Two Guests
Myrtlegrove Estate,
akhir musim gugur, 1926.
Hari Pertama kedatangan tamu dari Scotland Yard.
Akio baru saja selesai melakukan pengecekan terakhir, memastikan ruangan yang disediakan untuk tamu sudah siap dihuni. Dia sedang melangkah menuju tangga, turun ke lantai dasar ketika seorang footman yang seharusnya bertugas menyambut tamu datang dari arah berlawanan.
"Mr. Kai, Sir!" panggilnya panik, antara berusaha untuk tak terlalu keras bersuara dengan terdesak untuk segera menyampaikan sesuatu.
"Tamunya sudah datang, bukan? Semua staf yang ditunjuk untuk menyambut sudah siap?"
"Betul sekali ... Dan semua staf sudah siap, Sir! Hanya saja ... Detektif Polisi itu membawa seorang teman lagi."
Melihat atasannya tidak langsung merespon. Dengan gelisah footman itu kembali bertanya, "A-a-apa yang sebaiknya- ...?"
"Panggil dua orang maid lagi!" potong Akio. "Bawa seorang footman juga yang tidak sedang bertugas untuk menyiapkan kamar di sebelah yang sudah disediakan untuk Detektif Polisi itu, sementara saya mencoba mengulur waktu. Pastikan semua sudah selesai ketika para tamu naik!" dia menambahkan sembari bergegas melangkah menuruni tangga.
"B-baik, segera!"
Pintu dari lorong menuju Ante Room sudah terlihat. Akio mengecek arloji perak tua besar, bundar dengan rantai di ujung, tamu-tamu datang hampir sesuai dengan perkiraan. Tepat waktu. Dia suka itu.
Namun ketika melangkah masuk Ante Room tempat tamu Manor biasa menunggu, selain menemukan sosok besar, agak berkesan kasar tetapi matang oleh pengalaman, di sebelahnya berdiri juga satu orang yang terlihat masih sangat muda. Posturnya mungil, tidak terlihat seperti anggota kepolisian.
Jumlah tamu benar-benar bertambah satu orang. Seperti yang sudah dikabari oleh footman tadi, jadi sudah tidak mengagetkan. Tetapi tidak bisa tidak, rasa sukanya terhadap tamu-tamu yang datang berkurang cukup drastis.
Menambah jumlah orang yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, bukan perbuatan yang menyenangkan. Walau begitu tugasnya sebagai butler utama Myrtlegrove Estate adalah menyambut mereka dengan sebaik-baiknya.
"Selamat datang di Myrtlegrove Estate, para tamu yang terhormat," ujarnya mulai memberi salam. "Perkenalkan, saya Akio Kai, butler di Estate ini."
Dengan pengucapan nyaris sempurna, walau masih menyisakan sedikit alunan logat yang khas dan senyum ramah, dia membungkuk santun.
Orang yang bertubuh besar mengembuskan asap rokok ke langit-langit.
"Mr. Akio." Dia menjepit rokok itu di bibir seraya ia mengulurkan tangan tanda perkenalan. "Viper Whetstone, detektif. Saya harap surat dari Metropol sudah cukup mewakili jadi saya tidak perlu basa-basi."
Menyambut uluran tangan kenalan baru sudah menjadi kebiasaan bagi Akio sejak dua dekade tinggal di belahan bumi yang ini. Genggam secukupnya, jangan terlalu erat juga jangan terlalu longgar. Tatap lurus lawan bicara, sembari gumamkan ucapan, "Suatu kehormatan bagi saya untuk berkenalan dengan Anda," atau sejenisnya.
"Salam kenal, Mr. Kai," ujar orang bertubuh kecil yang datang bersama dengan Detektif Viper. Memberi senyuman lebar dan anggukan yang sepertinya usaha untuk memberi kesan ramah. Sungguh kontras bila dibandingkan dengan yang satunya. "Saya Mario Mitford, rekan yang ditugaskan untuk membantu Detektif Whetstone lima hari ke depan. Mohon kerjasamanya, ya."
"Rekan?" ulang Akio, kedua alisnya yang hitam dan tak kalah rapi dari penampilannya secara keseluruhan sedikit terangkat. "Mohon maaf, karena kami tidak mendengar kabar akan ada lebih dari satu orang yang akan datang dari Scotland Yard," ujarnya seraya melirik kepada Detektif Viper. "Jadi mohon menunggu hingga kamar untuk 'rekan' Anda selesai kami siapkan, Mr. Viper."
"Sementara itu, silakan dinikmati dulu sedikit keramahan dari Master Myrtle," dia menambahkan sembari menunjuk santun dengan telapak tangannya pada sebuah poci dan cangkir-cangkir teh yang mengepulkan aroma hangat dan sedap, beserta piring perak lebar dengan tumpukan biskuit tertata indah.
"Atau Anda berdua lebih suka untuk diambilkan?" dia kembali menawarkan sembari meraih salah satu piring porselen mungil yang ditumpuk dekat biskuit dan penjepit logam perak untuk memunguti biskuitnya.
"Tidak perlu repot. Kalau Anda ingin menghidangkan sesuatu, biar 'rekan' saya saja yang menikmati."
Melihat Detektif Viper lebih menyukai rokok daripada teh dan biskuit, Akio meletakkan kembali piring mungil ke tumpukannya.
"Baiklah jika demikian," ujarnya. Kemudian menambahkan pada tamu yang satu lagi, "Silakan ambil seperlunya bila Anda berminat, Mr. Mitford."
