duapuluh dua

Pada hari ini, Sabtu tanggal limabelas bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Puluh

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

PT. K Media Visitama, berkedudukan di Jakarta Pusat. Dalam hal ini diwakili oleh Kiev Bhagaskara, dengan kedudukannya sebagai Direktur Utama. Bertindak untuk dan atas nama perusahaan dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA atau disebut K-Entertainment.

Rembulan Kivianisya, berkedudukan di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Dalam hal ini bertindak atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau disebut sebagai talent.

Kedua belah pihak saling memahami dan menerangkan terlebih dahulu bahwa:

PIHAK PERTAMA adalah sebuah badan usaha jasa/produksi yang bergerak di bidang entertainment; Music Producer, Event Organizer, Artist Management, Post Production Commercial, Promotion and Public Promotion.

PIHAK KEDUA adalah talent, setuju mengikat diri menjadi bagian atau anggota dari Artist Management, dengan mengikuti aturan dan atau tata tertib yang dibuat PT. K Media Visitama, yang dikelola oleh PIHAK PERTAMA.

Kedua belah pihak selanjutnya sepakat untuk mengikat diri dalam Kesepakatan Kerjasama ini, dengan ketentutan dan pasal-pasal sebagai berikut:

PASAL 1

PIHAK PERTAMA akan mengusahakan dan mengembangkan berbagai potensi kreatif PIHAK KEDUA secara proposional dan profesional.

PASAL 2
PIHAK PERTAMA akan melibatkan PIHAK KEDUA di berbagai acara atau program yang diselenggarakan PIHAK PERTAMA sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan PIHAK KEDUA.

--




Kivia kembali dihadapkan dengan satu bendel kontrak kerjasama yang nantinya akan banyak membantunya dalam menjalani aktivitas sebagai seorang aktris. Entah itu mengatur jadwal atau memfasilitasi kebutuhannya. Jujur saja, karena Kivia adalah 'anak baru' dalam dunia entertainment, ia menjadi sangat clueless. Namun, bukan berarti ia tidak berpikir kritis dengan apa yang disepakatinya. Kiev sebagai pihak juga sangat memperhatikan kenyamanannya. Seperti memenuhi permintaan Kivia yang menginginkan kontrak kerjasama hanya berlangsung selama satu tahun. Walau mereka memiliki suatu hubungan khusus yang hanya mereka berdua yang tahu, hubungan 'kerja' ini juga diatur secara profesional dengan adanya hitam di atas putih.

Kivia lanjut membaca setiap pasal-pasal kesepakatan itu.

--

PASAL 10
Dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis, sebagaimana diatur dalam ketentuan dan pasal-pasal Nota Kesepakatan Kerjasama ini, PIHAK PERTAMA telah menunjuk Saudari Maya Diandra bertindak sebagai Manajer.

---

Kivia melirik pada perempuan muda berusia 25 tahun dengan kacamata bulat dan topi rajut di sampingnya. Gadis itu memperkenalkan diri sebagai Maya, seseorang yang Kiev percayakan sebagai asisten pribadi Kivia. Maya tampak imut mengenakan hoodie berwarna mint.

--

PASAL 11
Kedua belah pihak sepakat, bahwa segala sesuatu yang belum diatur dalam Kesepakatan Kerjasama ini, akan diatur kemudian berdasarkan profesionalisme dan prinsip kebersamaan.

Demikian Kesepakatan Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dibuat rangkap dua, untuk kepentingan bersama dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

Kesepakatan Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani.

--

Sebelum sesi pembubuhan tanda tangan, Kiev menanyakan apakah ada hal lain yang Kivia inginkan mengenai kontrak tersebut.

"Hm, ... mungkin ... aku mau nggak akan ada pembahasan tentang family background," ujar Kivia tenang. Gadis itu bahkan mengulas senyum tipis pada Kiev.

Maya dan Pakde Bambang yang turut berhadir sebagai saksi kesepakatan itu saling lirik mendengar permintaan Kivia. Sementara Kiev yang sempat terhenyak, segera mengangguk dan balas tersenyum. Walau ia tau setiap Kivia membahas keluarganya adalah seperti riak dipermukaan air yang tenang.

"Oke, ada hal lain lagi?" tanya Kiev.

Kivia menggeleng. "Aku rasa udah. Aku sepakat sama semua pasal yang tertera di kontrak ini."

