Chapter II
[Name]?!
"Sedang apa kau disini?!" Tsukishima tersenyum jahil. Sepercik perasaan lega muncul dalam hatinya, karena setidaknya ia bisa bertemu [Name] lagi. Tubuhnya bergerak diluar kendali dan memeluk tubuh [Name] yang mungil.
"H-hey, apa yang kau lakukan?! Lepas!" seru [Name]. Gadis itu mendorong sekuat tenaga dan menjudo flip Tsukishima.
"Ugh! Oke-oke aku kalah!" Tsukishima menatap gadis itu, "Apa yang kau lakukan disini, [Name]?"
"Tunggu, kau mengenalku?"
"oke? J-jadi kau Tsukishima-? Pemain voli?" [Name] berpikir sejenak, "maaf aku sangat tidak pernah sama sekali dan aku rasa aku tidak akan mungkin sama sekali untuk mengenalmu. A-aku permisi dulu."
[Name] mundur perlahan seolah-olah amat ketakutan untuk menatap Tsukishima.
"H-hey! [Name]-chan! Sungguh! Kau tidak mungkin melupakan aku. Aku- maksudku kita- childhood friends! Kau tidak ingat? Kita sering menatap bintang bersama-sama, tidak berdua sebenarnya- a-ada Yamaguchi juga! Kau ingat pria surai hijau yang pemalu itu kan? [Name]?" Tsukishima hendak menggenggam tangan [Name]. Sayangnya gadis itu menarik tangannya terlebih dahulu.
[Name] menggelengkan kepala pelan sambil mengerutkan dahi.
"M-maaf- siapapun namamu. Mungkin kau salah orang. Di luar sana ada banyak orang bernama [Name]-chan"
[Name] menekan dahinya sambil sedikit merintih. Ia berhasil membuat Tsukishima panik. Tak lama berselang setelah itu, [Name] pingsan. Untunglah Kayla yang tidak jauh dari sana segera sigap dan membawa [Name] kembali ke pondok Apollo. Meninggalkan pria light-blode yang amat kebingungan dengan apa yang barusaja terjadi.
"Tenang saja, ini sering terjadi akhir-akhir inu" ujar Kayla menenangkan Tsukishima.
"Waw, kau mengacaukan pertemuan kalian? Kasihan sekali, padahal sudah bertahun-tahun kalian berpisah- iya kan?" kata seorang gadis yang amat cantik bak seorang dewi, Drew Tanaka.
Putri dewi Afrodite itu mendekati Tsukishima sambil tersenyum. Dipandangnya bloker Karasuno itu dengan seksama. Kemudian ia menarik kerah baju Tsukishima.
"Manis," katanya, sementara jemari Drew menelusuri wajah Tsukishima, "Kau tidak berniat untuk mengejar perempuan itu kan? Asal kau tahu saja, Tsukki. Dia sangat aneh." kata Drew dengan nada membuai. Drew menggunakan charmspeak nya untuk memikat Tsukishima. Sama seperti yang Drew lakukan pada banyak pria-pria yang pernah menjadi pacarnya.
Tsukishima tidak menaruh hati pada gadis itu. Sebaliknya ia hanya menatap mata gadis itu lekat-lekat dan bertanya.
"Kenapa?"
"Ia memutuskan pilihan yang salah. Dan kini ia membuat kami semua sengsara. Lebih baik jangan dekati weird girl itu. Kau bisa dapatkan masalah" lanjutnya, "Tapi mungkin kau bisa membuka hati untuk gadis lain yang-"
"Sudah cukup rayuannya tuan putri," seru Annabeth yang muncul entah dari mana, "Tsukishima, ikuti aku ke rumah besar. Ada yang perlu kita bicarakan."
Annabeth menyeringai lalu mengamit tangan saudaranya dan menyeretnya menuju rumah besar.
"Lain kali kalau ingin menggangguku, Annabeth, bersiaplah untuk kehilangan-"
"Ya ya- bye manis! Terimakasih atas charmspeakmu yang membuai" Annabeth terkekeh ketika melihat Drew memasang muka masam ke arahnya.
"Ada apa sebenarnya?"
