Chapter 08: The ævoltaire
Beberapa hari telah berlalu semenjak kejadian perundungan yang mengerikan dan cerita Chelsea mengenai keluarganya. Viole menjalani aktivitas seperti ada adanya; bangun pagi, mencuci pakaian, membersihkan kamar apartement-nya, mengerjakan pekerjaan sekolah, membaca buku atau novel, mendengar musik, serta menggulir laman media sosialnya dengan malas. Ia sesekali diajak oleh Emma untuk ke rumah Tyler dan hanya sekali ia pergi ke sana ketika Ben dan Tyler mengajak Viole dam Louie bermain game berjudul Pacify.
Pada malam esoknya, Viole enggan untuk pergi ke rumah Tyler, ia gunakan berbagai macam alasan yang untungnya ditoleransi mereka. Sepertinya Tyler, Lola, dan Ben benar-benar menikmati masa skorsing mereka. Lalu Emma yang sudah dari lahir merupakan gadis baik hati. Dia dengan rajin mencatat materi yang kemudian catatan tersebut diberikan pada Tyler, Lola, dan Ben supaya mereka tidak tertinggal pelajaran. Emma juga dengan senang hati menyalin catatannya sendiri di buku Tyler karena lelaki itu malas menulis. Viole hanya berucap dalam hati bahwa Emma sangatlah bodoh. Ia tak berniat menegur Emma secara langsung meskipun terlihat Louie sangat merasa risi, ia jadi berani mengambil buku Tyler dan mengajukan diri bahwa dia saja yang menulis catatan tersebut agar Emma tidak kesusahan. Sementara Tyler hanya bersikap acuh tak acuh lalu kembali fokus bermain video game-nya.
Selain aktivitas bersama mereka, sesekali di sekolah, Viole mengobrol dengan Chelsea atau pun Monica. Sebenarnya kedua gadis yang lebih tua itu yang selalu menyeret Viole dan memaksa Viole mengobrol dengan mereka. Bahkan pernah ketika Viole makan berdua dengan Emma dan Louie di kantin. Tiba-tiba Monica datang dan hendak membawa Viole ke mejanya.
"Hey jangan paksa dia!" balas Louie menghentikan Viole diculik, ia berani berkata seperti itu pada Monica.
"Apakah kau ayahnya atau pacarnya? Tentu bukan? Jadi jangan larang aku!" Monica berucap dengan ancaman satu bogem akan mendarat di wajah Louie maka dengan terpaksa Louie membiarkan Viole diseret oleh Monica.
Pernah ada suatu waktu ketika Viole, Louie, dan Emma berjalan berdampingan di Koridor. Lalu datanglah si gadis rambut keriting bersama Chelsea. Mereka ingin membawa Viole pergi, Louie kesal dan maju selangkah kemudian menantang Monica. Maka dengan seringai kecil di wajah gadis gym itu, dia melayangkan satu tinju yang berhasil mendarat di perut Louie hingga lelaki itu terkapar. Louie kesakitan dan mengerang di lantai. Lalu Chelsea dengan sigap menarik tangan Viole. Maka Viole pun diculik oleh mereka.
Kini Louie dan Emma terus mempertanyakan mengapa Viole tidak menolak atau bersikap keras kepala ketika Monica atau Chelsea menyeretnya pergi.
"Kenapa kau tidak melawan mereka? Dan mau saja menurut saat perempuan berotot itu menyeretmu secara paksa!!!" Louie berucap agak frustrasi. Dia bingung apakah Viole ini tolol atau polos atau keduanya secara bersamaan?
"Louie benar Viole, kau harus menolak jika kau tak mau," balas Emma dengan lemah lembut. Sementara Viole masih berfokus membaca novelnya yang kali ini berjudul Little Women karya Louisa May Alcott.
"Atau jangan-jangan kedua perempuan gila itu menindasmu, atau kau diancam mereka jadi kau tidak bisa menolak mereka?" kata Louie dengan berbagai kemungkinan yang ada. Haruskah dia mengatakan pada Tyler akan permasalahan Viole yang selalu didekati dua kakak kelas? Tidak, Louie tidak mau terjadi pertengkaran antara mereka. Sudah cukup kejadian Liza yang mengenaskan.
