duapuluh tiga

Novel Mega Best Seller, 'Senja di Pelupuk Borneo' karya penulis Oktarianti Naina, diangkat ke layar lebar.

Ananda Early melengkapi jajaran pemain film 'Senja di Pelupuk Borneo' besutan sutradara Davidio Gautama.

Aktris Senior Maysha Giovani, segera comeback dalam film 'Senja di Pelupuk Borneo'.

Bertabur bintang, 'Senja di Pelupuk Borneo' siap tayang akhir tahun di bioskop!

Terkuak! Ini dia sosok pemeran utama wanita film Senja di Pelupuk Borneo!

Confirmed. Aktris pendatang baru yang akan jadi lawan main aktor Kiev Bhagaskara dalam film 'Senja di Pelupuk Borneo'.

Heboh, stuntwoman yang berhasil dilirik menjadi pemeran utama wanita. Penasaran akan sosoknya?

Artikel-artikel yang membahas tentang film Senja di Pelupuk Borneo mulai menjamur ketika press release line up pemain tersebut. Animo masyarakat sungguh luar biasa, entah dari fans militan Kiev, pembaca setia Tari atau masyarakat umum lainnya. Bahkan judul film serta nama-nama pemain sempat memenuhi trending topic twitter.

Mereka juga amat antusias dan penasaran dengan Kivia. Sebagai aktris pendatang baru, tidak banyak informasi yang mengulik tentang sosoknya. Membuat khalayak benar-benar penasaran.

Terlebih saat melihat interaksi Kiev dan Kivia walau hanya dalam video pendek beberapa kru atau foto yang dirilis. Interaksi yang biasa saja sesungguhnya, tapi momen-momen yang begitu dinanti-nantikan itu membuat para netizen bereaksi heboh. Entah tatapan mata keduanya yang intens dan dianggap penuh cinta atau kemiripan struktur wajah keduanya yang mirip, atau senyum menawan serta look mereka yang memang lovable. Ditambah lagi para media, entah itu infotainment, media cetak ataupun digital tentu saja beramai-ramai membuat konten mengenai hal yang trending saat ini.

Ada banyak komentar dan tanggapan, entah itu pro atau pun kontra. Pemilihan Kiev sebagai pemeran utama pria saja masih ada yang kontra begitupula Kivia yang notabene-nya, aktris pendatang baru. Tentu banyak yang meragukan kemampuannya saat ini dan menganggap bahwa ia tak layak untuk menjadi pemeran utama wanita dalam project besar seperti ini. Namun, hal itu dengan lantang Tari sanggah dalam wawancara eksklusifnya.

Sebelum Nonton, Kenali Dulu Yuk Rembulan Kivianisya, Pemeran Tokoh Citra dalam Film Senja di Pelupuk Borneo.

Aktor dan juga musisi kenamaan, Kiev Bhagaskara akan beradu akting dengan aktris pendatang baru yang ramai diperbincangkan di dunia internet belakangan ini. Senja di Pelupuk Borneo adalah film berbudget tinggi yang diadaptasi dari novel National Best Seller karya Oktarianti Naina.

Kiev Bhagaskara yang memiliki track record luar biasa dalam dunia entertainment tanah air resmi didapuk menjadi pemeran utama. Publik penasaran dengan siapakah yang akan mendampinginya dalam film ini. Tak disangka, Kiev akan beradu akting dengan aktris pendatang baru dengan nama Rembulan Kivianisya.

Sang penulis novel Senja di Pelupuk Borneo, Oktarianti Naina, mengaku kesulitan mencari aktris yang cocok untuk memerankan Citra, pemeran utama dalam novel itu. Sampai akhirnya ia menemukan Kivia, yang ternyata awalnya berperan sebagai stuntwoman dalam film itu.

"Iya, jadi awalnya Kivia akan bantu kita sebagai stuntwoman untuk mengoperasikan truck haul. Jujur aja aku udah frustrasi banget saat itu karena nggak ada yang benar-benar pas dalam benak aku untuk memerankan tokoh Citra. Jadi, waktu ketemu sama Kivia, aku kayak liat Citra dalam pikiranku keluar dari dunia fiksi. Saking kliknya aku ke dia. Awalnya dia sempat nolak, syukurnya setelah diskusi beberapa kali, Kivia menerima tawaranku untuk memerankan Citra."




***

Rasa kepo netizen hanya bisa terjawab dalam laman instagram official film, atau pada postingan kru film. Instagram Kiev kebanyakan hanya mengunggah foto-foto alam atau candid pemain dan kru. Hampir tidak ada fotonya bersama Kivia. Jika objek fotonya Kivia tentu yang Kiev unggah yang tidak terlihat wajahnya dan membuat interaksi mereka begitu eksklusif. Beberapa netizen bahkan membuat fanbase tersendiri untuk mereka yang merangkum sekecil apa pun momen Kiev dan Kivia. Mereka memproklamirkan diri sebagai Kiev dan Kivia Shipper.

