Chapter 4
"Kenapa sih cowok itu selalu buat aku jantungan?"
- Andira Prameswari.
*****
Lima pelayan itu menaruh banyak baju-baju, juga dress di bed king size nya Andira. Andira menatap mereka dengan raut tak mengerti.
"Apa... Ini?"
Pelayan yang sepertinya dia ketua diantara pelayan-pelayan itu, maju dan tersenyum ramah pada Andira.
"Ini baju yang Tuan berikan untuk nona, dan juga, seragam ini." Ucap ketua pelayan itu membuat Andira tak mengerti. Kemudian matanya beralih menatap seragam cantik yang diberikan oleh ketua pelayan itu.
"Kalau begitu, kami permisi." Setelah menundukkan sedikit kepala. Para pelayan tersebut meninggalkan Andira di tempat yang besar itu.
Gadis itu mengedarkan pandangannya, satu kamar ini sangatlah luas sekali. Bahkan kamar ini tak sebanding berapa luas dengan rumahnya yang dulu. Andira lagi-lagi menghela nafasnya.
Tok tok!
Andira segera membuka kenop pintu tersebut, dan terlihatlah Keenan yang menatapnya datar. Tanpa permisi, cowok itu masuk dan tatapannya mengarah pada seragam putri milik Andira yang tadi diberikan oleh ketua pelayan itu.
"Mulai besok Lo akan sekolah di yayasan milik bokap gue, Billar internasional high school." Ucapan Keenan mampu membuat Andira terkejut bukan main. Bagaimana tidak, sekolah itu adalah sekolah terkenal di Indonesia. Sekolah dengan kalangan murid kelas atas. Andira sering melihat sekolah itu di situs internet yang dia baca.
"BIS? Ak... Aku sekolah di SMA aku yang dulu aja," tolak Andira dengan gugup sambil memilin kuku jarinya.
"Gue udah janji, kalau gue akan merawat dan melindungi Lo selama Lo masih dalam pandangan gue. Jadi, Lo nurut saja karena ini perintah Pak Satrio." Kata Keenan dengan datar. Lalu Andira dengan sedikit keberaniannya, mendongakkan kepalanya menatap Keenan.
"Tap... Tapi-"
Belum selesai gadis itu mengucapkan katanya, Keenan memajukan wajahnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah mungil Dira. Membuat gadis itu dengan reflek memundurkan kepalanya.
"Dira, mulai saat ini dan besok. Lo harus belajar terbiasa dengan semua ini, Lo harus belajar menyesuaikan diri." Kemudian tanpa aba-aba lagi. Keenan pergi meninggalkan Andira yang sedari tadi menahan nafasnya.
"Huhh..." Gadis itu menoleh kebelakang saat tahu kalau Keenan sudah benar-benar pergi.
"Kenapa sih cowok itu selalu buat aku jantungan?" Gumamnya sambil menggelengkan kepalanya ketika mengingat sikap Keenan yang selalu tiba-tiba dan tak terduga itu.
*****
Seorang gadis sederhana dengan kecantikannya yang natural itu, turun dari mobil sedan hitam tersebut. Keenan diantar oleh salah satu supir pribadi milik Satrio.
Gadis itu menatap gedung yang menjulang tinggi. Sekolah yang benar-benar luar biasa, sekolah yang selalu dia impikan saat dia menonton drama Korea yang ditontonnya.
Andira berjalan dengan mata masih melihat sekelilingnya. Semua siswa disini benar-benar sangat berkelas.
"Kok boleh makeup ya?" Andira bergumam heran saat beberapa siswi yang dilewatinya, wajah mereka tak luput dari makeup. Tentu saja dia heran, karena si SMA nya dulu, siswa perempuan yang ketahuan makeup akan di panggil ke ruang BK, dan kena sanksi.
Tak jarang juga, gadis itu menurunkan rok nya. Yang menurutnya, rok itu sangat pendek dan memamerkan setengah pahanya. Jujur, dia sangat risih, baru pertama kali ini gadis itu berpakaian mini di sekolahnya kecuali saat SD. Tentu saja, karena bahkan saat dia SMP dan SMA, rok nya hanya diperbolehkan sebatas mata kaki. Dan itu jauh berbeda dengan sekolah yang dia injakan sekarang.
Andira masih mengedarkan pandangannya untuk mencari ruang kepala sekolah. Namun dengan luasnya sekolah ini, dia bahkan belum menemukannya selama 15 menit. Andira menjadi pusing, dan di bawah pohon. Dia melihat dua orang cowok yang sedang sibuk dengan dunia mereka masing-masing.
Gadis itu menghampiri kedua cowok itu "Pe... Permisi..."
Keduanya sontak menolehkan kepalanya, menatap heran Andira yang tampak asing. Kedua cowok itu menatap Andira dari ujung kepala sampai ujung kaki membuat cewek itu risih.
"Ada apa?" Seorang cowok tinggi berambut gondrong menghampiri Andira. Gadis itu sedikit beringsut mundur dan menundukkan kepalanya.
"Hm... Mau nanya ruang kepala sekolah dimana?"
"Headmaster room?" Beo lelaki berambut cokelat. Andira hanya mengangguk kaku.
"Ayo ikut gue!" Kata lelaki gondrong itu. Andira ragu-ragu, dengan pelan Aisyah mengikuti cowok gondrong itu.
"Ga usah takut, gue gak macem-macem kok," ucap cowok itu. Di belakangnya Andira hanya mengangguk saja.
"Lo anak baru?"
"Hm.." deheman yang menjadi jawaban dari gadis itu.
Dan akhirnya mereka tiba di depan pintu putih yang bertuliskan headmaster room.
"Ini ruangannya," ujar cowok itu. Andira tersenyum manis menatap cowok itu, ternyata dia sudah berburuk sangka.
"Makasih ya,"
"Oke!"
Kemudian cowok itu pergi dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celananya, Andira masih menatap punggung cowok itu sampai sudah tak terlihat lagi. Barulah,gadis itu menarik nafas dan mengetuk pintu.
*****
Awalnya, wanita tambun yang sudah berusia di hadapannya ini terus menatap Andira dengan datar. Namun, dia teringat pesan Pak Satrio untuk memberikan suratnya kepada kepala sekolah itu. Setelah memberikan suratnya, kepala sekolah tersebut lalu tersenyum ramah kepada Andira.
"Jadi, kamu Andira Prameswari?" Dengan kaku Andira mengangguk.
"Selamat datang di Billar internasional higschool. Saya Meriam Pramudya, kepala sekolah di sekolah ini."
*****
Ayo komen yang rajin biar aku nya rajin juga update nya huhu... Sayang banget sama kalian😘🥰🖤🖤🖤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top