjukin muka kayak bad mood gitu."
"Aku lupa kamu punya akun di Kiev Fans Club ya." Kiev menggenggam dan mendaratkan kecupan di punggung tangan Kivia.
Duh, Kivia jadi deg-degan lagi kan.
"Ya sejak ketemu kamu aku jadi good mood terus kali ya? Kalau mukanya sedih dulu tuh mungkin lagi galau aja."
"Tapi kalau galau jadi lancar nulis lagu, kan?" sahut Kivia.
Kiev mengangguk membenarkan. "Ah, bener. Apalagi pas kamu bertahun-tahun ngilang nggak ada kabar sama sekali, eh ternyata emang lagi sembunyi di daerah yang punya keterbatasan akses."
"Apa aku ilang lagi aja nih?" seloroh Kivia.
Kiev menunjukkan ekspresi panik. "Eh, sembarangan. Jangan lah, Ya. Amit-amit, kita kan udah nikah."
Air muka Kiev yang tegang mulai mencair saat Kivia mengelus tangannya. "Nggak kok, ngapain aku ilang-ilangan lagi coba. Aku punya kamu, aku juga punya ayah yang deket sama aku...."
Kiev mengelus puncak kepala Kivia. "Makanya ... entar dengerin lagu cinta yang aku tulis baru-baru ini ya?"
"Aku yakin sih bagus-bagus soalnya nulisnya sambil mikirin aku."
"Gigit lagi, mau?"
Kivia meraup muka Kiev. "Kiev tolong yaaaa."
"Tapi beneran deh. Aku bahkan nggak nyangka video biasanya yang diambil sama penggemarku bahkan bisa jadi penyelamatku waktu itu."
"Waktu kamu difitnah itu?" Ya, kasus narkoba bernilaian milyar yang ada dalam mobil Kiev.
Kiev mengangguk. "Gina sama Dion cerita, mereka udah dapat barang bukti lain karena CCTV jalan udah diedit dan memberatkan aku yang tertuduh sebagai tersangka. CCTV itu nggak memuat bos manajemen aku dulu, tersangka sesungguhnya keluar dari mobilku. Aku juga nggak bisa ngomong yang sebenernya karena dia ngancem bakal nyakitin Bunda. Barang bukti lainnya ada rekaman black box dari mobil orang lain yang terparkir di TKP, tapi fd berisikan rekaman itu jatuh ke sungai waktu Gina dan Dion dikejar preman suruhan orang-orang jahat itu. Syukurnya mereka selamat.
"Mereka udah hampir putus asa. Tapi waktu Gina inget ada website Kiev Fans Club, mereka cari tanggal dan waktu kejadian aku ditangkap saat razia besar-besaran itu. Di sana sebelum aku diperiksa, ada KFC yang foto dan video lagi kejebak razia bareng sama aku. Di video itu juga kelihatan Om Aji yang keluar dari mobilku dan naik ke taksi yang berjarak berapa mobil di belakang. Ada beberapa detik yang hilang dari CCTV yang udah diedit itu."
(*KFC: Kiev Fans Club [Klub penggemar Kiev])
"Kebenaran emang selalu punya jalan untuk terungkap, Kiev."
"Beruntungnya itu terkuak nggak begitu lama, nggak menunggu aku dihukum mati dulu baru ketauan aku nggak bersalah."
Kivia tertegun melihat mata Kiev menerawang jauh.
"Kamu menghadapi waktu yang berat, Kiev. Kamu hebat bisa bertahan dan bangkit. Aku bangga sama kamu."
Ucapan Kivia benar-benar membawa ketenangan untuk Kiev.
"Makasih, sayang." Kiev tersenyum. Hatinya menghangat. "Coba ya kalau aku nggak bertahan. Aku nggak akan ketemu bidadari yang tiba-tiba masuk mobilku dan ngajak prom bareng.... padahal baru ketemu...."
"Ke prom sama kamu salah satu momen terbaik di masa remajaku sih, makasih banyak...."
Mereka tersenyum berpandangan. Semilir angin musim semi terasa begitu sejuk dan membuai keduanya.
"Seru-seruan sama temen-temen di sekolah terus baliknya malah kebut-kebutan di jalan. Sumpah itu paling cepet kayanya aku bawa mobil seumur hidup."
Kivia tertawa. "Sampai nyusruk nembus ilalang, aku sampai muntah coba."
"Terus kita lari-lari sembunyi di hutan."
"Ditolong hantu penunggu pohon."
"Pulangnya Bunda kira aku mabok terus bawa pulang anak gadis orang." Kiev terkekeh dan obrolan mereka bernostalgia masa remaja berjalan mengasyikman.
"Tapi bunda pernah bilang ke aku baru-baru ini waktu pertama ketemu dulu tuh, daripada abis dari klub malem, kita kayak abis main di sawah nyari kodok."
"Nggak taunya kan bener aku bawa pulang calon mantu buat Bunda."
"Bisaan emang."
Usai ngalor ngidul berpiknik ria, Kiev dan Kivia akhirnya makan berat di salah satu restoran fancy yang nggak jauh dari sana. Keduanya benar-benar jadi wisatawan dan walaupun clueless kadang-kadang tapi seru luar biasa.
Mereka trip hanya berdua dan bergantung satu sama lain. Walaupun Kiev kadang manja banget sama Kivia dan sering menjelma jadi kayak anak-anak yang gemesin, Kiev sangat bisa diandalkan masalah trip begini. Kiev banyak baca dan penuh pengetahuan tentang tempat yang mereka kunjungi.
"Nah, akhirnya kita ke sini juga."
Kiev dan Kivia menginjakkan kaki ke Tunnel of Love. Terowongan yang punya nama lain Green Mile Tunnel ini tuh destinasi Ukraina yang wajib untuk pasangan. Terowongan cinta ini terletak di Klevan yang berjarak empat jam dari kota Kiev. Di akhir musim semi begini, terowongannya terlihat dreamy banget dengan tanaman hijau yang melingkupinya.
Sebenarnya dulu terowongan ini digunakan untuk kebutuhan militer nah sekarang terowongan ini masih jadi jalur rel kereta api industri. Mungkin tiga kali sehari kereta api bakalan lewat di terowongan ini. Tapi sekarang lagi jam aman kok.
"Beneran banyak nyamuk," ujar Kiev terkekeh sambil mengusapkan lotion anti nyamuk ke tangan Kivia.
Kivia ikut tertawa. "Untung kamu baca."
Kiev dan Kivia jalan dari starting point dengan saling merangkul. Terowongan ini panjangnya sekitar empat kilometer. Nggak ada keharusan untuk sampai di garis finish juga.
"Musim lainnya tunnel of love ini juga bagus banget ya."
Kalau musim gugur warna daun yang melingkupi terowongan ini akan berubah kemerahan. Kalau musim dingin jadi putih semua karena tertutup salju. Sementara musim semi seperti saat ini Kiev dan Kivia berkunjung terowongan ini begitu asri dan hijau seperti berada di negeri dongeng.
Pemandangan yang seolah tak berujung membuat terowongan ini memiliki filosofi tentang perjalanan cinta sejati. Kiev merangkul Kivia erat sementara Kivia melingkarkan tangannya di pinggang Kiev. Mereka berjalan beriringan sambil sesekali Kiev mengecup kepala Kivia.
bersambung
jangan lupa dikomen yaw biar semangat qaqa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top