Kivia sendiri juga dibuatkan account instagram dan kalian harus tau bahwa ia kini memiliki smartphone. Itu juga diberikan oleh Kiev. Kameranya yang seperti obat promag itu hanya digunakan Kivia sesekali, selebihnya smartphone itu hanya teronggok tanpa tersentuh. Ah ya, account instagram Kivia juga dipegang oleh managernya, Maya.

"Kak, kamu kenal orang ini?" Maya menunjukkan salah satu dm instagram seorang akun bercentang biru. Maya kenal cowo itu, dia adalah pengusaha muda dan kaya raya, bermukim di Bali dan sering memberikan seminar-seminar dengan harga pendaftaran yang fantastis.

Kivia menengok melihat seseorang yang dikenalnya terpampang dalam foto profil akun itu. Kivia tersenyum pada Maya. "Nggak usah dibuka ya."

Kening Maya mengernyit, bagaimana bisa Kivia mengenal Dave Ajibrata? Yang ia tau, Kivia merupakan pengemudi truk pengangkut batu bara dan bertahun-tahun tinggal di mess yang terpencil ini. Maya segan untuk bertanya lagi karena Kivia terlihat tidak ingin menjawab hal yang berkenaan dengan Dave.

"Dia cuman ... teman lama."

Hanya itu yang Kivia jawab pada Maya dan tidak berkenan menjelaskan hal lain.

Orang-orang yang bersangkutan dengan masa lalu Kivia bermunculan satu persatu. Suatu hari, pagi-pagi sekali ada pesan beruntun, syukurnya Kivia yang pertama kali melihat pesan itu dan Maya tidak sempat melihatnya karena gadis itu kini sedang tidur di depan Kivia.

Kivia kembali memeriksa pesan itu dan membaca dari awal. Pesan dari Sean Danuatmaja.

seandanu : Hi
seandanu : I'm not sure, kamu yang langsung megang akun ini atau orang lain
seandanu : Tapi menurutku pasti orang lain
seandanu : Good luck for your first movie, Ya
seandanu : Aku sangat bersyukur kamu menerima tawaran film ini dan berhenti mengasingkan diri
seandanu : Ayah kamu sehat
seandanu : he missed you, Ya

Mata Kivia memanas membaca pesan-pesan dari Sean. Tangannya gemetar ketika memutuskan menuliskan balasan.

kivianisya : no, saya nggak percaya yang kamu bilang
kivianisya : akun kamu bakal saya blokir. hubungi lewat surel saja, saya nggak mau pesan kamu dibaca orang lain, jangan coba-coba lagi hubungi saya di sini. saya serius.

seandanu : allright.

Setelah itu, Kivia langsung memblokir kontak Sean dan menghapus pesan itu.
Kivia mengembuskan napas berat, dadanya luar biasa sesak hanya karena beberapa baris pesan dari Sean. Tutornya itu bahkan membahas tentang ayah yang telah mengusirnya dari rumah. Yang tidak menginginkan dan membutuhkannya.

Kiev yang menyadari ada yang aneh dari diri Kivia mendekat dan meraih tangan gadis itu. Kivia bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Kiev yang menggandengnya keluar ruangan. Menjauh dari beberapa kru yang sedang beristirahat.

Kiev membawa Kivia duduk berdampingan di atas batu besar yang tak jauh dari mess. Tempat favorit mereka. Kivia hanya memandang sendu pemandangan di depannya.

"Ya...." Kiev membenahi rambut Kivia yang berterbangan dan menyelipkannya ke belakang telinga. "I thought you're not okay."

Kivia diam sejenak memandang Kiev tepat di manik mata. Pertahanannya runtuh dan mata gadis itu bagai kaca yang retak dalam sekali sentuhan. Mulut Kivia terbuka dan menjawab dengan suara yang gemetar. "Hm, i am not okay."

Kiev mengangguk dan tanpa suara merengkuh kepala Kivia kemudian mendekapnya.

Kivia membenamkan wajahnya dalam pelukan Kiev. Titik amannya. Air matanya menyeruak. Bahunya berguncang seiring isak tangis yang lolos dari mulutnya.

Mendengar isakan memilukan itu, Kiev hanya bisa memberikan rasa aman dalam pelukannya. Juga usapan menenangkan pada puncak kepalanya. Ia tidak pernah mendengar Kivia sejujur ini dalam meluapkan tangisnya. Gadis itu selalu terlihat kuat. Tidak pernah ada kata rapuh yang ia tunjukkan. Maka dari itu, yang Kiev lakukan hanyalah menunggu. Apakah Kivia bersedia membaginya bersama Kiev. Agar luka itu terburai dan berhenti untuk memendamnya sendirian.

