empatpuluh delapan

Ganis dan Kivia masuk ke area gym menggunakan access key.

"Seneng banget ngeliat kalian berdua. Kalian tu kayak made for each other gitu, lho," kata Ganis sambil melangkah di atas treadmill.

Kivia yang baru melepaskan jaketnya, ikut menaiki treadmill di samping Ganis dan menghubungkan alat olahraga itu ke aplikasi ponsel pintarnya.

"Makasih lho, Ganis...."

"Kapan nih tanggal baiknya?" tanya Ganis iseng.

Kivia menggaruk tengkuknya. "Doain aja ya, Nis. Aku belum tau apa aku siap. Kami belum ada bicarain masalah ini sih."

"Maaf ya, Ya kalau pertanyaanku...." ujar Ganis, terlihat cemas jikalau ucapannya menyinggung.

Kivia langsung menggeleng. "Nggak kok, nggak. Aku nggak keberatan. Nggak apa-apa, Ganis. Aku rasa aku emang perlu seseorang buat tukar pikiran tentang ini."

"Jujur aja kalian itu cocok banget, Kiev juga kayak satu dari sejuta...."

Kivia mengangguk-angguk. Kiev memang seperti satu dari sejuta. "Awal kami sepakat sama-sama pun aku ragu sebenarnya. Aku coba nggak denial dan mengakui perasaanku sendiri. Aku mau ada di sisi dia...."

Kivia menghela napas. "Tapi pernikahan...."

Omongan Kivia menggantung begitu saja.

"Gara-gara Dave dulu ya, Ya?" tebak Ganis. Bagaimana pun sikap Dave yang abuse dan toxic relationship yang pernah Kivia jalani benar-benar sesuatu yang nggak bisa dianggap remeh.

Kivia terdiam. Hening menyergap keduanya.

"Tapi kamu tau Kiev bukan laki-laki semacam Dave, kan?" tanya Ganis lagi.

Kivia mengangguk. "Kiev baik, baik banget."

"Tapi pendapat kamu tentang pernikahan gimana?"

"Kalau dulu aku bulat nggak yakin untuk menikah. Sama Kiev, aku mulai bayangin masa depan," jelas Kivia jujur.

"Dan pernikahan termasuk di masa depan itu?"

Kivia menggigit bibirnya. "Hm, maybe...."

"Nggak apa-apa, Ya. Take your time," sahut Ganis menepuk pelan pundak Kivia.

"Walau nggak menghakimi orang-orang yang memilih untuk nggak menikah karena berbagai alasan, aku juga sadar kalau banyak pernikahan yang sehat dan harmonis di sekelilingku. Kayak ayah dan mamaku dulu, atau rekan-rekan kerjaku di sites yang setia sama pasangannya meski banyak godaan untuk berkhianat. Tapi, aku masih bingung...."

Ganis menyimak dengan serius. "Tapi kalau udah takdirnya tiba, biasanya akan dipermudah, Ya. Kita emang udah seharusnya menggantungkan semuanya sama Pemilik Takdir."

Kivia mengangguk mendengar perkataan bijak Ganis.

"Di usia kayak kita gini, yang dibayangin dalam pernikahan bukan yang indah-indahnya lagi aja nggak sih? Malah kesannya jadi terlalu takut."

Ganis menjentikkan jarinya. "Karena realistis. Kalau aku juga setiap ada yang deket mikirnya udah ke sana-sana. Maksudnya, nih cowok potensial nggak ya kalau sama aku?"

"Semoga dapat yang terbaik ya, Nis...." Kivia mengembangkan secercah senyum tulus.

"Pokoknya orang-orang bilang tuh komunikasi adalah kunci. Tapi aku tau teorinya aja sih, Ya. Prakteknya mah boro-boro. Belum ada hilalnya gini. Kamu mah jelas," goda Ganis lagi.

Kivia tersenyum lebar saat Ganis menyolek dagunya. "Ganissss."

"Udah go public juga uwu."

Kivia menangkup pipinya yang memanas. Lantas saja Ganis semakin menggodanya habis-habisan.

"Jangan bahas aku mulu ah. Gantian, sekarang cerita si cowok potensial yang deket sama kamu tuh gimana orangnya?"

Ganis mulai asik bercerita mengenai pria yang dekat dengannya. Sehabis dari gym center, mereka menghabiskan waktu makan bersama. Kemudian dilanjutkan mengunjungi sekolah model yang Ganis dirikan. Kivia benar-benar menikmati hari ini.

***

"Alasan masih bersama... bukan karena terlanjur lama... Tapi rasanya yang masih sama...."

Monolog dari Pamungkas menyapa indra pendengaran Kivia setibanya di festival musik tahunan itu. Kivia keluar dari mobil saat Maya datang menjemputnya dengan riang. Kivia merapatkan topi baseballnya kemudian berjalan di sisi Maya. Syukurnya Kivia masih bisa melenggang dengan aman tanpa perlu berdesakkan seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Bersama Maya, Kivia berdiri tepat di bagian samping panggung.

"Bentar lagi Shea tampil. Terus dilanjutin sama Bos Kiev. Kita di sini dulu ya, Mbak? Backstage agak chaos soalnya."

"Iya, nggak apa-apa, May. Enak di sini strategis nontonnya."

Kivia mengetikkan pesan mengabari Kiev bahwa ia sudah hadir di tempat ini.

"Semangat performnya. Lancar yaaa."

Kiev membalas dengan voicenote setelahnya.

