BAB 1 - The Unlucky Day

Happy reading guys 😘😘😍

Jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

🍬🍬🍬

Suasana kelas hari ini ramai seperti biasa. Ini adalah jam kosong karena ada rapat antar guru, jadi jadwal belajar di sekolah ini dikosongkan selama dua jam ke depan. Salah satu anugrah maha indah untuk beberapa penghuni kelas.

Murid-murid memiliki kegiatannya sendiri. Ada anak laki-laki yang berkumpul di pojok ruangan sembari melihat satu layar ponsel yang di genggam oleh orang yang duduk di tengah-tengah entah melihat apa hingga mereka rela menyipitkan mata dalam-dalam dan mengulurkan leher panjang-panjang. Ada yang memilih tidur di kursi yang sudah disatukan atau yang lebih ekstrim lagi di meja-meja. Dan masih banyak kegiatan lainnya.

Caramel duduk di kursinya sembari melihat koleksi majalah milik Umbrella yang dibawa dari rumah. Matanya berbinar kagum melihat koleksi sepatu converse favoritnya.

"Ihh gue mau beli ini!!" serunya.

Dera terkekeh, dia menepuk-nepuk bahu Caramel. "Minta sama ayang dong."

Caramel ikut tertawa, dia mencepol rambutnya dengan asal saat menemukan karet di dekat mejanya. Anak-anak rambut menutupi sebagian pipi bulatnya. "Ayang sih belinya beras aja buat makan tiap hari."

Umbrella mempraktikan gaya muntah dengan ekspresi yang sangan menjiwai. "Udah kaya nikah aja lo! si Kak Bayu mau sama lo itu hilaf doang Ra!"

"Sembarangan lo Umbel!" ketus Caramel sembari melempar kacang atom yang baru saja dia beli.

Dera tertawa dia bertopang dagu memperhatikan gaya santai sahabatnya ini. "Lo harus banyak belajar Ra, inget pesennya Kak Bayu," sarannya. Dera itu sejenis dengan Bayu, mencintai buku dengan segenap jiwa dan raga.

Banyak belajar, mendengar itu saja Caramel sudah merinding. "Huhh gue sama dia itu beda, lo tau sendiri gimana gue udah coba buat ngikut cara dia kan?"

Kali ini Umbrella yang tertawa, dia menggelengkan kepalanya. "Si Kara liat cover buku fisika aja udah enek! ini lagi lo nyuruh dia banyak belajar."

Ucapan itu jahat tapi sangat jujur. Caramel hanya mendengus, dia mengeluarkan ponselnya dan mengecek notifikasi pesan karena baru saja benda kotak itu bergetar pelan. Senyumnya mengembang saat menerima pesan dari Bayu. Dia mendongak dan mengangkat alisnya.

"Kenapa lo?" tanya Umbrella.

"Bayu mau ke sini," kekehnya. Wajahnya benar-benar ceria sekarang. Dia merapikan poni rambutnya. "Gue udah cantik belom?"

"Iuuhhhh.." jawab Umbrella. Dia itu adalah sahabat Caramel yang paling dekat, paling jujur dan paling blak-blakan.

Jika orang lain memanggil dia Bella maka Caramel memanggilnya umbel. Padahal kalau dalam bahasa jawa umbel itu artinya ingus.

Caramel melihat raut wajah sedih yang tampak di wajah Dera meski sekilas. Matanya menyipit curiga. "Lo kenapa Der? enggak usah kesepian gitu dong, gue pacaran sebentar doang kok," kekehnya.

Umbrella mengangguk setuju. "Ada gue Dera sayang, dia sih biarin aja pergi lama juga oke-oke aja."

Dera tertawa dan menganggukan kepalanya. "Hati-hati lo ntar kepergok guru BP!"

Caramel ikut tertawa, dia merapikan seragamnya dan memasukan ponselnya ke dalam saku. "Kalau kepergok tinggal dibawa ke KUA," jawabnya asal. Plak, sebuah buku langsung melayang ke arah kepalanya. Jelas saja itu dari Umbrella sahabatnya yang paling menyebalkan.

"Sembarangan aja kalo ngomong!" omel Umbrella.

