neunte
Tour Kopenhagen begitu meriah. Berbagai merk ternama dengan penemunya hadir untuk memberikan penjelasan. Ada juga sajian makanan dan minuman yang melimpah. Ribuan orang memadati Hotel, selasarnya dan juga sekitar areanya.
Daddy Siegi begitu asik menatapi Mommy Kathy yang terlihat bergayut manja di lengannya. Lelaki itu sebenarnya tidak terlalu peduli dengan keramaian sekitarnya.
Geraldine, gadis belia itu terlihat berjalan mendekati Peter yang tiba tiba hadir diantara mereka. Pelototan galak Mommy Kathy sama sekali tidak dihiraukannya.
Sementara itu, Edwyn merengkuh pinggang Rosalyn yang terlihat masih canggung dengan perlakuan Bossnya itu. Sesekali gadis itu terlihat menunduk malu.
Lalu mata semua orang seolah beralih menatap si gondrong yang sporty, Eduard Baldomero, yang datang mengandeng Larissa yang tampak cantik dengan rambut pirang berkilaunya. Eduard tanpa ragu memperlihatkan kemesraannya pada gadis di sebelahnya itu.
" Lyn, kau lihat pasangan yang kemarin membuatmu meragu untuk melangkahkan kakimu. Mereka hadir dengan saling berpeluk mesra. Tapi mengapa aku kurang begitu suka dengan tatapan lelaki itu, sepertinya dia masih mengharapkanmu. Kau tahu sayang, aku lelaki pencemburu dan possessive." Ucap Edwyn lirih di telinga Rosalyn yang langsung mengikuti arah tatapan Edwyn.
Rosalyn menatap mereka. Matanya sedikit bergeriap tapi rengkuhan tangan Edwyn yang mengerat dipinggangnya, membuatnya menyunggingkan senyum samar.
" Robert, aku pun bisa melakukan seperti apa yang kau lakukan. Aku akan membuatmu menyesal." Lirih batin Rosalyn.
Dengan cepat Rosalyn menentang tatapan Robert yang sedang memeluk Lorien, sepupunya. Lalu dengan manja Rosalyn menyandarkan kepalanya di dada Edwyn. Walaupun apa yang dilakukannya menimbulkan rona merah di pipinya. Edwyn tentu saja merasa senang dengan perlakuan gadis itu.
" Kau terlihat lebih cantik dengan raut merona dan manja seperti ini." Bisik Edwyn sambil menjilat perlahan telinga gadis itu. Rosalyn tanpa sadar memicingkan matanya lalu berdesis lirih. Edwyn tertawa pelan.
Kelakuan dua insan itu tidak luput dari tatapan Robert dan Lorien, juga Eduard yang mengulum senyum. Sementara dia sendiri memeluk Larissa sambil sesekali mencium sisi wajahnya.
Ketika tangan Rosalyn melingkar diseputar pinggang Edwyn, tawa lepasnya terdengar. Begitu memukau. Wajahnya menampilkan rona merah yang lebih kentara, begitu cantik. Edwyn dengan perasaan bangga merengkuh pinggang gadis itu lebih erat. Mempertontonkan dengan jelas kemesraannya, menghadirkan rasa gelisah dan marah di benak Robert yang mulai digayuti rasa menyesal.
" Terima kasih Tuan." Ucap Rosalyn pelan. Edwyn menatapnya dengan kening berkerut.
" Untuk apa?" Tanya lelaki itu sambil memegang pipi gadis yang terlihat cantik dengan semu merah di pipinya.
" Untuk bantuanmu, berpura pura menjadi kekasihku." Jawab Rosalyn dengan senyum. Edwyn tertawa, membuat Rosalyn mengerutkan dahinya.
" Aku tidak berpura pura, aku jatuh cintamu. Aku melakukannya dari hati. Listen to me, beautiful. Aku tidak pernah mencium bibir wanita mana pun selain dirimu. I love you with all my heart." Ucap Edwyn di telinga Rosalyn.
Rosalyn menegang, mendengar ucapan lirih Edwyn. Beribu kupu kupu seolah menggelitik perutnya. Gelenyar nyaman memenuhi rongga dadanya. Kemudian gadis itu tertawa lagi. Begitu merdu. Ketika Edwyn mengangkat tubuhnya dan setengah berlari membawanya menjauh dari keramaian.
" Lihat Mom, ternyata yang tenang itu lebih bajingan dariku." Ucap Eduard ketus yang menatap kepergian kembarannya dengan senyum kecut.
Mommy Kathy tersenyum lembut. Daddy Siegi hanya menarik sudut bibirnya sebelah, tangannya selalu setia merengkuh pinggang wanita tercintanya.
Eduard tersenyum menatapnya. Langkahnya perlahan terayun sambil membawa Larissa yang juga tidak pernah lepas dari rengkuhannya, beranjak menjauhi Orang tuanya yang selalu tampak mesra. Lelaki itu juga sepertinya hanya ingin berdua saja dengan kekasih hatinya.
" Dear, anak anak kita sudah dewasa. Sepertinya tidak lama lagi kita akan menjadi grandma dan grandpa." Ucap Daddy Siegi pelan.
Matanya menatap kepergian Eduard yang menggandeng Larissa. Lelaki itu juga melangkah, membawa Mommy Kathy keluar dari keramaian lalu menuju Coffee shop terdekat.
Mommy Kathy menatap Daddy Siegi yang kini tengah menyesap kopinya yang masih mengepulkan asap. Senyum wanita cantik itu terulas.
" Kau akan menjadi grandma tercantik dan aku sangat bersyukur dapat menemanimu sampai saat ini. Kau wanita terhebat yang mampu membuatku jatuh cinta setiap waktu."
Ucapan lembut merayu Daddy Siegi selalu meronakan pipi Mommy Kathy. Wanita itu dengan manja berucap lirih.
" I love you, Siegi. Everafter."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top