Something Strange
Myrtlegrove Estate,
Dining Room, hari pertama kedatangan para tamu.
Seorang Maid yang sedang bersiap di lorong, menyembunyikan kemucing di belakang punggung, merendahkan pinggang, memberi salam pada rombongan tamu yang dipimpin oleh Akio. Ketika dia hendak meraih gagang pintu menuju ruang makan, Butler itu menghentikannya.
"Tak perlu. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu, maaf sudah mengganggu."
Maid itu merendahkan pinggang sekali lagi, lalu meninggalkan tempatnya.
"Selamat datang di ruang makan Myrtlegrove Manor, para tamu sekalian."
Dengan cekatan dia menarik satu kursi terdekat.
"Mr. Mitford, apabila Anda berkenan, bisa duduk menunggu di sini selagi makanan dibawa kemari?"
"Terima kasih banyak, Mr. Kai." Mario mengangguk, menempati tempat duduk yang sudah disediakan.
Mungkin akibat dari cedera yang dialami, kali ini rekan mungil sang Detektif memilih untuk tetap di tempat duduk dan hanya menggunakan mata dan kepala yang sesekali menoleh ke sana-sini untuk mengamati ke sekeliling ruangan.
Apabila dia adalah pegawai, Akio sudah menegur karena sikapnya yang tak bisa diam itu terhitung tidak sopan.
Walau mungkin tidak akan pernah diucapkan, Detektif Viper bisa membuatnya salut karena bisa tetap terlihat tenang walau sama-sama penasaran dengan setiap sudut ruang makan Manor yang memang luas dan cukup megah itu. Melihat tanpa membuat orang lain merasa terganggu, padahal yang bersangkutan tidak terlihat menyembunyikan rasa penasarannya.
"Mr. Kai, bolehkah saya bertanya sesuatu?" tanya rekan mungil sang Detektif, agak takut-takut. "Oh, tapi kalau Mr. Kai kurang nyaman, tidak apa-apa. Tidak perlu meladeni saya," dia menambahkan dengan terburu-buru.
Akio sedang mengedarkan pandangan, memastikan tidak ada lagi benda-benda yang mungkin bisa membahayakan tamu-tamu itu ketika Mario menyapanya untuk bertanya.
"Bukankah Anda sudah bertanya sekarang, Mr. Mitford?"
Ah, dia mengucapkan hal yang sama dengan ketika Detektif Viper bertanya di awal perjumpaan mereka. Kebanyakan orang langsung tertawa—menganggapnya bercanda, atau malah marah bila dia melakukan itu, tetapi orang Scotland Yard itu tak mengindahkan provokasi Akio malah lanjut mengejar dengan pertanyaan lain. Dia jadi ingin tahu bagaimana reaksi rekan mungil sang Detektif.
"Benar juga, ya," sahut orang muda itu lalu tertawa kecil.
Ah, rupanya rekan mungil sang Detektif termasuk orang-orang yang menganggap pertanyaannya tadi sebagai sebuah candaan.
"Ini pertanyaan ringan, kok. Apa yang membuat Anda menyukai perkerjaan ini ... Selain kedekatan—eum, maksud saya, kesetiaan Anda kepada Master Myrtle. Mungkin rekan kerja yang baik, interaksi dengan orang-orang, atau suatu hal lain yang menarik untuk diceritakan?"
Pertanyaan dari Mario betul-betul di luar dugaan Butler itu. Hal serupa bukannya tak pernah ditanyakan, tetapi biasanya hanya berupa pembuka percakapan, basa-basi bisnis sebelum memulai pembicaraan penting lain. Sedangkan rekan mungil detektif itu terlihat sungguh-sungguh ingin tahu apa yang menarik dari pekerjaan melayani pemilik Manor sekaligus memastikan Estate berjalan dengan baik.
"Apa yang membuat pekerjaan saya menarik?" gumam Akio mengulang dengan perlahan, sekata demi sekata pertanyaan Mario. Tangan pemegang garpunya menopang siku tangan lain yang sedang menyentuh dagu. "Hmm, sejujurnya saya sama sekali tidak pernah memikirkan konsep itu."
Alisnya tak sampai bertaut, tetapi Akio sempat diam untuk beberapa saat. Sebelum kemudian menurunkan tangannya, kembali pada sikap menanti khas Butler, dan menjawab, "Bagi saya mendapat pekerjaan adalah menerima kehormatan untuk dilakukan dengan sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab dan saya hanya menjawab kehormatan itu dengan segenap kemampuan saya. Hanya begitu saja."
"Kalau semua butler seperti Anda, Mr. Kai, sepertinya para master akan sangat bahagia dilayani dengan penuh penghormatan seperti itu.
Rentetan pujian terucap dari orang mungil di hadapannya. Apabila orang lain yang berkata demikian, Akio akan menganggap mereka sedang menyindir. Entah apakah Mario memang tulus atau memiliki kemampuan berakting yang baik, dia hanya menyambut dengan anggukan sopan dan jawaban singkat, "Saya tersanjung dengan pujian Anda, Mr. Mitford."