Caramel beraduh ria dengan cengirannya. "Bercanda Mbel."

Tidak ada sepuluh menit, Bayu sudah ada di depan pintu kelas Caramel. Bayu adalah murid cowok yang cukup terkenal. Siapa yang tidak kenal Bayu murid dari kelas akselerasi yang pintar dan tampangnya ganteng pula menambah point untuk menjadi murid yang populer di sekolah ini.

Saat mendengar Bayu berpacaran dengan Caramel jelas banyak yang merasa patah hati tapi saat ini mereka jadi pasangan favorit karena Caramel tidak kalah populernya. Murid cewek banyak yang iri dengan Caramel dan murid cowok jelas banyak yang iri dengan Bayu.

"Hay!!" sapa Caramel dengan girang. Dia langsung berlari menghampiri Bayu dan kakinya tersandung kaki meja yang berada di paling depan barisan. "Aduh!" keluhnya.

Bayu terkekeh kecil, dia menghampiri Caramel. Gemas dia mengacak rambut cewek itu. "Kebiasaan banget, ini mata dipake kalau jalan," ucapnya.

Caramel ikut tertawa, ceroboh memang salah satu kekurangannya. Setiap hari ada saja plaster yang harus dia pakai untuk menutupi lukanya. "Kamu tumben ke sini, kangen sama aku yaa? hem aku emang ngangenin sih," celotehnya.

"Idih mit amit!! lo agak mau muntah gitu nggak sih Der?" tanya Umbrella.

Dera tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Ada saja kata-kata yang akan membuat kedua sahabatnya itu berdebat.

Caramel memeletkan lidahnya pada Umbrella sebelum menarik lengan Bayu. Mereka keluar kelas untuk pergi ke perpustakaan. Biasanya jika sedang waktu luang mereka memang pergi kesana. Caramel dengan setia menemani Bayu belajar selama berjam-jam.

"Loh kamu enggak ambil buku?" tanyanya saat mereka duduk di kursi.
Bayu menggelengkan kepalanya.

"Bosen baca terus, sekali-kali pacaran di waktu luang," ucap cowok itu.

Caramel tersenyum lebar, "Alhamdulillah akhirnya sadar jugaa!!" ucapnya.

Bayu tertawa geli dan kembali mengacak rambut Caramel. Dia sayang cewek ini, tapi karena kesalahan fatalnya mungkin dia bisa kehilangan semuanya.

Caramel berceloteh ria, Bayu hanya bertopang dagu mendengarkan semuanya. Jemarinya memainkan rambut hitam Caramel.

"Ehh aku bawel yaa? hehe sekarang kamu dong yang cerita," pintanya.

"Cerita apa?" tanya Bayu.

"Apa aja dong, emm cerita keluarga kamu, cerita temen-temen kamu, cerita hantu juga boleh, cerita rakyat juga aku dengerin," kekeh Caramel.

Bayu ikut tertawa, dia menatap wajah Caramel yang terlihat bersinar. Saat bicara mata itu terlihat hidup, iris berwarna cokelat muda itu seolah mengeluarkan sinar jernihnya hingga membuat dia benar-benar merasa beruntung mendapatkan cewek ini.

Caramel mengerutkan keningnya, hari ini Bayu aneh sekali. Dia kemudian ikut bertopang dagu dan balas menatap Bayu.

"Ada apa sih?" tanya Caramel.

Bayu menggelengkan kepala, lengannya mengusap wajah Caramel. "Nanti aku ada pengayaan, kamu pulang sama siapa?" tanyanya.

"Paling sama Bang Rafan, Ayah sama Bang Raka lagi keluar biasa lah kerjaan," jawabnya.

"Yaudah nanti pulang langsung pulang jangan mampir kemana-mana," pesan Bayu.

Caramel berhormat ria. "Siap komandan," ucapnya.

Bayu tertawa dan menyubit gemas pipi Caramel. "Good girl." Satu kali lagi kebohongan yang dia lakukan pada cewek ini.

🍬🍬🍬

Caramel menunggu Rafan di koridor utama depan ruang guru. Dia bersandar di tembok sembari memainkan ponselnya. Tadi abangnya itu memintanya untuk menunggu sebentar karena ada urusan penting.

