THE DEPTH OF A DREAM
Xander terpekur. Wanita tercantik yang pernah ia kenal selama hidupnya kini tampak mengenaskan. Ekspresi penuh kepahitan itu membuat Yelena makin menyedihkan.
"Dia sering memimpikanmu, apa kau tahu itu?" Aracna terkikik sambil bergerak memutari Xander. "Rasa bersalah membuatnya tertekan," imbuhnya dalam nada senang.
"Kau pikir aku percaya? Yelena tidak kelihatan bersalah saat menghancurkan kakiku." Kenangan bagaimana gadis itu mengeksekusinya dengan ekspresi datar, membuat Xander ingin menertawakan Aracna. Kelihatannya monster ini berusaha untuk memanipulasi emosinya dengan berusaha menarik simpati.
"Oh, Alex ku yang malang," sahut Aracna dengan nada dramatis. "Aku beri tahu sesuatu, Yelena menyimpan sebuah rahasia yang membuatnya harus melakukan itu."
Bisikan itu membuat Xander gamang. Ia merasa tidak seharusnya mempercayai makhluk ciptaan Samron, tapi di sisi lain ia begitu penasaran dan ingin tahu sejauh mana kontribusi Yuri dalam jaringan Bratslava.
"Aku tidak punya urusan lagi dengan Yelena," ucap Xander dengan penuh penekanan.
"Oh, ya?" Aracna menyeringai licik di dekat wajah Xander, lalu memutar kepalanya lagi dan memberi giliran wajah Yelena untuk bicara, "Maafkan aku," ucapnya lirih.
Perasaan sedih, marah dan gusar berkecamuk hebat dalam diri Xander. Rahangnya mengetat menahan gejolak emosi gelap yang kian meninggi. Hanya satu kata, sebuah ucapan maaf membuat pertahanannya runtuh. Ia merasa harus mengetahui alasan Yelena melakukan hal yang setega itu.
"Baikah, Aracna. Apa yang kau ketahui tentang malam sebelum aku dieksekusi?"
Sang wanita laba-laba terkekeh pelan, menatapnya dengan antusias lalu ia bergerak ke atas Xander. "Banyak sekali. Apa yang ingin kau ketahui?"
"Semuanya," jawab Xander dengan penuh keyakinan. Ia pun melirik pada Samron yang sedang menikmati hidangannya dengan kesetanan.
"Permintaanmu terkabulkan, Alex."
Xander menunggu Aracna melanjutkan kalimatnya lagi, berharap makhluk itu akan bercerita. Namun, yang terjadi kemudian malah salah satu tangan panjangnya berubah menjadi jarum hitam yang tipis. Ia tidak mampu bergerak lagi ketika melihat tangannya yang tajam meluncur cepat dan menusuknya tepat di ubun-ubun.
Sengatan tajam seolah mengiris otaknya saat itu juga. Mengirimkan sensasi nyeri untuk sesaat dan kemudian perasaan ringan yang membuatnya langsung terjun bebas dalam kondisi pingsan.
sedang ditengah merasakan energinya menyebar dari dadanya ketika sebuah tarikan kecil membuat fokusnya terpecah. Ia baru saja menelan saripati mimpi buruk yang dikumpulkan Aracna ketika sesuatu yang ringan dan samar menghentikan kesenangannya. Semacam benang insting yang bergetar singkat lalu menghilang.
Pikirannya mendadak tertuju pada Xander, lalu ia pun menoleh ke belakang dan benar saja Aracnoia sedang menancapkan jari-jari tangannya yang tajam di kepala Xander. Sesuatu meledak dalam dada Samael.
"XANDER!"
Wanita laba-laba itu terkesiap dan langsung mencabutnya, mengakibatkan tubuh Xander meluncur jatuh dari permukaan sarang yang vertikal. Tanpa banyak pikir Samron menyusul terjun, berusaha meraih tubuh Xander yang mulai terpental-pental luruh di sarang monster itu. Ia langsung meraih baju Xander dan menyelamatkannya dari benturan
"Apa yang kau lakukan tadi?!" bentak Samron pada Aracna dengan kemarahan yang sudah mencapai ubun-ubun.
Wanita itu bergerak turun dengan gesit dan mengeluarkan benang-benangnya untuk mengamankan Xander. "Saya hanya ingin menunjukkan kebenaran, Tuan."
