II. Ulang tahun

ɧศ℘℘ყ гεศɖıŋɢ!

Aku tertidur nyenyak sekali, sampai sempat kukira suara bompun tidak akan membangunkanku.

Ternyata aku salah.

Suara yang lebih mengerikan dari suara manapun, lebih keras daripada suara bom (setidaknya menurutku), telah membangunkanku. Suara itu adalah...

"NELSON!"

Karena kaget sekaligus takut, aku langsung bangun dari tidur, masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap kesekolah.

Oh, aku lupa memperkenalkan diri.

Hai, aku Nelson wijaya, remaja 13 tahun kelas 2 SMP di sini, di London.

Aku memiliki rambut hitam acak-acakan (karena setiap kali kucoba untuk menyisirnya, beberapa detik kemudian kembali seperti semula), mata yang berwarna biru tua, kulit yang putih kecokelatan, tubuh yang ideal (walaupun ibu sering memanggilku bulat), dan aku memakai kacamata.

Dan suara mengerikan yang kudengar tadi? That's my mom. Liana Emily Jordan. Dia memang sering ngamuk kalau situasi tidak berjalan lancar.

Tapi walaupun kadang saat dia marah mukanya menjadi merah dan siap meledak kapan saja, she's still my mom. And i love her.

Mom memang cepat mengamuk seperti itu dari dulu. Dad pernah bercerita bahwa dulu mom sering berkelahi, (tapi dad tidak pernah mengatakan apa alasannya)

Mom juga pernah bercerita bahwa dulu dirinya sempat les karate sampai pada tingkatan sabuk merah, kemudian berhenti karena kuliah.

Sedangkan Dad adalah seorang imigran. Andi Hermansah. Dia mengenal mom dari kuliah dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Kata mom, dad sering di-bully dulu waktu masih kuliah (kurasa itu juga sebabnya mom sering berkelahi, untuk melindungi dad) karena hanya dirinya seorang yang berkulit hitam (sebenarnya tidak hitam-hitam amat. Hanya cokelat sedikit)

Mereka mengatainya n*gga lah, ini lah, itu lah, tapi ayahku tetap tegar dan tidak menghiraukan ekekan-ejekan tersebut.

INGAT YA, STOP BULLY!
😎

Sedikit bonus. Dad dulu sering surat-memyurat dengan mom. Sehingga pernah kepergok sekali oleh grandma. Tapi grandma baik. Dia menjadikannya rahasia wanita antara dirinya dengan mom.

Kemudian setelah menikah, dad kembali pergi ke negeri asalnya untuk bekerja. Dan dia pulang setiap tahunnya pada hari ulang tahunku.

Yep, dia selalu pulang saat hari ulang tahunku. Tidak pernah tidak.

Sampai pada tahun ini, segalanya menjadi kacau. Ku ulangi, KACAU

Setelah mandi, aku memakai pakaian sekolahku, aku lalu menyiapkan buku pelajaran hari ini dan alat tulis yang akan dipakai nanti seperti pensil, bollpoint, tipe-x, penghapus, rautan, dan lain-lain.

Tapi tiba-tiba terbersit sebuah pikiran di kepalaku. Tunggu, sekarang tanggal berapa?

Saat sudah selesai bersiap-siap, aku berjalan ke arah kalender di dinding. dan membuka lembaran tahun 2010, dan akhirnya kuketahui tanggal berapa sekarang.

"12 november..." Aku bergumam. Ternyata benar, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 13.


Akhirnya dad akan pulang. Dan kami akan merayakan ulang tahunku bersama. Aku sampai meloncat-loncat kegirangan.

"Nelson, kenapa rumahnya bergetar? Ayo cepat sini turun sarap-"

Kalimat ibu terputus oleh sesuatu. Kemudian Aku langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Kamarku berada di lantai 2, alias loteng. Bayangkan saja kamar berukuran sedang dengan atap miring, maka kau berhasil melihat bagaimana rupa kamarku.

Aku perlahan-lahan turun kebawah. tinggal setengah jalan lagi menuju lantai dasar, Saat kudengar suara cemas mom, aku langsung tertegun.

Aku heran, apa kiranya yang membuat mom cemas? Pikirku. Aku mengintip dari sela-sela pegangan tangga, dan melihat mom sedang menelpon.