"Sabarlah, Kei. Aku akan jelaskan semuanya di rumah besar"
***
Rumah besar bukanlah rumah idaman Tsukishima. Suasana suram berada di setiap inci tempat itu. Tidak banyak orang disana, hanya ada Percy Jackson, Annabeth Chase, Clarrise La Rue konselor kabin Ares, Travis dan Connor Stoll dari kabin Hermes, Will Solace dari kabin Apollo, Nico dari kabin Hades, Rachel Dare seorang Oracle dan juga Cyclops yang dikabarkan merupakan saudara tiri Percy Jackson, Tyson.
Ketika Tsukishima memasuki ruangan, seluruh demigod langsung menatap ke arahnya dengan tatapan mengintimidasi. Terutama dari Oracle perkemahan blasteran, Rachel Elizabeth Dare.
"Kita punya masalah serius," kata Will Solace, "dan semua itu disebabkan oleh-"
"Pria bernama Tsukishima Kei. Yuhhhuu nyalakan lampu pestanya bung!" potong Clarisse.
"Hentikan Clarisse, ini bukan salah Tsukishima-"
"Kalau begitu salah siapa, otak ganggang?" Clarisse menggebrak meja, matanya tak sedikitpun beralih dari Percy yang tadi mengkritik dirinya.
"Ekhem, Rachel?" Nico menatap gadis berambut merah yang berlumuran cat di ujung meja. Memberinya isyarat untuk bicara. Rachel Dare mengangguk kearah Nico dan menghela napas.
"Singkatnya ramalan terputus, visi terkaburkan, kita dalam ancaman. Hal biasa, ya kan?" kata gadis itu singkat padat dan jelas. Selanjutnya, ia tidak mengatakan apapun.
"Nona Dare, tidak baik membuat seorang pria kebingungan. Lihat dia. Tidak berguna dan hanya bisa terdiam melihat kearah kita" kekeh para Stoll.
"Maaf, mungkin aku hanya- sedikit kesal," cetus Rachel, "Sebaiknya dimulai dari keadaan [Name] saja. Kurasa itu akan menambah mood ku untuk bercerita."
Seluruh mata tertuju pada Will Solace.
"Apa? Oh? Aku dokter nya, ya kan?" Will terkekeh
-Auucchh!!-
"Iya-iya, maaf Death Boy. Aku bukan cuma dokter pribadimu, oke?" kata nya sambil tersenyum. Membuat muka masam Nico terukir jelas diwajahnya.
"Kau barusaja melihat ada yang janggal dari [Name], iya kan?" tanya Will Solace, "belakangan ini, memorinya seakan-"
"Lenyap"
Suasana mendadak hening ketika Tsukishima bicara, "[Name] banyak hal. Terutama diriku dan Yamaguchi."
"Absolutely. She's suffering. Lost her own memories. And she's dying inside.Kami disini bertanya-tanya mengapa. Tapi ternyata jawabannya adalah hal yang tidak pernah kami duga."
"Huh? Apa maksud kalian?" Tsukishima memandang bingung semua orang disana.
"Kau pernah dengar nama seorang pria bernama Kuroo Tetsurou?" tanya Annabeth dengan santai.
"Kapten tim voli Nekoma? Yeah, why?"
Tsukishima mencoba menerka apa yang terjadi disini, tetapi ia tidak mengerti apapun.
"Kutebak kau tidak tahu kalau dia adalah Putra Nemesis, sang Dewi Pembalasan"
"Oh-- Hah??! Apa?!"
"Geezz, santai. Tidak semengagetkan itu."
"Travis, aku tidak tahu apa semengagetkan itu termasuk kata baku"
"Diamlah, Connor. Aku mencoba terlihat cerdas disini."
Tsukishima terdiam cukup lama. Ia menatap seluruh orang di sana satu per satu.
"Baiklah," ujar Tsukishima, "apa ada kejutan aneh lainnya yang harus aku ketahui?"
"Ada sih," ujar Percy, "tapi kami baru akan memberitahumu setelah masalah ini selesai"
"What the-??"
Will menatap Tsukishima sambil menyulingkan senyum. Lalu ia berbisik pada Nico Di Angelo yang duduk di sebelahnya. Ucapannya cukup keras untuk disebut sebagai 'bisikan'. Sampai-sampai semua orang disana dapat mendengar mereka.
Will : aku penasaran apa dia tau alasan mengapa kita hanya mengundang konselor dari beberapa kabin demigod dan bukan keseluruhan.
Nico : bung, apa kau tahu suaramu bahkan bisa didengar oleh orang-orang mati yang jauhnya berkilo-kilo meter dalam kekuasan ayahku, Hades?
