empat puluh tiga
"Beneran nggak apa-apa, Mbak? Kalau Mbak ngerasa terlalu padat aku bakalan negoisasi lagi," kata Maya mengenai jadwal Kivia.
Jadwalnya memang terasa dua kali lebih padat dibandingkan sebelumnya.
"Nggak apa-apa, May. Udah cukup kok menurutku, nggak padat-padat banget, aku masih bisa istirahat. Makasih banyak yaaa." Kivia tau betul manajernya itu harus bekerja keras dan kerepotan berkomunikasi dengan klien mereka dan mengatur reschedule serta tawaran project yang berdatangan. Kivia berpikir mempersiapkan hadiah untuk kerja keras Maya.
Setelah berhari-hari tidak bisa tampil di hadapan publik, Kivia akhirnya kembali bekerja. Menjadi sibuk dan berinteraksi dengan banyak orang baik untuknya ketimbang berdiam diri atau sendirian.
Kivia takut ia kembali overthink juga memori buruk yang menghantuinya, akan memicu Kivia kembali bertindak ekstrem.
Kivia juga telah berkonsultasi dengan psikiaternya, dr. Elina dan beliau memang merekomendasikan Kivia untuk beraktivitas seperti sedia kala. Berkenaan dengan jadwal Kivia yang padat, dr. Elina hanya mengingatkan agar Kivia juga tidak mengabaikan waktu istirahatnya, makan yang cukup dengan gizi berimbang dan rutin berolahraga.
Pagi ini, Kivia terlibat dalam project yang cukup besar yakni pagelaran busana desainer ternama Indonesia.
Kivia telah fitting untuk tiga pakaian rancangan desainer tersebut. Gaun malam, tunik dengan kain khas Indonesia yang terakhir yaitu kebaya. Selain model profesional, di sana juga terdapat beberapa tokoh perempuan seperti Menteri, CEO, atlet, penyanyi juga aktris lainnya seperti Early, Bu Maysha juga Delisa.
Early dan Bu Maysha menyambut kedatangan Kivia dengan mengobrol ringan bertukar kabar setelah cukup lama tidak bertemu. Sejumlah pengisi acara lainnya juga menyapa Kivia dengan ramah.
'Wah, seneng banget bisa ketemu kamu secara langsung," ujar salah satu aktris senior.
Di antara keramahan dan kehangatan suasana itu, ternyata ada satu orang yang masih menyimpan rasa tidak suka pada Kivia. Ya, itu Delisa. Ia hanya tersenyum tidak tulus dan dalam hatinya terus menggerutu sebal melihat Kivia yang jadi pusat perhatian.
"Kenapa sih dia juga harus ada di sini?" batin Delisa kesal.
Maka saat Ganis Keara hadir di tengah-tengah mereka, Delisa langsung mencoba untuk menarik perhatian model Indonesia yang sudah melanglang buana di kancah internasional itu.
"Hai ... Ganis, aku Delisa," ujar Delisa sambil mengulurkan tangan pada Ganis, yang kepulangannya ke Indonesia untuk mengikuti event ini saja sudah begitu menggemparkan.
Dari fans yang menyambutnya di bandara juga berita tentang Ganis yang trending sejak satu pekan sebelum kepulangannya. Jika interaksinya dengan Ganis tampil di media, imej Delisa juga makin bersinar.
"Oh, hai ...." jawab Ganis ramah sembari membalas jabat tangan Delisa.
"I adore you so much, Ganis. Sebagai fashion enthusiast, kamu itu model favorit aku banget. Aku juga selalu ngikutin fashion show kamu lho, yang waktu di Paris, New York...."
"Wah, thank you, ya...." Mata Ganis melengkung ketika tersenyum, ia jelas berterimakasih mendengar perkataan Delisa. "Aku ke sana dulu...."
"Oke, see you. Nanti kita foto bareng yaaa," kata Delisa lagi.
Ganis mengangguk. "Sure. See you...."