Setelah itu, mereka bergantian membubuhkan tanda tangan. Semua berjalan cepat dan penuh keyakinan. Suara kertas yang berpindah dan coretan pena pada kertas terdengar jelas.



PIHAK PERTAMA K ENTERTAINMENT

KIEV BHAGASKARA
Direktur Utama

PIHAK KEDUA

REMBULAN KIVIANISYA
Talent

SAKSI 1
MAYA DIANDRA
Manajer

SAKSI 2

BAMBANG WIJAYA


Setelah semua telah menandatangani 'kontrak ekslusif' itu. Kiev dan Kivia saling berjabat tangan. Senyuman manis terulas di bibir masing-masing.

***

Hari selanjutnya, proses reading dilakukan di sebuah bangunan yang masih dalam satu ruang lingkup dengan mess namun terletak cukup jauh dari mess karyawan. Bangunan itu dulunya digunakan untuk tempat menginap beberapa petinggi perusahaan. Kini tempat tersebut disulap menjadi rumah produksi sementara.

Beberapa kru dan pemain lain yang diperlukan di lokasi ini juga sudah mulai berdatangan. Mereka akan melakukan workshop dan memulai proses reading bersama seluruh jajaran pemain untuk pertama kalinya. Kiev duduk di samping Kivia yang sibuk membaca naskah menunggu para pemain lain duduk di kursi yang telah di sediakan. Meja panjang diatur sedemikian rupa agar para pemain dan kru bisa berbincang dengan nyaman.

"Are you okay?" tanya Kiev sembari mengusap punggung tangan Kivia pelan.

Kivia mendongak, mengalihkan perhatian dari naskah di depannya. Gadis itu tersenyum cerah. "Hm, good. Kenapa?"

"Aku gugup soalnya." Kiev terkekeh geli.

"Masa sih?"

Kiev mengangguk cepat. "Iya, excited. Nggak nyangka aja kamu jadi lawan main aku di film ini."

Ekspresi antusias Kiev, membuat Kivia tersenyum lebar. "Aku juga masih suka nggak nyangka."

Atensi mereka teralih pada Tari, Dio dan beberapa orang lainnya yang mulai memasuki ruangan itu.

"Hai, gengs. On time banget nih dua pemeran utama kita...." Tari terkekeh sembari menepuk pundak Kivia. Kemudian menempati kursinya.

Kiev lalu membuka jaket jinsnya dan meletakkannya di sandaran kursi, menyisakan kaos polos berwarna hitam. Sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.

"Matching banget coba kalian pakai kaos item-item," celetuk Dio.

Kiev melirik ke arah Kivia yang memang mengenakan kaos polos berwarna hitam seperti dirinya. Seperti biasa, rambut Kivia dikucir asal. "Nggak janjian padahal kita yah, Ya?"

Kivia tertawa kecil. "Iya, asliii."

Semua kursi telah penuh oleh jajaran pemain dan kru yang berpartisipasi dalam film "Senja di Pelupuk Borneo". Dio sebagai sutradara memberikan beberapa hal terkait proses pra produksi. Juga satu dua patah kata harapan untuk kelancaran film ini ke depannya.

Selanjutnya, mereka memperkenalkan pemain yang akan berperan dalam film ini. Ada juga aktor dan aktris senior yang terlibat. Kiev telah memberikan informasi pada Kivia sebelumnya mengenai pemeran pendukung lainnya.

"Saya Maysha Giovani, berperan sebagai Murni, ibunya Citra."

"Saya Hendrik Fernando, peran saya di film ini sebagai Gunawan, atasannya si Bagas."

"Saya Early, berperan sebagai Aziza sohibnya Citra." Early tersenyum lebar-lebar sambil dadah-dadah ke semuanya.

Yang dari tadi menarik perhatian ... gadis kecil yang datang ke lokasi ini bersama sang Bunda. Tatapan matanya polos dan innocent. Poninya simetris dan tampak sangat imut karena rambutnya yang dikucir dua. Pipinya gembil dan bibirnya yang tipis melengkungkan senyuman malu-malu.

"Ya ampun ... lucunya...." ujar Kivia yang tak kuasa menahan kegemasan.

Kiev tak bisa menahan senyumnya melihat ekpresi Kivia memandangi aktris cilik yang nantinya akan berperan sebagai putri kecil mereka.