"Viole katakan ...." pinta Emma yang membuat Viole menghela napas.
"Aku tak dipaksa, kalian tenang saja dan berhentilah memikirkan hal ini! Aku muak!" Viole kelas karena fokus bacanya agak terdistraksi. Lagi pula alasan Viole membiarkan Monica menyeretnya ke ruangan cheerleader karena ada susu bubuk cokelat lezat yang diimpor dari Inggris jadi Viole selalu menikmati seduhan susu cokelat tersebut.
"Baiklah jika kau merasa baik-baik saja," kata Emma sedikit cemberut, takut jika Viole dirundung kakak kelasnya itu.
"Ingat Viole!" ujar Louie seperti memberi edukasi pada anak kecil. "Para wanita juga bisa memperkosa laki-laki! Kau juga harus paham akan area tubuh kita yang tak boleh disentuh sembarang orang tanpa izin, seperti dada, bibir dan mulut, kemudian bagian di selangkangan---kenapa kau memukulku!" Louie berteriak pada Emma karena memukul belakang kepalanya.
Emma menyahut dengan kesal. "Jangan bicarakan hal itu di sini bodoh! Kau pikir Viole tak paham? Dia bukan anak kecil lagi!"
Louie mengelus kepalanya. "Siapa tahu dia tak paham lagi pula tak ada salahnya kita memberi edukasi akan area sensitif---fuck! Why you kick me, dude!" Kini giliran Viole menendang kaki Louie.
"Diamlah, aku tidak bodoh ya!" Kini wajah cantik Viole terlihat marah karena ia terus terdistraksi.
Louie wajahnya langsung cemberut dan dia jadi kesal. Seta bergumam tidak jelas. Entah mengapa Louie terlihat lebih senang, barangkali karena tak ada tiga perundung jadi dia bisa menikmati kebersamaannya dengan Emma dan Viole. Sesaat dia berharap jika suasana ini akan bertahan selamanya.
****
Pagi hari ini disambut dengan berita yang mengabarkan mengenai salah satu bank di Manhattan yang dirampok oleh segerombolan pria dengan wajah ditutupi topeng dari film The Purge serta membawa senjata api. Saat itu para pengunjung bank disandera supaya para polisi tidak menembak kelima perampok begitu saja. Diketahui beberapa karyawan di bank terluka para dan belum ada korban jiwa. Hingga beberapa jam berlalu, ketika para polisi mengelilingi seluruh area gedung bank tersebut dan bersiap menembak jikalau para perampok berusaha kabur. Namun, dari dalam bank terdengar suara lengkingan para perampok yang kemudian lari terbirit-birit ke luar, tiba-tiba mereka langsung bersujud, bersimpuh dan memohon ampun pada para polisi, mereka menyerahkan diri begitu saja.
Reporter dan jurnalis yang meliput di tempat kejadian mengatakan jika perilaku para perampok sangat aneh. Mereka ketakutan setelah keluar dari dalam bank, tidak ada korban jiwa juga. Beberapa jam kemudian dikabarkan jika kelima perampok tersebut mengalami gangguan jiwa yang membuat mereka gila, para dokter mengatakan jika ganggu jiwa itu terjadi secara dadakan dan kelima perampok terus saja meneriaki kata mohon maaf dan ampun lalu mereka ketakutan seolah-olah melihat penampakan.
Salah satu reporter mewawancarai sandera yakni seorang pria berkebangsaan Amerika, asal California. Dia mengatakan jika awalnya keadaan di dalam bank sangat menegangkan, para perampok masih waras dan terus mengancam akan menembak jika ada sandera yang berusaha kabur. Namun, tak lama berselang dari itu. Tiba-tiba saja kelima perampok berteriak-teriak dan kesakitan hingga muntah-muntah, lalu mereka lari tunggang-langgang dan bersimpuh di hadapan para polisi. Kejadian ini dianggap fenomena yang aneh. Bahkan tidak logis oleh pihak kedokteran. Gejala gangguan jiwa yang menyerang para perampok terjadi begitu saja padahal awalnya kelima perampok terlihat sehat dan waras saja.