Samron menyipitkan mata dengan geram, "Siapa yang memberimu tugas untuk menunjukkan kebenaran? Katakan!"
Untuk pertama kalinya ekspresi wanita laba-laba itu tampak muram, "Tidak ada, Tuan."
"Siapa yang memberimu tempat di tubuh manusia?"
"Anda," jawabnya dengan lirih.
"Lalu kenapa kau malah membuat kacau dan membuat manusia ini mengetahui segalanya?!"
"Ta--tapi saya merasa dia perlu tahu kebenarannya sebelum wanita ini mati menanggung rasa bersalah."
"Sejak kapan kamu punya kuasa untuk menentukan apa yang benar dan tidak ?!" seru Samron jengkel. "Sepertinya kau terlalu jauh terlibat dengan manusia ini. Tidak seharusnya aku menanamkan akar cinta kasih di kepalamu. Sekarang aku memerintahmu untuk menarik jiwa Xander kembali ke tubuhnya."
Aracna mematung dengan bibir kecilnya yang gemetar. Monster itu mulai tidak puas dan sangat marah. "Bagaimana kalau saya tidak mau?" protesnya dengan nada bergetar.
Samron mengetatkan rahang. Baginya permintaan itu terlalu berlebihan. Ia harus mengarahkan kembali makhluk ini ke jalan kebenarannya, seperti saat ia menciptakannya tanpa sengaja.
Aracna tidak bisa diperbanyak dan satu-satunya spesies monster yang abadi. Ia muncul dari kegelapan yang berpadu dari seluruh aura gelap manusia dan air ludah Samron. Ia akan terlahir kembali menjadi belia saat manusia yang didiaminya bunuh diri. Hal itu adalah akhir dari misi Aracna, membawa kebahagiaan untuk penduduk neraka. Samron akan menjemputnya untuk meletakkannya pada manusia berikutnya yang memiliki ladang busuk dalam dirinya, yaitu putus asa.
"Kalau begitu, aku sendiri yang akan mengakhiri nyawamu."
"Saya tak bisa melakukannya," ucap wanita itu dengan dingin dengan dagu terangkat.
Untuk sesaat Samron tidak mempercayai pendengarannya, kemudian ia mulai merasa kesal karena ekspresi Aracna menyampaikan pembangkangan yang sangat jelas, "Apa kau bilang?"
"Saya tidak mau membangunkan pria ini," jawabnya dengan nada bergetar, "bahkan dia akan tinggal di sini selamanya, untuk menemani Yelena."
"Yang benar saja, Aracna! Yelena tidak ada di sini, kau hanya mampu menghisap setengah dari jiwanya yang sekarang melekat pada dirimu."
Aracna mundur perlahan dan mulai memintal benang-benangnya, membungkus tubuh Xander yang sedang tak sadarkan diri.
Perasaan panik mulai menggerogoti hati Samron di saat ia sedang memasang topeng santai yang selalu diperlihatkannya. Jika ia memilih mempertahankan Aracna, Xander akan mati dan ia kehilangan inangnya. Keberadaannya terancam sirna tanpa adanya inang, dan itupun tidak sembarang inang.
Keselarasan energi mereka dan kemampuan Xander untuk melihat aura manusia yang memiliki Dark Whispers. Hal ini akan sangat berguna baginya selama ia terjebak di Rosvadnya. Namun, masalahnya adalah mungkin ia bisa menarik Xander ke dunia nyata tapi tidak dalam keadaan waras.
"Kau tahu, kejadian Somnial Looping tidak pernah terjadi pada manusia. Mereka hanya mengalami beberapa kali kejadian False Awakening, mimpi di dalam mimpi, dan itupun tidak disertai dengan kesadaran tertentu."
"Saya tahu, Tuan. Saya sudah mengirim Alex ke dalam fase Somnial Looping, mengantarkannya dalam keadaan sadar ke dalam mimpi yang berlapis dan itu adalah pelanggaran berat."
"Kalau sudah tahu kenapa kau lakukan?!" Samron memijit pelipisnya dengan senyuman pahit. Kepalanya berdenyut makin kencang menghadapi kekacauan yang dibuat oleh Aracna, ciptaan yang paling dibanggakannya. Yah, setidaknya dulu sebelum ia menjadi gegabah dan bodoh seperti sekarang.
"Baiklah, permintaanmu aku kabulkan! Bersiaplah untuk sirna."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top