enampuluh
Usai berkeliling, Kivia mengenakan gaun kedua yang lebih casual tapi tak kalah elegan dari gaun sebelumnya. Rambutnya kali ini digerai dan tak lagi memakai tiara. Hanya perubahan anting panjang yang memperindah daun telinganya. Fabulous!
Kiev mengulurkan tangan saat instrumen Fly Me to the Moon by Frank Sinatra terputar. Kivia menyambut uluran tangan Kiev. Mereka akan melakukan first dance. Tangan Kiev berada di pinggang Kivia dan Kivia yang mengalungkan lengannya di leher Kiev. Mereka bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama.
Dari kejauhan Early memandangi dua orang yang sedang berdansa itu dengan pandangan seperti anak kecil yang takjub ketika melihat film disney untuk pertama kali.
"Kiev dan Kivia, pasangan dengan anugrah paras seindah itu, unreal tapi nyata. Terus passionate sama kerjaan masing-masing, akhlak oke, latar belakang keluarga oke, old money, finansial oke, segalanya awesome. Bahkan aku sempat mikir mereka bisa kentut juga nggak sih, Tan?" ceplos Early pada Bu Maisha yang langsung tergelak.
"Ya mereka kan manusia, Ly. Kamu ini ada-ada aja mikirnya. Kalau nggak bisa kentut mah usus buntu," sahut Bu Maisha kemudian menyesap minumannya.
"Iya, ya? Tapi mereka itu perfectly amazing gitu lho sebagai individu. Apalagi sekarang berpasangan. Jadi double combo," oceh Early masih dalam kadar antusias yang nggak berkurang.
"Sekilas aja kan ngeliatnya kayak hidup mereka indah dan mulus, bikin iri. Tapi kita kan juga nggak tau semua ujian yang udah mereka lewatin, Ly. Maupun ujian kehidupan yang akan datang."
Early mengangguk-angguk. "Semoga mereka selalu bisa saling menguatkan."
"Aamiin. They deserve to be happy," ujar Bu Maisha tersenyum memandangi Kiev dan Kivia lekat.
Sementara itu, di luar sana terdapat sebuah keributan kecil. Petugas keamanan menghadapi seorang ibu-ibu yang mengomel terus-terusan.
"Maaf, Bu. Barcode undangan anda tidak bisa kami pindai."
"Gimana sih ini? Coba lagi! Orang saya benar-benar diundang!" seru perempuan tua dengan sanggul tinggi itu emosi.
"Coba lihat, undangan ini sama dengan punya mereka. Bagaimana punya saya saja yang tidak bisa masuk? Alat kalian mungkin rusak!"
Kenyataannya, tidak. Bahkan sampai tiga alat berbeda yang mendeteksi undangan buk-ibuk itu tetap saja tidak bisa. Sementara digunakan untuk undangan lain tetap bisa.
Ibu-ibu dengan gaun merah darah itu bertolak pinggang. "Kalian tidak tau siapa saya? Saya laporkan ke majikan kalian baru tau rasa! Berani-beraninya kalian membiarkan saya menunggu!"
"Maaf, Bu. Kami hanya menjalankan protokol," ujar petugas itu dengan tegas.
Seorang petugas lain lalu datang dan tak seperti petugas keamanan dengan wajah datar itu, ia tampak lebih ramah.
"Maaf, Bu. Nama ibu siapa biar saya cek di daftar tamu," kata petugas itu.
"Tidak perlu. Saya tidak sudi dipermalukan seperti ini," jawabnya mendengus kesal.
Perempuan itu berbalik dengan angkuh dan berjalan pelan berharap petugas-petugas itu memanggilnya kembali dan mempersilakannya masuk dengan hormat. Namun, mereka malah sibuk kembali bekerja dan tak mengacuhkannya lagi.
Sialan!
***
Oleh karena tidak adanya sesi wawancara untuk sementara ini, juga ketidaksediaan orang-orang terdekat Kiev dan Kivia memberitahukan destinasi honeymoon mereka, jadi tidak ada berita menjamur dengan judul-judul Kiev dan Kivia akan pergi bulan madu ke mana. Ah, kalau pun ada hanya clickbait yang hanya berisi berita seputar pernikahan yang diselenggarakan di Kota Baru, Kalimantan Selatan juga resepsi di Jakarta. Sama sekali tidak menyebutkan tujuan honeymoon pasangan fenomenal itu yang sebenarnya.