***

“Nama akuh ... Liola, umur aku 6 tahun ... di pilem ini ... nama akuh Kaia. Anaknya ... Ayah  Bagas dan Mamah Citra.”

“Hai....” sapa semuanya bersamaan melambaikan tangan ke arah Liora. Terlebih Kiev dan Kivia, yang begitu gemas dengan aktris cilik yang akan berperan sebagai anak mereka itu.

Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dari Kiev. Cowok itu memperkenalkan diri dengan tenang dan begitu rendah hati meski semua orang di ruangan itu mengetahui seberapa besar pamor juga kekuatan Kiev Bhagaskara di dunia entertainment. Paras yang luar biasa rupawan, imej cemerlang, skill mumpuni juga populer.

Kivia menipiskan bibirnya, menyadari bahwa sebentar lagi tiba gilirannya untuk memperkenalkan diri. Gadis itu mencoba tenang dan menguasai dirinya. Ia mengedarkan pandangan pada orang-orang yang sudah jauh lebih dulu terjun di dunia seni peran itu. Selain di film, di antara mereka juga bergelut di pementasan teater. Setelah Kiev kembali duduk, perlahan Kivia bangkit dari kursinya.

“Selamat pagi ... perkenalkan saya Rembulan Kivianisya berperan sebagai Citra Prameswari. Mohon bantuannya....” Kivia menunduk sopan pada semua yang ada di sana.

Semua lalu bertepuk tangan seiring Kivia yang duduk kembali. Akhirnya rasa penasaran mereka terbayarkan ketika melihat langsung sosok yang akan memerankan karakter Citra. Gadis dengan tinggi 177 cm itu tampak serasi bersama Kiev yang juga tinggi menjulang. Tinggi Kivia kurang lebih sebatas telinga cowok itu. Namun, melihat kaki-kaki jenjang mereka, tak heran jika orang-orang memandang keduanya seperti pasangan supermodel.

Perbincangan di ruangan itu berjalan satu setengah jam. Ditutup dengan doa bersama. Lalu bagian yang nantinya akan sangat mengejutkan para penggemar, yaitu foto-foto line up para pemain film. Apalagi desas-desus untuk pemeran Citra yang masih simpang siur dan tentu sangat dinanti-nantikan.

Usai berfoto dengan pemeran yang lain, Kiev dan Kivia sebagai pemeran utama diminta untuk berfoto bersama. Kiev dan Kivia berdiri berdampingan sambil menunjukkan naskah mereka. Lalu beberapa foto candid. Keduanya tertawa karena Kiev yang kerap melontarkan candaan.

“Aduduh, gue agak uwuphobia sebenarnya, tapi gimana ya? Belum mulai aja chemistry main stars kita ampun-ampunan bangeeet,” gerutu Early pada Tari. Melihat Kiev dan Kivia saling pandang saja sudah membuat hati mereka berdebar.

Tari langsung mengangguk cepat. “Mimpi apa gue kemaren bisa nemu pemain kayak mereka.”

“Tinggi mereka nggak main-main. Emaknya pada ngemil tiang listrik apa gimana, sih?” kata Dio menimpali.

“Struktur wajah mereka juga agak mirip deh diliat-liat. Jangan-jangan....”

“Jodoooh....”

“Aamiin paling khusyuuuk....” koor mereka bersahutan.

Terlebih ketika Liora yang berperan sebagai Kaia, putri kecil Bagas dan Citra ikut bergabung untuk berfoto bersama Kiev dan Kivia. Gadis kecil itu duduk di atas paha Kivia. Kiev yang duduk di samping Kivia lalu mengalungkan tangannya, memeluk bahu gadis itu. Ketiganya tersenyum semringah menatap kamera.

Okay. Wish us luck, guys!” seru Tari bersemangat ketika Kiev dan Kivia menyelesaikan sesi foto mereka.

“Yok, semuanya. Gabung!” seru Dio.