***

Satu bulan berlalu dan betapa melegakannya tahap pra produksi telah rangkum. Kemudian mereka memasuki tahapan selanjutnya yaitu tahap produksi. Tahap di mana semua materi gambar, suara dan efek-efek yang masih mentah direkam melalui proses syuting.

Kivia tau bahwa ia benar-benar baru dalam dunia seni peran. Saat latihan pun, Kivia masih merasa kaku dalam beberapa adegan. Selain Kiev dan pemeran lainnya sebagai lawan mainnya, acting coach membantu banyak dalam memperhatikan teknik dan detail-detail dalam berakting. Pada reading dalam satu bulan itu pun Kivia intensif menghadiri kelas akting untuk mengasah kemampuannya.

Terdapat banyak hal yang membuat Kivia gugup, tentu karena ini adalah tanggung jawab baru baginya. Setelah bertahun-tahun mengurung diri dari dunia luar dan hanya berinteraksi dengan beberapa orang di lingkungan kerjanya yang ruang lingkupnya tergolong kecil, Kivia keluar dari zona nyaman. Bertemu orang baru dan pengetahuan baru serta pengalaman berharga.

Lihat saja, ia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan mengenakan kebaya pengantin berwarna putih. Meski sederhana, Kivia sungguh memerankan seseorang yang akan menikah hari ini. Dan waktu-waktu berikutnya ia resmi berperan sebagai istri seseorang.

Make up stylist sibuk menarikan brush di sekitaran wajahnya. Memberikan sentuhan make up sederhana namun membuat karakter Citra terlihat lebih istimewa dibanding hari biasanya. Rambut panjangnya disanggul rapi, bulu matanya yang lentik, juga bibir tipisnya yang kini disapu oleh lipstik merah merona.

Kivia digandeng oleh Bu Maysha memasuki set shooting pernikahan. Dekorasi diatur sedemikian rupa, tetap sederhana namun terkesan indah. Ada Kiev yang tampak begitu tampan dengan setelan jasnya. Rambut Kiev diatur belah pinggir, tidak mengurangi ketampanannya sedikit pun.

Kiev versi Bagas di hadapan Citra adalah sosok yang kalem, rapi, sopan dan sangat mencintai istri dan keluarganya. Kivia lalu duduk bersimpuh di samping Kiev. Kiev yang dari tadi tercengang dengan keanggunan Kivia, mencoba menguasai diri.

"Cantik," bisik Kiev pada Kivia yang lantas tersenyum.

Mereka melakukan scene layaknya pasangan di hari bahagia mereka. Kiev tersenyum malu-malu ketika memasangkan cincin pernikahan di jari manis Kivia. Begitu pula sebaliknya. Kivia memejamkan mata ketika Kiev mendekat dan mencium keningnya takzim. Kemudian mencium punggung tangan Kiev.

Mata keduanya berkaca-kaca. Apalagi ketika Kivia memandang ke arah Bu Maysha yang berperan sebagai ibunya. Kivia membayangkan andai saja ibu kandungnya masih berada di dunia, apakah ekspresi itu yang akan Kivia lihat ketika ibunya mendampinginya saat hari pernikahan?

Atau ... ayah yang akan menjabat tangan Kiev, memberikan izin untuk menikahi putrinya?

Kivia menghapus air mata di sudut matanya sebelum tertawa kecil. Merespon Early yang melontarkan candaan untuk menghiburnya. Sebenarnya adegan pernikahan ini hanya ditampilkan beberapa menit untuk kompilasi interaksi manis antara Bagas dan Citra sebelum konflik di antara mereka terjadi.

Namun, beberapa menit itu saja membutuhkan waktu juga tenaga yang tidak main-main. Bukan hanya pemain, namun kru juga bekerja keras agar setiap detik penuh makna dalam film itu tersaji dengan baik.

Scene selanjutnya, tentu saja tentang kemesraan Bagas dan Citra setelah menikah. Mereka banyak mendiskusikan hal ini dengan sutradara. Kivia tergelak ketika Dio mencontohkan adegan yang ia inginkan dengan memeluk Kiev.

Lalu tibalah mereka berdua yang kini melakukannya. Jujur saja Kivia merasa gugup saat Kiev berdiri di belakangnya. Apalagi saat tengan Kiev melingkari bahunya dan masih dalam posisi begitu ketika mendengar arahan Dio. Dialog mereka juga kebanyakan dengan bahasa Banjar serta Bahasa Indonesia. Maka dari itu Kiev dan pemain lain yang tidak berlatar belakang suku Banjar juga aktif mempelajari bahasa daerah tersebut kepada Kivia dan pemain lain yang berasal dari sini untuk keperluan pendalaman karakter mereka.