Meskipun ini adalah fenomena yang aneh. Namun, beberapa pakar kedokteran serta masyarakat berasumsi pada satu hal yang bisa melampaui batasan dan aturan normal yang ada di dunia ini. Asumsi itu adalah---
"Manusia berkemampuan spesial bukan?" Kini koridor sekolah heboh membicarakan berita yang mereka tonton tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah. Berita ini tentu saja sudah tersebar hingga penjuru negara bagian.
"Ya! Sudah dipastikan mereka! Meskipun akhir-akhir ini sulit mempercayai kehadiran mereka, tapi aku sangat yakin jika kejadian perampokan dan kelima perampok tiba-tiba gangguan jiwa adalah karena perbuatan manusia berkemampuan spesial!" Murid lain menimpali.
"Lagi pula mana mungkin kelima perampok jadi kehilangan kewarasan secara mendadak jika bukan karena para ævoltaire terlebih lagi pakar kedokteran tak bisa menjelaskan kejadian ini secara ilmiah!" Seorang perempuan dengan rambut merah keriting ikutan menyahut.
Salah satu dari mereka berbisik, "jadi manusia berkemampuan spesial itu masih hidup?"
"Apakah mereka ada di antara kita?"
"Tentu saja mereka masih hidup, setiap harinya pasti ada manusia yang lahir dengan kemampuan spesial itu! Mereka ibarat superhero dengan kekuatan super yang melebihi manusia biasa! Namun, mereka disembunyikan identitasnya!"
Setelah bencana kiamat yang terjadi pada tahun 1825 atau disebut pula fenomena Black Worlds. Banyak anak-anak yang lahir berkekuatan super, sayangnya kebanyakan pada zaman dulu dikarenakan kekurangan teknologi dan masih banyak keterbatasan ilmu pengetahuan jadi anak-anak itu kehilangan kekuatan mereka karena tidak berkembang dan tidak diasah. Bertahun-tahun berlalu, salah seorang ilmuwan paling genius dibantu banyak ilmuwan lainnya di seluruh dunia akhirnya mencetuskan sebuah perusahaan yang akan menampung anak-anak tersebut. Mereka diberi nama ævoltaire. Para ævoltaire dianggap spesial dan sangat diistimewakan, jika zaman sekarang akan disebut pahlawan super serta diibaratkan Superman, Batman, Iron Man, Spiderman, barangkali Harry Potter bahkan ada yang menyebut para ævoltaire sebagai demi-god dengan artian manusia setengah Dewa, seperti Percy Jackson karya Rick Riordan. Namun, mereka semua adalah tokoh fiksi yang diciptakan manusia sementara para ævoltaire adalah senyata-nyatanya karakter fiksi dengan kekuatan super mereka.
Para ævoltaire itu nyata dan mereka hidup di antara manusia biasa. Hanya saja mereka menyembunyikan identitas mereka demi kehidupan normal dan tenang terlebih sejak dulu banyak oknum jahat yang hendak memanfaatkan para ævoltaire demi keuntungan mereka sendiri. Kalau kata perfilman, oknum-oknum tersebut adalah anggota organisasi jahat.
"Kakakku yang bekerja di kepolisian berkata jika manusia-manusia pemilik kekuatan super itu---maksudnya ævoltaire. Mereka dilatih di perusahaan khusus yang menampung mereka, jadi mereka tinggal di perusahaan itu dan menjalani hidup di sana!"
"Aku dengar rumor jika seluruh negara di belakang dunia, memberikan sejumlah uang ke perusahaan tersebut demi mendukung perkembangan manusia super itu." Salah satu murid menimpali. "Jadi mereka tak pernah kekurangan makanan atau apapun."
"Sialan bukankah bahagia kehidupan para ævoltaire itu? Setiap individu ævoltaire katanya kaya raya."
