Bab 10
Pada zaman dahulu kala ada sebuah cerita Yunani tentang seorang dewa bernama Hephaestus. Hephaestus sendiri adalah anak dari Dewa Zeus dan Dewi Hera yang kelahirannya bernasib malang, karena Hephaestus terlahir buruk rupa.
Hera yang tak terima dengan kondisi anaknya langsung membuangnya dari Gunung Olympus. Hephaestus yang malang kemudian mendarat di Pulau Lemnos dan dibesarkan di sana.
Hephaestus tumbuh sebagai seorang pandai besi level dewa yang pandai membuat berbagai senjata dan peralatan berharga. Para Dewa Olympus menyambutnya sebagai dewa pandai besi dan api.
Suatu hari, Hera yang menyadari kehebatan Hephaestus pun mengetahui bahwa pria itu ternyata anaknya. Lantas dia merasa bersalah akan nasib Hephaestus kemudian berusaha menebusnya dengan cara menjodohkannya dengan dewi paling cantik sejagat raya yaitu Aphrodite, sang Dewi Kecantikan.
Sebenernya tujuan pernikahan ini juga untuk menghukum Aphrodite yang terlalu sombong. Pernikahan dua dewa yang memiliki begitu besar perbedaan yaitu si cantik dan si buruk rupa ini pun tidak bahagia. Hephaestus yang kuat, serius dan sibuk bekerja bukanlah pasangan yang tepat untuk Aphrodite yang sensual, ceria dan suka petualangan.
Namun, Hephaestus sangat mencintai Aphrodite dan selalu menghujani istrinya dengan berbagai hadiah mewah. Begitu cintanya Hephaetus pada Aphrodite, tapi bagi Aphrodite, suaminya yang penyayang ini sangat membosankan dan selalu sibuk kerja di perapian. Hephaestus sama sekali bukan tipenya.
Suatu saat Aphrodite bertemu dengan Ares, sang dewa perang, yang baru saja pulang dari pertempuran. Dari sebelum menikah, sebenarnya Aphrodite sudah menaruh hati pada Ares. Ares yang macho, keren, dan ahli pedang begitu menggugah Aphrodite yang haus kasih sayang. Ares yang terpikat dengan kecantikan Aphrodite kemudian memulai pertemuan terlarang dengan Aphrodite.
"Wahai Aphrodite anak tercantik Uranus, datanglah ke kediamanku di Sparta. Namun, biarlah kegelapan tiba sebelum kita bertemu," kata Ares.
Ares dan Aphrodite bertemu di malam hari untuk menghindari Helios/Apollo, sang Dewa Matahari. Perselingkuhan ini berlangsung cukup lama sampai pengawal Ares ketiduran dan lupa memperingatkan Ares dan Aphrodite kalau hari sudah pagi. Helios, sang mentari yang bisa melihat apa saja, kemudian langsung melaporkan peristiwa ini kepada Hephaetus. Hephaetus yang sedang menempa perisai dengan palunya terkejut dan menangis pilu.
Hephaestus yang dendam akibat cintanya dikhianati lalu merancang rencana balas dendam. Suami yang terluka ini ingin menunjukkan ke seluruh penghuni Olympus perbuatan kedua insan ternoda ini. Diam-diam Hephaestus bersembunyi dan mengamati perbuatan Ares dan Aphrodite. Ketika mereka sedang bersama, Hephaestus melemparkan jaring yang kuat dan menyeret mereka ke hadapan Zeus dan para dewa. Namun, bukannya simpati, Hephaestus malah ditertawakan oleh para dewa lain. Apollo dan Poseidon malah memuji Ares yang beruntung bisa berselingkuh dengan Dewi Kecantikan. Hephaestus yang sedih dan tak bisa berbuat banyak akhirnya kembali menerima Aphrodite sebagai istrinya.
Alenda menghapus air mata di pipinya. Ini kisah yang sangat menyedihkan. Kasihan sekali kakeknya Gavier. Tapi, belum selesai Alenda mengasihaninya, dia membaca paragraf terakhir di halaman itu.
Sebagai bentuk balas dendam, Hephaestus bekerja sama dengan seorang naga untuk memberi Ares kutukan, sebab pria dengan sifat tempramen buruk itu juga pernah menghancurkan taman milik naga tanpa rasa bersalah.
"Anak hasil perselingkuhan Ares dan Aphrodite menjadi keturunan Hephaestus yang setengah ... naga?" gumam Alenda. Kini dia menekan keningnya dan mulai merenung.
Tadinya dia masih terhibur dengan dongeng dewa-dewi ini, tapi ... tunggu. Kalau benar keturunan Hephaestus bukan asli anaknya, tapi malah anak Ares dan Aphrodite, itu artinya Gavier adalah ....
Tok! Tok!
"Yang Mulia Ratu, saya Lalea!"
Jantung Alenda hampir copot. Dia langsung menegakkan tubuhnya dan menutup kembali buku itu. "I--iya? Masuklah!"
Lalea pun membuka pintu perpustakaan dan berjalan mendekat. Dia menyerahkan dokumen yang diminta Alenda seminggu yang lalu. "Ini hasil pemantauan yang Anda minta. Keluarga Duke Zenilas memang punya andil besar terhadap sihir hitam yang menimbulkan bencana alam di daerah selatan."
