elfde
Geraldine tetap mendekati Peter walaupun Mommy Kathy tidak menyukainya. Menurut Mommy, lelaki itu terlalu tua untuk Geraldine.
" Dan lagi dia sedikit aneh." Ucap Mommy sambil menatap Geraldine yang cemberut.
" Dia tidak aneh, tapi agak canggung kalau berhadapan dengan wanita. Dia pernah mau menikah tapi tidak jadi. Calon Istrinya pergi begitu saja, tanpa kabar dan kata. Lalu dua bulan kemudian, ada kabar calonnya itu meninggal dunia karena penyakit kanker hati." Geraldine menjelaskan dengan nada serius dan membuat Mommy menatapnya heran.
" Tahu dari mana kau cerita seperti itu?" Tanya Mommy cepat.
" Dari Rosalyn, dia adik sepupu Peter." Jawab Geraldine tenang.
" Kau mendekati Rosalyn untuk menanyakan itu?" Tanya Edwyn yang datang bergabung. Matanya menatap adiknya yang sedang menikmati makanannya.
" Bukannya kau yang memintaku untuk mendekati gadis itu." Ucap Geraldine ketus sambil menatap Abangnya.
" Aku mendekati Rosalyn sambil membantu meyakinkannya, bahwa kau benar benar mencintainya." Lanjut Geraldine sambil menyuap makanannya.
" Lalu?" Tanya Edwyn penasaran menatap adiknya.
" Rosalyn pernah kecewa. Lelaki itu menghamili sepupunya." Ucap Geraldin datar. Edwyn yang sedang meminum kopinya jadi tersedak.
" Wyn, hati hati." Ucap Mommy kathy lembut.
" Aku kaget, Mommy. Ya Tuhan, jadi separah itukah. Pantas saja dia tidak mempercayaiku begitu saja." Ucap Edwyn sambil melap mulutnya dengan tissue.
" Kurang ajar sekali lelaki itu." Desis Edwyn sambil beranjak cepat dari duduknya.
" Wyn, mau kemana, kau tidak pamit?" Tegus Mommy Kathy dengan nada sedikit meninggi.
Edwyn memutar kembali langkahnya dan mendekati Mommy Kathy lalu mencium pipinya.
" Sorry, Mom. Aku akan menemui Rosalyn. See you, Mom." Ucap Edwyn sambil berlalu.
" Jadi, sambil meyakinkan Rosalyn kau juga menanyai tentang Peter?" Tanya Mommy Kathy kemudian, sambil mengulum senyum. Geraldine mengangguk
" Ehm, cerdaskan aku. Sambil menyelam minum air." Ucap Geraldine sambil terkekeh.
" Hati hati kau tenggelam, baby girl."
" Daddy, stop it. Aku sudah besar."
Geraldine berteriak sambil meronta, ketika Daddy Siegi datang dan langsung memeluknya sambil mengacak rambutnya. Mommy Kathy tertawa menatapnya.
" Kau tetaplah gadis kecil kami." Ucap Daddy Siegi sambil mencium pipi Geraldine lalu mengecup bibir Mommy Kathy.
" Jadi, kau tetap memilih Peter bukan Warren kan?"
" Daddy."
Daddy Siegi tertawa mendapatkan bentakan dan pelototan manis dari Mommy Kathy. Geraldine sendiri tergelak senang seakan mendapat dukungan.
Sementara itu Edwyn menemui Rosalyn di kantor. Gadis itu sedang sibuk dengan setumpuk kertas dihadapannya. Laptop dihadapannya menyala dan jemaei gadis itu menari lincah di atas keyboard.
" Lyn, ayo ikut denganku."
Ucapan tegas Edwyn yang diiringi tarikan lembut tangannya membuat Rosalyn tersentak kaget.
" Kemana, pekerjaanku itu masih banyak." Ucap Rosalyn sambil mengikuti langkah lebar Edwyn.
" Leonard, tolong kau minta Retha menyelesaikan pekerjaan Rosalyn." Teriak Edwyn sambil menatap Leonard yang tertawa menanggapi teriakan sahabat dan atasannya itu.
Edwyn membukakan pintu mobil untuk Rosalyn, kemusian dengan cepat masuk ke mobil. Memakaikan seatbelt Rosalyn setelah miliknya dan menjalankan mobilnya dengan sedikit cepat.
" Kita akan pergi ke mana?" Tanya Rosalyn pelan sambil menatap takut ke arah Edwyn. Lelaki itu diam, tidak menjawab.
" Apa aku berbuat salah padamu?" Tanya Rosalyn dengan nada agak gugup. Edwyn menatap Rosalyn lalu menghentikan mobilnya. Matanya menatap lurus ke depan.
" Apa lelaki seperti itu yang membuatmu terhanyut dalam kedukaan. Terlena dalam rasa kecewa dan tidak mempercayai cintaku?" Tanya Edwyn pelan.
Rosalyn mengikuti arah tatapan Edwyn. Tampak di depan sana seorang lelaki dengan seorang wanita yang teramat dikenalinya sedang tertawa bersama bayi yang berada dalam gendongan wanita itu.
" Kau, ehm. Aku, maksudku. Dia, eh. Mereka itu.."
" Kekasih brengsek yang menghamili sepupumu." Tukas Edwyn cepat, memotong kegugupan Rosalyn. Mata wanita itu merebakkan air mata. Rasa sakit terasa begitu menusuk hatinya.
" Be mine dan aku akan membuatmu selalu tersenyum, bahkan tertawa seperti pertama kali aku bertemu denganmu. Walaupun saat itu aku tahu, itu tawa menipu." Ucap Edwyn dengan tatapan lekat ke mata gadis itu.
Tangan lelaki itu membingkai wajah cantik gadis dihadapannya. Lalu perlahan bibirnya mencium kedua mata yang menitikkan butiran bening itu. Beralih ke hidung, kedua pipinya lalu meraup bibirnya. Melumatnya dan menyecapnya. Menghadirkan decapan dan untuk kali ini Rosalyn membalasnya. Edwyn tersenyum puas dalam lumatannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top