Gadis tinggi itu lalu berjalan untuk menemui sang desainer. Namun, ketika mata Ganis menemukan Kivia yang sedang berbincang dengan Early, langkah Ganis langsung terhenti.
"Kivia?" tanya Ganis dengan ekspresi luar biasa kaget. "Ini, Kivia, kan?"
"Lho, Ganis?" Kivia tampak tak kalah terkejut.
"Oh My God...." Ganis langsung memeluk Kivia heboh. Ia kemudian cipika-cipiki dengan Kivia. "Aku nggak nyangka kita ketemu lagi...."
"Aku senang bisa ketemu kamu lagi," ujar Kivia membalas pelukan Ganis.Semua yang ada di sana pun terkejut dengan interaksi Kivia dengan Ganis. Early dan Bu Maysha saling pandang. Kivia benar-benar mempunyai sisi tak terduga.
Termasuk Delisa yang tampak sangat tidak menyangka. Delisa makin panas melihat kedekatan Kivia dan Ganis yang sama sekali tidak ia prediksi sebelumnya. Bagaimana bisa seorang supir truk seperti Kivia, kenal bahkan sangat akrab dengan Ganis Keara si supermodel itu?
Bagaimana bisa Kivia yang ia anggap berada jauh di bawah levelnya punya relasi pertemanan yang luar biasa sekelas Ganis Keara?
"Lho, kalian saling kenal?" tanya Nadira yang baru muncul dari ruangannya. Nadira Ratna Himawan merupakan desainer kenamaaan yang akan menyelenggarakan pagelaran busana ini.
"Dia teman aku, Bu Nadira. Kita pernah satu dorm waktu di New York. Kita juga satu agency waktu aku masih baru banget jadi model," jelas Ganis sambil merangkul erat Kivia.Kivia tertawa kecil. "Itu cerita yang udah lama banget."
"Kita casting sama-sama. Naik kereta berjam-jam buat casting yang nggak tau bakal keterima atau nggak. Tapi waktu ada kesempatan jadi model Harper Bazaar, which is itu project gede pertama kita, dia ngilang gitu aja," cerocos Ganis dengan mimik wajah yang ekpresif.
"Well, i am so proud, kamu udah jadi supermodel sekarang," kata Kivia seraya menepuk pundak Ganis bersahabat.
Bibir Ganis mencebik. "Kamu juga bakal jadi supermodel kalau nggak ngilang."
"No ... itu takdir kamu berarti, bukan takdir aku," kata Kivia lembut.
"You are a great actress, tho. Awalnya aku kaget waktu diliatin video kamu yang viral saat mengoperasikan haul truck, kamu keren banget asliii," puji Ganis begitu bangga. "Kamu punya banyak utang cerita ya sama aku."
Setelah briefing bersama Nadira, Ganis dan Kivia lebih banyak menghabiskan waktu berdua, juga ditemani Early dan Bu Maysha yang dikenalkan oleh Kivia pada Ganis. Sementara itu, Delisa juga ikut nimbrung. Tapi Ganis tentu cenderung bicara pada Kivia dan mereka asik bernostalgia.
"Sekarang kita gladi, perlu diingetin cara jalan?" tanya Ganis sambil tertawa.
"Perlu lah, udah lama banget aku nggak jalan di atas runway. Dan zaman yang berkembang ini, pasti cara jalan juga berubah, kan?"
"Seenggaknya kamu udah bisa basicnya, jadi model aja lagi yuk ikut aku ke New York," ajak Ganis.
"Hm, walau aku kangen sama kamu, aku mencintai pekerjaan aku di sini."Ganos mencubit pipi Kivia. "Oooow, sweety, ya udah deh, tapi selama aku di sini temenin, yaaa."
"Okay, pasti dong, " kata Kivia sambil membalas cubit pipi Ganis. Rasanya menyenangkan bisa bertemu kembali dengan temannya yang benar-benar teman.