"Benar bahagia, tetapi tidak banyak yang bertahan dengan kekuatan super mereka."
"Aku salah satu ævoltaire," sahut teman mereka yang berambut panjang meski ia cowok.
"Pembohong, kau pembohong!" sahut si perempuan rambut keriting. "Kau akan dibunuh ævoltaire yang asli jika berbohong seperti itu!"
"Atau diculik perusahaan yang menampung ævoltaire kemudian kau dilenyapkan, tak lupa keluargamu juga akan hilang," sahut yang lain.
"Oh come on, aku hanya bercanda guys." Ia langsung mengklarifikasi, takut jika ia benar diculik dan keluarganya jadi menderita juga.
"Aku jadi teringat Youtubers yang tidak kembali lagi setelah membuat Vlog masuk ke salah satu gedung milik perusahaan yang menampung para ævoltaire."
Perusahaan utama ævoltaire tidak diketahui tepatnya berada di benua dan wilayah apa karena sangat dirahasiakan bahkan hanya segelintir orang saja yang tahu, presiden pun tidak mengetahuinya. Bahkan ada rumor yang mengatakan jika perusahaan itu berada di pulau tersendiri karena Pendiri perusahaan tersebut membeli sebuah pulau terpencil untuk menjadi tempat mendirikan perusahaan bagi anak-anak berkekuatan super. Meskipun tidak ada yang tahu di mana letak merusak tersebut.
Ada banyak gedung-gedung, tempat para ævoltaire tinggal atau melakukan pemeriksaan atau para dokter melakukan pemeriksaan, gedung ini tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Tidak boleh ada yang berkunjung selain para dokter khusus dan orang-orang tertentu. Lalu pernah ada berita yang mengatakan jika lebih baik masyarakat melupakan untuk mengulik rahasia di gedung tersebut dengan artian bersikap acuh tak acuh saja karena jika mereka memaksakan diri terutama dengan menyebarkan apa yang ada di dalam gedung tersebut maka mereka akan mendapatkan konsekuensinya.
Sayangnya di zaman sekarang banyak Youtubers atau vloger yang nekat mengulik rahasia yang ada di gedung-gedung tersebut, ada berbagai macam alasan mereka melanggar aturan; hendak menguji keberanian, membuat para subscriber-nya senang, menaikkan popularitas, serta alasan lainnya. Salah satunya adalah seorang Youtubers dengan akun bernama Jayjayone. Dia seorang Youtubers yang suka tantangan lalu ia menantang dirinya untuk masuk ke gedung tersebut pada malam hari. Beberapa hari berlalu setelah tantangan tersebut dan Youtubers itu tak terlihat lagi kabarnya bahkan hingga kini dan YouTube-nya terbengkalai begitu saja.
"Apa dia mati setelah masuk gedung tersebut? Atau diculik kemudian dibuang entah ke mana, diasingkan?"
"Ada kemungkinan jika dia mati apalagi kejadian ini terjadi enam bulan lalu dan hingga kini YouTube-nya masih tak mengupdate video baru." Sesaat hening menguar, kini mereka merasa takut.
Perusahaan tempat menampung para ævoltaire dikabarkan punya koneksi di seluruh dunia; dengan aparat penegak hukum, dokter dan profesor maupun cendekiawan paling berbakat, aparat pemerintahan, jadi tidak mengherankan jika ada banyak mata-mata berkeliaran di bawah kekuasaan perusahaan tersebut. Bahkan jajaran orang kaya rela menyumbangkan uang mereka untuk menunjang penelitian anak-anak berkekuatan spesial tersebut. Lalu bukan rahasia umum lagi jika perusahaan itu bisa menculik anak-anak, menyogok atau membunuh orang tua mereka, melakukan berbagai macam cara hanya demi mendapatkan anak-anak itu serta mengembangkan kekuatan super mereka.
"Aku tidak menyukai poin itu, menculik, membunuh, memaksa, bukankah kita seolah dipandang sebagai kelinci atau tikus percobaan?" Seorang perempuan rambut sebahu berkata seraya menyeruput coca-colanya.