Sebenarnya ada beberapa destinasi di Indonesia yang ingin Kiev dan Kivia kunjungi untuk menghabiskan waktu berdua. Di antaranya, Pulau Derawan, Lombok, Bali, Labuan Bajo, Sumba, Banda Neira, Kepulauan Kei, Raja Ampat dan masih banyak lagi yang memiliki keindahan luar biasa. Kivia bahkan belum pernah mengunjungi Bromo. Kivia juga sangat ingin menggunakan kereta api berdua dengan Kiev. Namun, mengingat masifnya perhatian pada mereka yang belum kunjung mereda, Kiev dan Kivia akhirnya memilih untuk pergi honeymoon ke luar negeri. Tidak ada yang akan mengenali mereka.
Kumara sempat khawatir, tapi tidak ingin membatasi kebebasan keduanya. Tujuan Kiev dan Kivia yang ditutup rapat dari publik juga melegakannya. Anggap ia berlebihan, baginya lebih baik mencegah daripada anak atau menantunya terlanjur terluka.
"Tenang saja, aku tidak mengirim siapa pun untuk mengikuti kalian. Segera pindah tempat jika terlihat orang mencurigakan," pesan Kumara.
"Iya, ayah. Toh belakangan ini nggak ada yang aneh-aneh juga."
"Bukan berarti kalian bisa lengah. Selalu waspada," tegas Kumara.
"Sudahlah, biarkanlah mereka menikmati waktu. Jangan buat mereka merasa was-was setiap saat," ujar Bu Kinar yang saat menemani Kumara mengantar Kiev dan Kivia.
"Terimakasih, ayah. Ayah jangan terlalu khawatir. Jangan terlalu banyak kerja. Jangan lupa minum multivitamin dan harus tidur yang cukup," ujar Kivia mengingatkan.
"Iya, iya. Kamu sudah berulang kali mengatakan hal itu. Ayah sudah hapal di luar kepala kata-katamu itu. Jangan pikirkan ayah. Cukup nikmati perjalanan kalian."
Kivia terkekeh geli. Ayahnya akan banyak omong begini kalau harus berpisah jauh.
Kiev dan Kivia tersenyum dan memeluk Kumara bergantian. "Baik, ayah."
Banyak yang menduga Kiev dan Kivia akan ke Maldives, Santorini, Selandia Baru atau Swiss sebagai destinasi bulan madu. Kiev dan Kivia menaiki pesawat kelas bisnis tujuan Dubai, apa mereka akan ke sana? Nggak, cuman transit aja. Jadi tujuan yang sebenarnya adalah ... yap nama ibukota negara ini sama dengan nama Kiev. Ukraina!
Selesai dengan urusan administrasi, Kiev dan Kivia langsung caw ke resort untuk istirahat karena menghabiskan waktu kira-kira 16 jam. Setelah mandi, Kiev langsung tertidur karena juga telah hampir tengah malam. Kivia belum terlalu mengantuk karena ia cukup tidur saat di pesawat.
"I get so weak in the knees, i can hardly speak. I lost all control and something takes over me. In the days, your love's so amazing, it's not a phase..."
Kivia menyanyikan lagu Weak dari Larissa Lambert sambil memakai kimono tidurnya. Sejak tidak sengaja mendengar lagu ini di pesawat, Kivia lalu melakukan streaming dan terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Selain itu, Kivia merasa ia kebanyakan makan gula. Energinya terasa penuh dan Kivia yang banyak gerak dengan ceria ini cukup jarang terjadi. Apa ia mengalami sugar rush? Mengingat tadi ia cukup banyak mengonsumsi keik coklat saat perjalanan udara. Juga kopi dilengkapi brown sugar. Belum lagi camilan manis lainnya. Walau menurut penelitian ini hanya mitos belaka, makanan manis memang meningkatkan mood Kivia.
"Suara kamu bagus," ujar Kiev.
"Lho, kok bangun?" Kivia terkejut menoleh ke arah Kiev saat menyusun skincare ke atas meja. Kivia memang agak lama di kamar mandi menikmati waktunya untuk berendam saat melihat Kiev tertidur.
Kiev tersenyum sambil mengusap matanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top