Setelah lama menjalin toxic relationship dengan Dave dan berada dalam pergaulan sosialita Dave yang minim ketulusan, mungkin Ganis adalah teman pertamanya sebelum ia bertemu kembali dengan Kiev.
Ganis mencontohkan cara berjalan dan memberikan semangat pada sahabatnya itu. Sesuai dugaan Ganis, seperti biasa Kivia nggak butuh lama untuk belajar.
Sikap berdirinya sempurna dan cara berjalannya, yeah Kivia as supermodel right now. Berbeda dengan Ganis yang memiliki persona 'fierce' dengan sorot mata super tajam seperti assasin dan lebih dark, Kivia punya persona yang juga kuat tetapi lembut secara bersamaan. Elegan, anggun dan segar untuk dilihat. Meski tanpa senyum, Kivia mampu menyihir semua orang yang memandangnya.
"Wow. You look so stunning," puji Ganis melihat Kivia dalam balutan gaun malam dengan detail Nusantara yang luar biasa.
Gaun malam menampilkan bahu dan tulang selangka Kivia yang indah. Sangat memukau with her perfect height. Riasan make up Kivia kali ini juga agak lebih bold dengan smokey eyes.
"You look gorgeous, as always," balas Kivia memuji.
"Okay here we go."
Di luar sana, suara Kiev mengalun dengan merdu. Ya, cowok itu sebagai satu-satunya laki-laki yang bernyanyi di antara para perempuan yang berjalan di atas runway.
Kivia berdiri dan berusaha meredam degup jantungnya, ia kini berada di belakang Ganis, menunggu giliran untuk maju. Di sekitarnya para staff begitu sibuk dan menata penampilan setiap model bahkan untuk detik terakhir.
Hm, old memories yang Kivia agak rindukan, kerusuhan di backstage.
"Okay, three, two, one. Ganis Keara, go."
Ganis menoleh dan mengepalkan tangannya ke arah Kivia. Kivia juga melakukan gestur semangat itu pada Ganis sebelum raut wajah Ganis yang penuh senyum itu berganti dengan ekspresi 'fierce' andalannya.
"Kivia, ready?"
Kivia mengangguk. Ia siap menjajakkan kaki di atas runway dan mulai menampilkan her best walk.
***
Grand Ballroom itu telah dipadati oleh 4000 penonton juga tamu undangan. Kivia berjalan di atas runway dengan percaya diri. Tak peduli berapa banyak mata yang ada di kanan-kirinya. Gadis itu terus berjalan tanpa kesulitan apa pun.
Semua mata menatap Kivia yang melewati mereka dengan aura yang begitu mempesona. Termasuk seorang pria yang juga duduk sebagai salah satu tamu undangan. Kivia tentu tidak menyadari keberadaannya, tapi pria itu memandang Kivia dengan begitu intens. Matanya terus tertuju pada Kivia.
Gaun malam warna hijau giok melekat di tubuh Kivia yang semampai. Memberi warna pada kulit Kivia yang cerah. Garis jahitan pada bagian samping gaun menonjolkan lekuk tubuhnya.
Gaun itu tampak pas di tubuh Kivia dan tidak terlihat terlalu sempit atau ketat. Helai rambut hitam Kivia ditata rapi di belakang daun telinganya yang terpasang anting berlian berkilauan.
Sementara itu, di ujung sana Kiev masih bernyanyi dengan begitu merdu. Kehadiran Kivia membuat senyum Kiev melebar. Kivia menyambut uluran tangan Kiev sejenak dan tersenyum tipis pada cowok itu sebelum lanjut berjalan.
Kivia berjalan tanpa kendala sampai akhir. Ia lalu bergegas untuk bersiap mengenakan baju kedua. Rambutnya yang kini bergaya pony tail membuat leher jenjangnya terlihat. Pada baju kedua ini, Kivia mengenakan tunik dengan nuansa kain tenun.
Kiev telah menempati kursinya dan menonton Kivia dengan senyum bangga. Di sampingnya terdapat beberapa editor majalah fashion ternama juga tamu penting lainnya.