Will : ups, maaf.
Tsukishima : 〒_〒
"Kami tidak mengundang konselor dari kabin-kabin lain, sama seperti yang dibisikkan oleh saudara menyebalkan kita, Will. Karena kami enggan mengajak demigod Afrodit untuk membicarakan hal ini. Sebab inti masalah ini ada pada sang dewi kecantikan yang membuat cinta semakin rumit" kata Clarisse.
"Dionysus, Demeter, Hephaestus, dan beberapa yang lain juga sengaja tidak kami ajak untuk mencegah kabin Afrodit curiga"
"Oh, ayolah. Beri tahu apa inti dari pembahasan ini?! Sejak tadi kalian berputar-putar tidak jelas," amarah Tsukishima mulai nampak, "tolong katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi pada [Name]?!"
Hening.
Tidak ada yang mulai berbicara hingga Rachel Elizabeth Dare membuka mulutnya.
"Kuroo dan [Name] adalah duo demigod yang hebat. Jika berdua, mereka kuat. Sudah lebih dari 4 tahun mereka hadir dalam perkemahan blasteran setiap libur musim panas. Tapi semua berubah ketika Kuroo mencintai [Name].
Puncaknya ialah bulan lalu, sewktu Kuroo mengungkapkan perasaannya pada [Name].
Sayangnya, [Name] tidak merasakan hal yang sama. Karena ia sudah mencintai orang lain, yaitu kau- Tsukishima Kei"
Rachel bercerita panjang lebar dan mengakhiri ceritanya dengan hembusan napas panjang.
"Erm- Rachel, bukankah itu hak [Name] untuk memberitahu Tsukishima?" Clarisse memukul pelan bahu Rachel dan terkekeh.
"Yeah. Maaf, aku gemas mendengar kisah mereka berdua dari [Name]. Ceritanya seperti kisah-kisah fiktif yang menarik. Mungkin itu karena bumbu-bumbu cinta yang ditaburi [Name] sewaktu bercerita. Tapi tetap saja itu maniiss"
"Hell, yeaahh! They're so cute! Aww"
"Eh, Tsukki? Kau masih hidup??"Percy menatap Tsukishima yang wajahnya semerah tomat. Ia diam tak berkutik.
"Yep, kita harus mulai menyalahkan Rachel karena dia membuat Tsukishima berhenti bernapas,"
"K-kaliann?!"
"Kita tangani dia dulu, rapatnya dilanjutkan sesudah tangkap bendera saja," Kata Percy. Putra kesayangan Poseidon itu langsung melangkah keluar diiringi dengan Annabeth dibelakangnya.
***
"Apa yang kau harapkan? Tentu saja [Name] tidak akan diizinkan untuk mengikuti tangkap bendera, doctor's orders," kata Will sewaktu Tsukishima menanyakan keadaan [Name].
"Dude, bukankah kau harus bersiap dengan tim mu untuk pertandingan? She'll be fine. Trust me"
Mendengar ucapan Will, Tsukishima meninggalkan kabin Apollo dengan kesal.
"Satu hal yang perlu kau ingat mengenai tangkap bendera," jelas Annabeth, "jangan sampai kalah"
"Itu tidak membantu. Aku harus apa?" Tsukishima menghempaskan diri diatas kasur miliknya sambil terus memandang belati yang diberikan Annabeth kepada nya.
"Untukmu, cukuplah bertahan hidup. Jangan sampai terluka parah atau kemungkinan yang terburuk, mati," Annabeth menyulingkan senyum dan kembali bersiap-siap.
--------------
Note:
Haaii Author come back :')
Kalau ada yang gak paham langsung tanyakan aja yaa :')
Oracle : Seorang peramal. Biasanya mereka mengeluarkan larik-larik ramalan berupa teka-teki yang sulit dipecahkan.
Charmspeak : Kekuatan yang dimiliki oleh anak-anak Afrodite. Charmspeak dapat memikat hati orang. Membuat mereka percaya pada pengguna charmspeak.
Tangkap bendera : semacam game yang dimainkan oleh para demigod di perkemahan blasteran. Dalam game ini, setiap pekemah akan membentuk aliansi dan dibagi menjadi 2 tim. Setiap tim memiliki sebuah bendera. Dimana bendera tersebut akan diperebutkan. Tim yang pertama kali menyentuh bendera lawan merupakan pemenangnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top