Chapter 3
"Gue akan melindungi Lo, selama Lo masih dalam pandangan gue, Andira."
- Keenan Melviano.
*****
Tok tok tok..
Ketukan di pintu membuat Andira berjalan pelan dengan penyangga yang menjadi tumpuannya.
"Siapa?"
Ceklek.
Pintu terbuka menampakan lelaki tinggi dengan wajah tampan berdiri di ambang pintu, mata mereka bertatapan untuk sesaat. Tinggi lelaki itu mampu membuat Andira mendongak saat kira tinggi gadis itu hanya sebatas bahu lelaki itu.
Dan disamping lelaki itu, ada Pria paruh baya dengan Jas yang masih melekat ditubuhnya, terlihat jelas bahwa kedua Pria di hadapannya ini bukanlah orang biasa.
Mata coklat teduh gadis itu menatap heran dengan sosok yang di depannya, sampai suara lembut merasuki telinga lelaki itu.
"Cari siapa ya?" Tanya Andira.
Cowok itu berdehem sejenak "Lo yang bernama Andira?" Tanya nya tanpa basa-basi.
"Iya, saya Andira. Ada apa?" Pikiran buruk mulai terbesit di benak gadis itu. Bagaiman jika dihadapannya ini adalah rentenir yang menagih utangnya. Tapi seingatnya dia tak berhutang kepada rentenir.
"Gue Keenan Melviano Ballar." Andira terkejut kala lelaki itu menyebutkan namanya. Dia ingat, Keenan yang disebut-sebut oleh adiknya itu.
*****
"Maaf aku gak bisa," tolak halus Andira.
Keenan menghembuskan nafasnya gusar "Ini udah harus tanggung jawab gue, jadi, tolong."
"Tapi, aku gak bisa ninggalin rumah ini."
"Lo dan Alif akan mendapatkan fasilitas yang lebih dari semua ini. Bahkan, Alif akan mendapatkan sekolah yang lebih baik lagi. Gue udah janji akan bertanggung jawab dan merawat Lo, Andira." Ucap Keenan dengan tulus.
Andira memejamkan matanya sejenak. Memikirkan perkataan lelaki asing di hadapannya ini, disatu sisi, tawaran tersebut sangatlah dia butuhkan, sejujurnya. Terutama untuk Alif.
"Coba kamu fikir, dengan keadaan kamu yang belum membaik sepenuhnya ini, gak mungkin ada tempat kerja yang mau menerima, jadi Andira, tolong fikirkan baik-baik semua ini. Setidaknya, ini demi adik kamu. Juga, kami melakukan semua ini tulus dan rasa tanggung jawab," Ucap Satrio dengan sungguh-sungguh.
*****
Andira POV
Di dalam mobil mewah ini, aku duduk di kursi penumpang, bersebelahan dengan cowok bernama Keenan itu. Dan di kursi pengemudi ada supir dan juga Pak Satrio, yang seperkiraku dia adalah ayah dari Keenan.
Di kursi belakang ada Alif yang sedari tadi menatap ke arah jalan, juga koper dan tas kecil yang berisi perlengkapan kami.
Ya, aku memutuskan untuk menerima tawaran dari Pak Satrio. Setidaknya, aku berdoa semoga ini yang terbaik untukku dan juga Alif. Karena mungkin, apa yang dikatakan Pak Satrio ada benarnya juga, kalau mana mungkin ada tempat kerja yang mau menerima ku karena keadaanku yang bahkan berjalan saja masih harus dengan tongkat penyangga.
Aku melirik ke arah Keenan yang masih duduk tenang sedari tadi, sejujurnya aku sempat kagum oleh wajah Keenan yang begitu sempurna terpahat. Rahangnya tegas, tinggi dan gagah, alisnya tebal, mata elangnya tajam, juga hidungnya yang mancung. Keenan sangatlah tampan aku mengakui itu.
Tapi yang dapat aku simpulkan setelah mengenal Keenan untuk beberapa saat, lelaki itu sangat dingin dan tak banyak bicara. Dilihat pun sepertinya cowok di sampingku adalah orang yang tempramental. Aku sampai bergidik, aku gak akan ketipu sama wajahnya. Apalagi saat tahu kalau Keenan itu anak nakal, bagaimana bisa dia kebut-kebutan di Jalan liar seperti itu. Sampai membuatku jadi seperti ini.
Aku menunduk terdiam, semuanya semoga aku bisa menerima semua ini dengan lapang dada, karena aku yakin, kalau apa yang menimpaku ini adalah rencana Tuhan. Bahkan, daun yang terjatuh pun itu atas rencana Tuhan juga, bagaimana kita sebagai manusia menyalahkan takdir. Yang bisa kita lakukan semua itu adalah bersyukur untuk apapun yang menimpa kita, yang kita alami. Bahkan, kita hidup saja sudah bersyukur.
Aku juga yakin, semua yang menimpaku akan ada hikmahnya. Karena rencana Tuhan itu sempurna.
*Off
*****
Mansion mewah tersebut lebih terlihat seperti istana, bahkan disekelilingnya terdapat taman dan juga lampu-lampu terang. Andira hanya terpaku melihat mewahnya rumah besar tersebut, bagaimana bisa orang tinggal di istana seperti ini, fikirnya.
Tak lama kemudian, Satrio mengajak masuk Andira dan juga Alif. Sampai di pintu besar, pelayan membuka pintu tersebut, dan bejejerlah para pelayan yang berseragam, kira-kira ada sepuluh orang.
"Andira, selamat datang," ucap Satrio dengan tulus. Andira tersenyum kikuk membalas ucapan pria paruh baya itu.
"Keenan, sekarang kamu antar Andira dan Alif ke kamar mereka." Perintah Satrio, Keenan mengangguk dan berjalan dengan Andira dan juga adiknya yang mengekori lelaki tersebut.
Andira berjalan pelan karena takut tergelincir dengan tangga yang menjulang tersebut, Keenan berhenti di depannya membuat Andira mengerutkan keningnya. Lalu cowok itu berbalik, tanpa aba-aba, lelaki itu menggendong Andira ala bridal style yang membuat gadis itu membulatkan matanya sempurna, bahkan adik laki-laki nya tak kalah terkejut.
Andira hanya bisa bernafas sedikit-sedikit sambil menatap wajah tegas Keenan dari samping.
"Ak... Aku bisa sendiri," ucap cewek itu dengan terbata.
Keenan, lelaki itu menoleh hingga mata elang itu bertemu dengan manik coklat teduh milik Andira. Jarak keduanya bisa terbilang hanya beberapa senti saja, bahkan nafas mereka saling beradu.
Andira bahkan lebih gak bisa bernafas seperti biasanya terlebih saat ini, sampai Keenan mengalihkan pandangannya. Lalu perkataan Keenan membuat Andira kembali tak bisa berkutik.
"Gue akan melindungi Lo, selama Lo masih dalam pandangan gue, Andira."
*****
"Aku akan melindungimu, selama kau masih dalam pandanganku."
Itu kata-kata aku kutip dari Drama 'Crash Landing on you' ya guys, kalian wajib nonton btw karena itu seru banget, dijamin. Wkwkw :v
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top