achte

Edwyn dan Geraldine menatap Rosalyn yang segera berbalik dan pergi menjauh. Edwyn berdecak, membuat Geraldine tersenyum.

" Gadis itu cemburu." Ucap Geraldine ringan.

Edwyn menatap Adiknya yang tersenyum menatapnya. Lelaki itu memejamkan matanya.

" Tenanglah." Ucap Geraldine dengan suara tenang.

" Tunggu saja di sini. Aku yang akan menghampirinya, sepertinya dia menuju ke rest room." Ucap Geraldine sambil mengerling ke arah Edwyn lalu melangkah menuju rest room.

Edwyn hanya menatapnya sambil mengambil duduk di kursi yang tersedia di sana. Dia sangat percaya Geraldine bisa menyelesaikannya.

Geraldine memasuki rest room dengan langkah tenang. Sepi. Rest room itu sepi. Gadis itu menatap salah satu pintu yang tertutup. Dia yakin Rosalyn ada di situ. Geraldine menyentuh kran air dan mencuci tangannya sambil menunggu Rosalyn keluar dari ruangan sempit itu.

Lalu ketika pintu terbuka dan menampakkan sosoknya. Geraldine segera menatapnya dengan mengulas senyum ramah. Rosalyn tampak gelagapan dan berusaha membuang muka. Geraldine menghampirinya dengan tangan yang terulur, senyumnya masih terulas manis.

" Hei, aku Geraldine." Sapa Gadis itu dengan suara ramah.

Rosalyn menatap Geraldine, mengangguk lalu menyambut uluran tangan Geraldine. Suaranya sedikit tercekat membalas sapaan gadis itu.

" Ehm, hai. Aku Rosalyn. Sekretaris baru Tuan Baldomero."

Geraldine menarik tangan Rosalyn dan mengajaknya keluar dari rest room. Sedikit ragu, tapi gadis itu mengikutinya. Langkahnya sedikit dipaksakan mengikuti langkah Geraldine yang terlihat tergesa.

" Kita mau kemana?" Tanya Rosalyn yang terus mengikuti langkah Geraldine yang masih menarik tangannya.

" Bertemu Edwyn tentunya." Jawab Geraldine tenang.

" Untuk apa, maaf nona. Percaya padaku, aku hanya sekretaris barunya. Tidak lebih. Tabloid itu menampilkan gambar tanpa menanyaiku dulu. Kejadian itu hanya.."

Suara Rosalyn seolah tertelan begitu Geraldine membalikkan badannya lalu menatapnya lekat. Lalu kembali melangkah tanpa melepaskan tangannya yang masih menariknya.

" Nona please, tolong mengerti. Aku juga malu dengan gambar itu. Aku tidak tahu akan seperti itu. Tuan Baldomero yang.."

" Yang apa?"

Kembali suara Rosalyn tercekat mendapat pertanyaan cepat Geraldine dengan mata yang menatapnya tajam. Ada senyum di bibir merah gadis cantik itu, sementara itu Rosalyn segera menundukkan wajah yang kini sudah merona merah. Terlebih matanya menangkap seseorang yang berjalan ke arahnya.

Tampak beberapa langkah di hadapan mereka, Edwyn menghampiri dengan senyum mengembang di bibirnya. Rosalyn semakin merasa tidak karuan. Sementara dia tidak bisa beranjak, tangannya masih erat dipegang Geraldine yang kini tersenyum menyambut Edwyn.

" Hei, aku menemukan gadis yang mengaku sebagai sekretaris barumu tapi masuk Tabloid pagi ini dengan ciuman dahsyatmu. Aku rasa kau harus merubah sebutannya menjadi sekretaris merangkap kekasih."

Suara jahil Geraldine terdengar penuh tawa. Membuat Edwyn tertawa pelan dan mengacak rambut Adiknya itu. Rosalyn terlihat sekali jengah menatapnya. Apa lagi kini Geraldine melepaskan tangannya lalu memeluk manja tubuh besar Edwyn. Lelaki itu mencium keningnya, terlihat begitu sayang yang membuat Rosalyn berdecak dan memalingkan mukanya.

" Seenaknya saja setelah mencium bibirku dia lalu menunjukan kemesraannya pada gadis cantik ini. Keterlaluan." Rutuk Rosalyn dalam hati. Gadis itu siap melangkah jika tidak tertahan oleh suara lembut yang menyentuh pendengarannya.

" Sayang, inikah gadis yang mengisi cover Tabloid pagi ini. Cantik sekali. Pantas kau terpesona sampai seenaknya mencium bibirnya di tengah keramaian. Kau nakal sekali, Son."

Mommy Kathy hadir diantara mereka bersama Daddy Siegi yang memeluk pinggangnya erat. Pasangan paruh baya itu seolah ingin selalu memperlihatkan kemesraan akan rasa kepemilikannya. Edwyn tertawa pelan menanggapi ucapan lembut Mommy Kathy.

Rosalyn menatap Mr dan Mrs. Baldomero lalu mengangguk sopan.

" Namamu Rosalyn?" Tanya Mommy Kathy sambil menatap Rosalyn yang mengangguk menjawab tanyanya.

" Kau cantik sekali. Ikutlah bersama kami untuk Tour Kopenhagen. Geraldine, Sayang. Tinggalkan dulu Abangmu, biarkan dia membujuk gadis ini untuk bergabung bersama kita."

Mommy Kathy menarik tangan Geraldine yang tertawa manja. Meninggalkan Rosalyn dengan mata yang menatap penuh tanya ke arah Edwyn. Lelaki itu mengulum senyum membalas tatapan Rosalyn.

" Dia adikku. Geraldine Baldomero. Jika itu yang tersirat di matamu yang penuh tanya itu." Ucap Edwyn sambil mengusap mata Rosalyn dengan lembut dan mengecup mata yang terpejam itu setelahnya.

" Dan, siapa pasangan yang membuatmu terlihat meragu untuk melangkah kemarin itu?" Tanya Edwyn tenang. Rosalyn tampak terkesiap mendengarnya.

" Mereka ehm, mereka itu sahabat dan sepupuku." Jawab Rosalyn gugup setelah sedikit lama terdiam.

" Sahabat dan sepupu, hanya itu. Lalu mengapa kau.."

" Tolong tidak membahas itu sekarang, please." Ucap Rosalyn cepat memotong ucapan Edwyn. Lelaki itu mengangguk.

" Baiklah sayang. Ayo kita menyusul Orang tua dan adikku. Ehm Lihat, itu mereka."

Edwyn memeluk pinggang Rosalyn dan mengajaknya melangkah. Sepasang mata mematap keakraban mereka dengan sorot penuh luka. Gumaman terdengar begitu miris.

" Rose, apa kau sudah melupakanku?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top