Set beralih ketika Kivia berakting tidur di atas sofa karena menunggu suaminya pulang. Dalam satu hari itu mereka sudah beberapa kali berganti pakaian. Sekarang Kivia mengenakan daster rumahan dan rambutnya digerai. Sedangkan Kiev mengenakan kemeja kerja dan celana bahan yang super rapi. Kemeja longgar yang dikancing hingga atas, agak culun memang kelihatannya.

Bagas menaruh tas kerjanya di atas meja lalu berlutut hingga wajahnya sejajar dengan wajah lelap sang istri. Ia mengusap puncak kepala Citra dengan sayang dan mengecup keningnya. Bagas mengangkat tubuh istrinya lalu berjalan ke arah kamar. Meletakkan tubuh Citra dengan amat hati-hati ke tempat tidur mereka. Citra mengeliat, akan tetapi melanjutkan tidurnya dengan memeluk guling.

Kemudian ponsel lain Bagas bergetar. Bagas segera mengangkat ponsel itu dan berdiri menjauh dari Citra, tepatnya di balik jendela kamar mereka. Ia mengucapkan kode rahasia dan mendengarkan lawan bicaranya dengan air muka yang luar biasa datar. Sama sekali tidak seperti Bagas yang dikenal oleh sang istri.

"Segera laksanakan," ujar Bagas dengan nada suaranya yang berat. Ia segera menyembunyikan ponselnya saat terdengar lenguhan Citra. Istrinya itu sudah duduk sambil mengusap-ngusap mata, lalu menutup mulutnya karena menguap lebar.

"Bagas...."

Bagas yang tadinya membelakangi Citra dengan raut dingin segera berbalik dan memasang senyum manis. "Pun."

Pria itu melangkah mendekati istrinya dan duduk di tepi tempat tidur. Dikecupnya kening istrinya, sebuah rutinitas ketika ingin pamit maupun baru sampai rumah.

Bagas merangkul bahu Citra dan membawa gadis itu untuk kembali berbaring. Kali ini dalam dekapannya. Tangan Bagas tanpa henti membelai lembut rambut Citra, membuat istrinya itu kembali memejamkan mata. Tak lama, Citra kembali terlelap dengan hembusan napasnya yang teratur. Namun, tidak untuk Bagas. Matanya masih terbuka, pikirannya berkelana pada eksekusi yang akan ia lakukan esok hari. Dan menuntutnya untuk meninggalkan Citra entah beberapa hari atau sampai berminggu-minggu. Walau selama ini, Citra selalu pengertian karena ia yang pernah tidak pulang selama satu-dua hari.

Maka dari itu, keesokan harinya, Bagas pamit dan meminta Citra untuk mendoakannya.

"Rasanya ini yang terakhir ulun ninggalakan pian lawas, doakan ulun lah," pamit Bagas setelah mencium kening istrinya itu.

(Aku rasa ini yang terakhir aku meninggalkan kamu lama, doakan aku ya.)

Citra mencium pipi Bagas setelah salim dengan suaminya itu. "Inggih, hati-hati di jalan."

(Inggih = iya)

Dengan perasaan berat, sepasang suami istri yang baru menikah itu berpisah. Lambaian tangan Citra melambat ketika Bagas menaiki mobil bututnya. Citra berjalan hingga depan halaman. Lalu memandang sendu mobil Bagas yang menghilang setelah berbelok di ujung jalan.

Sementara Bagas tentu tidak sedang ke tujuan yang ia sebutkan pada Citra. Mobilnya memasuki belantara hutan, mengganti kemeja lusuhnya dengan seragam hitam-hitam ditambah dengan rompi anti peluru. Juga masker serta topi hitam. Tatapan matanya tajam dan tangannya cekatan menyiapkan jenis-jenis senjata juga peluru. Setelah siap, ia menyentuh alat komunikasi yang menempel di telinganya. Sesekali ia mengangguk sambil memandang lekat foto dirinya dan Citra yang terletak di dashboard mobil. Bagas mencium foto itu lalu keluar dari mobilnya yang terparkir di tengah-tengah hutan belantara dan disamarkan oleh pohon dan tumbuhan kering.
Satu yang Bagas pikirkan, ia harus menuntaskan misi ini lalu kembali pada Citra yang menunggunya di rumah.




Bersambung

Oke, gaissss. Jadi, kalau nama Kiev dan Kivia ganti jadi nama Bagas dan Citra itu waktu mereka lagi on camera yaaa. Hihi biar mantap aja gituuu kalian bayanginnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top