Kivia tampak sedikit kebingungan, lantas terperanjat ketika Kiev meraih tangannya sambil berjalan ke arah Tari, Dio, Renald dan Early yang sudah berkumpul melingkar. Tari mengulurkan telapak tangan kanannya ke depan dan ditimpa oleh telapak tangan teman-temannya yang lain. Telapak tangan Kivia berada di atas tangan Early. Kivia mendongak saat Kiev yang berdiri rapat di sampingnya, meletakkan telapak tangan di atas telapak tangannya. Belum lagi tubuh Kiev yang sedikit menempel di punggungnya membuat Kivia jadi dag-dig-dug nggak karuan. Parfum Creed Green Irish Tweed begitu semerbak menyapa indra penciuman. Dedaunan dan bunga iris itu menenangkan sekali, aroma tubuh Kiev.

Sorak sorai kala telapak tangan mereka yang bersatu diiringi seruan semangat untuk project ini menciptakan euforia yang luar biasa bagi Kivia. Kendati Kivia pernah tak sengaja melihat orang-orang yang ada dalam tim ini bersitegang, Kivia dapat merasakan kehangatan mereka. Mereka punya satu tujuan yang sama. Memberikan yang terbaik untuk project ini.

***

Beberapa hari ini mereka melakukan reading dan menentukan blocking secara detail. Misalnya saat scene di dapur, ibu dan Citra digambarkan sedang memasak. Namun, karena bukan proses syuting yang sebenarnya, peralatan masak tergantikan oleh alat-alat tulis yang disusun di meja kerja. Ceritanya Kivia yang berperan sebagai Citra membantu sang ibu memeriksa sayur yang mereka masak. Kivia menarik tangannya yang kepanasan dari buku tebal yang saat ini berperan sebagai panci panas. Gadis itu meniup-niup jarinya yang seolah benar-benar terkena panasnya panci. Ibu Citra langsung panik dan memukul bahu anaknya, menyatakan bahwa anaknya itu selalu selebor.

Bu Maysha, wanita yang sudah 40 tahun berkarir sebagai aktris itu berlakon sebagai ibu dan anak dengan baik. Kivia dan Bu Maysha bahkan memanggil satu sama lain dengan panggilan Anak dan Ibu walaupun ketika berada di luar set.

Atau pada scene pertama kalinya Bagas dan Citra bertemu. Kivia dan Early berjalan di koridor rumah sambil membayangkan bahwa itu adalah jalanan kampung. Kegilaan Early sebagai Aziza sahabat Citra yang luar biasa bawel. Mulutnya merepet dengan lancar panjang kali lebar kali tinggi melihat sosok Kiev alias Bagas, tetangga baru di kampung mereka. Peran Early membuat suasana menjadi lebih hidup. Ditambah ekspresi gugup Kiev dan Kivia yang saling curi-curi pandang. Canggung tapi manis di saat yang bersamaan.

Dari beberapa adegan yang ia lakoni, menurut Kivia, adegan tertawa itu cukup menantang.Sebab wajib terlihat natural, kan? Siapa yang mau melihat aktris dengan tawa kaku dan sangat terlihat bahwa itu 'akting'. Sejujurnya, Kiev, Early, pemain lain bahkan sutradara sendiri sangat membantu Kivia karena mereka memang selucu itu. Tawa Kivia keluar begitu saja secara alamiah seolah bukan tuntutan peran, tanpa dibuat-buat.

Yang paling membuat gugup juga adalah pendalaman karakternya bersama Kiev. Kivia tidak bisa membendung rasa kagumnya pada kemampuan Kiev dalam seni peran. Apalagi cowok itu memerankan sosok Bagas yang berlatar belakang seorang agen rahasia negara. Ada banyak adegan sulit yang harus Kiev lakoni. Adegan baku hantam, tembak-menembak, kejar-kejaran mobil dalam kecepatan maksimal, bahkan terjun dari ketinggian.

Di sisi lain, Bagas menyamar sebagai pegawai pemerintahan daerah dan Citra merupakan gadis desa yang bercita-cita bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Mereka bertemu ketika Bagas pindah ke kampung Citra. Long short story, mereka saling jatuh cinta dan semakin kuat hingga memutuskan untuk menikah.

Bagas ingin mengungkapkan identitasnya pada Citra. Namun, ia ditengah-tengah misi dan tidak menemukan alasan yang tepat untuk mengungkap kebenaran identitasnya.

Bahkan sampai Bagas ‘mati’ pun Citra tidak mengetahui fakta tersebut.






bersambung

instagram: inkinaoktari

jangan lupa dikomen ya bebbbbb hihi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top