"Her presence and beauty is so strong," puji wanita paruh baya di samping Kiev menunjuk Kivia.
Kiev mengangguk kemudian beralih tersenyum menatap Kivia. "She looked gorgeous ini every way."
Terakhir, Kivia mengenakan kebaya dengan nuansa tradisional bercampur modern. Nadira Himawan melakukan eksperimen dengan gaya one shoulder. Pada bagian kanan, membungkus lengan Kivia sampai pergelangan. Sedangkan pada bagian kiri menampilkan bahu mulus Kivia yang kontras dengan kebaya hitam dengan motif benang emas tersebut.
Sementara itu, rok berbelahan tinggi dengan kesan terbakar yang digunakan Kivia bermotif batik sasirangan khas Kalimantan Selatan. Rambut Kivia disanggul sederhana dengan pilinan yang menjalur di belakang rambutnya.
Di ujung pagelaran, Nadira Himawan muncul bersama para model. Kivia dan Ganis secara kebetulan mengapit desainer kondang itu. Karena momen-momen terakhir ini cukup santai, Early seperti biasa mengundang tawa dengan gaya humorisnya dan ekspresi kocak. Ia juga memanaskan panggung bersama dengan model super lawak Patricia Gouw.
Kivia dan semua orang yang ada di sana bertepuk tangan saat sang desainer, Nadira Ratna Himawan menerima buket bunga. Setelah sesi foto bersama, pagelaran busana itu pun resmi berakhir.
"Mesmerizing," puji Kiev sembari memberikan buket bunga pada Kivia setelah semua orang tersebar untuk berfoto dengan model lain atau tamu yang hadir.
Kivia menerima buket itu dan memandang Kiev penuh haru. "Ya ampun, terimakasih, Kiev."Kiev dan Kivia saling memeluk untuk beberapa saat kemudian mengambil foto berdua. Mereka tampak sangat serasi seperti itu. Kivia kemudian melihat Ganis yang tersenyum jail ke arahnya.
"Kiev, ini Ganis. Ganis ini Kiev," ujar Kivia memperkenalkan saat Ganis tiba di dekat mereka.
Kiev dan Ganis pun berkenalan secara langsung. Walaupun secara tak langsung, Kiev dan Ganis saling mengetahui satu sama lain mengingat popularitas keduanya.
Kiev kemudian pamit karena harus berfoto dengan pengisi acara yang lain. Usapan lembut Kiev pada lengan Kivia saat akan berpisah tak luput dari perhatian Ganis.
"Aaaak, kayaknya nggak cuman jadi suami di film aja ya?" kata Ganis sambil bersidekap dada melihat interaksi Kiev dan Kivia.
Kiev dan Kivia mungkin tidak selalu berdekatan, tapi radar Ganis dapat mengetahui ada sesuatu yang terjadi di antara Kiev dan sahabatnya itu.
Kivia terkesiap lalu tersenyum ke arah Ganis. "He is my favorit person," bisik Kivia.
Mata Ganis membulat antusias. "Really? Aw happy for youuu, Yaaa."
Ganis memeluk Kivia sejenak. "Bentar, kalian nggak go public ya?"
Kivia tersenyum simpul. "Iya, kalau ada yang nanya biasanya dialihkan. Aku sering bilang ke wartawan 'Ini mau bahas project, kan?' Gitu. Soalnya nggak enak kalau berita yang menjamur malah aku sama Kiev-nya. Bukannya karya yang kami kerjakan."
Ganis mengangguk-angguk. "Iya sih ya, kalau udah jadi santapan publik emang susah banget. Apalagi kalau udah nyenggol masalah privasi."
"Iya, secukupnya aja makanya," kata Kivia tersenyum diplomatis.
Tiba-tiba, seorang pria yang secara intens memperhatikan Kivia akhirnya memiliki kesempatan untuk menjumpai gadis itu
"Hai, long time no see, Kivia," kata pria yang penuh seringaian itu.