"Aku setuju, mereka sangat kejam, tetapi mau bagaimana lagi? Pemerintah saja mendukung tindakan mereka dan tak ada yang bisa melawan. Banyak ævoltaire juga yang bekerja di perusahaan tersebut jadi manusia biasa tidak bisa melawan semisal kita diculik."
"Lagi pula tenang saja kalau kita bukan salah satu dari anak-anak spesial itu."
"Huh! Aku malah ingin jadi ævoltaire, supaya bisa jadi superhero seperti Avengers!"
"Ya! Pasti seru dan hebat jika kita menjadi superhero kemudian membasmi kejahatan di muka bumi ini," timpal sahabatnya, mereka melakukan tos tinju, "aku membayangkan menjadi pahlawan seperti Percy Jackson."
Beberapa dari murid tertawa. "Kalian bisa jadi Avengers, kemudian mati ketika Thanos datang. Sementara kau, bisa saja mati ketika Kronos bangkit atau barangkali Voldemort dari Harry Potter yang akan membunuhmu!" Kini tawa murid semakin kencang terdengar.
"Kira-kira kekuatan anak-anak spesial itu apa saja ya?"
"Barangkali seperti terbang, tembus pandang, otot yang kuat, telepati, bisa teleportasi, banyak!"
Kesenangan mereka terhenti dengan sebuah pernyataan dari murid perempuan. "Aku penasaran, para ævoltaire itu nyata dan mereka kemungkinan hidup di antara kita. Lalu setiap anak punya kemampuan berbeda-beda lalu mengapa dunia masih penuh kejahatan? Kutahu juga kalau perusahaan yang menampung mereka punya teknologi canggih seperti film Ready Player One atau semacamnya. Pernah juga, pemimpin perusahaan menjanjikan jika masa depan seluruh negara seperti pemikiran kaum utopia."
"Aku tidak bisa menjawab hal itu." Bel sekolah berbunyi menandakan jika sekolah telah usai dan para murid boleh pulang. "Namun, mari berharap jika masa depan yang dia janjikan benar seperti itu karena jika masa depan seperti film Maze Runner, Divergent, atau The Hunger Games, kurasa aku akan menyerah."
"Ayo pulang!! Mari ke Arcade Games!!" Lelaki itu lekas merangkul sahabatnya yang setelah mengenakan tas, mereka bersama pergi keluar kelas.
Riuh sekali koridor tersebut dengan berbagai macam aktivitas murid-murid yang bersiap untuk pulang ke rumah. Beberapa masih ada yang bermain, ada yang sibuk merapikan loker, dan ada yang berlarian ke sana-kemari.
Viole menaruh sebagian bukunya ke dalam loker. Dia kenakan headphone-nya seraya memutar lagu One Direction. Ponselnya punya berbagai macam playlist dan sebenarnya dia tak masalah menerima rekomendasi lagu dari orang-orang. Ada rekomendasi lagu bagus untuk Viole dengarkan? Kini dia melangkah hendak pergi keluar, sepanjang langkahnya di koridor, para murid tidak jauh-jauh membicarakan tentang berita tadi pagi, kekuatan super, hingga ævoltaire.
"Kira-kira ada tidak ya, ævoltaire di sekolah kita ini?" kata seorang murid laki-laki berkacamata pada temannya yang persis berada di samping Viole. "Aku penasaran bagaimana kekuatan mereka, apakah seperti tokoh-tokoh superhero di komik, novel, atau, film?"
Viole bisa mendengar pembicaraan mereka dan lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, kemudian ukiran senyum tipis terlihat di wajahnya.
"Hey lihat, itu murid baru yang cantik dan lagi dekat dengan Chelsea."
Segera mempercepat langkahnya karena kini banyak mata menatap dan memandangi dirinya dari atas hingga bawah. Mencapai halaman gedung sekolah dan melewati tempat parkir. Viole merasa lega karena sudah tak lagi di antara kebisingan para murid. Cuaca hari ini sangat terik jadi dia bisa menikmati jalan santainya menuju supermarket yang sedikit lebih jauh dari sekolah ini. Viole harus berbelanja karena persediaan makanannya di rumah telah habis.
