❲. BONCHAP ଽ 13082027 ✧ ❳
code : putar multi media diatas ini / nyalakan musik bertajuk Can You See My Heart - Heize lewat spotify, joox, atau yang lainnya.
p.s : ternyata videonya gabisa di putar. jadi, nyalain aja lewat spotify ya, huhu
/maksa beneran/
h a p p y r e a d i n g !
bacanya pelan-pelan aja, ini cuma 300+ kata kok.
. . .
Unknown place, 2027.
"Bibir kemaraumu menjelmakan sebuah asa tanpa aksama, yang menetralkan ambu kelabu berkat sarayu. atas hadirnya kamu; aku beradu cumbu. Selamat ulang tahun, kesayanganku. Tinta yang kau toreh, berhasil dialun; disini, termaktub pada hati, bak melukis gerimis; mengiris rinai.
Selamat 22 tahun, untuk taruni yang selalu di hati."
[]- Tertanda,
Jaemin.
"Jaemin...
Hadiah yang kau maksud itu apa?"
"Membahagiakanmu."
"Sebuah kecupan? Persis seperti apa yang ku lakukan padamu barusan?"
Jaemin menggeleng. "Bahkan lebih dari itu." ucapnya sembari tersenyum manis.
"Maksudmu?"
"Aku akan memberikan hidup untukmu."
. . .
Seoul, 13 Agustus 2034.
Semilir bayu menerpa rupa durjanya yang dahayu. Surai sebahunya tampak layu, pula sorot matanya yang penuh akan nuansa sembilu. Puan yang kini menginjak baya 30 warsa tampak setia dengan coat dan keranjang kue kering yang selalu ia bawa. Sanubarinya tercabik tiap mengunjungi tempat ini. Tempat yang menjadi rumah ceritera cinta pertama dan mungkin---cinta terakhirnya.
Hastanya bergerak merayap, menjelajahi tiap rerumputan yang mulai tumbuh disekitarnya; hanya rumah pemudanya-lah yang tampak bersih. Sekala netranya tak henti mengeluarkan air mata, tak kuasa menahan semuanya; Keira juga ingin seperti teman-temannya. Dara itu juga mengiginkan yang namanya sebuah pernikahan, namun, yang ia harapkan untuk saat ini dan seterusnya adalah kehadiran Jaemin dalam hidupnya.
Rumah Jaemin nampak ramai. Banyak bunga-bunga bertebaran di atasnya. Bunga mawar yang selalu menjadi favoritnya, tak pernah absen ia bawa pulang. Jaemin bilang, ia suka semua apa yang gadisnya sukai; lantas, ia bawakan mawar berma itu, untuk pemudanya atas nama rindu yang senantiasa menggebu.
"Jaemin, katamu semua yang ada di dunia ini punya sentuhan kesenian; termasuk cinta. Bukankah begitu?"
"Lantas, kalau seni dalam mencintaimu ialah kehilangan, aku kontra untuk pendapatmu yang satu itu."
"Jaemin, aku bersumpah---" Keira menarik napasnya dalam-dalam. "Aku masih di sini, aku masih sayang padamu, 7 tahun sudah aku hidup tanpa dirimu. Aku hampa, demi segala yang ada di semesta, aku lemah ... dan, patah..."
"Jaemin, mungkin jika aku yang mati ... kamu yang akan berada di posisiku. Namun, jika kamu yang seperti ini, aku yakin dunia yang kujalani senantiasa tampak lebih mencekam dibandingkan sebelumnya."
"Semua tulisanmu, Jaemin ... aku tahu, perasaanmu lebih nyata dibandingkan sebuah tulisan. Meski memang ragamu sudah lenyap, aku yakin, namamu akan terus terkenang..."
"Jaemin ... kembalilah,
aku butuh pelukan hangatmu, persis seperti musim dingin 14 tahun yang lalu."
"Semoga, yang memudar hanyalah raga, bukan cerita-cerita cinta.
Ingin sekali kau terus ada dan menetap. Di dalam hati dan takkan pernah lenyap.
Sebab sesungguhnya,
Perasaanku aksa lebih nyata dari barisan kata-kata yang kau baca.
Semakin jauh kau menghilang, Jaemin.
Maka akan semakin kuat kau kukenang."
THE ART
OF LOVE
officialy, end.
[]. tamat.
+++
next? cuap-cuap manja sekaligus credit dan lagu yang nemenin aku tiap nulis ceritera ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top