"...napa? Kan hari ini sudah lama ditunggu! Ada urusan kantor? Apakah Tidak bisa ditinggal sehari saja? Urusan penting? Baiklah, tidak apa-apa, aku tidak marah, aku hanya menghawatirkan reaksi Nelson."

Apa? Dad tidak pulang hari ini? Aku marah, sekaligus sedih karena ayah tidak bisa pulang. Hanya karena urusan kantor ia tak bisa pulang?

Tenanglah Nelson, kau sudah remaja. Jangan galau hanya karena ayahmu tidak pulang saat hari ulang tahunmu.

Saat mom sudah menutup telepon, dia nampak cemas dan bingung. Dia langsung berbalik ingin memanggilku sekali lagi untuk sarapan.

Tapi aku disini, melihat semuanya, mendengar semuanya.

Ketika mom melihatku, dia juga melihat raut di wajahku yang kelihatan masih shock, dan pada saat itu dia langsung tahu bahwa aku mendengar semuanya.

"Tidak apa-apa, sayang. Dad bilang bisa kembali nanti bulan januari, dan..."

Dan apa? Apa yang ingin di katakan oleh mom?

"Dan apa mom?" Tanyaku penasaran.

"Dan, sarapan kita kali ini adalah brocoli loh..." Jawabnya dengan nada membujuk.

Mom tadi bilang apa, brocoli?

Baiklah, dad tidak bisa pulang sekarang, tidak masalah. Yang penting aku bisa makan brocoli!

Kalian mungkin berpikir; Ya ampun. Si Nelson itu terlalu mudah di bujuk yah?

Tapi, aku lebih mengetahui segala hal mengenai diriku daripada kalian. Dan aku mengatakan, tidak. Aku tidak mudah dibujuk. Aku hanya mengalah because she is my mom.

Memang siapa yang bisa menolak tumis brocoli?

Saat sedang menyantap sarapan, suasana sunyi. Yang terdengar hanya suara sentuhan sendok dan garpu dengan piring. Tidak ada yang bicara sampai mom bertanya,

"Sekolahmu bagaimana Nelson?'

"Well, lumayan. Ada murid baru hari ini, tapi...-"

Aku berpikir sejenak, berpikir apa yang akan kukatakan. Aku menatap piring di depanku yang berisi nasi dan tumis brocoli, Tapi akhirnya kuputuskan untuk tidak melanjutkannya.

"...Tapi tidak ada yang spesial."

Daripada bosan, aku lanjutkan saja pembicaraannya.

"Dad ada urusan apa mom?"

Mom sepertinya tidak terbiasa mendapat pertanyaan seperti itu dariku. "Memangnya kenapa?"

"Well, aku lumayan mengkhawatirkannya."

Mom tersenyum mendengar jawabanku.

"Nelson, jika dad ada disini, pasti ia akan mengatakan 'hey, kau salah mengucapkannya. Mestinya kau mengatakan aku agak mencemaskannya. Nah, itu kan lebih jelas?' "

Aku tertawa. Dad memang selalu perfeksionis dalam segala hal.

" Pertanyaanku yang tadi belum dijawab mom."

Aku melihat raut wajah mom mulai berubah 65°

"Mom juga tidak tahu Nel...,'

Akupun menjawab "Oh."

Ya, hanya itu. Hanya Oh.

Mom segera mengganti topik pembicaraan.

"Hey Nel, mungkin kamu menjadi pintar karena ayahmu. Gems-nya mengalir padamu,"

Aku terbengong.

"Gems? Oh, tunggu dulu. Maksud mom gen?"

"Ya semacam itulah"

Aku tertawa lagi. Mom memang tidak bisa mengingat istilah-istilah rumit.

Yah begitulah percakapan terus berlanjut selama kira-kira 6 menit.
Sampai mom mengingatkanku.

"Nelson! Sudah hampir jam 7! Ayo cepat ambil barang-barangmu dan berangkat ke sekolah!"

Aku kaget. Apa? Hampir jam 7!?
Aku melirik jam di alrojiku dan ternyata sudah pukul 06:46

Aku langsung mengambil tasku dan memakai sepatu. Kemudian aku memberi salam pada mom.

"Bye mom. Love you mom!"

Mom tersenyum manis padaku. "Goodbye sweatheart! Carefull!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top