Memasuki supermarket, ia mendorong troli menyusuri rak-rak persediaan makanan. Beberapa mata tidak lepas memandangi wajahnya yang mereka sesaat terpengarah karena seperti jarang melihat lelaki, tetapi wajahnya sangat cantik seperti manusia di negeri dongeng. Bisikan demi bisikan juga terdengar, beruntungnya Viole abaikan dengan mendengar musik melalui headphone-nya. Ia membeli berbagai macam kebutuhan seperti telur, ayam, daging, sayur-sayuran, sereal dan susu, lebih banyak susu, roti, saus, serta masih banyak lagi. Setelahnya segera dibayar.
"Apakah kau pendatang di kota ini? Aku jarang melihat seseorang berwajah sepertimu," kata wanita yang menjadi kasir di sini.
Viole menatap dengan sinis. "Ya, aku pendatang, baru beberapa minggu di sini."
Si wanita mengangguk. "Selamat datang di Erysvale, semoga kau betah tinggal di kota ini. Percayalah jika kota ini tak kalah menakjubkan dengan Manhattan."
"Terima kasih," balas Viole segera mengangkat kantung belanjaannya yang mencapai dua kantung lumayan besar. Viole menghela napas karena kini harus membawa barang belanjaan dengan berjalan kaki. Mengapa tak memesan uber? Viole enggan memesan uber hanya karena jarak supermarket ke apartement sekitar tiga atau empat kilometer saja.
Sepanjang jalan, Viole menikmati kesendirian meskipun masyarakat beraktivitas dengan riuh. Dia fokus mendengar musik dan sesekali memikirkan hal lain sementara langkahnya tetap kokoh dan tegak. Sesaat dia terpikirkan perkataan para murid yang membahas tentang manusia super dan para ævoltaire serta mempertanyakan keberadaan mereka. Pertanyaan paling banyak muncul juga adalah bagaimana kekuatan para ævoltaire itu?
Apakah seperti para Avengers?
Barangkali kekuatan mereka seperti kartun Avatar: The Legend of Aang. Mungkin juga seperti sihir di film Harry Potter atau kekuatan para demi-god di novel Percy Jackson. Bahkan ada yang berpikir jika para ævoltaire itu seperti manusia mutan.
Langkah Viole berhenti, menatap pada beberapa anak kecil yang berlarian ke sana kemari. Ia lanjut melangkah lagi ketika lagu di headphone-nya berhenti. Ia abaikan. Fokus terus melangkah sementara kepalanya dipenuhi obrolan yang ia dengar dari para murid.
Sebenarnya konsep para ævoltaire tidak semudah kekuatan di karya fiksi ilmiah atau fantasi. Benar, konsep kekuatan mereka tidak seperti yang orang-orang pikirkan kemudian dengan mudahnya mengatakan hendak menjadi superhero jika mereka adalah ævoltaire.
Kini Viole menghentikan langkahnya, menuju vending machine dan membeli minuman bersoda. Ia hendak istirahat sebentar karena masih sisa satu kilometer lagi menuju apartement-nya.
Aktivitas di sekitaran toko-toko ini sangat sibuk. Semakin banyak anak-anak yang berlarian ke sana kemari. Hingga pada detik tak dapat dibayangkan, saat orang-orang sibuk dengan kesibukan mereka sendiri. Seorang anak laki-laki berumur tiga tahun terlepas dari pengawasan ibunya karena Sang ibu sedang sibuk memilah bunga di toko bunga dan mengobrol dengan penjual bunga. Sementara dari kejauhan, sebuah mobil melaju kencang karena pengemudinya seperti tak sadarkan diri, hampir pingsan karena sakit kepalanya dan dia demam tinggi. Mobil hitam besar itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, beberapa kali hampir menabrak pengguna jalan lain jika mereka tak menghindar. Malapetaka akan terjadi.