Tubuh Kivia mundur secara otomatis saat pria itu tau-tau ada di depannya. Ganis melirik bingung dengan keadaan itu.
"Kamu ... nggak mungkin udah lupa sama aku, kan?" tanya pria itu mengangkat satu alisnya juga senyum miring yang angkuh.
"Hm, oh. Aku ke sana dulu," kata Kivia agak terbata. Tapi ia berusaha untuk tidak menunduk takut walau melakukan kontak mata dengan pria di depannya ini merupakan hal yang ingin Kivia hindari.
Dave menahan tangan Kivia sebelum gadis itu berbalik pergi. "Kivia, tunggu."Kivia berusaha menyentak tangannya. "Tolong lepas."
"Dengarkan aku dulu," tahan Dave bersikeras.
"Lepasin saya," tegas Kivia, tangannya terasa sakit dan memerah akibat genggaman Dave.Dave tertawa hambar saat Kivia berhasil menyentak tangannya dengan kasar sehingga genggaman itu terlepas.
"Hey, what's wrong with you, dude?" tanya Ganis waspada. Terlihat sekali Kivia merasa terganggu dengan pria yang lebih pendek darinya ini. Tampang keras pria itu memang sedikit mengintimidasi.
"Kamu kenal orang ini, Ya?" tanya Ganis.
"Saya mantan tunangan Kivia, Dave Ajibrata," sela Dave tersenyum miring.
"Ganis, kita pergi aja dari sini," kata Kivia sembari menggenggam tangan Ganis. Gadis itu sedikit gemetar.
"Aku ... akan unggah kenangan kita berdua. Nice to meet you, my ex fiancee. Begitu, setuju, kan?" ujar Dave dan menahan langkah Kivia.
Kivia menatap Dave tajam. "Saya nggak mau berurusan lagi dengan kamu, Dave. Jadi nggak usah macam-macam."
"Aku cuma mau bernostalgia. Ngeliat seberapa hype dan popularitas kamu saat ini aku pasti juga akan kecipratan. Media haus berita itu akan langsung lahap kedekatan kita. Ya ... walaupun masa lalu," kata Dave lagi.
"Saya nggak mau dikaitkan dengan kamu apa pun itu."
"Bagaimanapun, masa lalu kita udah terkait." Dave melirik bunga pemberian Kiev yang ada di pelukan Kivia. Ia tak buta melihat interaksi mantan tunangannya dengan seorang Kiev Bhagaskara.
Dave berdecih. "Aku kira kita akan bisa berteman lagi. Atau mungkin kamu bisa mempertimbangkan lebih? Kebetulan aku lagi proses cerai dengan istriku."
"Apaan sih?" kata Ganis spontan, ia juga merasa terganggu dengan sikap dan kata-kata Dave.
Dave menunjukkan smirk. "Hei, you must be a supermodel Ganis Ayu, atau kita harus ngeroom dulu untuk kenalan?"
"You jerk," maki Ganis syok dengan perkataan Dave. Ia memang sering berada di luar negeri tapi perkataan Dave padanya adalah sebuah pelecehan.
"I am a super rich man, hati-hati dengan mulut kamu," ujar Dave tak terima mendengar umpatan Ganis.
Ganis berkacak pinggang dengan nyolot. "Lo yang harusnya jaga mulut. Nggak usah belagak ya. I dont fucking care you super duper rich man kek, lo punya gunung sama hutan sedunia kek, bapak lo yang bangun mal di Mars kek. Nggak peduli!"
Sebelum makin panas, Kivia menarik tangan Ganis untuk pergi dari sana. Dave yang tak terima lantas emosi dan menahan lengan Kivia lagi.
"Diam di sini, Kivia! Aku belum selesai!"
Saat itu, Kiev muncul dan menahan tangan Dave. Ia melepaskan tangan Dave dari Kivia. Tubuh tinggi Kiev berdiri di hadapan Kivia serupa tameng.
Kiev dan Dave berpandangan sengit.
bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top