Orang-orang berlalu lalang melewati Caramel. Beberapa menyapa Caramel yang memang banyak dikenal.

"Ra lo enggak pulang?" tanya Bianca teman satu kelas Bayu.

Caramel mengerutkan keningnya, dia tersenyum ramah pada Bianca yang cukup dekat dengannya. "Lo enggak pengayaan Kak?" tanyanya.

Kali ini Bianca yang mengerutkan kening bingung. "Hari ini enggak ada jadwal pengayaan Ra," jawabnya.

Jawaban itu membuat Caramel terdiam, berarti Bayu bohong padanya. Untuk apa cowok itu sampai berbohong. Dia tersenyum pada Bianca. "Yaudah thanks Kak, gue ke toilet dulu."

Kaki Caramel melangkah menuju kelas Bayu yang berada di lantai dua. Tidak dia hiraukan sapaan jahil dari murid-murid cowok yang sedang berkumpul di tangga. Mereka tidak akan berani menyentuh Caramel karena semua tahu dua penjaga dari cewek itu sangat menyeramkan.

Caramel berhenti di dekat pintu, dia melihat Bayu sedang bicara dengan murid cewek sekolah ini. Mata Caramel menyipit, postur cewek itu tidak asing.

Matanya melebar saat cewek itu menoleh. "Dera," gumamnya. Untuk apa Bayu bertemu dengan Dera diam-diam begini.

"Kita jadi ke toko buku kan?" tanya Dera.

"Jadi tapi tunggu Kara pulang dulu yaa," jawab Bayu.

Kening Caramel makin berkerut dalam. Kalau hanya ingin ke toko buku kenapa harus sembunyi-sembunyi. Dia tidak masalah kalau Dera butuh teman pergi.

Caramel langsung bersembunyi saat keduanya keluar dari kelas. Sebenarnya tidak enak mencurigai pacar dan sahabat sendiri, tapi rasanya ada yang tidak beres dengan kedua orang itu.

Ponsel Caramel bergetar, notifikasi pesan dari Rafan muncul di layar kotak itu.

Raa dimana? Ayo cepet abang harus buru-buru

Caramel berdecak kesal dia segera mengetik pesan balasan pada abangnya itu.

Duluan bang! Kara ada urusan sebentar nanti pulangnya Kara naik taxi aja

Setelah menyentuh send, Caramel langsung mematikan ponselnya. Dia tidak ingin diganggu siapapun.

Sampai di parkiran sekolah Dera sudah naik di motor Bayu. Keduanya langsung berangkat. Caramel memanggil salah satu temannya di kelas.

"Den tolong anterin gue dong," pintanya pada Deni yang sedang mengeluarkan motornya.

"Kemane Ra?" tanya cowok itu.

Caramel mendekati Deni dan berbisik pelan. "Ngikutin Bayu."

Deni tertawa geli, dia menganggukan kepalanya. Sepertinya dia paham maksud dari teman sekelasnya ini.
"Ayok naik, rejeki nomplok nih boncengin cewek cakep," kekeh Deni.

Caramel memukul bahu Deni dengan wajah kesal. "Dasar lo! udah ayo jalan," ucapnya.

Motor Deni melaju di belakang motor Bayu. Mereka menjaga jarak agar Bayu tidak melihat mereka. Deni melirik wajah Caramel dari spion. Dia juga tahu kalau cewek yang duduk di boncengan itu Dera sahabat Caramel sendiri.

"Lo yakin mau ngikutin mereka Ra? pura-pura enggak liat aja deh, ntar lo sakit ati," ucapnya.

Caramel menggelengkan kepalanya, dia ingin tahu semuanya. Dari sini dia bisa melihat Dera memeluk pinggang Bayu dengan erat. Kalau pegang bahu mungkin masih bisa dimaklumi.

Mereka tiba di mall besar yang sering Bayu datangi. Caramel tahu itu karena beberapa kali dia juga menemani cowoknya memborong buku.

"Thanks Den, lo balik aja gih!" suruhnya.

"Lo yakin enggak apa-apa?" tanya Deni ragu.