Si anak berumur tiga tahun terkecoh dengan seekor kupu-kupu maka ia berjalan untuk mengejar kupu-kupu tersebut, balon biru terikat di tangannya, ia terus mengejar kupu-kupu yang terbang ke jalan raya, tanpa memahami jika dari arah lain sebuah mobil melaju dengan sangat kencang sementara sang ibu masih sibuk bercengkerama dengan penjual bunga. Kini si anak kecil menginjakkan kaki ke jalan raya dengan pandangan fokus pada kupu-kupu kecil yang malah terbang menjauh sementara si anak semakin berjalan ke tengah. Suara mobil melaju terdengar dan tak bisa berhenti karena pengemudinya hampir diambang batas kesadaran. Maka hanya perlu hitungan menit saja sebelum terjadinya tabrakan yang akan menewaskan anak polos karena kelalaian orang tuanya.
Viole yang berada di seberang jalan, dia menatap pada anak kecil tersebut lalu manik matanya beralih pada mobil hitam yang melaju. Beberapa warga yang dari kejauhan dan melihat anak kecil itu, mereka berteriak-teriak, tetapi mereka takkan sempat menolong anak kecil tersebut. Kini langkah anak itu terhenti dan menyadari jika sebuah mobil melaju ke arahnya, sementara pengemudi mobil terkejut karena baru menyadari ada anak kecil di jalan raya, tetapi reaksinya terlalu lambat dan ia tidak sempat membanting setirnya. Maka anak kecil itu harusnya akan mati tertabrak dan bersimbah darah. Ya, begitulah seharusnya anak itu mati.
Viole menatap si anak kecil dengan mata Viole yang terlihat begitu cantik terutama bulu matanya yang panjang dan lentik. Sesaat Viole bergumam tidak jelas.
Detik-detik sebelum si anak kecil tertabrak, seorang perempuan berumur delapan tahun berlari kemudian melompat dan menyelamatkan adiknya. Mendekap tubuh adiknya lalu mereka terjatuh ke aspal sementara mobil tak terkendali itu membanting setir dan menabrak meja-meja yang tersusun di depan kafe kecil. Semua orang yang melihat kejadian tersebut langsung merasa lega meskipun kekhawatiran masih tergambar di wajah mereka. Kini si kakak menggendong tubuh adiknya menjauh dari jalan raya. Dia lalu menatap pada lelaki cantik yang berjalan ke arahnya. Viole menatap perempuan berumur delapan tahun tersebut.
"Terima kasih," kata si anak perempuan sementara Viole tak menjawab karena dia hanya ingin membuang kaleng sodanya di tempat sampah yang dekat dengan si anak perempuan tersebut.
Setelahnya Viole berbalik dam melangkah pergi sementara ibu dari kedua anak itu lekas memeluk mereka dengan erat dan isakan tangis karena tak bisa membayangkan jika anak-anaknya tertabrak mobil. Si ibu bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan kedua anaknya untuk hidup. Beberapa pejalan kaki menuju pengemudi mobil yang sudah tak sadarkan diri dan segera mereka memanggil ambulans. Hari itu jiwa manusia tak jadi diambil oleh malaikat kematian.
Viole kembali melangkah dengan wajahnya yang seolah-olah ia tidak menyaksikan kejadian yang hampir merenggut dua nyawa seorang anak kecil. Dia sangat santai memasuki lobi apartement-nya, melangkah ke dalam lift bersama beberapa penghuni apartement ini serta masuk ke dalam kamar apartement-nya dan menaruh barang belanjaannya di atas meja. Ia lalu menghela napas dan bersandar di sofa sambil berujar. "Makan malam hari ini apa ya, ayam atau daging? Mungkin aku harus mencari resep di internet."
◇─◇──◇─────◇──◇─◇
Sudah mulai nih dengan disinggung mengenai anak-anak istimewa, mereka disebut ævoltaire. Kira-kira ada berapa banyak para ævoltaire ini? Dan bagaimana kekuatan mereka yah... jadi penasaran^^
Lalu kejadian tabrakan, bukankah ada keganjalan? Lalu bagaimana dengan Viole---
Prins Llumière
Jumat, 13 Oktober 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top