"Makasih, sayang," bisik Kiev. Suara Kiev terdengar di tengah-tengah suara-suara lain yang bersahutan.

Tak lama kemudian, Shea yang dulu pernah berperan sebagai putrinya, Kaia versi remaja di film Senja di Pelupuk Borneo naik ke atas panggung. Pemenang ajang pencarian bakat populer itu disambut meriah oleh para penonton. Di belakang Shea, Kiev menyusul bersama pemain band pengiring Shea yang lain. Animo penonton kian memanas melihat kehadirannya.

Kiev tersenyum tipis menyapa para penonton sembari mengatur gitar listriknya.

"Kiev lagi jadi lead guitaristnya Shea," ujar Maya.

Ya, selain memproduseri lagu Shea, Kiev tak jarang memberi dukungan talent di agensinya itu dengan perform bersama sebagai pengiring. Suara lembut Shea terdengar menghanyutkan. Para penonton larut dan menikmati penampilan yang Shea sajikan. Permainan gitar Kiev juga membuat penonton terkesan.

Shea yang pertama kali menotis keberadaan Kivia melambaikan tangan sambil bernyanyi. Gadis itu mendekat ke arah Kiev dan menjauhkan microphone saat memberitahukan keberadaan Kivia pada Kiev.

Kiev lantas menoleh ke arah yang Shea tunjukkan. Ia terlihat kebingungan mencari-cari sambil terus memainkan gitarnya, sebelum akhirnya manik matanya menangkap sosok Kivia.

Cowok itu tersenyum hangat dan Kivia pun turut melengkungkan senyum. Penampilan Shea pun selesai, remaja itu mengucapkan terimakasih pada penonton dan membungkukkan badan. Shea kemudian turun dari panggung dan Kiev kini maju seraya membuka jaket dan topinya. Penonton cewek histeris ketika Kiev menyuar rambutnya.

"Gila ganteng bangeeeet!"

"Demi alek, kaga ngapa-ngapa gue. Taoi gimana bisa ada orang ganteng overdosis begitu?!!!"

Kiev mengatur stand microphone dan kembali memainkan gitar listriknya. Gebukan drum dan alat musik lain yang dibawakan oleh teman-temannya merasuk memeriahkan lagu original Kiev. Kiev membawakan tiga lagu andalannya dan sukses membawa penonton bernyanyi bersamanya.

Terakhir, Kiev akan membawakan lagu dari musisi tanah air, Tangga. Kiev meletakkan gitar listriknya, ia membawa microphone bersamanya dan lebih maju ke barisan penonton.

"Oke, nyanyi bareng ya semuanya. Teristimewa diperuntukkan bagi seseorang yang bikin kalian merasa hebat...."

Bagaikan... tetesan hujan di batasnya kemarau
Berikan kesejukan yang lama tak kunjung datang
Menghapus dahaga jiwaku akan cinta sejati

Suara lembut Kiev dan petikan gitar akustik pun berpadu di tengah-tengah malam yang kini tampak begitu syahdu.

Betapa sempurna dirimu di mata hatiku
Tak pernah ku rasakan damai sedamai bersamamu
Tak ada yang bisa yang mungkinkan mengganti tempatmu

Ooh Kau membuat ku merasa hebat
Karena ketulusan cintamu
Ku merasa teristimewa hanya...
Hanya karena (karena) karena cinta (cinta)
Kau beri padaku sepenuhnya
Buatku selalu merasa berarti

Kini ku merasa hebat
Karena kau yang membuat ku makin kuat
Jantungku bergerak cepat
Semua yang berat bisa lewat
Inikah cinta yang sejati, cinta

Melayang ku terbang berenang di awan
Tak akan kita kan lepas dan jatuh sekarang
Cinta, sang cinta, kita kan terus mencinta

Kiev berjalan mengitari panggung. Kivia yang sadar Kiev terus memandangnya sambil berjalan mendekat tiba-tiba langsung dilanda gugup. Semua penonton semakin menggila saat Kiev duduk dengan berjongkok mengampu satu lututnya di tepian panggung. Begitu dekat. Matanya lurus menatap Kivia sembari terus bernyanyi.

Betapa sempurna dirimu di mata hatiku
Tak pernah ku rasakan damai sedamai bersamamu
Tak ada yang bisa yang mungkinkan mengganti tempatmu

"Ya ampun! Itu Kivia bukan sih?"

"Mana mana?"

"Itu yang ituuu yang di depan Kiev banget."

"Eh, mereka go public?"

"Iya udah official dari kemaren-kemaren!"

"Ih so sweet deh!!!"

"Tuh kan gue bilang juga apa nggak mungkin nggak ada apa-apa!"

"Aduh pandangan macam apa itu miskah?!"

"Aku iri, aku bilang."

Kau membuat ku merasa hebat
Karena ketulusan cintamu
Ku merasa teristimewa hanya...
Hanya karena (karena) karena cinta (cinta)
Kau beri padaku sepenuhnya
Buatku selalu merasa ooh

Kiev terus bernyanyi dengan perasaan senang, gemas memandangi Kivia yang kadang menutup matanya sendiri dengan telapak tangan. Atau Kivia yang kini mulai bernyanyi bersamanya menikmati lagu yang dirilis pada tahun 2012 silam ini.

Kau membuat ku merasa hebat
Karena ketulusan cintamu
Ku merasa teristimewa hanya...
Hanya karena (karena) karena cinta (cinta)
Kau beri padaku sepenuhnya
Buatku selalu merasa berarti~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top