Kemudian Detektif Viper menanggalkan camilan favoritnya untuk mengambil sebuah buku mungil yang terlihat tidak hanya tergerus waktu, tetapi juga sangat dipekerjakan hingga setengah dari halamannya mencuat ikal sementara setengah lagi terlihat lemas, dan sebuah pena. Barang bagus karena praktis dan cukup murah, Akio pernah menggunakan pena semacam itu.
"Boleh saya mulai bertanya dari anda, Mr. Akio?"
"Kepada saya?" ulangnya. "Bukankah Anda sudah melakukannya?"
Biasanya pertanyaan semacam itu dilontarkan sebagai candaan, tetapi bagi Akio dia mengucapkannya dengan serius. Karena di matanya Detektif Viper memang datang untuk bertanya dan menyelidiki. Pun lelaki sangar itu sudah memberikan kalimat pertanyaan kepadanya.
"Jadi silakan saja Anda sampaikan pertanyaan sesungguhnya yang ingin diketahui. Saya akan menjawab sepanjang kemampuan dan pengetahuan saya," Akio menambahkan dengan senyuman.
Belum sempat Detektif Viper membuka mulut, 'rekan' bertubuh mungil yang bersamanya memotong pembicaraan dengan bertanya terlebih dahulu.
"Permisi, Mr. Kai," ujarnya dengan senyum yang terlihat seperti cengengesan bocah di mata Butler itu. "Bolehkah saya melihat-lihat potret yang ada di dinding?"
Akio sedang mencurahkan perhatian pada apa yang akan ditanyakan oleh Detektif Viper hingga tak menyangka 'rekan' sang Detektif tiba-tiba berdiri dan melangkah. Detik berikutnya kaki kurus si Rekan tersandung oleh tepian karpet ruangan dan terjerembab di lantai.
Suara debam tubuh yang jatuh sempat membuat suasana hening sesaat.
Akio menghela napas lega karena pajangan dan perabot di ruangan itu tak ada yang tersenggol. Walau untuk berjaga-jaga matanya menelusuri karpet yang membuat kaki celaka si 'Rekan' tersandung, memastikan tidak ada kerusakan atau kerut tak penting.
Murni kecelakaan. Bukan akibat kelalaian salah satu maid, bukan juga karena ada benda asing di situ.
Sebagai Butler yang baik, sudah menjadi kebiasaan untuk tidak menyinggung kecerobohan yang dibuat oleh tamunya. Setelah memastikan tidak ada luka parah dari si 'Rekan', perhatiannya kembali pada pertanyaan Detektif Viper.
"Apa yang bisa anda bagikan mengenai desas-desus para pekerja yang dikabarkan hilang dari Estate ini selama tiga tahun terakhir, Mr. Akio?" Detektif Viper memulai, sepertinya juga tidak terlalu mengacuhkan keributan yang ditimbulkan oleh orang yang datang bersamanya.
"Terakhir, Ms. Dorothy Herring dikabarkan tidak pernah kembali ke rumah. Apa anda tahu ke mana wanita itu pergi? ... –Ah, omong-omong di mana saya bisa buang ini?" Detektif Viper menunjukkan batang rokoknya yang masih sibuk dihisap.
"Desas-desus? Anda salah, Mr. Wetstone. Miss Herring betul-betul tidak diketahui keberadaannya setelah keluar dari pekerjaannya. Sedangkan mengenai para pegawai yang hilang sebelum itu—walau tidak baik membicarakan mengenai orang yang tak ada di sini, tetapi mereka bukan orang yang tidak bermasalah."
Akio menarik napas dalam-dalam, kemudian melanjutkan, "Beberapa dari mereka lebih dari sekali tertangkap tangan mencoba menggelapkan barang Mansion atau membuat masalah dengan pegawai lain. Tidak aneh bila mereka mengendap-endap kabur pada suatu malam dan kemudian mendapat masalah di tempat lain, lalu berakhir menerima akibatnya."
Sambil mengeluarkan uneg-unegnya, lelaki itu meraih satu asbak dari kaca tebal di atas meja, lalu menyodorkan kepada Detektif Viper.
Sebuah ketukan terdengar, tetapi tak perlu menjawab juga pelakunya sudah masuk lebih dulu dan memamerkan penampilan perlentenya kepada semua yang ada dalam ruangan. "Maaf sudah mengganggu. Aku hanya ingin menyapa para tamu yang sudah jauh-jauh datang ke sini sekaligus memperkenalkan diri."
"Doctor Wayne?"
Ucapan itu lebih terdengar seperti keterkejutan daripada sapaan pada lelaki tampan, berambut pirang, mata biru, dan berpakaian bagus yang masih menunggu di ambang pintu.
(Bersambung)
Pengenalan Karakter,
berdasarkan urutan kemunculan dalam cerita ini.
Kai Akio/Akio Kai, karakter milik saya sendiri. Dari karya: The Butler - Mystery of Myrtlegrove Estate.
Viper Whetstone, karakter milik frixasga. Dari karya: Battlefield for One.
Mario Mitford, karakter milik izaddina. Dari karya: The Ambiguous Reporter - RP NPC 2023.
Gaela Adaline, karakter milik Nanaasyy. Dari karya: The Maiden of Secrets.
Harold Wayne, karakter milik amelaerliana. Dari karya: The Charming Doctor.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top