Hmm, daerah selatan ... kenapa kebetulan sekali dengan situasi di utara? Apa dia sengaja karena posisi istana sedang tidak stabil atas kepergian Gavier ke utara? batin Alenda.
"Baiklah, untuk sekarang kita terus awasi dia. Aku punya firasat bahwa ini tidak hanya dijalankan oleh Duke Zenilas, pasti ada bangsawan lain yang membantunya. Dia pasti membentuk sebuah perkumpulan di belakang kerajaan untuk membelot atau semacamnya," kata Alenda, sebab dia juga pernah membaca novel yang para bangsawannya suka berbuat seenaknya di belakang raja.
"Baik, Yang Mulia." Lalea menatap Alenda yang fokus membalik lembar halaman dari hasil pengamatannya. Dia tak menyangka bahwa sang ratu cilik ini memiliki kemampuan dan firasat bagus dalam menilai seseorang. Setelah rapat darurat dalam rangka pengumuman posisi perwakilan kewenangan raja satu bulan yang lalu, Alenda langsung memerintahkan hal tidak masuk akal untuk mengawasi Duke Zenilas kepada Lalea. Awalnya Lalea tak tau mengapa Alenda mengajukan permintaan yang tak pernah dipikirkan Gavier, tapi sekarang dia jadi sadar bahwa banyak bawahan Gavier yang sudah berkhianat padanya.
"Yang Mulia ...," panggil Lalea lagi, dia belum pergi dari tempatnya.
"Ada apa?" Alenda langsung mendongak.
"Ada sedikit masalah," kata Lalea, dia ragu untuk mengatakannya.
Lantas Alenda menegakkan tubuhnya dan mendekat pada Lalea. "Ada apa? Katakan saja Lalea."
"Ada arus keuangan yang mencurigakan. Sejumlah uang besar ke luar, istana membeli suatu barang yang tak pernah ada dalam data kebutuhan. Apakah saya perlu menyelidikinya lebih dalam?" tanya Lalea.
Alenda menautkan kedua alisnya. "Siapa penerimanya?"
"Duke Celsion," jawab Lalea langsung.
Ayah?
"Kau benar tentang hal ini?"
"Iya, Nyonya." Lalea melihat ke sekelilingnya, barangkali ada seseorang yang berada di dekat mereka. "Saya sudah memeriksanya beberapa kali dan transaksi ini tidak dilakukan sekali dua kali. Anehnya, baru kali ini penerimanya ditulis secara terang."
Ada dua kemungkinan. Antara keluargaku dijebak atau ayah memang punya andil besar dalam korupsi istana bersama para bangsawan. Tapi kalau dipikirkan lagi, dengan sifat ayah yang keras ... ini hal yang terlalu berisiko. Ayah tak sebodoh itu, pikir Alenda.
"Bagaimana, Yang Mulia?"
Alenda tak tau harus bagaimana. Dia tak secerdas itu untuk menyelesaikan masalah seperti ini.
"Lakukan penyelidikan diam-diam," putus Alenda akhirnya.
"Bagaimana jika para bangsawan lain dan badan keuangan istana mengetahuinya, Baginda? Mungkin akan terjadi tuduhan yang tidak benar atas posisi Yang Mulia sekarang."
Ya, bisa saja ada tuduhan aku menyalahgunakan kuasa. Apalagi ayah bukan warga negara ini, pasti transaksi akan tampak sangat mencurigakan, batin Alenda.
"Begini saja. Katakan pada para bangsawan bahwa aku sakit. Tunda rapat rutin menjadi minggu depan. Selidiki soal transaksi apa yang dilakukan dan berhenti mengawasi Duke Zenilas untuk sementara waktu. Dia pasti melakukan ini untuk membuatku diam," ucap Alenda.
Sebelum Lalea pergi, Alenda berucap lagi. "Dan juga, kirim surat ke kediaman Duke Celsion bahwa aku meminta kehadiran Calon Penerusnya, Galya Celsion, ke Kerajaan Disappear."
"Baik, Yang Mulia Ratu."
Lalea pun pergi, sedangkan tubuh Alenda langsung ambruk ke kursi. Ini bukan masalah kecil. Posisi Ratu memang sangat berbahaya, dia terlalu nekat. Apa dia akan mampu bertahan sampai Gavier kembali?
Kemudian Alenda melirik sebuah figura di meja baca Gavier. Di sana ada lukisan kecil berisi ayah Gavier yang memakai topeng, ibu Gavier yang menggendong Gavier dan memakai setengah topeng, dan Gavier kecil yang juga sudah memakai topeng sejak kecil.
Sebenarnya ada apa dengan keluarga Gavier? Sejak datang ke mari, Alenda juga baru sadar bahwa dia tak bertemu siapa-siapa. Entah itu orang tua Gavier atau saudaranya. Ke manakah mereka semua? Kalau dilihat-lihat lagi, setengah wajah ibu Gavier yang tak tertutup topeng tampak baik-baik saja, malah terlihat cantik.
Naga ....
Alenda baru sadar. Ukiran topeng yang dikenakan keluarga Gavier persis seperti wajah naga. Sebenarnya siapakah mereka?
Apa tidak masalah jika Alenda mencari tahunya?
- The Beast & His Secret -
#kisah Dewa Hephaestus setengah diambil dari sejarah yang ada dan setengahnya hasil imajinasi ya, teman-teman. Selamat membaca!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top