Caramel terkekeh kecil, dia mencoba untuk santai. "Tenang aja, itu mereka lagi ngerencanai kejutan buat gue," jawabnya asal.

Deni tertawa geli dan menoyor kepala Caramel. "Ngehibur diri amat! yaudah gue balik, lo ati-ati yaa jangan nyampe dua abang lo ngamuk!" pesan cowok itu sebelum pergi.

Caramel langsung masuk dan pergi menuju toko buku. Di sana dia melihat Bayu dan Dera sedang tertawa bersama di dekat rak buku-buku fisika.

"Kalau yang ini aku belum beli, nanti kamu ajarin aku yaa," pinta Dera.

"Aku kamu?" gumam Caramel. Sejak kapan Dera ber aku kamu dengan Bayu.

Caramel mengambil novel dan pura-pura membaca di balik rak yang membatasinya dengan kedua orang itu.

"Ohh iya aku mau beli buku ini buat Kara," ucap Bayu.

"Hemm" balas Dera.

"Sejak awal kamu tau kan? Kara pacarku, aku enggak berniat untuk ninggalin dia," jelas Bayu.

"Iya aku paham, yaudah beli aja nanti biar aku yang paksa dia untuk belajar," kekeh Dera.

Caramel melebarkan matanya saat Bayu merangkul bahu Dera dan mengecup kening sahabatnya itu. Kurang ajar, ini namanya satu kaki menginjak dua perahu, kalau tidak salah itu peribahasanya.

Jadi selama ini Bayu selingkuh dengan Dera. Mata Caramel memanas, dia sudah akan menangis kalau saja kakinya tidak diinjak seseorang.

"Aduh kaki gue!!" pekiknya sembari mengusap-usap kaki yang baru saja diinjak.

Hari ini benar-benar sial. Diselingkuhi, ditikung oleh sahabat sendiri dan diinjak orang. Sepertinya tidak ada kucing hitam yang melewatinya tapi kenapa bisa ada hari sesial ini. Kepalanya menggeleng cepat, itu hanya mitos.

"Sorry enggak liat," tanggap cowok yang baru saja menginjak kakinya.

Caramel bangkit dengan wajah memerah emosi. "Emangnya gue sekecil apa?" bentaknya.

Cowok berambut spike dan wajah seperti orang luar di hadapannya hanya mengerutkan kening dengan santai. Amarah Caramel seolah tidak memperngaruhinya sama sekali. Untung tampangnya ganteng emm mungkin bisa diralat lebih tepatnya ganteng banget, kalau tidak Caramel tidak akan segan untuk mencakar wajah itu.

"Kara?" panggil Bayu dengan wajah kaget. Dera juga terlihat sama kagetnya. Cewek itu langsung melepas rangkulan Bayu.

Caramel merutuk dalam hati, gara-gara cowok ini dia jadi ketahuan menguntit. Dia langsung menghampiri Bayu. "Gue sama lo selesai."

"Ra dengerin dulu! aku sama Dera cuma-"

Caramel mengibaskan tangannya. "Ngomong sama kuku jari gue sana!" bentaknya. Dia langsung berbalik untuk mengambil tasnya.

Cowok yang tadi menginjak kakinya masih menonton dengan wajah santai.

"Apa lo liat-liat? nggak pernah liat macan ngamuk?" bentak Caramel sebelum melangkah pergi.

Langkah Caramel terhenti saat lengannya ditahan oleh cowok itu. Dia menoleh dengan pandangan bertanya.

"Pintu keluar di sana," ucapnya sembari menunjuk arah yang berlawanan dari langkah Caramel.

Caramel mengerjapkan matanya, karena kesal dia sampai lupa dimana pintu keluar. Memang benar-benar bodoh.

"Ken ayo!!" teriak seseorang. Cowok itu melepaskan lengan Caramel dan pergi begitu saja, menghampiri orang yang memanggilnya.

"Ken," gumam Caramel. Kepalanya menggeleng pelan siapa peduli nama cowok itu. Saat ini yang terpenting adalah menyelesaikan hubungannya dengan Bayu.

🍬🍬🍬

Nahhh lohh ketemu 😂

See you in the next chapter

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top