Namun kemudian kalimat rekan mungil Detektif Viper itu berubah ke arah yang sangat berbeda.
"Pembawaan Anda luar biasa. Saya kagum, sungguh. Saya jadi ingin tahu, apakah pernah ada momen di mana Anda ingin berhenti mengabdi? Mungkin karena lelah atau hal lain?"
Setelah melihat ke sekeliling, dia merendahkan suara kemudian menambahkan "Saya rasa ruangan ini aman untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Master Myrtle tidak mungkin tiba-tiba turun kemari, 'kan?"
Sungguh suatu keberuntungan Akio tidak sempat bereaksi terhadap pertanyaan itu.
Dia hanya sempat menyunggingkan senyum dan baru akan menjawab pertanyaan Mario, ketika Detektif Viper tiba-tiba memanggil namanya. Melihat orang yang memanggil tampak berjongkok di dekat perapian membuat alisnya terangkat sebelah.
"Mr. Akio, apa Anda tahu siapa yang terakhir menggunakan perapian ini?" tanya Detektif itu.
"Setahu saya yang menggunakan perapian seharusnya hanya footman atau maid yang bertugas menyalakan arang," jawab sang Butler.
"Dan itu bisa dicek pada jadwal tugas hari ini," gumam Akio menambahkan sembari melangkah mendekati perapian juga. "Apakah ada benda lain yang terbakar di situ, Mr. Whetstone?"
"Saya cuma penasaran karena belum terlalu dingin untuk menyalakan perapian. Bisa anda memberitahukan saya soal jadwal tugas itu?"
Akio mengernyit pada kata-kata Detektif Viper. Sebulan lalu cuaca memang tak menentu, dengan suhu naik dan turun sesukanya. Namun dua hari terakhir daerah tempat mereka berada terus menerus mengalami penurunan suhu.
"Maaf, apakah suhu hangat yang Anda maksud itu saat masih di London, Mr. Whetstone? Memang belum mencapai 4°C tetapi di daerah sini cenderung lebih dingin. Apalagi untuk Manor dengan ruangan-ruangan besar."
Butler itu kemudian meraih pena dan buku catatan mungil dari saku dalam jasnya.
"Mengenai nama pegawai yang bertugas menyalakan perapian hari ini, ada di catatan yang dimiliki oleh Maid Kepala, Mrs. McFadden. Namun kalau saya tidak salah ingat, Mr. Smith atau Miss Taylor adalah yang ditugaskan."
Setelah menuliskan pesan singkat mengenai izin memeriksa catatan jadwal tugas pegawai dan tandatangan di selembar kerta, Akio merobek kertas tersebut dari buku catatan. Melipatnya dua kali dengan sangat rapi, kemudian menyerahkan pada Detektif Viper.
"Ini untuk mendapatkan akses membuka catatan jadwal tugas pegawai. Akan tetapi saya tidak bisa terlalu menjamin ketepatannya, karena ada kemungkinan para pegawai saling bertukar jadwal. Memang bukan sesuatu yang baik, tetapi selama tidak mengganggu kinerja secara keseluruhan kami tutup mata soal itu."
"Ah, jadi suhu di sini cenderung lebih dingin daripada di London ya, baiklah. Ini bisa menjadi salah satu catatan penting," Detektif Viper menanggapi dengan mengangguk beberapa kali.
"Terima kasih atas kebaikan anda, Mr. Akio. Saya akan memanfaatkan ini dengan baik," dia menambahkan seraya menyelipkan lipatan kertas catatan yang baru saja diterima ke dalam buku kumalnya.
Biasanya Akio akan memberi balasan atas tanggapan itu tetapi perhatiannya teralihkan oleh kedatangan Gaela. Maid baru yang sebelumnya ditugaskan untuk mengantar teh di Ante-Room. Bukankah orang yang diberi tugas oleh Akio untuk mengantarkan makanan adalah seorang Footman, mengapa malah Maid baru yang sibuk dengan banyak tugas—walau kecil-kecil tetapi cukup penting, yang datang?
Bertukar pekerjaan tak apa, selama tak saling ganggu jadwal dan kinerja masing-masing dan dia yakin betul footman yang tadi tak punya pekerjaan mendesak.
"Ah, tunggu, Nona Maid, apa saya boleh minta waktunya sebentar?" tanya Detektif Viper. "Ini untuk keperluan investigasi."
"Maaf, Miss ... Adeline kalau tak salah?" Akio bertanya pada Maid baru itu. Nyaris bersamaan dengan Detektif Viper.
Dua orang yang sama-sama intimidatif tiba-tiba berebut bertanya, perempuan muda yang malang itu tampak memucat dan bukan hanya karena gugup. Beberapa kali dia melirik pada Akio, sepertinya sangat kebingungan harus menjawab pertanyaan yang mana dulu.
Kasihan.
(Bersambung ke interogasi berikutnya)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top