Einheit
Siegfried dan Katharina begitu bahagia dengan kehadiran anak kembarnya. Setiap hari tidak pernah bosan Siegfried membanggakan anak anaknya.
" Kau tahu Carl, Eduard sepertinya akan menjadi pembalap. Anak itu senang sekali menonton Balapan mobil atau motor. Dia juga sepertinya akan menjadi jagoan. Pukulannya lumayan bikin aku meringis."
Lalu kedua Daddy muda itu akan tergelak. Carl juga akan menceritakan gadis kecilnya yang sudah mulai pandai bicara.
" Alena malah sangat bawel. Aku rasa dia akan lebih bawel dari Ivory." Ucap Carl sambil meringis.
" Kalau Edwyn aku rasa akan jadi pengusaha atau pebisnis seperti Dad. Dia selalu ingin terlihat rapi." Ucap Siegfried yang ditanggapi tawa Carl.
Ya, itu perbincangan dua Daddy yang begitu bahagia dua puluh tiga tahun yang lalu. Saat si kembar Baldomero berusia dua tahun dan sedang lucu lucunya.
Lalu sekarang, si kembar sudah dewasa. Sesuai gambaran karakter Daddy nya dulu. Ucapannya menjadi kenyataan karena terkadang ucapan Orang tua itu menjadi doa termanjur buat anak anaknya.
Jadilah kini Eduard sang pembalap. Kehebatannya memutar kemudi tidak usah diragukan lagi. Kariernya di dunia balap cukup membuat Siegfried dan Katharina bangga. Lalu keahliannya dalam seni bela diri juga patut mendapatkan acungan jempol. Berbagai perlombaan bela diri, mampu dijuarainya. Si kembar berambut gondrong ini mampu membuat gadis gadis bertekuk lutut mengharapkan cintanya.
" Masih belum ada satu pun yang nyangkut di hati."
Selalu itu jawabannya ketika sang Mommy bertanya tentang tambatan hatinya.
Edwyn sukses menggantikan Posisi Grandpa dalam mengurusi perusahaan. Kepiawaiannya memenangkan tander serta tangan dinginnya mengatur perusahaan selalu sukses meraup keuntungan besar. Si kembar yang selalu rapi dengan stelan jas ini membuat setiap rekan bisnisnya menyodorkan anak gadisnya untuk dijadikan pasangannya.
" Masih belum ada yang bisa bikin hati berdebar."
Selalu jawaban itu yang terlontar. Senada dengan kembarannya.
Lalu Mommy Kathy akan cemberut setelahnya yang mengundang tawa Daddy Siegi. Lalu tawa itu akan lenyap sejurus pelototan Mommy Kathy terlihat.
Maka si kembarlah yang akan tertawa. Menertawakan diamnya Daddy Siegi.
" How dare you." Geram Daddy Siegi sambil melotot ke arah si kembar.
Mereka menahan tawa dengan melipat bibir ke dalam. Lalu mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V. Lalu tawa nyaring yang begitu mengejek akan terdengar. Tawa manja dari seorang gadis remaja yang dengan santai duduk di pangkuan Daddy Siegi. Si kembar memandang gadis itu garang.
" Geraldine, stop it." Teriak mereka berdua.
Gadis itu memberengut lalu memeluk Daddy Siegi manja. Daddy Siegi merengkuh gadis yang duduk di pangkuannya itu.
" Daddy.." Rengeknya.
" Manja..." Ucap Eduard.
" Kayak bayi.." Ucap Edwyn.
Geraldine mencibir, dia terus memeluk Daddy Siegi. Tidak memperdulikan kedua Abangnya yang kini mengacak acak rambut panjangnya.
" Sudah, ayo kita makan. Geraldine turun dari pangkuan Daddy." Ucap Mommy Kathy yang ditanggapi decakan gadis remajanya.
" Mommy selalu saja cemburu." Ucapnya sambil memanyunkan mulutnya.
" Daddy punya Mommy, Ger. Kau cari saja kekasih sana." Jawab Mommy Kathy sambil mengerling.
" Aku mau Edgar, tapi Edgar malah berpacaran dengan Alena." Gerutunya manja.
Mereka tertawa sambil menatap Geraldine yang cemberut. Mommy Kathy hanya tersenyum.
" Mungkin karena Alena lebih cantik." Ucap Eduard asal, yang membuat Geraldine tambah menekukkan wajahnya.
" Sudah, kau cari yang lain gadis cantik. Masih ada Mike, adiknya." Ucap Mommy Kathy dengan senyum. Geraldine mengangkat bahunya.
" Mike itu player." Ucapnya ketus.
Lalu mereka makan dalam suasana yang begitu hangat. Cinta kasih tampak melingkupi keluarga itu. Siegfried memandangi Katharina yang selalu telaten merawat dirinya dan ketiga anaknya.
Ya, setelah si kembar berusia tiga tahun. Katharina kembali berjuang untuk mengeluarkan bayi cantik yang mereka beri nama Geraldine. Lalu Siegfried berucap cukup. Tiga saja sudah membuatnya teramat bahagia. Dia tidak sanggup lagi untuk melihat Istrinya berjuang menghadirkan bayi bayi yang lainnya.
Jadilah Rumah itu begitu semarak dengan tiga anak yang begitu saling menyayangi, saling berbagi dan saling memberikan semangat. Siegfried merasa begitu bahagia. Teramat bahagia.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top